Rabu, 23 Desember 2009

M1 Abrams




M1 Abrams adalah MBT yang dibuat oleh Disvisi Sistem Darat General Dinamics AS. Tank M1 pertama diproduksi pada 1978, M1A1 pada 1985 dan M1A2 pada 1986. Produksi M1 dan M1A1 untuk AD AS sudah selesai. Lebih dari 8.800 M1 dan M1A1 diproduksi-3.273 tank M1 diproduksi untuk AD AS. 4.796 tank M1A1 dibuat untuk AD dan Marinir AS, dan 555 tank diproduksi bersama dengan Mesir. Mesir telah memesan 200 m1A1 tank lagi yang produksinya dilanjutkan pada 2005. 77 tank M1A2 dibuat untuk AD AS, 315 unduk Arab Saudi dan 218 untuk Kuwait.

Untuk Program Upgrade M1A2, lebih dari 600 tank M1 Abrams diupgrade menjadi konfigurasi M1A2. Pengirimannya dimulai pada 1998. AD AS berencana untuk memproduksi total 1.150 tank M1A2 SEP tetapi akhirnya diputuskan untuk dilakukan pembatalan untuk produksi M1A2 di masa datang pada tahun fiskal 2004. Akan tetapi pada Juni 2005 perintah untuk upgrade 60 tank M1A2 ke konfigurasi SEP dilakukan. 60 tank selanjutnya dipesan pada Agustus 2006 dan 180 pada November 2006. Produksi M1A1 dan M1A2 baru sekarang sudah dalam fase akhir untuk penjualan Militer asing. Pada Maret 2004, AD Australia mengumumkan untuk membeli 59 M1A1 yang mulai beroperasi pada 2007. Kontrak ditandatangani pada November 2005 dan lima tank pertama diserahkan ke Australia pada Februari 2006 di GDLS Lima, Ohio. 18 tank pertama dikirim ke AD Australia di School of Armour, Victoria pada September 2006. Sisanya, 41 tank dikirim pada Maret 2007 ke Darwin.

Pada Juni 2006, Saudi Arabia meminta penjualan 58 M1A1 dan mengupgrade M1A1 dan 315 M1A2 ke konfigurasi M1A2S. Upgrade ini termasuk membuat tank tampak seperti baru lagi, sesuai dengan Program Managemen Terintegrasi Abrams AD AS. Pada Agustus 2007, Mesir memesan 125 M1A1 tank tambahan, yang membuat armada Mesir mempunyai 1.005 tank M1A1.

Tiga versi tank Abrams sekarang beroperasi, yaitu model M1 original yang mulai beroperasi pada awal 1980an, serta dua versi baru M1A1 dan M1A2. Seri M1A1 mulai diproduksi dari 1985 hingga 1993, mengganti meriam utama M1 105mm dengan mesiam 120mm dan mempunyai banyak pengembangan termasuk pada suspensi, turret baru, proteksi lapis baja dan sistem proteksi NBC.

Versi M1A2 mempunyai seluruh fitur yang ada pada M1A1 ditambah dengan penjejak termal independen milik komandan tank, ruang senjata komandan tank independen dengan imager termal generasi kedua, display komandan untuk peta wilayah berwarna, penjejak termal generasi kedua dengan jarak pandang lebih jauh, display terintegrasi dan sistem manajemen thermal untuk driver, peralatan navigasi posisi, dan sebuah unit interface radio dan data digital yang memberikan kelebihan untuk M1A2 di medan perang.

Pada Februari 2001, Sistem Darat General Dinamics dikontrak untuk mensuplay 240 tank M1A2 dengan sebuah system enhancement package (SEP) pada 2004. AD AS berencana untuk memproduksi total 1150 M1A2 SEP, tetapi dibatalkan pada 2004. DRS Technologies juga mendapatkan kontrak, Firepower Enhancement Package (FEP), yang terdiri dari program update tank M1A1 milik Marinir AS dengan penjejak imaginery termal generasi kedua.

Pada Agustus 2006, Sistem Darat General Dynamics mendapatkan kontrak untuk membuat 505 tank urban survivability kits (TUSK) untuk tank Abrams milik AD AS. TUSK termasuk lapis baja reaktif tambahan, tameng meriam baja untuk loader (LAGS), telepon tank infantri (TIP) penjejak senjata termal Raytheon untuk loader dengan display Rockwell Collins dan kamera menghadap-belakang BAE System untuk driver (DRVC). TUSK mulai beroperasi pada akhir 2007 dan dioperasikan juga di Irak.

Pada 31 Juli 2008, Defense Security Cooperation Agency AS mengusulkan pada Kongres untuk penjualan tank M1A1 dan mengupgradenya menjadi M1A1M ke Irak. Total perkiraan nilai kontrak ini sekitar US$ 2,16 Miliar. Irak ingin membeli 140 M1A1, dan mengupgradenya menjadi M1A1M (sampai sekarang spesifikasinya belum diketahui), ditambah spare part untuk mendukung operasional M1A1.

Pada Februari 2009, TACOM Life-Cycle Management Command (TACOM LCMC) AB AS memberikan GDLS kontrak multi-tahun dengan nilai $81 juta untuk upgrade 30 M1 Abram menjadi konfigurasi M1A2 System Enhancement Program version 2 (SEPv2). Pengirimannya diharapkan pada Juni 2012.

Pada maret 2009, TACOM LCMC memberikan kontrak senilai $33 juta kepada General Dynamic Land System untuk memproduksi 140 tank M1A1 SA (situational awareness) untuk program irak. Tank akan dilengkapi dengan Pandangan Termal FLIR, perbaikan tank urban survivability kit (TUSK) dan vision-enhancing thermal viewer milik pengemudi.

Dengan kontrak senilai $45 juta yang ditandatangani pada Juli 2009 di bawah program ko-produksi tank Mesir, GDLS akan memberikan bantuan teknis dan peralatan untuk tank-tank M1A1 di pabrik tank Mesir. Diharapkan ini akan diselesaikan pada Desember 2012.

Honeywell sedang meningkatkan performa mesin AGT 1500 milik tank M1 Abrams, di bawah kontrak tambahan 1 tahun yang diberikan oleh AB AS pada Agustus 2009. Honeywell akan bekerja bersama AB AS dalam program revitalisasi mesin terintegrasi total (TIGER=Total Integrated Engine Revitalization) untuk sekitar 750 mesin. Total nilai kontraknya sebesar $1,4 Milyar.

Pada Desember 2009, Saudi Arabia membuat kontrak untuk konversi 15 tank M1A2 menjadi konfigurasi M1A2S. Diperkirakan pengiriman terakhir tank yang sudah dikonversi pada Maret 2012. Selain kontrak ini, ada kontrak lain yang ditandatangani pada 2008, yang terdiri dari desain, pengembangan, konversi, pengujian dan implementasi konfigurasi hibrid dari varian tank M1A1, M1A2 dan M1A2 SEP.

Pada Maret 2010, TACOM LCMC AB AS memberikan kontrak senilai $37 juta kepada General Dynamics Land Systems untuk memberikan System Technical Support (STS). Program ini termasuk indentifikasi, peningkatan dan penggantian bagian tank yang usang/obsolet. Program ini diharapkan diselesaikan pada desember 2011.

Pada Februari 2010, Dynamics Land Systems memberikan kontrak senilai $18 juta kepada Northop Grumman untuk mensuplai rate sensor assembly units LRS-2000 untuk stabilizes commander's weapon station (SCWS) pada M1 Abrams milik AB AS. Sensor akan meningkatkan keselamatan dan efektivitas pada penyerangan di area urban. Produksi unit ini masih dalam proses dan pengiriman akan dimulai pada akhir 2010.




SEJARAH


Origins of the M1 Abrams MBT



Kembali pada Oktober 1973, sebuah kejadian yang memberikan pengaruh terbesar dalam pengembangan MBT masa depan AS adalah perang “Yom Kippur” di Timur Tengah. Perang ini melibatkan tank dengan jumlah terbesar sejak Perang Dunia 2. Setelah investigasi dari peristiwa yang terjadi selama konflik ini, AD AS menyimpulkan bahwa munculnya persenjataan baru yang letalitasnya meningkat terungkap dalam Perang Arab-Israel di tahun 1973. Menghadapi ancaman alami ini, doktrin AS baru ditetapkan sebagai prioritas pembelaan NATO Eropa terhadap Pakta Warsawa yang superior secara kuantitas.

Tank M1 Abrams mewakili perubahan nyata desain tank AS sejak Perang Dunia II, dan desain ini mencerminkan tujuan untuk respon yang memadai terhadap ancaman utama di era itu. Keunggulan numerik dari pakta Warsawa di hampir semua hal jika senjata baru datang dalam bentuk dan teknologi konvensional. Hingga akhir tahun 1970an/awal tahun1980an, NATO tidak memiliki MBT yang cukup kuat di tiga dasar desain tank utama (daya tembak, perlindungan, dan mobilitas) yang diperlukan untuk memberikan keunggulan taktis di medan perang.

