Designation: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 2
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Krauss-Maffei Wegmann, Munich, Germany
Country of Origin: Germany
Initial Year of Service: 1979
Number Built: Not Available
Leopard 2, tak diragukan lagi, adalah salah satu tank tersukses dari generasi terakhir MBT, dengan lebih dari 3.200 unit telah diproduksi. Leopard 2 sekarang beroperasi untuk Austria, Denmark, Germany, Netherlands, Norway, Switzerland, Sweden dan Spanyol. AD Finlandia membeli 124 dan AD Polandia membeli 128 tank Leopard 2A4 bekas pakai dari Jerman.
Pada Maret 2003 AD Yunani memesan 170 Leopard 2 HEL (versi dari Leopard 2A6EX), untuk dikirim antara 2006 hingga 2009. 30 tank pertama dirakit oleh KMW, sisanya oleh ELBO, Yunani. Tank produksi lokal pertama dikirim pada Oktober 2006. Pada Agustus 2005, Yunani memesan 183 Leopard 2A4 dan 150 Leopard 1A5 bekas pakai Jerman. Pada November 2005, sebuah perjanjian ditandatangani untuk penjualan 298 Leopard 2A4 untuk Turki. Pengiriman dijadwalkan pada awal 2006-2007.
AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6, yang hasil pertamanya selesai pada Maret 2001. AD Belanda juga mengupgrade 180 2A5 menjadi 2A6, hasil pertamanya beroperasi pada Februari 2003.
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (Versi dari 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), 16 tank recovery (CREC) dan 4 kendaraan training. 30 tank pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dilisensikan untuk dibuat di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Tank pertama diserahkan ke AD Spanyol pada Juni 2004 dan pengiriman akan selesai pada 2008. Varian lain adalah Leopard 2(S) yang mempunyai sistem kendali dan komando baru dan sistem lapis baja pasif baru. 120 Leopard 2(S) telah dikirim ke AD Swedia pada Maret 2002.
Pada Maret 2006, Chili menandatangani kontrak akuisisi 118 tank Leopard 2 dari AD Jerman. Paket akuisisi ini terdiri dari 93 Leopard 2A4 yang diperbarui bersama dengan 25 spare tank dan peralatan pendukung. Kanada akan membeli 100 tank Leopard 2A4 dari Belanda untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang angkatan bersenjata Kanada, dan akan segera dikirim ke Kanada setelah selesainya persetujuan antara kedua pemerintahan. AD Belanda mempertahankan 110 tank Leopard 2A6.
Pada April 2007, Kanada membeli sampai dengan 100 tank Leopard dari AD Belanda dan menyewa 20 Leopard 2A6M dari AD Jerman. Krauss-Maffei Wegmann GmbH (KMW) mengirimkan tank pertama yang disewa pada Agustus 2007 dengan upgrade pada sistem perlindungan ranjau dan lapis baja “slat”. Tank ini dikirim ke Afganistan pada Agustus 2007.
Pada Desember 2006, diumumkan bahwa Singapura membeli 66 Leopard 2A4 yang diperbarui dari AD Jerman, ditambah 30 tank. Tank-tank ini akan mulai beroperasi untuk AD Singapura pada 2008.
Pada Oktober 2007, Portugal membeli 37 Leopard 2A6 dai AD Belanda, dan akan dikirim pada 2008-2009.
Krauss-Maffei Wegmann GmbH mengembangkan sistem proteksi ranjau untuk Leopard 2, mengikuti definisi konsep yang dibuat oleh gabungan beberapa negara Jerman, Swiss, Belanda, Swedia dan Norwegia, di bawah pimpinan dari agensi procurement Jerman BWB. Pesanan untuk upgrade sistem proteksi ini dilakukan pada September 2003 untuk modifikasi 15 Leopard 2A6 milik AD Jerman dan 10 Leopard 2A5 milik Swedia. Tank pertama yang menggunakan proteksi ini dikirim pada Juli 2004. Modifikasinya terdiri dari penambahan elemen lapis baja di lantai tank, sistem penglihatan baru dan penyusunan ruangan untuk amunisi. Percobaan dilakukan pada Februari 2004, menunjukkan dengan sistem ini, awak Leopard 2 dapat selamat tanpa cidera dengan adanya ledakan ranjau di bawah tank.
Pengembangan terbaru untuk Leopard 2 oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH adalah seri dengan model teknologi baru untuk mendukung suasana perdamaian, Leopard 2 PSO (Peace Support Operation). Leopard 2 PSO diperkenalkan secara resmi pada 2006.
SEJARAH
Pengembangan MBT Leopard 2 merupakan proyek yang dimulai pada 1960an. Pada saat itu Jerman dan AS masih bekerja sama dalam program MBT-70, maka proyek Leopard 2 mendapat prioritas rendah.
Ketika Jerman dan AS mengembangkan MBT/KPz-70, perjanjian mereka tidak mengijinkan program tank nasional paralel, tetapi ketika Leopard 1 diperkenalkan pada 1965, Porsche mendapatkan kontrak untuk mengembangkan komponen untuk meningkatkan efektivitas pertempuran menurut standar MBT/KPz-70. Program ini berjalan hingga 1967, ketika kotrak berakhir, dan menjadi terkenal dengan sebutan 'Vergoldeter Leopard' atau 'Gilded Leopard'. Ketika keretakan pada kerjasama Jerman/AS untuk pengembangan MBT/KPz-70 muncul pada 1967, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk melanjutkan pengembangan 'Vergoldeter Leopard', yang kemudian dikenal dengan ‘Keiler’ (Babi Hutan Liar).
Purwarupa Leopard 2, pada fase pengembangan berbeda. Total 17 purwarupa dibuat, dengan suspensi, turret dan persenjataan yang berbeda
Krauss-Maffei dari Munich dipilih sebagai kontraktor utama, dengan Porsche untuk pengembangan sasis dan Wegmann pada turret. Pada 1969 dan 1970, dua purwarupa (ET 01 dan ET 02), keduanya dilengkapi dengan mesin 10 silinder MB 872, yang dibuat untuk ujicoba dan evaluasi. Pada akhir 1969, dengan berakhirnya pengembangan tank gabungan Jerman/AS, Jerman memutuskan untuk menggunakan hasil pengembangan MBT/KPz-70. Hal ini adalah sebuah usaha untuk mengkombinasikan sapre part yang terbengkalai dari program MBT/KPz-70 dengan komponen tank eksperimental, dan kemudian dikenal dengan Eiler (Babi Hutan), tetapi tidak pernah sampai ke tahap purwarupa.
Pada awal 1970, Menteri Pertahanan Jerman merekomendasikan pengembangan 'Vergoldeter Leopard' yang dilanjutkan dengan adopsi mesin MTU yang awalnya dikembangkan untuk MBT/KPz-70 dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman sebelumnya. Tujuh tank lain dipesan, dengan Krauss-Maffei dipilih lagi sebagai kontraktor utama.
Purwarupa pertama yang dihasilkan sangat mirip dengan Leopard 1A4, tetapi dengan sebuah haluan berbentuk baji dan sebuah knalpot yang dipindah ke bagian belakang. Roda-nya berasal dari MBT/KPz-70 dan “return rollers”-nya dari Leopard 1. Mesinnya juga berasal dari MBT/KPz-70, mesin empat-tak multi-bahan-bakar berpendingin-air 12 Silinder MTU MB-873 Ka-500 , bersama dengan generator 20 kW, gearbox, filter udara dan sistem pendingin dan rem, membentuk sistem kompak yang dapat dengan mudah diganti dan dipasang selama 15 menit. Sepuluh dari tujuhbelas turret dipasangi meriam utama 105mm, sedangkan yang lainnya (tujuh) dipasangi meriam 120mm, keduanya dibuat oleh Rheinmetall.
Ketika analisis pertama dari perang Yom Kippur 1973 diperoleh, menjadi semakin jelas bahwa penambahan proteksi lapis baja merupakan faktor penting di masa yang akan datang. Hasilnya adalah keputusan untuk mengupgrade Leopard 2 menjadi MLC 60 (Military Loading Class 60 tons), yang akan memungkinkan penambahan lapis baja, dan modifikasi turet dengan lapis baja multi-lapis. Hasilnya adalah terobosan besar pada program Leopard 2 dan menjadi langkah pertama pada Leopard 2AV.
Selama 1973, negosiasi antara Jerman dan AS dimulai untuk standarisasi komponen tertentu pada MBT kedua negara. Sebagai hasilnya, pada 1976 disetujui untuk studi bagaimana Leopard 2 dapat dimodifikasi untuk memenuhi performa dan batasan AS. Berdasarkan keinginan Jerman dan AS, Porsche, Krauss-Maffei, dan Wegmann mendesain dan membuat Leopard 2 AV (Austere Version)
Purwarupa Leopard 2 Austere Version
Modifikasi termasuk lapis baja multi-lapis baru (seperti lapis baja “Chobham” milik Inggris, yang terdiri dari lapis baja dan keramik) pada hull dan sebuah turret baru dengan sistem kendali penembakan yang lebih canggih. Dua sasis dan tiga turret dibuat, dan siap pada 1976. Purwarupa pertama mempunyai turret dengan sistem kendali penembakan Hughes dan meriam utama 105mm L7A3. Purwarupa kedua dilengkapi dengan meriam yang sama, tetapi dibuat agar mengadopsi meriam utama Rheinmeta;; 120mm. Turret ketiga memakai kendali penembakan German, termasuk EMES 13 dan digunakan untuk program uji coba Jerman. Turret tambahan juga dibuat dan identik dengan turret ketiga, tetapi memakai meriam utama Rheinmetall 120mm dari awal.