Namun, membuat merancang sebuah senjata seperti itu yang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Sampai saat itu, tidak ada bangsa yang mampu mengembangkan tank yang unggul secara meyakinkan dalam hal daya ledak, perlindungan dan mobilitas. Yang paling digaris-bawahi adalah bahwa desainer tank terpaksa membuat kompromi antara berat dan mobilitas, dan ini mengakibatkan, pada bagian atas skala, tank dengan daya tembak yang baik dan perlindungan yang memadai, mobilitasnya akan jelek (seperti Chieftain, Inggris), atau pada akhir skala, Tank yang daya tembaknya memadai dan perlindungannya sedang, maka mobilitasnnya akan baik (seperti AMX-30/32 Perancis). Kemampuan untuk membuat sebuah tank yang bagus dalam tiga aspek dasar dalam desain tangki hanya mungkin dilakukan dengan penggabungan teknologi baru. Hal ini terjadi pada tahun 1970an.

Cara AD AS bekerja pada pengembangan tank baru sangat berbeda dengan cara Jerman/Amerika pada proyek MBT-70; alih-alih mencoba untuk membuat tank terbaik di dunia, mereka memilih untuk membuat tank yang terbaik dengan anggaran terbatas. Dengan perspektif ini, tujuan telah ditentukan dengan urutan prioritas: tingkat keselamatan awak; kinerja akuisisi target dan survey; kemungkinan tembakan tepat pada tembakan pertama dan tembakan selanjutnya; waktu minimal untuk membidik dan menembak target; mobilitas di medan berat; integrasi peralatan tempur dan persenjataan; keselamatan peralatan; lingkungan awak; silhouette; akselerasi dan perlambatan; amunisi dan penyimpanannya; faktor manusia; produksi; rentang operasional; kecepatan; pemeliharaan; potensi pertumbuhan; peralatan pendukung; dan transportability.

Dalam studi untuk desain tank terbaik dan produksi dengan biaya terendah, AD AS memilih untuk membuat tender kompetitif antara Chrysler Corporation (yang telah membuat M-60) dan General Motors Corporation (yang telahmembuat MBT-70), dengan kemungkinan untuk alternatif solusi. Salah satu persyaratan utama adalah untuk mengurangi biaya dibandingkan dengan proyek MBT-70 yang gagal, adalah penetapan teknologi yang dipakai atau tidak dipakai dalam tank baru.

Pada bulan Juni 1973 kedua kontraktor diberikan kontral untuk membuat purwarupa tank baru dengan kode M1, yang kemudian diberi nama tank Abrams (untuk Jend. Creighton Abrams). Tank ini telah diserahkan ke AD AS untuk uji coba pada bulan Februari 1976. Pada bulan November 1976 itu diumumkan, setelah empat bulan keterlambatan, bahwa tank dari Chrysler akan diproduksi. Produksi dimulai di Lima Army Modification Center di Lima pada tahun 1979 dengan tank produksi pertama diselesaikan pada tahun 1980

Tank-Tank M1 Produksi Awal, Kiri: “Tunderbolt” dan Kanan: Tank M1 dari program LRIP


Desain M1 terlihat menguntungkan sejak awal, dari baja khusus, penjejak “thermal imaging”, kontrol penembakan canggih, dan mesin turbin.

Konsep lapis baja khusus yang dikembangkan oleh British Army dari fasilitas penelitian di Chobham, Inggris, dan berdasarkan sistem klasifikasi lapisan dari composites keramik di dalam lapis baja, terpasang di atas plat baja normal. Baja baru ini, yang kemudian dikenal sebagai baja Chobham, yang memberikan perlindungan luar biasa terhadap amunisi (ATGM dan amunisi HEAT). Selanjutnya, Laboratorium Penelitian Balistik di Aberdeen Proving Grounds mulai melakukan program crash untuk mengembangkan lapis baja baru yang serupa untuk dipakai pada tank baru. Model Produksi Pertama Tank M1 Dasar dikirim ke AD AS pada tahun 1981, dengan berat sekitar enam puluh ton, sudah berisi persenjataan, dan telah dilengkapi dengan lapis baja ditambah dengan lapis baja komposit khusus baru (yang terdiri dari lapisan baja dan non-baja baja ditambah material penyerap panas dan goncangan), yang mampu mengalahkan amunisi HEAT yang berisi penetrator energi kinetis.

Walaupun standar produksi tank M1 dirancang untuk cocok dengan meriam 120mm Rheinmetall Jerman bila diperlukan, tank ini mempunyai meriam yang sama pada MBT M60, meriam M68A1 105 mm. Datangnya amunisi 105mm baru, khususnya penetrator DU yang mempu menembus RHA 420mm pada kemiringan 60° pada jarak 2000 meter. Amunisi ini membuat belum diperlukannya upgrade meriam baru hingga 1985.

M1 lebih cepat dan lebih mudah dikemudikan dari para pendahulunya, seri M60, dan mempunyai bentuk yang lebih rendah dan kecil. Selain banyak kemajuan dalam performanya, mesin turbin Textron Lycoming Agt-1500 jauh lebih reliabel dibandingkan dengan mesin diesel tangki, kemudian digunakan oleh AD AS. Masih ada keuntungan lain. Dengan pergantian mesin, walaupun bahan bakarnya lebih boros, kebisingan dikurangi sehingga operasi jauh lebih “sunyi”, sehingga banyak tentara memberikan julukan "Whispering Death" (“Bisikan Kemartian”).

Dengan semua aset yang dimiliki, ditambah dengan sistem kontrol penembakan baru yang menggabungkan semua teknologi terbaru (yang terdiri dari pencari laser, komputer balistik, penjejak “thermal-imaging” siang dan malam bagi gunner (penembak), sebuah sensor referensi laras meriam untuk mengukur distorsi tabung-laras meriam, dan Sensor angin). M1 Abrams membuat lompatan jauh ke depan dalam pengembangan MBT.





M1A1 ABRAMS

Increased Protection and Lethality 

Pengembangan dan peningkatan M1 Abrams dasar telah direncanakan dari awal pengembangannya untuk mengikuti dengan desain tank baru Soviet. Dengan demikian, lima model yang dihasilkan. Model asli, M1 dasar, dibuat dari 1984 sampai Januari 1985. Total produksi: 2374 tank.

Model yang kedua, yang diproduksi dari 1984 ke 1986, adalah Peningkatan Kinerja M1 (IPM1). IPM1 yang dibuat untuk membuat kelebihan dari berbagai perbaikan dari program M1A1, sebelum M1A1 telah siap untuk produksi penuh. Perbaikan ini di antaranya terdiri dari sebuah suspensi baru, modifikasi transmisi yang bervariasi, peningkatan perlindungan baja, dan desain ulang turret senapan M1A1 dan rangka rak. Penambahan berat sekitar 1 ton hanya mengurangi sedikit performa.



Model yang ketiga, M1A1, atau M1 dengan Peningkatan Produk Blok 1, dimulai pada Agustus 1985. Di samping perbaikan yang dipasang ke tank IPM1, aset utam M1A1 adalah meriam smoothbore Rheinmetall 120mm Jerman. Studi AS pada meriam itu menyimpulkan bahwa meriam Jerman itu terlalu rumit dan mahal untuk standar Amerika, jadi yang digunakan adalah versi yang mempunyai bagian yang telah dikembangkan lebih sedikit, Meriam M256 120mm. Seiring dengan datangnya meriam baru, sejumlah perubahan yang terkait dengan sistem kontrol penembakan dilakukan.



Sejak Perang Korea, AD AS menemukan bahwa keuntungan utama taktis dalam tank tempur adalah kemampuan untuk melihat dan menembak musuh pertama kali. Akibatnya, penekanan besar telah ditempatkan pada pemakaian teknologi yang terbaik. Amerika Serikat memelopori semua technologi perbaikan di daerah ini, sejak pertama intensifikasi gambar pembidik malam di tahun 1960an, thermal imaging pada 1970an, dan akhirnya multi-sensor gelombang milimeter di tahun 1990an. Penjejak thermal telah terbukti memberikan efek dramatis selama Gulf War, karena sejak dipakainya teknologi ini tank AS dapat melihat tidak hanya pada malam hari, tetapi juga saat adanya "fog-of-war" dan kondisi cuaca buruk, seperti badai pasir.


Daya Tembak

Meriam utama 120mm M256 tank M1A1 dapat menembakkan berbagai jenis amunisi, yang paling dikenal adalah amunisi M829A1 APFSDS-T (amunisi energi kinetis dengan tongkat penetrator panjang, yang terbuat dari uranium, dengan kecepatan peluru dari 1575 m/detik, dan jarak tembak efektif maksimum 3.500 meter, namun dapat menembakkan peluru ke target dengan jarak 4.000 meter yang telah berhasil dibuktikan selama Operasi Desert Storm), juga dikenal sebagai "Silver Bullet" pada Desert Storm. Amunisi M829A1 mulai dipakai pada tahun 1991.

Abrams juga memiliki komputer kendali penembakan digital onboard. Data jarak dari rangefinder laser akan ditransfer langsung ke komputer kendali penembakan, yang secara otomatis menghitung solusi kendali penembakan. Solusi ini mencakup 1) pengukuran sudut penembakan, 2) kelengkungan meriam utama diukur oleh sistem referensi laras meriam utama, 3) pengukuran kecepatan angin dari Sensor angin di atap turret dan 4) data dari sebuah Sensor lereng statis pendulum yang terletak di bagian tengah atap turret.

The DU penetrator, right after leaving the gun.

Penetrator uranium memiliki kepadatan dua setengah kali lebih besar dari baja dan memberikan karakteristik penetrasi tinggi, dan efek "pyrophoric". Ketika DU penetrator menembak/menghantam lapis baja milik tank, baik penetrator maupun bajanya, sebagian mengalami pencairan di bawah tekanan yang luar biasa. Setelah baja telah berlubang, bagian dari penetrator yang belum mencair, bersama dengan baja yang mencair dan fragmen menembus dan merusak bagian dalam tank. Hal ini biasanya menyebabkan kebakaran, dan jika mencapai tempat penyimpanan amunisi di dalam tangki, dapat mengakibatkan ledakan ledakan besar.



Meriam utama 120mm M256 baru, dapat menembakkan amunisi M829A1 APFSDS-T (Armor Piercing, Fin Stabilized Sabot and Tracer) "Silver Bullet" yang sangat sukses melawan Tank buatan Soviet dan Cina selama Operasi Desert Storm. Amunisi lainnya termasuk M829 (sebuah versi awal dari M829A1, yang mulai digunakan pada 1985), dan M830 High Explosive Anti-Tank (HEAT, yang memiliki jangkauan maksimum efektif 3.000 meter). Peluru (M829A1) Panjang: 780 mm, berat: 4,9 Kg. Perkiraan kinerja penetrasi (M829A1): 610 mm pada 2000 meter.

Amunisi generasi berikutnya, yang disebut-120mm APFSDS T M829A2, mulai digunakan pada tahun 1994, dan merupakan amunisi penetrator baja yang diproduksi oleh General Dynamics Ordnance and Tactical Systems untuk meriam 120mm M256 dari tank M1A1 dan M1A2. Ini adalah teknologi perbaikandari M829A1, "Silver Bullet" Desert Storm. Amunisi baru memperlihatkan beberapa performa yang menguntungkan. Ini termasuk penggunaan proses manufaktur khusus untuk meningkatkan kualitas struktural penetrator uranium depleted. Ini, ditambah dengan penggunaan composites baru untuk sabot, bersama-sama dengan propelant baru, memberikan keunggulan kinerja penetrator. Gabungan fitur ini akan meningkatkan kecepatan peluru M829A2 sekitar 100 m/detik lebih besar dari M829A1 (hingga sekitar 1675 m/detik. Panjang proyektil: 780 mm, berat: 4,6 Kg. Perkiraan kinerja penetrasi: 730 mm pada 2000 meter.

Munisi 120mm APFSDS-T M829A3 adalah generasi ketiga dari amunisi uranium depleted. Amunisi ini akan menggantikan M829A1 dan M829A2. Amunisi dianggap sebagai amunisi anti-lapis baja terkuat di dunia. Amunisi M829A3 akan memberikan tank M1A1 dan M1A2 Abrams kemampuan penetrasi lapis baja yang lebih besar daripada generasi sebelumnya, dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, atau dapat diartikan sebagai letalitas yang lebih besar pada jarak jangkau yang lebih jauh. Penetrator energi kinetis Long-rod mempunyai berat 10,0 Kg, dan Panjang adalah 924 mm. Kecepatan peluru: 1.555 m/detik. Perkiraan kinerja penetrasi: 765 mm pada 2000 meter.

Amunisi 120mm APFSDS-T M829A3 telah disetujui untuk produksi pada 2003. Alliant Techsystems Inc (ATK) akan memproduksi sabot; beban, merakit dan pengepakan amunisi, serta memberikan dukungan logistik. Produksi M829A3 oleh dilakukan di Rocket Center, West Virginia.

Penetrator Energi Kinetik yang lebih baru seperti M829A2 dan sekarang M829A3, telah dikembangkan untuk mengalahkan desain lapis baja Kontakt-5, yang digunakan pada MBT T-80U dan T-90S. M829A2 yang merupakan respon cepat, yang dikembangkan untuk ERA jenis baru. M829A3 yang merupakan perbaikan lebih lanjut, yang dirancang untuk mengalahkan metode perlindungan lapis baja apapun di masa depan seperti lapis baja baru tipe Kaktus, yang saat ini hanya dilihat pada tank purwarupa seperti Tank T-80UM2 "Chiorny Oriol" (Black Eagle).


Proteksi

M1A1 HA (Heavy Armor) Abrams, 3rd Armored Cavalry Regiment "Brave Rifles" - Desert Storm, 1991.

M1A1 Abrams, sejak awal, telah diuntungkan dengan pemakaian baja komposit. Baja komposit menggunakan berbagai bahan yang berbeda kekerasan dan elastisitasnya, bahan penyerap panas dan goncangan, disusun berlapis dan seperti sandwich bersama, untuk memberikan peningkatan perlindungan terhadap ancaman tertentu, seperti tembakan-jamak dari amunisi Energi Kinetic (KE), dan Energi Kimia (CE). Baja pasif komposit dirancang untuk menyerap energi dari dampak benturan amunisi-tank, dan mencegah penetrasi dan kerusakan internal oleh peluru tajam atau efek sisa. Komposit baja biasanya diberikan dalam modul atau keramik, yang terdiri dari mosaik material yang keras (keramik), komposit lembut namun kuat (komposit serat) yang tertanam dalam matriks beton. Rencana frontal biasanya ditutup dengan bahan lembut, seperti karet atau komposit lainnya, yang digunakan untuk mengantisipasi dampak awal dan meminimalkan dampak kerusakan mosaik material internal, sehingga mempertahankan kemampuan perlindungan tembakan-jamak.

Salah satu modifikasi yang paling menarik dari seri M1A1 adalah baja komposit baru termasuk plat depleted uranium (DU). Baja ini sangat meningkatkan daya tahan terhadap amunisi energi kinetis. Selama Perang Teluk, M1A1 tanks dapat langsung membidik tank musuh dalam jarak pandang tank musuh dengan sedikit resiko kerusakan tembakan balasan musuh. Ini berarti bahwa tank M1A1 dapat menembak sasaran mereka, sementara tank Irak tidak dapat menembak, atau, jika mereka dapat menembak, tidak dapat merusak tank M1A1. Juga, karena DU baja, tidak ada satu pun tank AS yang telah terpenetrasi oleh tembakan musuh. Tank AS melakukan tembakan langsung jarak dekat ke tank buatan Soviet T-72 dan tank T-72M milik Irak, tetapi amunisi musuh tidak mampu menembus lapis baja tank M1A1. Model ini mempunyai fitur yang disebut M1A1 HA (Heavy Armor), dan memiliki perlindungan setara dengan 600 mm terhadap amunisi energi kinetis (APFSDS), dan 1300 mm terhadap hulu ledak energi kimia (ATGM dan amunisi HEAT).

Perlindungan baja model M1A1 Abrams saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tank M1A1 asli yang terlibat dalam Perang Teluk (1991).
M1A1 Abrams-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (1991):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 600-680
Glacis: 560-590
Hull badian bawah depan: 580-630
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.080-1.320
Glacis: 510-800
Hull badian bawah depan: 800-900

M1A1 Abrams (M1A1HC, M1A1HA, M1A1D)-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 800-900
Glacis: 560-590
Hull badian bawah depan: 580-650
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.320-1.620
Glacis: 510-1.050
Hull badian bawah depan: 800-970

RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis baja.

Selama Perang Teluk hanya 18 Abrams tanks dipensiunkan akibat kerusakan peperangan: sembilan rusak permanen, dan sembilan lainnya dapat diperbaiki, terutama kerusakan akibat ranjau. Tidak ada satu awak Abrams pun yang tewas dalam konflik, selama dalam perlindungan baja M1A1, akibat tembakan musuh. Korban terjadi, tetapi karena kasus dari senjata AS sendiri. Terdapat beberapa laporan kegagalan mekanis.