Leopard 2 AV sebenarnya awalnya diuji pada waktu yang sama daengan XM1, tetapi program modifikasi Jerman menghabiskan waktu yang lebih ama dari yang diperkirakan. AD AS sedang melakukan evaluasi terhadap purwarupa XM1 yang dibuat oleh Chrysler dan General Motors, dan akhirnya memilih purwarupa dari Chrysler untuk pengembangan se=kala penuh.
Akan tetapi, Purwarupa Jerman tiba di AS pada akhir Agustus 1976 dan uji perbandingan antara purwarupa Leopard 2AV dan XM1 dilakukan di Aberdeen Proving Grounds, berlangsung hingga Desember 1976. AD AS melaporkan bahwa Leopard 2AV dan XM1 setara pada sistem penembakan dan mobilitas, tetapi XM1 lebih baik dalam hal perlindungan lapis baja. Setelah uji perbandingan ini, purwarupa Leopard 2V dikembalikan ke Jerman untuk evaluasi.
Pada September 1977 Menteri Pertahanan Jerman secara resmi memutuskan untuk mulai memproduksi 1.800 Leopard 2, yang akan dikirim dalam lima bagian (batch). Krauss-Maffei dipilih menjadi kontraktor utama dan manager sistem. MaK menjadi sub kontraktor dan produksi dibagi di antara dua perusahaan tersebut, 55% untuk Krauss-Maffei dan 45% untuk MaK. Wegmann, sebagai integrator turret, mempunyai tanggung jawab penuh untuk koordinasi kendali penembakan EMES 15. KEndali penembakan EMES 15 dikembangkan oleh Hughes bekerja sama dengan Krupp Atlas Elektronik, dengan meriam utama performa-tinggi “smooth-bore” 120mm dari Rheinmetall.
Tanpa keraguan, pada saat mulai produksinya (1979), Leopard 2 merupakan tank tercanggih di dunia. Jerman sukses dalam mendesain sebuah tank yang sangat hebat di semua tiga area desaintank, mobilitas, daya tembak dan proteksi lapis baja.
Setelah ini, desainer tank hanya mampu sukses dalam dua area desain tank. Chieftain milik Inggris, mempunyai daya tembak dan lapis baja yang bagus, tapi mobilitasnya tidak memadai. Yang lain, AMX-30 milik Perancis, mempunyai mobilitas dan daya tembak yang bagus, tetapi lemah di lapis bajanya.
LEOPARD 2 SERIES PRODUCTION
Leopard 2 dari batch produksi pertama
Total 380 Leopard 2 dibuat dalam batch pertama, 209 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10001 sampai 10210) dan 171 oleh Mak (nomor sasis 20001 sampai 20172), dengan enam produksi pertamanya dikirim pada 1979 ke Kampftruppenschule 2 di Münster. 100 yang lain dikirim pada 1980 dan 229 pada 1981. Leopard 2 pertama masuk ke Panzerbattalions 31, 33 dan 34 dari 1 Panzerdivision, dengan sebagian dikirim secara paralel ke Panzerbattalions 81, 85 dan 84 dari 5 Panzerdivision. Leopard 1 yang masa operasinya sudah habis kemudian diserahkan pada Panzerbattalions dari Panzergrenadier Divisions, mereka menggantikan M48A2G. Pada 1982 produksi berjalan dengan kapasitas 300 setahun, batch pertama yang terakhir dikirimkan pada Maret 1982.
Berat pertempuran Leopard 2 adalah 55.000 kg, berat kosong 52.000 kg, dan Hull-nya mempunyai lapis baja multi-lapis. Rodanya (running gear) terdiri dari tujuh “dual rubber-tyred road wheels” dan empat “return roller” per sisi, dengan “idler wheel” di depan dan “drive sprocket” di belakang.
Suspensi batang torsi (Suspensi Christie) dipakai, dengan “friction dampers” canggih. Roda rantai Diehl 570 F, dengan konektor akhir rubber-bashed, mempunyai blok karet yang dapat dilepas dan menggunakan 82 mata rantai di setiap roda rantainya. Untuk penggunaan di medan es, sampai dengan 18 blok karet dapat diganti dengan “grousers”, yang disimpan pada tundukan tank. Bagian pertama dari empat bagian Skirt samping tank ini mempunyai lapis baja yang sangat tebal dan harus ditinggikan untuk pengiriman melalui kereta api. Sementara bagian lainnya terbuat dari karet dan struktur logam standar dan tergantung dan dapat diayunkan ke atas jika diperlukan.
Ruang pengemudi berada di depan sebelah kanan. Sebuah lubang palka “pintle-mounted” tipe angkat dan ayun besar dipasang untuk pengemudi dan dibuka ke arah kanan. Terdapat dua periskop observasi di palka pengemudi, ditambah satu di sebelah kirinya, untuk digunakan saat mengemudi di jarak sangat dekat. PEriskop sentral (di palka) dapat diganti dengan alat lihat IR pasif untuk operasi malam hari. Lubang palka darurat berada di bawah tempat duduk pengemudi.
Turretnya memakai lapis baja multilapis, terpasang di tengah hull dan diawaki oleh komandan dan penembak di sebelah kanan dan pengisi proyektil di sebelah kiri. Komandan dan pengisi proyektil masing-masing mempunyai palka sirkular, yang dibuka ke belakang, dan enam periskop yang mampu melihat ke segala arah untuk komandan. Kedua palka mempunyai cincin untuk senapan mesin anti-pesawat 7.62 mm, walaupun normalnya senapan mesin ini terpasang pada palka pengisi proyektil.
Leopard 2, seri produksi batch pertama. Batch pertama dikirim dari 1979-1982. 200 tank pertama orisinil dilengkapi dengan intensifier tampilan PZB 200 yang terpasang di atas mantlet, imager termal belum terpasang. Batch pertama merupakan satu-satunya yang mempunyai sensor angin yang terpasang di turret.
Meriam utama Rheinmetall 120mm terstabilisasi secara penuh baik azimut maupun elevasi, dan sistem kendali meriam elektro-hidrolis WNA-H22 terpasang di dalamnya. Meriam ini dapat menembakkan dua tipe amunisi, keduanya dikembangkan oleh Rheinmetall APFSDS-T, dikenal sebagai DM-33 KE (Kinetische Energy), dan HEAT-MP-T, dikenal sebagai DM-12 MZ (Mehrzweck = multipurpose), kedua tipe ini mempunyai selongsong yang dapat terbakar. 27 rounds dari amunisi 120mm disimpan di magazine khusus di bagian depan hull, sebelah kiri ruang kemudi- 12 tambahan (total 42) disimpan di sebelah kiri rangka turret, dan terpisah dari kompartemen tempur dengan pintu yang beroperasi secara elektrik. Jika amunisi pada tempat penyimpanan tertembak, penel blow-off di dalam atap turret akan mengarahkan ledakan ke atas. Senapan mesin koaksial 7.620mm MG 3, terpasang di sebelah kiri meriam utama dan 4.750 rounds amunisi dapat diangkut.
Meriam Rheinmetall 120mm L44 adalah meriam tank terkuat pada saat MBT Leopard 2 mulai beroperasi (1979).
Penjejak panas untuk penjejak primer EMES 15 penembak tidak siap selama produksi batch pertama, akan tetapi pada produksi selanjutnya penjejak panas ini sudah terpasang. Untuk menghasilkan kemampuan tempur malam yang lebih baik untuk tank batch produksi pertama, sistem TV ringan Panzer-Ziel-und-Beobachtungsgerät (PZB) 200ow (LLLTV) dipasang sementara untuk 200 Leopard 2.
Sistem kendali penembakan EMES 15/FLT-2 terdiri dari:
1. Penjejak/alat pembidik primer untuk penembak dengan cermin tang distabilkan secara azimut dan elevasi
2. Transmiter dan receiver laser
3. Sistem penggambaran termal dan “eye piece assembly”
4. unit kendali komandan dan penembak.
5. unit display komandan
6. unit kendali komputer
7. kontrol tangan joy-stick komandan
8. komputer balistik digital, yang mengkalkulasi data relevan untuk solusi penembakan
9. sensor kecepatan udara silang (hanya batch pertama)
10. sensor elevasi meriam
11. box elektronik laser
12. sensor sudut lereng
13. set kabel interkoneksi
Penembak juga mempunyai teleskop tambahan FERO-Z18 dengan pembesaran sampai delapan kali, yang terpasang koaksial di sebalah kanan meriam utama. Pembidik panoramik primer PERI R-17 independen dan terstabilisasi penuh, dibuat oleh Carl Zeis, dipasang didepan ruang komandan. Pembidik ini dapat diputar 360 derajat dan memungkinkan komandan membantu kontrol penembak jika dibutuhkan. Sebuah palka suplay amunisi yang dibuka ke luar, terpasang di sebelah kiri turret. Dua kelompok dari empat 79mm mortar asap Wegman dipasang di kedua sisi turret dan dapat ditembakan secara elektrik satu per satu atau secara salvo keempat-empatnya. Dua set radio SEM 25/SEM 35 dipasang di belakang komandan di bagian belakang kanan bustle turret. Dua antena radio dipasang di kanan dan kiri belakang ruang awak.