Abrams telah menggunakan lapis baja depleted uranium (DU) sejak tahun 1988. Pada tahun 1996, sebuah perubahan rancangan paket lapis baja dibuat oleh AD AS dan diproduksi oleh General Dynamics Land Systems (GDLS) melalui Perubahan Request XMPP-2083 pada Oktober 96 dan efektif dengan Job #1 M1A2 Phase II AUT. Penggunaan lapis baja DU adalah fitur utama yang membedakan tank Abrams dari berbagai peralatan yang umumnya diterima oleh militer dan industri. Penggunaan depleted uranium (DU) saat ini pada paket M1 Abrams Battle Tank Utama (MBT) Heavy Armor Sistem telah dievaluasi ulang untuk menentukan apakah dampak lingkungannya pada penggunaan berkelanjutan tetap tidak-signifikan, dengan pertimbangan penggunaan tank dan Nuclear Regulatory Commission's (NRC) melalui pengurangan paparan rasiaso yang diijinkan dari 500 mrem/tahun ke 100 mrem/tahun untuk awak tank dan pemeliharaan (individu anggota masyarakat). Seperti sistem senjata yang telah siap dipergunakan, MBT M1 telah diproduksi dan diterjunkan sejak awal tahun 1980-an. Selama waktu itu, banyak penilaian teknis, lingkungan dan kesehatan telah selesai dilakukan. Dokumen-dokumen ini mengurangi dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.


M1A1 Abrams: Tulang Punggung US Heavy Armored Force


A Marine M1A1 Abrams Main Battle Tank, with crewmen in top hatch, is parked in sandy and grassy area.

M1A1 Abrams masih merupakan tulang punggung dari angkatan lapis baja berat AS; 4.796 tank M1A1 dibuat untuk US Army, 221 untuk US Marines dan 555 tank diproduksi bersama dengan Mesir. Mesir juga telah melakukan pemesanan lanjutan untuk produksi sebanyak 200 tank M1A1 hingga 2005.

Firepower Enhancement Program (FEP) Tank M1A1 Abrams adalah sebuah inisiatif Marine Corps Systems Command. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akuisisi target, dan penentuan jarak untuk kemampuat pelacakan dan penembakan jarak jauh di semua cuaca, siang dan malam untuk M1A1 Tank. Sistem FEP termasuk lingkup kerja untuk upgrade M1A1 Tank. Upgrade ini termasuk penjejak thermal generasi kedua dan kemampuan pencarian target. Sistem ini akan meningkatkan kemampuan awak tank untuk mendeteksi, mengenali, mengidentifikasi dan mencari sasaran akurat. Di bawah Firepower Enhancement Package, DRS Technologies telah memberikan kontrak kepada GEN II TIS untuk mengupgrade Tank M1A1 milik Korp Marinir AS.

Juga di produksi Amunisi Anti-Tank Wolfram Kinetic Energy, oleh General Dynamics General Dynamics Ordnance and Tactical Systems. Ada dua jenis amunisi tungsten yang tersedia, yang pertama adalah Terminator (Kew) APFSDS-T: "Terminator" adalah varian dekat dari M829A1 ("Silver Bullet"). Terminator dikonfigurasi secara khusus untuk performa high-end untuk daerah gurun yang panas dan kompatibel dengan semua meriam tank smoothbore 120mm standar NATO. Penetrator tungsten kedua adalah DM43A1 APFSDS-T: memberikan tingkat kinerja tersedia yang paling besar. DM43A1 adalah produk dari program kerja sama antara General Dynamics Ordnance and Tactical Systems dengan Rheinmetall GmbH Jerman. Amunisis ini juga kompatibel dengan semua meriam tank smoothbore 120mm standar NATO.


M1A1D Abrams Main Battle Tank

M1A1 Crossing a river. Photo courtesy of Scott Cunningham

Armada M1A1 tetap menjadi mayoritas dari US Armor Force. M1A1D adalah M1A1 yang telah didigitalisasi dan mempunyai kesadaran situasional yang telah ditingkatkan dan kemampuan untuk menetapkan target jarak jauh. Pemasangan paket komando dan kontrol appliqué digital M1A1 diperlukan untuk mencapai kemampuan yang diperlukan oleh Angkatan (Force) XXI.

Pengembangan lain yang direncanakan adalah mengganti Turret Network Box (TNB) dan Hull Network Box (HNB) dengan unit digital baru untuk menghapuskan masalah yang terkait dengan ketertinggalan teknologi dan memungkinkan pengenalan kemampuan built-in-test (BIT) untuk mendukung pemeliharaan struktur Force XXI. TNB dan HNB digital juga memungkinkan pemakaian peralatan elektronik masa depan dengan adanya slot kartu VME.



Dalam area survivabilitas, AD AS sedang bekerja untuk mengembangkan dan menerapkan paket lapis baja tipis dan ringan, tetapi dengan tingkat perlindungan yang tinggi. Paket lapis baja ini dapat di pasang di kedua satu sisi atau bagian depan tank Abrams untuk memberikan perlindungan tambahan sesuai kebutuhan misi. AD AS juga mencari sumber dana untuk upgrade sistem kendali penembakan M1A1 dengan paket FLIR Generasi Kedua yang sama dengan milik M1A2.

AD AS memulai inovasi program pembangunan ulang M1A1 pada tahun 1999 yang dikenal sebagai Abrams Integrated Management (AIM). Dalam kemitraan dengan Anniston Army Depot di Anniston, Alabama, General Dynamics Land Systems terlibat dalam program pembaharuan lebih dari 1000 tank M1A1 Abrams. Di bawah perjanjian kemitraan unik, industri publik dan swasta bekerja sama dalam pembaharuan tank-tank M1A1 AS yang tua menjadi kondisi seperti baru dengan memaksimalkan keterampilan dan kemampuan inti tank.





OVERHAUL PROGRAM

The Abrams Integrated Management (AIM) Overhaul Program

Abrams Integrated Management (AIM) Overhaul Program adalah teaming inovatif dari kontraktor utama, GDLS, dan Anniston Army Depot (ANAD) untuk membarui lagi tank lama menjadi kondisi seperti baru. Overhaul AIM adalah program yang didanai di bawah AD untuk mempertahankan hampir 7000 Tank Abrams sebagai bagian dari total rencana rekapitalisasi. AIM didanai untuk 135 tank per tahun yang dilaksanakan dalam siklus 12-tahun untuk komponen aktif. Karena armada M1A2 mulai menua, maka AD harus memperluas AIM untuk menyertakan sekitar 90 Tank M1A2 SEP per tahun yang akan dimulai pada 2012. Dengan siklus 20-tahun untuk pembangunan kembali untuk komponen cadangan, maka AD AS harus menerapkan program 90 tank per tahun yang dimulai pada 2006.

Memanfaatkan kekuatan yang unik dari produsen dan depot AD AS, tank benar-benar diperbarui dan menghasilkan tank yang “hampir baru”. AIM Overhaul meningkatkan kesiapan, mengurangi biaya operasional dan mendukung biaya, standarisasi konfigurasi, dan mendukung industri dasar Abrams. M1A1 pertama sekarang sudah menua dan akan mendekati 50-tahun yang pada saat itu AD AS akhirnya mengganti mereka. Dengan peralatan tua, penambahan masa operasional hanya bagian dari tantangan, AD AS juga harus menjaga kemampuan tempurnya.

Tank M1A1 memasuki proses di Anniston Army Depot, Alabama, di mana seluruh kendaraan benar-benar dibongkar, setiap komponen dibersihkan, dan dievaluasi untuk diinpeksi untuk pembangunan ulang, pembaruan, atau penggantian lengkap. Walaupun banyak dari komponen pembangunan ulang tetap berada di Anniston, bagian lainnya akan dikirim ke salah satu dari beberapa tempat pembangunan ulang. Tempat-tempat tersebut meliputi fasilitas General Dynamics di Scranton, Pennsylvania, Muskegon, Michigan, serta depot AD lainnya. Turret dan subsistem hull pertama kali dikerjakan di Anniston dan kemudian dikirim ke Lima, Ohio, di mana tank dirakit ulang, diuji dan dikirim kembali ke Armada AD AS.

AIM sendiri adalah sebuah proses daur ulang saja dan tidak memasukkan teknologi baru atau membuang teknologi yang usang. Namun, dengan memanfaatkan sinergi yang dibuat oleh integrasi antara program AIM dengan program rekapitalisasi Abrams, AD dapat menghemat biaya dan mempunyai kesempatan untuk menerapkan pemakaian teknologi baru yang berbiaya mahal. Teknologi yang dipakai termasuk FLIR Generasi Kedua, upgrade lapis baja bagian depan dan samping, Vehicle Integrated Defense System (VIDS), box jaringan turret dan hull dengan uji built-in, dan mesin baru. Program AIM Overhaul adalah waktu dan lokasi optimal untuk menyelesaikan pengembangan aplikatif. Program AIM Overhaul mempunyai tujuan untuk menghasilkan M1A1D. Saat ini proses perbaikan produk banyak diterapkan di beberapa M1A1 dengan pengubahan ke konfigurasi M1A1D di lapangan.