Kompartemen mesin berada di belakang, terpisang dari kompartemen tempur oleh dinding pemisah tahan api. Mesin diesekl turbo empat-tak V-12 Silinder berpendingin cairan 47,6 Liter MTU MB 873 Ka-501 menghasilkan 1.104 kW (1.500 PS) di 2.600 rpm. Di hidupkan dengan delapan batere 12-Volt/125 Ab dan mempunyai sistem elektrik 24 volt. KEcepatan maksimum jalanan Leopard 2 adalah 68 km/jam, dan terbatas 50km/jam selama waktu damai, dan kecepatan mundur maksimal 31 km/jam. Konsumsi bahan bakarnya sekitar 500 liter per 100km. Empat tangki bahan bakarnya mempunyai kapasitas total sekitar 1.160 liter, membuatnya mampu berjalan hingga 500 km. “Planetary Gearbox” hydro-kinetic Renk HSWL 354 dengan rem integral terpasang pada mesin, membentuk power pack kompak yang dapat diganti-ganti selama 15 menit. Berat power pack ini sekitar 6.120 kg. Empat gigi maju dan dua mundur dapat dioperasikan melalui konventer putaran, membuat Leopard 2 dapat perputar di tempat jika dibutuhkan. Transmisi giginya berjalan secara otomatis dengan jarak yang dipilih sebelumnya oleh pengemudi. Kisi-kisi keluaran pendingin udara sangat mencolok menyeberangi bagian atas dari plat belakang, dan telah dipasang setelah tank ke-28 dibuat.Kisi-kisi knalpot dengan batang-batang vertikal berada di sebelah kiri dan kanan ventilasi deairasi. Sistem deteksi kesalahan mendeteksi malfungsi teknis apapun.
Empat botol pemadam kebakaran Halon 9kg terpasang di sebelah kanan di belakang ruang pengemudi. Botol-botol ini terhubung dengan pipa dan pipa karet, dan diaktifkan secara otomatis denhan sistem deteksi kebakaran, ketika temperatur naik hingga di atas 180 Fahrenheit di dalam kompartemen tempur, atau secara manual dengan panel didalam kompartemen pengemudi. Sebuah pemadam kebakaran ( Halon 2,5 kg (HAL 2,5) ekstra disimpan di bawah meriam utama. Leopard 2 mempunyai sistem proteksi NBC, yang menghasilkan sampai dengan tekanan 4 mbar (0.004 kp/cm²) di dalam tank. Leopard 2 mampu mengarungi perairan dengan kedalaman 1,20m (menyeberangi) tanpa persiapan apapun, dan dapat mengarungi perairan dengan kedalaman 2,25m (penyeberangan dalam) dengan persiapan khusus. Persiapan sekitar 15 menit dibutuhkan untuk membuat tank siap menyeberangi perairan dengan kedalaman 4m (pengendaraan bawah air), termasuk pemasangan tiga buah snorkel (alat penyaluran udara) ke kubah komandan.
Produksi batch kedua dimulai pada Maret 1982 dan berakhir pada November 1983. 450 tank dibuat, 248 dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10211 sampai 10458) dan 202 oleh MaK (nomor sasis 20173 sampai 20347). Perubahan paling signifikan dari batch ini adalah penghilangan sensor kecepatan angin, dan perlindungan pada blok optik di ruang komandan sekarang berbentuk persegi. Pembidik termal, berdasarkan modul umum yang dikembangkan oleh Texas Instruments dan dibuat oleh Carl Zaiss, sekarang terpasang di pembidik primer EMES 15 dan sistem kendali penembakan dimasukkan ke dalam sistem deteksi kesalahan.
Filter bahan bakar di pindah posisinya, untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar. Sebuah koneksi head-set eksternal ditambahkan di sebelah kiri belakang turret. Rak penyimpanan amunisi identik dengan milik M1A1 Abrams. Papan dua kaki dipasang di power pack, untuk mengurangi kerusakan pada sistem kemudi serta colokan dan kabel elektrik selama pemeliharaan dengan pengurangan dek. Klem kabel penarik di dek belakang di pindah dan kabelnya sekarang mempunyai panjang 5 m, menyilang di plat belakang. Dengan banyaknya perubahan, versi ini dinamai Leopard 2A1.
300 Leopard 2 batch ketiga diproduksi pada November 1983 hingga November 1984, 165 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10459 sampai 10623) dan 135 oleh MaK (nomor sasis 20735 hingga 20509). Perubahan yang paling terlihat adalah penambahan deflektor, yang meninggikan posisi pembidik panoramik primer PERI R-17 komandan sekitar 50mm, dan plat pelindung yang lebih besar dipasang di bagian atas sistem perlindungan NBC. Modifikasi ini juga kemudian dilakukan pada tank batch kedua. Tank batch ketiga ini diberi nama Leopard 2A2.
Batch keempat dibuat antara Desember 1984 dan Desember 1985. 300 tank dibuat, 165 dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10624 hingga 10788) dan 135 oleh MaK (nomor sasis 20510-20644). Perubahan yang paling besar pada pemasangan radio VHF SEM 80/90 digital dan kisi-kisi knalpot yang dirubah dengan batang lingkaran. Palka-palka suplay amunisi ditutup dengan patri (mengurangi resiko kebocoran jika turet tertembak). Tank batch ini diberi nama Leopard 2A3.
Leopard 2A3, Panzerbattalion 123, Panzerbrigade 12, October 1990.
Antara Desember 1985 hingga Maret 1987 370 tank dibuat, 190 oleh Krauss-Maffei (nomor sasi 10789-10979) dan 180 oleh MaK (nomor sasis 20645-20825). Pada batch ini, kendali penembakannya dilengkapi dengan inti digital untuk memfasilitasi penggunaan amunisi baru, dan untuk meningkatkan tingkat keselamatan awak, sebuah sistem penetralan ledakan dan penembakan dikembangkan oleh Deugra juga dipasang. Return roller diposisikan ulang. Level perlindungan turret ditingkatkan menjadi lebih dari 700mm KE dan 1000mm HEAT. Tank dari batch ini dinamai Leopard 2A4.
Leopard 2A4, German Bundeswehr.
Walaupun hanya lima batch yang sebenarnya akan diproduksi, sebuah pesanan untuk batcj keenam untuk 150 tank dibuat pada Juni 1987. 83 tank dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10980-11062) dan 67 oleh MaK (nomor sasis 20826-20892), antara Januari 1988 dan Mei 1989. Fitur baru pada batch ini adalah pemasangan perawatan-bebas baterai, pengenalan roda rantai Diehl 570FT dan penggunaan cat bebas zinc kromat. Lampu peringatan sentral sekarang dipasang di tempat kecil di hull, di depan ruang pengemudi, untuk otingkat observasi dan penglihatan yang lebih baik bagi pengemudi ketika mengemudi dengan kepala keluar. Palka suplai amunisi di sebelah kiri turret dihilangkan. Tank batch ini juga dinamai Leopard 2A4.
Produksi 100 tank batch ketujuh dimulai pada Mei 1989 dan berakhir pada April 1990, 55 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 11063-11117) dan 45 oleh MaK (nomor sasis 20893-20937). Tank batch ini identik dengan batch keenam, juga dikenal dengan Leopard 2A4.
Leopard 2A4 (batch ketujuh), Panzerbattalion 214, 7.Panzerdivision, CMTC Hohenfels, December 1995.
Antara Januari 1991 dan Maret 1992, 75 tank diproduksi, 41 oleh Krauss-Maffei (no. sasis 11118-11158) dan 34 oleh MaK (no. sasis 20938-20971). Perubahan yang dilakukan pada pemasangan mortar asap, dan sebuah kolimator untuk sistem referensi muzzle dipasang di sebelah kanan meriam utama 120mm, dekat ujung barrel, dan kemudian dipasang seperti pada batch sebelumnya. Sistem referensi muzzle memungkinkan pengecekan cepat untuk penembak dari distorsi dari barrel meriam dalam hubungannya dengan optik pembidik. Tank pada batch ini juga disebut Leopard 2A4.
Leopard 2A4 terakhir dari batch kedelapan dikirim ke Gebirgs-Panzerbattalion 8 (Batalion Tank Gunung) pada 19 Maret 1992, dalam sebuah upacara resmi di Munich.
Leopard 2A4 milik of Panzerbattalion 393, December 1995. CMTC Hohenfels.
Setelah pengiriman tank batch kedelapan terakhir, sekitar 2.125 Leopard 2A4 beroperasi untuk Jerman. Leopard 2 didesain untuk memenuhi kebutuhan untuk kendaraan tempur modern untuk mengatasi ancaman Soviet di Eropa Tengah. Tank ini menggunakan teknolohi tercanggih yang ada di masa itu, untuk mendapatkan performa yang lebih baik, dengan hasil optimal di faktor proteksi lapis baja, daya tembak dan mobilitas; yang menempatkannya sebagai pemimpin di desain tank modern.
The Improved Leopard 2 - Leopard 2 A5 KWS II
Leopard 2A5 KWS II, turret baru dan lapis baja komposit generasi ketiga
Di dunia modern, tekanan untuk modernisasi sangatlah besar, tetapi di dunia teknologi militer kenyataannya pahit. Dengan kemunculan tank hebat dan modern Soviet seperti T 64 B dan T 80 B, dilengkapi dengan meriam utama 125mm performa-tinggi yang mampu menembakkan peluru kendali, pengembangan Leopard 2 menjadi lebih baik semakin diperlukan. Walaupun kerjasaman antara negara-negara akan sulit. Setelah pembatalan program pengembangan tank bersama Perancis-Jerman di November 1982, Jerman mengembangkan fase konsep untuk Leopard 3 pada Maret 1983 untuk berjalan hingga 1996. Beberapa alternatif dipelajari, termasuk produksi tambahan Leopard 2, pengembangan Leopard 2, pengembangan turret baru untuk Leopard 2 dengan empat awak atau tiga awak dengan pengisi amunisi otomatis, atau tetap mengembangkan hull dan turret yang baru seluruhnya.
Pengembangan komponen Leopard 2 akhirnya dipilih, dan pada 1989 Leopard 2 KVT (Komponentenversuchsträger-tank percobaan komponen) dibuat dan diujicobakan. Tank ini dilengkapi dengan lapis baja tambahan, “spall liners” di dalam kopartemen tempur, palka geser elektronik untuk pengemudi, palka baru untuk komandan dan pengisi amunisi, penambahan lapis baja reaktif dan pasif di atap turret. EMES-15 ditinggikan dan mendapat tempat berlapis baja, dan PERI-17, sekarang mempunyai chanel pembidik termal independen, dipindah ke sebelah belakang kiri ruang komandan. Purwarupa ini mempunyai berat total 60.500kg. Setelah percobaan, tank ini diubah menjadi IVT (Instrumentenversuchsträger-Tank Ujicoba untuk Instrumen) dan bergabung dengan program pengembangan IFIS (integrated command and information system) yang dilakukan antara 1988 hingga 1992, yang dilakukan melalui kerjasama dengan AS untuk efisiensi dan pengumpulan informasi. Setelah evaluasi dari uji pengembangan dengan KVT, dua purwarupa dibuat pada 1991 oleh Krauss-Maffei untuk program pengembangan, dikenal dengan KWS.
Perubahan besar pada bidang politik dengan Blok Timur dan hasil dari pengurangan budget untuk militer sangat jelas mengubah program ini. Sebuah program alternatif dibuat, dipisah menjadi tiga tahap, dan dikenal sebagai KWS I, KWS II, dan KWS III (Angka Romawi tidak menunjukkan urutan).
KWS I terdiri dari adopsi meriam utama L/55 120mm yang lebih panjang dan penggunaan amunisi yang lebih baik, dengan kecepatan pemberangusan sampai 1.800 m/s (Program ini menghasilkan Leopard 2A6).
KWS II adalah pengembangan untuk meningkatkan proteksi lapis baja untuk awak dan pengembangan kemampuan sistem kendali dan komando (Program ini menghasilkan Leopard 2A5).
KWS III terdiri dari adopsi meriam utama 140mm.
Purwarupa Leopard 2 dengan meriam utama 140mm.
Pada Oktober 1991, Swiss, Belanda dan Jerman memutuskan untuk bekerjasama dalam program pengembangan KWS II. Leopard 2A5 dikirim secara resmi ke German Army School pada 30 November 1995. Sasis dari batch keenam, ketujuh dan kedelapan digunakan untuk program konversi dan menerima turret yang sudah dibuat ulang dan dimodifikasi yang diambil dari tank pertama batch keempat. Modernisasi dari sasis juga dilakukan oleh Krauss-Maffei dan MaK, sementara Wegmann dan Rheinmetall bertanggung jawap pada pengembangan turret.
Perubahan paling signifikan pada hull Leopard 2A5 adalah palka pengemudi baru, yang sekarang beroperasi secara bergeser dengan elektronik dan terbuka ke kanan. Sebuah deflektor dipasang di sebelah kiri ruang kemudi, dengan kurungan stowage untuk kamuflase. Sebuah kamera dipasang di atas belakang keluaran udara pendingin terhubung dengan sebuah monitor di dashboard pengemudi, membuatnya mampu berjalan mundur dengan kecepatan tinggi, tanpa petunjuk dari komandan. Roda-rodanya sekarang dibuat dari baja, untuk menggantikan roda sebelumnya yang terbuat dari aluminium.
Bagian depan dan samping turret dipasangi dengan lapis baja tambahan berbentuk baji, yang dapat dengan mudah diganti oleh mekanik jika tertembak atau, dikemudian hari, dapat diganti dengan lapis baja yang lebih canggih. Panel samping dari baja tambahan ini tergantung dan dapat diayunkan ke depan, dibutuhkan jika mesin akan diganti. Mantlet meriam telah didesain ulang, dan boks stowage tambahan dipasang di belakang dan samping turret. Bagian dalam turret sekarang dipasangi dengan sebuah spall liner untuk meningkatkan proteksi awak terhadap serpihan-serpihan. Sistem stabilisasi dan kendali meriam hidrolis diganti dengan sistem elektrik. Teleskop tambahan FERO Z-18 optikdipinda posisinya di atas mantlet meriam, dan pembidik panoramik PERI-R 17 milik komandan dipindah ke sebelah belakang kiri ruang komandan. Pembidik independen komandan juga dikembangkan dengan chanel termal yang ditampilkan dalam sebuah monitor di dalam ruang komandan. Prosesor data jarak laser dimodifikasi sehingga Leopard 2A5 sekarang dapat menyerang helikopter dengan amunisi APFSDS-T, dan sistem navigasi GPS dibuat dengan antena GPS terpasang dibelakang atap turret.
Tambahan lapis baja membuat berat tempur Leopard 2A5 menjadi 59.500kg, yang sama sekali tidak berpengaruh pada mobilitasnya, karena memang tank ini sudah didesain untuk menerima perubahan semacam ini.
The Leopard 2 A6
Leopard 2A6, German Bundeswehr, saat manuver
Leopard 2A6 mempunyai sebuah meriam L55 yang lebih panjang, sebuah mesin pelengkap, proteksi ranjau yang ditingkatkan dan sebuah sistem AC (pengatur suhu udara) AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6 yang dikirim pertama kali pada Maret 2001. AD Belanda juga memesan upgrade 180 tank 2A5 menjadi 2A6, yang tank pertamanya mulai beroperasi pada Februari 2003.
Pada Maret 2003, AD Yunani memesan 170 Leopard HEL (sebuah versi dari 2A6EX) untuk dikirim antara 2006 dan 2009.
Leopard 2E, milik AD Spanyol, memperlihatkan lapis baja ekstra di depan hull dan meriam L55 120mm baru
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (sebuah versi dari Leopard 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar) dan 16 kendaraan recovery Leopard 2ER, dan empat kendaraan trainer pengemudi Leopard 2. 30 pertama dibuat oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH dan sisanya akan dibuat dibawah lisensi di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch pertama dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Leopard 2E, memperlihatkan penambahan panjang laras penuh 130 cm dari meriam L55 120mm baru
Versi Spanyol mempunyai beberapa perubahan dari model A6 dasar, di samping lebih bayak lapis baja, termasuk sistem Indra/KAE LINCE C2, Indra 2nd gen TI untuk penembak dan Komandan, teleskop pasif Indra 3rd gen baru untuk pengemudi dan Spanish PR4GE (dibuat dibawah lisensi radio hopping frekuensi digital 2ng gen PR4G) dengan modem data untuk transmisi data aman nirkabel.
Daya Tembak
Leopard 2E milik AD Spanyol-menembakkan meriam L55 120mm baru
Sebuah meriam smooth bore, meriam L55 120mm, dikembangkan oleh Rheinmetall GmbH di Ratingen, Jerman untuk menggantikan meriam smoothbore L44 120mm milik Leopard yang lebih pendek.
Laras meriam L44 120mm mempunyai panjang 530cm dan berat 1.190kg. Berat meriam keseluruhan 3.780kg. Sebagai perbandingan, laras meriam L55 120mm mempunyai panjang 660cm dan berat 1.374 kg. Berat keseluruhannya 4.160kg. Pertambahan banjang L44 ke L55 adalah 130cm, menghasilkan porsi yang lebih besar dari energi yang tersedia untuk dikonversikan ke kecepatan proyektil yang ditembakkan.
Sebuah karakteristik penting dari meriam L55 adalah kompabilitasnya dengan sistem senjata Leopard 2, yang berarti bahwa meriam ini terintegrasi tanpa alterasi substansial. Geometri eksternal dari meriam ini didesain untuk meminimalkan fenomena pelengkungan statis, untuk menghasilkan lekukan konstan optimal. Dari daktor ini, bentuk laras yang dipilih untuk L55 memainkan peran kritis. Hal ini merupakan prasyarat untuk sistem yang mempunyai probabilitas “first-shot hit” yang tinggi. L55 dapat menembakkan proyektil 120mm standar apapun.
Khusus ketika menggunakan proyektil DM 53 KE, L55 mampu meningkatkan performa 30% jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Sebagai contoh, ketika ditembakkan laras yang lebih panjang, DM 53 (LKE II) KE dapat mencapai kecepatan 1.750m/detik.
Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal, ekstraktor asap dan sistem referensi mocong meriam, kompatible dengan amunisi 120mm yang ada saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.
Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan dikenal sebagai LKE II dikembangkan sebagai hasil dari Tactical Requirement di November 1987, dan menggunakan meriam dengan laras yang lebih panjang. Efek proyektil energi kinetik pada target musuh tergantung pada 1) panjang penetrator, masa proyektil dan kecepatan saat tabrakan dan 2) interaksi antara proyektil dengan target. Bahan proyektilmerupakan serbuk tungsten berat di dalam sebuah struktur monoblok. Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan mempunyai energi moncong dan gaya hentakan yang lebih besar.
Amunisi terbaru yang dikembangkan Rheinmetall untuk Leopard 2 termasuk peluru DM 43 A1 120mm KE, DM 53 120mm LKE dan 120 MP.