Tahun pertama produksi dari 45 tank telah diselesaikan pada bulan Juni 2000. Sejak awal program ini, sebanyak 275 tank M1A1 telah dikembalikan -per November 2002- dengan kondisi seperti baru, kondisi nol kilometer. AD AS berencana untuk mendanai program ini lebih dari sepuluh tahun ke depan dengan kecepatan 135 tank per tahun. Strategi modernisasi Abrams AD AS termasuk program mesin baru tank, LV-100, AIM program dan bagian program usang untuk mengurangi biaya operasi dan dukungan, dan tapak logistik yang terkait dengan tank Abrams. Inisiatif ini didanai oleh Army untuk mempertahankan armada tank selama 25 tahun ke depan.






M1A2 SEP

The Force XXI: Maintaining Overmatch - The M1A2 SEP.

M1A2 SEP (System Enhancemen Program), “centerpiece” medan perang digital Pasukan XXI AD. Ini merupakan kendaraat lapis baja berat yang akan menjadi pelopor Kendaraan Lapis Baja di abad ini dan bertransisi dari sistem misi pertempuran jarak dekat menjadi Sistem Tempur Masa Depan (FCS=Future Combat System). M1A2 SEP merupakan versi perbaikan dari M1A2. Versi ini memiliki banyak perbaikan dalam sistem komando dan kontrol, letalitas dan kehandalan. M1A2 System Enhancemen Program ini merupakan upgrade inti komputer yang merupakan inti dari tank M1A2. Upgrade SEP meliputi upgrade prosesor, warna dan display panel layar datar resolusi tinggi, peningkatan kapasitas memori, user friendly Soldier Machine Interface (SMI) dan sistem operasi (OS) terbuka terbuka yang memngkinkan untuk pertumbuhan masa depan. Upgrade utama meliputi integrasi dari penjejak Forward Looking Infared generasi kedua (2nd Gen FLIR), Under Armor Auxiliary Power Unit (UAAPU) dan Thermal Management System (TMS).

Misi dari M1A2 Abrams adalah untuk mendekati dan menghancurkan pasukan musuh dengan menggunakan firepower, manuverabilitas, dan efek kejut. M1A2 dioperasikan oleh battalion lapis baja dan skuadron kavaleri dari pasukan berat (heavy force). Saat ini AD AS mempunyai program pengadaan M1A2, sekitar 1.000 tank seri M1 akan di-upgrade ke konfigurasi M1A2 dan diterjunkan ke pasukab-pasukan aktif. Saat ini tidak ada rencana untuk menerjunkan M1A2 ke ARNG. Pada tahun 1999, AD memulai upgrade M1 ke konfigurasi M1A2 Sistem Enhancement Program (SEP). Sensor-nya juga akan ditambahkan ke M1A2 yang lebih tua dimulai pada tahun 2001. Ketika SEP mulain diproduksi, semua M1A2 lama akhirnya akan dikonversi ke konfigurasi SEP.

M1A2 System Enhancement Program (SEP)

Sistem penjejak/pengamatan 2nd Generation Forward Looking InfraRed (2nd Gen FLIR) pada SEP menggantikan Thermal Image System (TIS) and Commander's Independent Thermal Viewer. Penggunaan 2nd Gen FLIR pada tank M1A2 akan memerlukan penggantian semua komponen 1st Gen FLIR. Dari perspektif “warfighter”, ini merupakan salah satu kunci upgrade di SEP.

2nd Gen FLIR adalah sistem penjejak/pengamatan-pertempuran yang dirancang untuk menyediakan penembak dan komandan tank dengan kemampuan pertempuran dan pelacakan target siang dan malam yang meningkat signifikan. Sistem ini memungkinkan akuisisi/pelacakan target 70% lebih baik, kecepatan dan akurasi penembakan yang lebih baik 45%. Selain itu, jarak target 30% lebih jauh untuk identifikasi dan akuisisi yang akan meningkatkan letalitas dan mengurangi tingkat kesalahan target.

Commander's Independen Thermal Viewer (CITV) memberikan kemampuan “hunter killer”. 2nd GEN FLIR adalah sistem pengamatan daya variable dari kekuatan 3 atau 6 (bidang pandang lebar) untuk target akuisisi dan kekuatan 13, 25 atau 50 (bidang pandang sempit) untuk membidik target pada jarak yang sesuai.



Perubahan pada M1A2 Abrams Tank dalam konfigurasi Sistem Enhancement Program (SEP) dan "M1A2 Tank FY 2000" dimaksudkan untuk meningkatkan lethalitas, survivabilitas, mobilitas, keberlanjutan dan memberikan peningkatan kewaspadaan dan pengembangan sistem perintah dan kontrol untuk memberikan informasi superioritas untuk kekuatan manuver dominan. System Enhancement Program (SEP) memungkinkan untuk penyebaran data digital dengan meningkatkan kemampuan untuk mengoptimalkan informasi berdasarkan operasi dan menjaga gambar umum yang relevan sehingga Angkatan XXI dapat menjalankan operasi dimensi penuh. Upgrade ini akan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol tempo medan perang sehingga meningkatkan letalitas dan survivabilitas. Akhirnya untuk memastikan kecakapan awak tank yang mengoperasikannya, setiap Balatyon Lapis Baja dilengkapi dengan sebuah Advanced Gunner Training Sistem (AGTS) yang lebih baik dengan grafis “state-of-the-art”.

M1A2 SEP melakukan penembakan pada malam hari.
Photo courtesy of SSG Steven Johnson, C3-67 Armor, Fort Hood, Texas on November 11, 2000

Upgrade sistem Enhancement Program ditujukan untuk:
• meningkatkan deteksi, identifikasi dan pengenalan target dengan penambahan dua 2nd generation FLIR.
• menggunakan sebuah unit daya tambahan lapis baja di bagian bawah untuk memberi daya pada tank dan set sensor.
• menggunakan sistem manajemen thermal untuk memberikan pendinginan awak dan peralatan elektronik.
• meningkatkan memori dan kecepatan prosesor, serta menyediakan kemampuan peta warna penuh.
• menyediakan kompatibilitas dengan Army Command and Control Architecture untuk memastikan kemampuan pembagian komando dan kontrol, dan kewaspadaan situasi dari semua komponen tim gabungan pasukan.

M1A2 SEP juga memiliki paket lapis baja yang telah diupgrade, termasuk baja generasi ketiga yang melapisi lapis baja uranium “depleted”, yang membuatnya menjadi salah satu tank dengan perlindungan terbaik di dunia. Grafik di bawah ini menunjukkan perkiraan tingkat perlindungan:

M1A2 Abrams SEP-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002-2004):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 940 - 960
Glacis: 560 - 590
Hull bagian bawah depan: 580 - 650
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1,320 - 1,620
Glacis: 510 - 1,050
Hull bagian bawah depan: 800 - 970

RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis baja.




PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN

Kerika M1A2 SEP dan M1A1D menunjukkan bukti peningkatan kemampuan tempur; AD tetap bekerja untuk meningkatkan kehandalan/reliabilitas, mengurangi tapak logistik, dan mengurangi biaya Operasional dan Pendukung (O & S) tank. Upaya ini difokuskan pada dua inisiatif yang memberikan kekuatan dengan "bang for the buck" terbesar dalam kaitannya dengan pengurangan biaya O & S, peningkatan kesiapan dan mendukung “combat overmatch”. Inisiatif ini meliputi Promosi Mesin baru Abrams dan Program Overhaul Abrams Integrated Management (AIM):

Mesin AGT 1500 telah beroperasi untuk Abrams dengan baik. Mesin ini memberikan “combat edge” signifikan karena ringan, tenaganya, dan stealth-nya. Namun, AGT 1500 semakin tua dan armada menghadapi masalah dalam memelihara “workhorse”-nya. AGT 1500 mewakili teknologi 1960-an dan sudah tidak diproduksi sejak 1992. Menyebabkan penurunan keandalan mesin untuk sehingga diperlukan biaya perbaikan sekitar 64% dari harga produksi. Army yang memusatkan perhatian pada mesin sebagai elemen utama untuk memudahkan perawatan serta mengurangi biaya O & S.

PM Abrams telah mengembangkan program dua tahap untuk meningkatkan kesiapan mesin dan biaya yang lebih rendah. Tahap pertama membuat penggunaan inovatif dengan kemitraan bersama AM/AMC/industri untuk melakukan overhaul mesin/komponen AGT 1500 yang sudah ada. Program ini disingkat PROSE (Partnership for Reduced O&S Costs, Engine). Di bawah PROSE, pemerintah akan menjadi "tim" dengan pabrikan peralatan asli untuk melakukan proses produksi ulang dan meningkatkan dukungan medan perang. Kontraktor memberikan suku cadang berkualitas dan dukungan teknis dari ahli, dan pemerintah (melalui depotnya) menyediakan tenaga kerja terampil dan fasilitas.

Tahap kedua adalah mengganti mesin AGT 1500 dengan mesin baru. Ada potensi besar untuk meningkatkan kesiapan tank dan pengurangan biaya O & S jangka panjang dalam pelaksanaan tahap ini. Pendekatan ini tidak akan murah dan akan membutuhkan sebuah keputusan besar oleh AD. Dua miliar dolar investasi diperlukan saat ini untuk mengganti mesin dengan mesin yang baru di sepanjang komponen aktif, dengan potensi penghematan 13 miliar lebih dari sisa masa aktif tank.