Efektifitas letalitas Leopard 2A6 terutama dikarenakan karena pengembangan sistem meriam oleh Rheinmetall. Berdasarkan kebutuhan militer untuk daya tembak yang lebih besar, Rheinmetall W & M selanjutnya meningkatkan performa meriam ini dan amunisi-KE. Penambahan 130 cm dan beberapa modifikasi lain dari meriam sebelumnya (ruang pada laras mampu mendukung tekanan yang lebih tinggi dari bahan bakar peluru baru) menghasilkan kecepatan peluru yang lebih tinggi dan meningkatkan performa KE. Perkiraan energi kinetik moncong, ketika menembakkan APFSDS DM 53 (LKE II), sekitar 18-20 megajoule (MJ). Meriam L55 120mm kompatibel dengan tipe-MBT modern, termasuk yang beroperasi untuk NATO, dan meriam ini juga dapat diganti dengan meriam lama.
Meriam hiper-velocity L55 120mm
Peningkatan performa lanjut dari Leopard 2A6 dihasilkan dari pengenalan peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II). Peluru ini mempunyai kemampuan penetrasi yang lebih tinggi dari pada peluru KE yang ada sebelumnya dan menjadi contoh bagi pengembangan perlengkapan saat ini atau masa datang. Perkiraan kemampuan penetrasi peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II) yang ditembakkan dari meriam L55 120mm adalah 750mm pada jarak 2.000m.
Peluru sekunder yang bisanya dipakai adalah peluru sekunder ultra-modern (HE and MP).
Proteksi
Leopard 2A, walaupun dilakukan penambahan berat dari kelas militer 60 ton menjadi 70 ton, MBT ini tetap mempertahankan manuverabilitasnya. Gambar di atas menunjukkan kemampuan Leopard 2 untuk menyeberangi sungai kecil.
Leopard 2A6 dilindungi dengan lapis baja komposit generasi ketiga, dengan penambahan penguatan di bagian depan dan samping turret dengan modul lapis baja add-on terpasang secara eksternal. Jika penetrasi peluru menembus lapis baja, sebuah “spall liner” mengurangi jumlah fragmen dan fragmen kerucut tajam. “Spall liner” juga mampu menjadu insulasi kebisingan dan termal. Penguatan pada lapis baja menghasilkan perlindungan dari serangan berlapis, peluru energi kinetik dan “shaped charges”.
Leopard 2A4-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (Akhir 1990an):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 590-690
Glacis: 600
Hull badian bawah depan: 600
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 810-1.290
Glacis: 710
Hull badian bawah depan: 710
Leopard 2A5-A6-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002-2004):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 920-940
Glacis: 620
Hull badian bawah depan: 620
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.730-1.960
Glacis: 750
Hull badian bawah depan: 750
RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis baja.
Leopard 2A6 merupakan salah satu MBT dengan perlindungan terbaik di dunia, sama seperti M1A2 Abrams SEP milik AS.
Leopard 2A7
Leopard 2A7: Outstanding performance in either urban or high-intensity operations.
(Photo: Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. KG.)
|
MBT varian Leopard 2 yang baru, Leopard 2A7+, dikembangkan oleh KMW pada 14 Juli 2010, sebagai generasi baru salah satu desain MBT tersukses dalam sejarah. MBT ini menggunakan Kit Proteksi Modular, mobilitas yang lebih baik, sustainabilitas yang ditingkatkan, kemampuan pengintaian yang ditingkatkan, dan pemakaian senjata yang lebih akurat.
Leopard 2A7+ merupakan upgrade dari Leopard 2A6 yang dipersenjatai dengan meriam Rheinmetall smoothbore L/55 120mm. Upgrade Leopard 2A4 dan 2A5 dengan meriam Rheinmetall L/44 120mm yang lebih tua menjadi standar Leopard 2A7+ juga dimungkinkan.
MBT baru yang sudah diuji dan disetujui oleh Bundeswehr Jerman ini (dan diharapkan upgrade akan dilaksanakan untuk 225 Leopard 2A6 dan 125 Leopard 2A5 ke standar Leopard 2A7+), membawa sebuah konsep modularitas baru, membuat sistem senjata dapat dioperasikan dalam kondisi urban dan juga operasi intensitas tinggi.
Bersama dengan IED dan proteksi ranjau yang tak tertandingi, konsep proteksi modular juga mengijinkan penambahan lapis baja pasif di atas lengkung frontal, dan juga di sepanjang sisi hull dan turret, ditambah dengan integrasi dari kit operasi urban yang menawarkan perlindungan 360 derajat terhadap serangan RPG.
Daya Tembak Berorientasi Target
Kemampuan untuk menembakkan amunisi-HE 120mm baru yang dapat diprogram (untuk meriam L/55 120mm Rheinmetall) membuat awak dapat menembak sasaran di balik perlindungannya dan di dalam bangunan. Dipasangi dengan Remote Controlled Weapon Station (RCWS) FLW 200 KMW yang dipersenjatai dengan MG .50 dan peluncur granat 76mm, yang dapat dioperasikan di bawah perlindungan hull, membuat LEOAPRD 2 A7+ mantap di medan built-up dan non-built-up
Mobilitas yang Lebih Baik
LEOPARD 2 A7+ mendapat keuntungan dari peningkatan mobilitas dengan “final drive” yang baru dikembangkan, treads baru, papan torsi yang lebih baik, pengembangan sistem-rem dan bilah dozer yang dapat diadaptasikan untuk membersihkan halangan di jalurnya.
Sustainabilitas yang Ditingkatkan
Lebih lanjut, Leopard 2A7+ dilengkapi dengan unit pendingin performa-tinggi dan sebuah unit tenaga tambahan (APU=Auxiliary Power Unit) untuk melaksanakanpertempuran 24 jam. Konsep operasional yang didesain ulang juga membuat awak dapat menggunakan kemampuan baru tank secara efisien.
Sistem Pengintaian dan Kewaspadaan Situasional yang Ditingkatkan
Komandan dan penembak mendapat kelebihan dari pelacak termal dan pengamatan medan-dekat siang dan malam ATTICA™ generasi ketiga, dan juga kamera siang dan malam untuk pengemudi.
Tank Rusak – Awak Selamat
AB Kanada menggunakan LEOPARD 2A6M di Afghanistan. Versi ini seperti versi A6, tetapi juga mempunyai proteksi yang lebih baik terhadap ranjau dan jebakan seperti pada Leopard 2A7+ ini. Fakta bahwa sistem proteksi ini sangat efektif ditunjukkan pada November 2007. Pejuang Taliban melakukan serangan terhadap Leopard 2A6M-CAN Kanada dengan jebakan yang besar. Tank rusak, tetapi seluruh awaknya selamat dari serangan. Setelah perbaikan, tank tersebut kemudian dapat dioperasikan kembali.
The Leopard 2A7+ at the Eurosatory 2010. (Photo: Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. KG.)
LEOPARD 2 DI NEGARA NON-JERMAN
Leopard 2A6M
Leopard 2A6M CAN: Leopard 2A6M milik Kanada, diadaptasikan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Kanada. Tank ini mempunyai tambahan lapis baja di bagian depan, dan lapis baja rusuk dipasang. Leopard 2A6M adalah model seni ilmu kemiliteran yang termasuk sebuah proteksi ranjau terintegrasi, dengan penambahan lapis baja di bagian bawah hull, dan dibagian bawah perut, ditambah sebuah kompartemen awak dengan desain baru, yang meningkatkan keselamatan awak. 20 Leopard 2A6M CAN, dikirim pada Agustus 2007 yang dipinjam oleh Angkatan Bersenjata Kanada dari Jerman, untuk meningkatkan efektivitas unit Kanada yang dikirimkan ke Afganistan. Kanada juga akan membeli 100 tank Leopard 2A4, senagai hasil perjanjian pemerintahan Belanda-Kanada. Akuisisi ini akan memenuhi kebutuhan jangka panjang Angkatan Bersenjata Kanada.
Swiss Pz87: Leopard 2 Pz 87 berbeda dengan milik Jerman, memiliki perubahan di bagian belakang turret, dengan sebuah lerengan di bagian belakang kiri turret dan sebuah boks tambahan untuk jaring kamuflase di bagian belakang kanan turret. Pada bagian belakang kiri turret terdapat box yang berisi koneksi “head-set” eksternal untuk intercomm awak. Senapan mesin MG 87 7.5mm WF Bern buatan Swiss dipakai, satu dipasang secara koaksial terhadap meriam utama dan yang satunya dipasang di ruang pengisi amunisi untuk pertahanan udara. Radio AN/VCR 12 desain AS yang diproduksi dibawah lisensi, dipasang. Di bagian kanan dan kiri, di sebelah mortar asap, dua kotak tubular untuk tempat penyimpanan interim bagi laras pengganti senapan mesin jika panas. Tiga grouser disimpan di bagian kiri turret dan tujuh lainnya di sebelah kanan, sedang yang 18 disimpan di “bow”, sehingga total ada 28 grouser dapat dibawa dan digunakan di tanah yang lembek atau bersalju. Swiss memperkenalkan knalpot dengan noise reduction, yang terpasang di bagian belakang tank, untuk semua tank KPz 87. Semua KPz 87 membawa skema kamuflase standar Jerman. Siww berpartisipasi dalam program pengembangan KWS II tri-lateral, dan akan mengupgrade Pz87 menjadi Leopard 2A5.
Leopard 2A4, 41(NL) Tankbataljon, 41(NL) Lichte Brigade, Weser-Emsland, June 1993.
Leopard 2 Belanda: Leopard 2 NL berbeda dengan milik Jerman karena mempunyai sistem mortar asap yang didesain oleh Belanda dengan enam laras tiap sisinya, sebuah periskop malam pasif buatan Belanda untuk pengemudi, sebuah senapan mesin FN MAG 7.62 mm yang terpasang koaksial terhadap meriam utama dan sebuah MAG untuk pertahanan udara, dan radio Philips dengan antena bergaya AS. Pada Januari 1993, AD Belanda mengumumkan rencana untuk melepas 115 dari 445 Leopard 2 NL, yang dijual ke Austria dan untuk mengupgrade 330 sisanya menjadi Leopard 2A5. Leopard 2NL pertama yang telah diupgrade dikirim ke Belanda pada Mei 1997. Tank hasil upgrade ini memakai skema kamuflase yang sama dengan milik Jerman, tetapi mempertahankan radio, senapan mesin FN MAG dan mortar asap buatan Belanda. AD Belanda juga telah memesan untuk mengupgrade 180 tank 2A5-nya menjadi 2A6, tank pertama mulai beroperasi pada Februari 2003.
The Leopard 2E, of the Spanish Army.
Leopard 2E: Sebuah turunan dari versi 2A6 (dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), dikembangkan di bawah sebuah program manufakturing bersama antara Jerman dan Spanyol. Program ini berjalan dalam kerangka persetujuan pada 1995 antara Menteri Pertahanan kedua negara, yang termasuk di dalamnya peminjaman sebanyak 108 Leopard 2A4 dari Jerman ke Spanyol untuk digunakan selama 5 tahun. Akan tetapi peminjaman ini diperpanjang hingga 2016, dan setelahnya tank-tank tersebut menjadi milik Spanyol. Pada 1998, pemerintah Spanyol menyetujui kontrak pembuatan 219 Leopard 2E, 16 tank recovery (CREC) dan 4 tank trainer. Mereka memilih Santa Bárbara Sistemas sebagai kontraktor utama. Program ini, dengan dana sebesar 1.939,4 juta Euro, termasuk pengembangan support logistik terintegrasi; kursus untuk instruktor awak, montir dan pengemudi; tower; perawatan; dan simulator pembidikan dan penembakan. 30 tank Leopard 2E pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dibuat di bawah lisensi oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch produksi pertamanya dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Stridsvagn (Strv) 121: Pada 1994 dan 1995, total 160 Leopard 2A4 dari lima batch pertama, diambil dari stok Jerman untuk dikirim ke AD Swedia. Secara resmi diberi nama Stridsvagn 121, tank pertama sampai di Swedia pada Februari 1994. Tidak ada perubahan atau modifikasi yang dilakukan pada tank-tank ini.
The Stridsvagn (Strv) 122.
Stridsvagn (Strv) 122: Swedish Defense Materiel Administration (FMV) menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei untuk pembuatan dan pengiriman 120 Leopard 2-S yang diberinama secara resmi menjadi Stridsvagn 122 oleh AD Swedia. Kontrak ini termasuk suplai pelatihan, perawatan, suku cadang, dokumentasi, simulator dan sebuah pilihan untuk membeli 90 Strv 122 tambahan. Sementara Krauss-Maffei merupakan kontraktor utamanya, sasisnya di-subkontraktor-kan ke Hägglunds, Swedia. Wegmann, kontraktor utama untuk turret, men-subkontraktor-kan ke Bofors dan sistem kendali penembakannya dari STN Atlas Elektronik ke Celsius Tech Systems AB di Swedia. Bofors juga membuat 50 persen dari meriam utama 120mm, sementara Rheinmetall membuat sisanya.
Stridsvagn 122 adalah versi tercanggih dari Leopard 2 yang saat ini beroperasi. Bagian depan hull dan glacisnya dilengkapi dengan plat baja tambahan, dan bagian dalam tank dilindungi dengan “liner” secara penuh, untuk mengurangi efek dari tembakan proyektil dan pecahan ledakan. Untuk pengemudian malam hari, pengemudi menggunakan pembidik pasif yang juga digunakan oleh CV 90 Infantry Fighting Vehicle. Karena penambahan berat tank menjadi 62.000 kg, jika dibandingkan dengan Leopard 2A5 milik Jerman yang hanya 59.500kg, batang torsi yang lebih kuat (yang ditiru dari Panzerhaubitze 2000) dipasang dan cakram rem baru juga digunakan. Semua tangki bahan bakar mempunyai cairan peredam-ledakan spesial. Kompartemen mesinnya dilengkapi dengan pendingin untuk mengurangi deteksi dari penjejak IR, dan sensor panas juga dipasang di kompartemen mesin yang akan secara otomatis mematikan operasi kipas angin dan pemasukan udara, jika Strv 122 diserang dengan menggunakan bom napalm. Roda rantai tank ini dilengkapi dengan penghubung lapis baja.
Bagian samping dan depan turret dilengkapi dengan lapis baja tambahan yang sama dengan Leopard 2A5, tetapi pada atap turret, palka komandan dan pengisi amunisi dilapisi dengan baja. Dengan penambahan berat pada palka ini, pengoperasian dilakukan secara otomatis dengan listrik dan terbuka dengan cara bergeser, tetapi akhirnya diacuhkan karena masalah untuk membukanya jika tidak ada tenaga listrik. Sekarang palka ini dilengkapi dengan pembuka manual, sehingga tidak ada masalah jika tank dalam kondisi buruk. Periskop milik komandan mempunyai flap pelindung yang dioperasikan secara manual, yang akan menutupinya jika tidak terpakai. Komputer sistem kendali penembakan digital mengolah data hingga untuk 12 tipe amunisi berbeda, temasuk APFSDS-T, HEAT-MP-T, HEAT-GP, smoke, anti-helicopter dan amunisi untuk latihan. Tetapi hingga 2001, hanya lima tipe amunisi yang digunakan, 120mm APFSDS-T, 120mm HE-T, 25mm APFSDS-T, 25mm HE, and 120 mm TPFSDS-T. Proyektil 25mm adalah digunakan untuk sistem sisipan laras meriam dan digunakan untuk training dasar untuk penembakan jarak pendek. Amunisi Smoke, HEAT dan helikopter belum dipakai. Amunisi untuk helikopter masih dalam tahap pengembangan.
Penjejak jarak laser terintegrasi dalam EMES-15 menggunakan laser Raman-shifted. Strv 122 adalah MBT pertama di Eropa yang dilengkapi dengan sistem komando dan kendali canggih TCCS. Di bagian kiri dan kanan turret sistem proteksi tank GIAT Industries GALIX dengan mortar 80 mm dipasangkan, mampu menembakkan amunisi asap, decoy, flare dan fragmentasi. Terdapat 36 grouser (grip salju) untuk setiap 18 roda rantanya, untuk digunakan pada dataran yang becek dan salju. 18 grouser disimpan di bagian belakang turret dan 18 dibagian kiri. Stridsvagn 122 dicet dalam skema kamuflase dengan warna hijau, hijau terang dan hitam.
Leopard 2 Austria: Pada 1997, Austria membeli 115 Leopard 2 yang merupakan tank bekas pakai dari AD Belanda.
Leopard 2 Denmark: Pada Juli 1997 sebuah kontrak ditandatangani antara pemerintah Denmark dengan Krauss-Maffei untuk pengiriman 52 Leopard 2A4 dari stok Jerman. Pada 29 Juni 2000 komado AD Denmark menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei Weggman untuk mengupgrade 51 Leopard 2A4 menjadi Leopard 2A5 DK. Proyek ini seharga 855 juta DKr. Tank akan menjadi bagian dari Brigade Reaksi Denmark. Leopard 2A5 diharapkan beroperasi hingga 2025. Tank A5 pertama dikirim pada 24 September 2002. Konfigurasi A5 DK berdasarkan "Mannheimer-configuration" milik Jerman/Belanda dan pengembangannya mengikuti S 122 milik Swedia. Leopard 2A5 DK hasil upgrade akan setara dengan Leopard 2A Jerman/Belanda dan dapat melakukan sharing training, logistik dan teknis di antara para pengguna Leopard 2A5.
Leopard 2A5 Denmark akan mempunyai pengembangan yang lebih dari pada tank milik Jerman dan Belanda, dan akan menggunakan pengembangan yang dipakai pada Leopard 1A DK (SFOR).
Elemen kunci pengembangannya yaitu:
- Pengembangan perlindungan pasif awak dan tank
- Pengembangan lingkungan kerja Komandan Tank dan kemungkinannya untuk menggunakan tank dalam keadaan yang berbeda
- Upgrade teknis sebagaimana dibutuhkan dalam penambahan/penggantian lapis baja.
- Aransemen tank untuk memastikan upgrade di masa yang akan datang dapat dilakukan
Pengembangan lain termasuk, Perlindungan pasif:
- Konfigurasi Leopard 2A4 mempunyai pembidik utama dan sekunder yang dekat dengan modul-lapis-baja baru. Mantlet meriam utama dibuat lebih kecil demi memberi ruangan untuk modul lapis bajayang terletak di depan turret dan dibagian depan samping turret.
- Pada hull, lapis baja komposit yang ada diganti dengan lapis baja komposit baru yang lebih baik dan tambahan lapis baja dipasang di depan hull.