PROSE diharapkan untuk meningkatkan kehandalan/reliabilitas hingga 30%. Keuntungan dari mesin baru jauh lebih dramatis – AD yang dapat mencapai 4-5 kali lipat peningkatan kehandalan, mudah-mudahan dengan 35% pengurangan konsumsi bahan bakar, 42% pengurangan jumlah suku cadang, dan 15-20% peningkatan mobilitas tank. Biaya O & S siklus hidup mesin diproyeksikan untuk turun dari 16 miliar dolar untuk lebih dari 30 tahun dengan mesin yang sekarang menjadi 3 miliar dolar dengan mesin baru.

Berita terakhir mesin baru: AD AS telah memilih “Honeywell International Engine and Systems” dan “General Electric” untuk mengembangkan mesin gas turbin LV100-5 baru untuk M1A2. Mesin baru ini lebih ringan dan lebih kecil dengan akselerasi cepat, tidak bising dan exhaust/gas pembuangannya tak terlihat.

Bagian kedua dari strategi pengurangan biaya O & S adalah program Abrams Integrated Management (AIM). AIM melakukan proses overhaul pada M1A1 tua menjadi seperti tank standar pabrik orisinil, menerapkan semua teknologi aplikatif MWO. Proof of Principle AIM selesai pada tahun 1997, membuktikan efektivitas biaya dari konsep dan membantu untuk menentukan cakupan. Tank AIM mendemonstrasikan 18% penghematan biaya O & S bila dibandingkan dengan tank non-AIM. Konsep overhaul AIM merupakan solusi biaya-efektif untuk menangani masalah kenaikan biaya pendukung tank.

Serangkaian tes penembakan dari LAHAT- misil anti-tank berpemandu laser yang dikembangkan oleh IAI/MBT ((Israel Aircraft Industries-MBT Division) meliputi penembakan misil 120mm, diadaptasikan untuk meriam smooth-bore yang digunakan pada Tank Merkava MK3, Merkava Mk4, Leopard 2A4/5/6 dan M1A1/A2 Abrams. Lintasan misil dapat diatur untuk menyesuaikan tank lain (serangan atas) atau helikopter (serangan langsung). Selain itu, misilnya menggunakan hulu ledak tandem yang dapat mengalahkan baja modern dan panel reaktif. Warhead utama memiliki tingkat kemampuan penetrasi tinggi, mengalahkan semua kendaraan lapis baja yang dikenal pada sudut hantam tinggi, kekhasan lintasan misil serangan atas. Misil ini dirancang untuk digunakan pada meriam 105mm-120mm, serta pada tabung peluncuran.

M1A1 Abrams menembakkan proyektil APFSDS

Upgrade M1A1 dan M1A2 Abrams dari meriam US M256 ke Rheinmetall 120mm L55: Aspek pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa meriam US M256 120mm (sama dengan meriam Rheinmetall 120mm L44 Jerman dari Leopard 2 disesuaikan dengan standar permesinan Amerika, dan dibuat di bawah lisensi di AS), penembakan penetrator depleted uranium M829 APFSDS berkembang, dalam toleransi yang sangat dekat, energi kinetis sama seperti penembakan penetrator tungsten dengan meriam L55 Jerman (sekitar 18-20 megajoule).

Namun, ada aspek-aspek lain yang harus dipertimbangkan, bukan murni energi kinetis. Apa yang menjadi perhatian utama di sini -berbicara tentang amunisi APFSDS- adalah kedua perilaku tahap penerbangan dan penetrasi proyektil pada penetrator tongkat panjang. Selama tahap penerbangan, kuncinya adalah bagaimana kestabilan penetrator dan berapa banyak energi kinetis dipertahankan. Perilaku tahap penetrasi adalah sangat krusial, karena hal ini adalah saat energi kinetis akan ditransfer ke target. Penetretor tongkat panjang harus tetap stabil pada saat hantaman, dan harus tahan pemotongan dan harus menghasilkan efek fase setelah penetrasi (yakni spalasi, efek pyrophoric, dll). Karena masalah itu, tidak mudah untuk menggantikan meriam 120mm L44 dengan L55. Banyak pengujian yang harus dilakukan untuk memastikan amunisi M829 (depleted uranium) akan cocok ketika ditembakkan dari 120mm L55 gun.

Bagaimanapun juga, tidak ada upgrade meriam Abrams yang dilakukan dalam waktu dekat, karena saat ini penembakan penetrator depleted uranium dari M256 L44 AS masih lebih unggul dibandingkan dengan penembakan penatraror tungsten oleh Rheinmetall L55 Jerman.



Program Force XXI Battle Command, Brigade and Below (FBCB2)

Pada bulan Juni 2004, DRS Technologies telah diberikan kontrak untuk menyediakan sistem termasuk komputer aplikasi kasar untuk tank M1A2 Abrams (dan M2A3 kendaraan tempurn Bradley) sebagai bagian dari Program Force XXI Battle Command, dan Brigade Di bawah (FBCB2) AD AS.

FBCB2 adalah sistem informasi komando tempur digital menyediakan kewaspadaan situasi dan interoperabilitas yang ditingkatkan dari brigade ke masing-masing individu pasukan yang akan digunakan bersama dengan Internet Taktis AD.



Tank Urban Survival Kit for M1A2 - TUSK

M1A2 Abrams dengan upgrade TUSK.

Tank Urban Survival Kit, atau TUSK, merupakan rangkaian perbaikan M1A2 Abrams yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan tempur di lingkungan perkotaan. Secara historis, perkotaan dan pertempuran jarak dekat merupakan tempat terburuk bagi penggunaan tank untuk bertempur, tetapi sejak desain dari semua MBT generasi 3 memaksimalkan keseimbangan antara lapis baja/berat/ mobilitas, dan lapis baja bagian depan jauh lebih kuat baja dibandingkan bagian sisi, atas, atau belakang. Namun, dalam suatu lingkungan perkotaan, serangan bisa datang dari arah mana saja, dan penyerang dapat mendekat untuk mengincar titik lemah lapis baja tank, atau dapat mencari tempat tinggi untuk mengincar bagian atas tank.

Upgrade lapis baja Armor upgrade mencakup baja reaktif pada samping tank dan baja slat(mirip dengan pada Stryker) pada bagian belakang untuk melindungi dari granad berpendorong roket dan hululedak lainnya.

Upgrade ini juga termasuk lapis baja reaktif atau lapis baja reaktif eksplosif (ERA), yang akan diterapkan pada skirts sisi Abrams, untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan dari ledakan hulu ledak ATGM, exploding shell, granat, atau bom.

Sebuah perisai meriam dan sistem penjejak termal ditambahkan ke senapan mesin 7,62 mm loader, dan dipasang untuk senapan mesin berat caliber .50 komandan tank, dimodifikasi agar senjata dapat dioperasikan dari dalam turret dengan pintu tertutup (M1 dan M1A1 original memiliki kemampuan ini, tetapi dihilangkan pada M1A2 karena konfigurasi ulang dari beberapa sistem turret). Sebuah Telepon luar/eksterior dipasang untuk memungkinkan pasukan infantry berkomunikasi dengan komandan tank.

Sistem TUSK merupakan peralatan yang dapat dipasang di lapangan sehingga memungkinkan untuk diupgrade tanpa perlu dibawa di depot pemeliharaan.


Revitalisasi Mesin Turbin AGT-1500
Mesin Turbin AGT-1500 (gambar: http://media.defenseindustrydaily.com)

Revitalisasi Mesin Terintegrasi Total (TIGER-Total InteGrated Engine Revitalization) adalah program komprehensif untuk memberikan AB AS jalan baru untuk mendukung Mesin Turbin AGT-1500 yang menua milik armada M1 Abrams. Di bawah program ini, Honeywell International Inc. akan mempersiapkan sebuah pendekatan yang berbasis manajemen masa pakai penuh (full life cycle management), mengirimkan logistik berbasis-performa yang memfasilitasi pendekatan manajemen masa-pakai terintegrasi untuk mengurangi biaya operasional secara signifikan serta menggandakan masa pakai mesin AGT1500 yang dirombak, dari 700 menjadi 1400 jam.

Pendekatan ini meliputi database berdasar-web dan sistem monitoring “in-use” khusus, menggunakan data lapangan untuk menentukan kebutuhan perawatan secara lebih akurat dan memberikan unit-unit AB AS dengan informasi detail dan tepat waktu tentang status mekanis tank Abrams. Hasilnya selain mengurangi biaya, komandan di setiap level akan mengetahui dengan jelas berapa masa pakai mesin yang tersisa di tiap tank, sehingga mereka akan dapat mengelola perbaikan atau pergantian mesin sesuai kebutuhan, sebelum mengoperasikan tank ke lapangan.