Skirts-nya diganti dengan tipe baru. Palka pengemudi diganti dengan palka baru yang justru lebih berat dengan tipe geser. Blok roda rantainya diganti dengan tipe baru yang berlapis baja. Di dalam turret maupun hull dipasang dengan spall-liners yang melindungi awak dari pecahan proyektil dan hull akibat tembakan musuh. Proteksi hull tank ini berbeda dengan konfigurasi-Mannheimer yang mana tidak memiliki pengganti lapis baja di hull. Perlindungan pada hull berbeda dengan konfigurasi Mannheimer di mana tidak ada penggantian lapisan baja pada hull. Konfigurasi ini terutama terdapat pada batch produksi akhir yang proteksinya lebih baik dari Leopard 2A4 Denmark.
Pengembangan selanjutnya dari Leopar 2A5 DK: karena bertambahnya bobot turret dan pelajaran selama Perang Teluk, Leopard 2A5 DK dilengkapi dengan sistem elektrik 100% untuk memutar turret, menstabilkan meriam utama dan lain-lain. Tank ini dapat mensupport upgrade lanjut dari meriam utama 120mm L55 atau meriam 140mm, dan tambahan lapisbaja pada bagian atas turret. Kepala bersudut pembidik primer penembak dipindah ke bagian atas turret. Komandan Tank akan dapat melihat pembidik penembak pada monitor melalui Charge-Coupled-Device (CCD).
Pembidik sekunder dari penembak dipindah juga untuk memungkinkan penambahan lapis baja pada bagian depan turret. Pembidik milik komandan tank dipindah ke bagian belakang cupolanya dan akan dilengkapi dengan pembidik terstabilisasi dengan penjejak siang hari dan termal. Pembidik ini dibuat oleh Elop Electro-Optics Industries, anak perusahaan Elbit System, Israel. Berat tank akan bertambah menjadi 61 ton (MLC 70) dari 55 ton (MLC 60).
Tank akan dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis sistem GPS, yang di-back-up dengan sistem navigasi inersial. Di bagian belakang tank sebuah camera akan dipasang, yang membuat pengemudi untuk mundur tanpa bantuan dari Komandan Tank. Udara pendingin pada mesin diubah jalurnya untuk meyakinkan pendinginan optimal pada mesin dan meminimalkan detaksi dari penjejak termal milik musuh. Selanjutnya, tank dilengkapi dengan generator elektrik untuk memastikan sistem pendingin tetap berjalan. Dan juga memungkinkan di masa yang akan datang, tank ini dilengkapi dengan sistem manajemen peperangan. Tank telah dilengkapi dengan sistem AC dan sistem peredam ledakan. Kompartemen mesin dilindungi secara penuh dengan sistem otomatis untuk melindunginya dari napalm. Tank bahan bakar terlindung dari ledakan seperti pada Leopard 1A5 DK (SFOR).
Pada November 2002, 18 Leopard 2A5 DK sudah siap untuk latihan dan uji coba. Seluruh tank Leopard 2A5 DK baru untuk AD Denmark akan dikirim seluruhnya hingga 2025.
Versi terbaru MBT Leopard adalah Leopard 2A6 EX)
Leopard 2A6 (EX): Sebagai varian terbaru Leopard 2, KMW memperkenalkan Leopard 2A6 EX, yang mempunyai meriam L/55 yang lebih panjang, mesin auxiliary, perlindungan ranjau yang lebih baik dan sistem AC. Daya tembak superior dijamin oleh meriam smooth-bore 120mm yang dimiliki Leopard 2A6 EX. Pengembangan meriam L-55, versi lebih bertenaga dan lebih panjang dari persenjataan utama serta tipe pengembangan baru amunisi menghasilkan tenaga penetrasi dan memungkinkan penembakan target dari jarak yang lebih jauh. AD Jerman mengupgrade 225 tank Leopard 2A5 menjadi konfigurasi A6, tank pertama dikirimkan pada Maret 2001. AD Belanda juga sudah memesan 180 Leopard 2A5 untuk diupgrade ke A6 dengan tank pertamanya mulai beroperasi apda Februari 2003.
Leopard 2HEL, Leopard milik Yunani yang dilengkapi dengan meriam L55 Rheinmetall 120mm
Leopard 2HEL (Hellenic): Pada Maret 2002, AD Yunani mengumumkan telah memilih Leopard 2GR (varian Lopard 2A6), dengan kebutuhan sekitar 170 tank untuk dikirim antara 2006 hingga 2009, serta akuisisi 183 Leopard 2A4 dari AD Jerman. Unit pertama dari Leopard 2HEL dikirim pada Maret 2006.
Negara lain yang memakai MBT Leopard 2: AD Norwegia membeli 52 Leopard 2A4 bekas pakai dari AD Belanda, melalui perjanjian yang disepakati pada 8 Februari 2001. AD Finlandia membeli 124 tank dan AD Polandia membeli 128 tank 2A4 bekas pakai milik Jerman.
LEOPARD 2 - VARIANTS
Leopard 2 Fahrschulpanzer
Fahrschupanzer-Tank Training Pengemudi
Sebagai tambahan untuk pendidikan teoritis dan simulasi pengemudi, Budeswehr menggunakan 31 tank training pengemudi Leopard 2, yang dikirim dalam dua batch. Batch pertama 22 tank, 8 dibuat Krauss-Maffei dan 14 oleh Mak (nomor sasis 19001 sampai 19022), di kirim antara Februari dan September 1986. Sasisnya diambil dari produksi pada saat itu yang setara dengan Leopard 2 batch kelima. Batch kedua berisi 9 tank, lima dibuat oleh Krauss-Maffei dan empat oleh Mak, dikirim antara Februari dan April 1989. Sasisnya setara dengan batch keenam dengan skirt baru.Tank training ini pada dasarnya sama dengan MBT Leopard 2 dengan turret yang diganti dengan kabin observasi, dengan sebuah meriam tiruan dan tambahan berat untuk mensimulasikan turret Leopard 2 sesungguhnya. Instruktor duduk di bagian depan kabin, dengan alat tertentu memandu pengemudi trainee yang duduk dalam hull. Dua tempat duduk tambahan dalam “rumah kaca” menyediakan ruang lebar untuk observasi.
Belanda mempunyai 20 tank ini, Swiss tiga dan Spanyol empat.
The Bueffel Armored Recovery Vehicle. (Photo: Krauss-Maffei Wegmann GmbH).
Bergepanzer 3 'Bueffel' ARV
Komponen pertama studi sebuah ARV baru, direncanakan untuk mendukung pemeliharaan Leopard 2 yang pada saat itu akan segera beroperasi, dimulai pada 1977. Dengan beroperasinya Leopard 2, maka dengan segera Bergepanzer 2 A2 ARV (yang dibuat berdasar sasis Leopard 1) tidak akan cukup kuat untuk mendukung operasi Leopard dua dalam kondisi peperangan 24 jam, sehingga program pengembangan ARV baru diluncurkan.ARV eksperimental pertama layoutnya sama dengan Bergepanzer 2 A2 dan sebuah maket kayu untuk alternatif layout internal telah siap pada 1986. Dua purwarupa dipesan pada 1987 dan kendaraan eksperimentalnya dibuat berdasarkan purwarupa standar. Tiga purwatupa dikirim pada 1988 dan dilakukan uji intensif., pada 1990 pesanan untuk 75 ARV Bergepanzer 3 'Bueffel' (Kerbau) telah dibuat untuk Bundeswehr dan 25 Bergingstank 600 kN Bueffel untuk AD Belanda (RNLA)
MaK Systemgesellschaft mbH di kiel dipilih sebagai kontraktor utama. Produksi dibagi antara MaK 55 ARV dan Krauss-Maffei 45 ARV.
ARV Bergepanzer 3 Bueffel dibuat berdasarkan sasis Leopard 2. Pengemudi duduk di bagian depan superstruktur dengan komandan di belakangnya. Dua pintu besar menyediakan akses untuk memasuki ARV. Pemadam kebakaran dan sistem suppresi, sistem proteksi NBC dan peralatan penyeberangan perairan/sungai dalam dengan pompa lambung terpasang pada ARV ini. Untuk pemakaian malam, pengemudi dapat mengganti salah satu periskopnya dengan sebuah penjejak malam pasif. Selama masa damai, Bergepanzer 3 dapat dioperasikan oleh dua awak, walaupun ruang untuk awak ketiga tetap tersedia. Kompartemen mesinnya berada di bagian belakang, Bueffel memakai powerpack yang sama dengan Leopard 2.
Sebuah derek besar dengan daya angkat 30.000 kg dipasang di bagian kanan depan ARV, penopangnya bisa diputar 270 derajat. Derek ini mempunyai pembatas momentum elektronis, yang decara konstan mengkalkulasi elevasi penopang, kemiringan ARV dan massa beban untuk menghindari kelebihan beban. Sebuah Rotzler Treibmatic TR 650/3 terpasang di bagian depan ARV dengan panjang kabel efektif 180m (dengan diameter 33mm) dan dengan kapasitas tarik 35.000 kg, yang dapat menjadi dua kali lipat dengan penggunaan katrol.
Powerpack lengkap dapat diangkut dalam sebuah cradle khusus di dek mesin. Sebuah dozer/blade pendukung besar di bagian depan direndahkan untuk menstabilkan ARV selama operasi penderekan. Blade-nya juga dapat digunakan untuk operasi dozer (pembersihan rute). Bueffel dilengkapi dengan sistem lockout suspensi. Peralatan pemotong dan pemateri elektronik juga dipasang. Beperapa peralatan lain termasuk berbagai jenis alat pemasang dan towbar, pemasang dan pelepas cepat untuk penarikan, dan sistem recovery diri. Persenjataannya terdiri dari senapan mesin MG3 7.62 mm yang terutama digunakan untuk pertahanan udara, dan 16 mortar asap 70mm.
Berat Bueffel 54.000 kg dengan kapasitas tarik 62.000 kg (MLC 70). Kecepatan maksimumnya 68 km/jam dan 30km/jam untuk mundur. Dengan kapasitas bahan bakar 1.629 L, Bueffel dapat bergerak hingga 650 km di jalanan dan 325 km untuk lintas alam. Bueffel dapat mengganti mesin Leopard 2A4 dalam 25 menit, Leopard 2A5 dalam 35 menit. Terdapat 75 Bergepanzer 3 Bueffel yang digunakan oleh Jerman. 25 oleh Belanda, 14 oleh Swedia, 16 Spanyol, dan 25 Swiss. Kontrak lain adalah 12 untuk Yunani, 150 komponen Bergepanzer 3 (–seperti derek, dozer dll- dipasang untuk MBT K1, menghasilkan ARV K1), 46 untuk UAE dan 22 untuk Perancis (untuk UAE dan Perancis, berupa komponen yang dipasang pada sasis MBT Leclerc, menghasilkan ARV Leclerc).
Sebagai tambahan, terdapat versi upgrade dari Bergepanzer 3 Bueffel, dikembangkan untuk AD Swedia, BgBv 120. Model ini mempunyai pengembangan taktik dan teknis. ARV Swedia ini mempunyai sistem perlindungan balistik, termasuk proteksi interior terinegrasi, pengurangan jejak IR, sistem navigasi serta komando dan kontrol, sistem senjata baru (2048 HYM) dan sistem peluncur GALIX untuk perlindungan diri. Selanjutnya, ARV ini mempunyai sistem recovery dengan camera ke belakang untuk operasi recovery di bawah proteksi lapis bajal, 1.5 t auxiliary winch dan peningkatan performa tarik triplet dari winch utama (35 t tarikan tunggal). Setelah uji intensif dan trial yang berhasil, Rheinmetall mendapat kontrak untuk pembuatan 14 ARV ini untuk Swedia.
Bueffel mampu mengangkat 30.000 kg dan mengganti powerpack Leopard 2A5 dalam 35 menit
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2) Leopard 2
Modular Bridge System (PSB2), dikembangkan untuk AD Belanda dan JErman, menahan tiga jembatan/modul jembatan 9,7 meter masing-masing. PSB2 ini dapat membuat beberapa kombinasi jembatan: 3 x 9.7 meter; 1 x 9.7 meter; 1 x 18.7 meter; dan 1 x 27.7 meter. Dengan awak seorang pengemudi dan seorang operator, jembatan dapat dipasang sekitar 3, 5, dan 6 menit secara berurutan. Modul jembatan ini mempunyai lebar 4m, tinggi 0,65m dan berat masing-masing 5.000 kg. Kapasitas jembatan untuk MLC 70 (kendaraan beroda rantai 70 ton, dan MLC 100 untuk kendaraan beroda biasa. Terdapat kontrak 35 PSB2 untuk Jerman dan 14 untuk Belanda.
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2), with the 3 x 9.7 meters bridges combination.
Main performance specifications for the new PSB 2 armoured vehicle launched bridge / Bruglegger MLC70 for the German/Dutch armed forces:
1. Military load class MLC 70/100 for the bridge
2. Modular bridge system, comprising three bridge modules @ 9.7 m
Bridge combinations of 3 x 9.7 m; 1 x 9.7 m plus 1 x 18.7 m; 1 x 27.7 m
3. Launching under armoured protection
4. Horizontal launching
5. Launching times from 5 min (short-span bridge) to around 10 min (long-span bridge)
6. Interoperability with allied armed forces
7. Same protection and mobility as Leopard II A 5 main battle tank
8. Classification of the overall system in military load class MLC 70
9. Service life of 30 years, including 10000 crossings and 3000 launchings
10. Modern reconnaissance and guidance systems
A Leopard 2A4 main battle tank over the Panzerschnellbrücke 2 (MLC 70).
Panzerschnellbrücke 2 Technical data:
Total weight: 62,5 t
Height: 3,95 m
Width: 4,0 m
Length with bridge: 13,89 m
Crew: 2 men
Bridge: Bridge weight 3 x 5.040 kg
Panzerschnellbrücke 2 - Leguan Modular Bridge System.
Pionierpanzer 3 Kodiak
Leopard 2 AEV (Pionierpanzer 3 Kodiak)
Pionierpanzer 3 (PiPz 3) Kodiak adalah kendaraan tempur lapis baja yang baru dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata modern melalui pengembangan efektivitas dan fungsionalitas. Tank ini mengkombinasikan teknologi tempur modern dan spesifik dengan komponen dari MBT Leopard 2.Misi:
- Membangun atau membuang rintangan-rintangan
- Penyapuan ranjau
- Misi pertolongan dan misi pada area bencana
Pasar:
- Swiss
- Seluruh pemakai MBT Leopard 2
Fitur Utama:
- Sasis Leopard 2
- Ekskavator yang terpasang di tengah
- 2 alat angkat, masing-masing daya angkatnya 9 ton (jaringan quadruple ganda sampai 62 ton)
- Alat sapu ranjau
- Military Loading Class 70 (MLC 70)
Data Teknis:
- Panjang: 10.20 m<
- Lebar: 3.54 m
- Tinggi: 2.30 m<
Pionierpanzer 3 Kodiak with mine-plough
Pionierpanzer 3 Kodiak dapat juga digunakan sebagai kendaraan lapis baja penyapu ranjau, sebagai dozer dengan bajak ranjau besar. Apapun konfigurasi yang dipakai untuk tank ini, beratnya tetap terjamin untuk mengikuti Military Loading Class 70 (MLC 70).
Sejak purwarupanya diluncurkan pada musim gugur 2003, tank ini telah diuji oleh Swiss, Belanda dan Denmark. Uji coba tambahan juga dilakukan di Swedia. Beberapa negara sudah menunjukkan ketertarikan pada tank ini untuk kontrak produksi massa di masa yang akan datang.
Panzerpionier 3 Kodiak menyediakan teknisi-teknisi perang dengan sebuah alat multifungsional, tidak seperti "Swiss Army Knife" yang terkenal. Kodiak dilengkapi dengan ekskavator, dua alat angkat dan blade dozer yang dapat dimiringkan yang dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan.
Pionierpanzer 3 Kodiak, of the Swiss Army.
Kodiak juga dapat sangat berguna di situasi non perang, sebagai contoh untuk pertolongan bencana alam seperti badai, gempa bumi atau banjir, maupun untuk skenario rekonstruksi pasca-konflik.
Leopard 2 PSO Technology Demonstrator - New threats call for new responses.
Leopard 2 PSO
Situasi keamanan politik di abad ke-21 telah berubah. Dunia tidak lagi terpecah menjadi dua, barat dan timur. Angkatan bersenjata Jerman dan sekutunya di NATO, tidak lagi hanya berurusan dengan perang dalam dua pihak dan musuh potensial sekarang ini tidak lagi dapat diprediksi. Konflik saat ini telah tersebar di seluruh pelosok dunia, biasanya terjadi karena situasi politik di dalam negeri suatu negara. Ancaman tidak lagi berasal dari sebuah angkatan bersenjata, tetapi dapat berasal dari organisasi fundamentalis, teroris dan bahkan dari individu. Untuk misi “membuat” perdamaian dan mempertahankan perdamaian, Krauss-Maffei Wegmann mendesain LEOPARD 2 for Peace Support Operations (PSO). Dengan ketegasan dan ketegasan militer, sangat mobile dan dengan perlindungan maksimum, tank ini juga cocok untuk melawan target tunggal dan beroperasi dalam wilayah alami maupun buatan. KMW memperkenalkan tank demonstrator jenis ini pada 2006.Dengan tank keluarga Leopard 2, 13 angkatan bersenjata dari berbagai negara dilengkapi dengan sistem yang canggih yang sekarang dapat diadaptasikan dalam operasi urban dan ancaman asimetris. Leopard 2 PSO dikonsentrasikan untuk masalah ini. Tank ini dilengkapi dengan proteksi menyeluruh, sebuah senjata sekunder yang dapat dioperasikan di bawah perlindungan lapis baja, opsi untuk melengkapi tank ini dengan alat tak mematikan, sistem kamera canggih untuk opservasi jarak dekat, kemampuan pengintaian canggih, cahaya pencarian, dan blade dozer untuk menghancurkan barikade.
Operasi perdamaian di masa yang akan datang akan semakin penting untuk angkatan bersenjata. Kejahatan terorganisasi, terorisme internasional, dan perdagangan narkotika menjadi ancaman serius di berbagai negara. Oleh karena itu, angkatan bersenjata harus dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi dan kebutuhan, terutama operasi berurutan secara intensif dan jarak dekat menghadapi target berlapis baja, serta untuk misi kemanusiaan. Pada intinya Leopard 2 PSO merupakan teknologi MBT yang diadaptasikan untuk ancaman hari ini dan masa datang.
Leopard PSO.
Leopard 2A6 Drawing.
SPESIFIKASI
Crew: 4
Weight: 62 metric tons
Length: 7.7 m
Width: 3.7 m
Height: 3.0 m
Armament: 1 x Rheinmetall 120 mm L55 smoothbore gun; 1 x coaxial 7.62 mm machine gun; 1 x 7.62 mm anti-aircraft machine gun
Maximum speed: 72 km/hr
Maximum range: 500 km
Powerplant: MTU MB 873 