Honeywell meningkatkan performa mesing AGT 1500 milik M1 Abrams di bawah kontrak perpanjangan satu-tahun yang diberikan oleh AB AS pada Agustus 2009. Perusahaan ini akan berkerja bersama AB AS dalam program TIGER untuk 750 mesin. Total kontraknya mencapai $1,4 milyar.


MBT M1A1/2 Abrams SEP Versi 2


A depot mechanic tends to the mating of a M1A2 SEP V2 turret and hull. Photo Courtesy US Army.

M1A2 System Enhancement Package Version 1 (SEP V1) telah diperkenalkan sebagai bagian dari sistem upgrade berkelanjutan tank M1A2. SEP V1 terdiri dari upgrade lapis baja yang termasuk lapis baja steel encased depleted uranium generasi ketiga,

Ditambah upgrade yang memberikan peningkatan deteksi, pengenalan dan identifikasi target dengan Firepower Enhancement Package (FEP); sebuah unit tenaga tambahan di bawah lapis baja untuk memberi tenaga kepada tank dan set sensor; sistem managemen termal untuk memberikan pendinginan awak dan alat elektronik; peningkatan memori dan kecepatan prosessor, memberikan kemampuan peta full-warna; dan kompabilitas dengan Army Command and Control Architecture untuk memastikan kemampuan penyebaran/pembagian komando dan kontrol dan kewaspadaan situasional dengan semua komponen dalam tim pasukan gabungan.

Di bawah program Reset Systems Enhancement Package Version 2 (SEP V2), disamping peningkatan reliabilitas dan durabilitas Abrams, fokus program ini adalah untuk membawa pengembangan teknologi masa depan untuk memastikan kompabilitas dengan Sistem Tempur Masa-Depan AB.

Program reset dan upgrade ini melibatkan dua kontrak antara US Army TACOM dan General Dynamics Land Systems. Kontrak pertama pada November 2007, untuk upgrade 240 M1A2 SEP V1 menjadi konfigurasi SEP V2 yang mempunyai peningkatan penglihatan, display dan sebuah telepon tank-infantri. Kontrak ini telah berakhir pada September 2009. Kontrak kedua, pada Februari 2008, adalah kontrak multi-tahun untuk meng-upgrade 435 tank M1A1 ke konfigurasi SEP V2.

General Dynamics Land Systems mengembangkan upgrade lebih lanjut, mengusulkan untuk pembangunan Continuous Electronics Enhancement Program (CEEP) pada konfigurasi terakhir System Enhancement Package (SEP) dan Tank Urban Survivability Kit (TUSK) MBT M1A1 dan M1A2.

CEEP memasukkan sistem digital advanced yang meningkatkan kemampuan tempur-perang awak, dan memastikan kompabilitas dengan standar yang diimplementasikan oleh sistem tempur masa depan AB AS. CEEP akan dikenalkan sebagai retrofit ke dala model SEP saat ini. Upgradenya termasuk display canggih yang menampilkan peta berwarna, citra sensor dan gambar situasional. Sistem ini akan mendukung teknologi nirkabel untuk mengaktifkan diagnostik remote, monitoring tank dan dismounted command and control. Display individual akan dikenalkan kepada semua awak, meningkatkan konektivitas intra-kendaraan. Tank akan dilengkapi dengan sistem baterai baru yang menambah kemampuan silent watch dan menghilangkan kebutuhan unit tenaga tambahan.

CROWS II adalah sistem persenjataan remote-kontrol yang memberikan kemampuan untuk memperoleh dan membidik target dari dalam perlindungan kendaraan lapis baja. Penjejak jarak laser milik CROWS meningkatkan akurasi dan set sensor membuat pembidikan target dapat dilakukan di semua kondisi. Sistem dapat menguasai lima kali lebih banyak amunisi senapan mesin kaliber .50 dari pada sistem yang lebih lama. Di bawah program upgrade M1A2 System Enhancement Program Version 2 (SEPv2), 320 kit CROWS II akan dipasang






DATA TEKNIS M1A1/2 ABRAMS



Abrams mengakomodasi empat awak, komandan, pengemudi, gunner/penembak dan loader/pengisi amunisi. Komandan dan penembak duduk di sisi kanan, pengisi amunisi di sisi kiri dan pengemudi duduk di bagian tengah-depan tank.


Persenjataan


M1A1 Abrams, firing the M256 120mm gun

Persenjataan utama tank ini adalah meriam smoothbore 120 mm, kode AS M256, yang dikembangkan oleh Rheinmetall GmbH dari Jerman. Manager sistem untuk amunisi 120 mm adalah Alliant Techsystems dari Hopkins, Minnesota dengan sumber kedua oleh Olin meriam St Petersburg, Florida. Meriam 120mm ini dapat menembakkan amunisi berikut: amunisi latih M865 TPCSDS-T dan M831 TP-T, amunisi M8300 HEAT-MP-T dan M829 APFSDS-T yang memiliki penetratot depleted uranium. Depleted uranium memiliki kepadatan dua setengah kali lebih besar dari baja dan memberikan karakteristik penetrasi tinggi.

Komandan memiliki senapan mesin M2 Browning caliber 12,7 milimeter (0,50 inci) pada platform yang dapat berputar otomatis dan dilengkapi dengan penjejak/pembidik dengan pembesaran pembesaran 3x. Dengan elevasi dari -10 ke 65 derajat dan dapat berputar horizontal 360 derajat.

Dimulai dengan M1A2, platform bertenaga (otomatis) dan pembidik ini memberi ruangan lebih bagi komandan tank dan senapan mesin dioperasikan secara manual. Jadi, dari M1A2 seterusnya, komandan harus membuka palka untuk mengoperasikan senapan mesin dan memakai pembidik untuk menembak target. Ini dilakukan karena ruangan yang dulunya dipakai untuk pembidik, sebelumnya diambil oleh sisi, maka platform power assembly dan kontrol sekarang diambil untuk CID dan penjejak termal.

Loader yang memiliki senapan mesin M240 kaliber 7,62. Dengan sudut elevasi dari -30 ke 65 derajat dan rotasi 265 derajat. Sebuah mesin M240 7,62 mm M240 juga terpasang secara koaksial di sisi kanan senjata utama.


Countermeasures

Di kedua sisi turret, dipasang dengan pelempar granat asap enam-tabung, model L8A1, M250.



M1A1/2 Abrams Layout


M1A2 Abrams layout.

Komandan Tank

Komandan bertanggung jawab kepada pemimpin peleton, pelaporan kebutuhan logistik, dan pengoperasian taktis tank. Dia memandu awaknya, mengarahkan pergerakan tank, menyerahkan semua laporan, dan bertanggungjawab terhadap penanganan pertolongan pertama dan evakuasi awaknya yang terluka. Dia adalah seorang ahli dalam menggunakan sistem senjata tank, meminta tembakan secara tidak langsung, dan menjalankan navigasi.

Komandan harus mengetahui dan memahami misi pasukan. Dia harus siap untuk menerima tugas dan tanggung jawab pemimpin peleton sesuai dengan perintah atasannya. Persyaratan tersebut menuntut komandan mempertahankan kesadaran perubahan situasi dengan menggunakan semua alat yang tersedia untuk pengamatan.

Komandan tank duduk di sisi kanan turret. Ruang komandan dilengkapi dengan enam periscopes yang dapat digunakan untuk mengamati keadaan sekitar dengan sudut putaran 360 derajat.

Independent Thermal Viewer dari Texas Instruments menyediakan komandan dengan alat pengamatan siang-malam stabil independent dengan putaran 360 derajat, pemindaian sector/lingkungan otomatis, pembidik target otomatis milik penembak tanpa perlu komunikasi lisan, dan kontrol penembakan cadangan.

Sistem komandan tank terdiri dari sensor (dengan tempat gyrostabilized), kontrol tangan dengan panel untuk memilih pengaturan parameter, sebuah unit elektronik dan sebuah display tabung sinar katoda jarak jauh. Cakupan pengamatan vertikal -12º hingga +20º dan horizontal 360º. Dengan pembesaran 2.6 kali pada daerah sempit 3,4º dan 7,7 kali pada bidang lebar 10,4º.



M1A1 Abrams cut out drawing


Penembak

Penembak mencari sasaran dan membidik sasaran, dan menembakkan baik meriam utama ataupun senapan mesin koaksial. Dia bertanggung jawab kepada komandan tank untuk pemeliharaan persenjataan dan peralatan kontrol penembakan tank. Penembak bertindak sebagai asisten komandan dan bertanggung jawab sebagai komandan tank bila diperlukan. Dia juga membantu anggota awak lainnya jika diperlukan. Beberapa tugasnya melibatkan komunikasi dan sistem kontrol internal: masuk ke dalam dan melakukan pemantauan jaringan komunikasi; menjaga jaringan digital jika tank dilengkapi dengan IVIS atau sistem digital appliqué; memasukkan perhitungan kontrol grafis pada overlay digital; dan memantau display digital selama tahap perencanaan dan persiapan suatu operasi.

Penembak duduk di sisi kanan kubah. Primary. Pembidik utama penembak, GPS-LOS, dikembangkan oleh Electro-Optical System Division dari Hughes Aircraft Company. Tank M1 dan M1A1 Abrams memiliki GPS-LOS dengan satu kepala cermin poros stabil. Sistem ini memiliki optik siang dengan pembesaran 10 kali pada bidang sempit dan 3 kali pada bidang lebar. Malam visi Thermal Imaging System, TIS, dari Hughes telah pengerasan x10 sempit bidang x3 pengerasan melihat dan lebar bidang melihat. Thermal Imaging System menggambarkan lingkungan/objek berdasarkan perbedaan suhu yang terpancar oleh objek. Gambar termal ditampilkan dalam penjejak milik penembak bersama dengan pengukuran jarak yang dihasilkan oleh Hughes laser range finder. Tank M1A2 Abrams memiliki GPS-LOS dua poros yang secara nyata meningkatkan kemungkinan penembakan tepat sasaran dalam sekali tembak karena mampu melacak target lebih cepat dan pembidikan meriam yang lebih presisi. Stabilisasi inersial azimuth memungkinkan deteksi target, pengenalan dan penembakan target pada jarak yang lebih jauh dibandingkan pada sistem satu poros. Jangkauan pengamatan/pembidikan target vertikal -16º hingga +22º dan azimuth +/-5º. Akurasi stabilisasi penembakan kurang dari 100 microrads, dan perubahan sudut laras meriam kurang dari 100 microrads.

Hughes Laser Rangefinder untuk M1 Abrams terdiri dari neodinium yttrium aluminium garnet, ND:YAG, laser transmitter, sebuah penerima dan waktu dan alat elektronik logika terintegrasi ke sistem kontrol penembakan tank. Operator mengarahkan laser rangefinder pada target dan menembakkan laser. Sinar laser ini terpantul dari target ke penerima dan waktu perjalanan dari dan ke target memberikan data jarak yang akurat untuk sistem komputer kontrol penembakan. Panjang gelombang laser ND: YAG adalah 1,06 microns yang bisa merusak mata. Rangefinder baru, Eyesafe Laser Rangefinder telah dikembangkan oleh Hughes untuk Abrams yang memiliki resonator Raman yang menggeser panjang gelombang dari 1,06 ke 1,54 microns yang tidak merusak mata. Laser rangefinder Hughes memiliki kecepatan tembak 1 per detik dan menyediakan akurasi 10 meter dan diskriminasi sasaran 20 meter.

Penembak memiliki pembidik tambahan Kollmorgen Model 939 dengan pembesaran 8 kali dan bidang pengamatan 8 derajat.

Komputer kontrol penembakan disediakan oleh Computing Devices Canada, Ontario. Komputer kontrol penembakan digital terdiri dari sebuah unit elektronik, entri data dan panel uji. Data jarak dari laser range finder akan ditransfer ke komputer kontrol penembakan. Komputer kontrol penembakan secara otomatis mengambil data untuk menghitung solusi kontrol penembakan. Data tersebut termasuk i) pengukuran sudut meriam, ii) lengkung laras diukur oleh muzzle reference system dari meriam utama, iii) pengukuran kecepatan angin dari sensor angin di atap turret, dan iv) data dari Sensor pendulum static cant sensor yang terletak di bagian tengah atap turret. Operator memasukkan data secara manual pada jenis amunisi, suhu, dan tekanan barometrik.



Driver

Driver menjalankan, mengarahkan, memposisikan, dan menghentikan tank. Selama berkendara, dia terus mencari rute dan posisi terlindung dimana tank dapat diposisikan saat bertempur. Dia mempertahankan posisi tank dalam formasi dan mengamati sinyal visual. Jika tank dilengkapi dengan sebuah “steer to indicator”, driver memonitor perangkat dan memilih rute taktis terbaik. Selama pertempuran, ia membantu penembak dan komandan dengan memindai target dan memindai amunisi yang ditembakkan. Driver bertanggung jawab kepada komandan untuk pemeliharaan otomotif dan pengisian bahan bakar tank. Dia membantu awak lainnya jika diperlukan.

Ruang driver berada pada bagian tengah depan tank yang dilengkapi dengan sebuah panel pemantauan yang menunjukkan kondisi tingkat fluida kendaraan, baterai dan peralatan listrik. Driver telah memiliki tiga periskop pengamatan atau dua periskop pada kedua sisi dan dibagian tengah terdapat periskop intensifikasi gambar untuk pengamatan malam. Periskop memberikan bidang pengamatan 120 derajat.

Peralatan pengamat malam hari milik Driver memungkinkan tank untuk dapat bermanuver normal dengan kecepatan sama seperti di siang hari kecepatan dalam kegelapan dan dalam keadaan visibilitas minim seperti debu, asap dan medan perang. Vision Enhancer milik Driver, AN/VSS-5, dikembangkan untuk US Army Communications and Electronics Command oleh Texas Instruments.

Thermal Viewer Driver, AN/VAS-3, dikembangkan oleh Electro-Optical Systems Division dari Hughes Aircraft Company, dipasang di M1A2 Abrams untuk Kuwait.



Loader

Loader/Pengisi Amunisi mengisi meriam utama dan senapan mesin koaksial; ia membidik dan menembakkan senapan mesin miliknya. Dia menyimpan dan merawat amunisi dan bertanggung jawab kepada komandan untuk pemeliharaan peralatan komunikasi. Sebelum pertempuran dilakukan, loader mencari sasaran dan bertindak sebagai penjaga udara atau roket-perkendali antitank (ATGM). Dia juga membantu komandan jika diperlukan dalam mengarahkan driver tank untuk mempertahankan posisinya dalam formasi.

Dia membantu anggota awak lainnya jika diperlukan. Karena loader idealnya diposisikan untuk mengamati sekitar tank dan memantau display digital tank, pemimpin peleton dan komandan harus memberikan pertimbangan yang kuat untuk menempatkan awak mereka yang paling berpengalaman kedua (setelah komandan) sebagai loaderTidak adanya loader juga berarti menambah beban komandan untuk bertanggung jawab untuk pengamanan udara dan ATGM.



Safety and Survavability

Hull dan Turret M1 dilapisi dengan baja canggih mirip dengan Chobham, baja dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Inggris. Survivabilitas M1/M1A1 telah terbukti medan perang. Tank selamat tanpa kerusakan setelah terkena tembakan langsung dari amunisi T-72. Dari 1.955 tank M1A1 Abrams dalam peperangan, tidak ada seorang awak pun yang tewas oleh tembakan musuh, empat tank telah dinonaktifkan dan empat tank mengalami kerusakan namun dpt diperbaiki.

Tank M1A1 juga dilindungi dengan steel encased depleted uranium armour. Depleted uranium memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap senjata anti-tank.

Tempat penyimpanan amunisi persenjataan utama berada dalam kotak amunisi berlapis baja di balik pintu geser baja. “Armour bulkheads” memisahkan awak dari tangki bahan bakar. Tank dilengkapi dengan pemadam kebakaran Halon otomatis yang diaktifkan dalam waktu 2 milidetik dari kebakaran dan memadamkan api dalam 250 milidetik. Bagian atas panel tank dirancang untuk mementalkan penetrasi peluru HEAT dan pintu akses dibiarkan dalam posisi tertutup untuk memberikan perlindungan bagi awak. Loader yang harus menekan dan menahan “saklar” untuk membuka pintu akses: pintu menutup secara otomatis bila saklar tidak ditekan.

Tank terlindungi dari senjata nuklir, biologi dan kimia (NBC) dan dilengkapi dengan 200 SCFM, system pembersih udara, Radiac Radiological Warning Device, AN/VDR-1, dan agen kimia detektor. Awak tank dilengkapi dengan pakaian pelindung dan dan masker wajah.


Propulsion

M1 dilengkapi dengan sebuah mesin turbin gas AGT 1500 dari Lycoming Textron. Allison Transmission, X-1100-3B, menghasilkan gigi maju 4 tingkat dan mundur 2 tingkat.


Fuel consumption

M1 akan membutuhkan sekitar 300 galon bahan bakar setiap 8 jam; tetapi tergantung dari kondisi misi, lingkungan jelajah dan cuaca. Sebuah tank memerlukan waktu 10 menit untuk pengisian bahan bakar. Pengisian bahan bakar ulang dan persenjataan (amunisi) satu peleon tank (empat tank) memerlukan waktu sekitar 30 menit dalam kondisi ideal.

Konsumsi bahan bakar (rata-rata):
•0.6 miles per gallon;
•60 gallons per hour when traveling cross-country;
•30+ gallons per hour while operating at a tactical ideal;
•10 gallons basic idle;
•A mine plough will increase the fuel consummation rate of a tank by 25 percent.





SPESIFIKASI











Sumber: www.fprado.com

1 komentar: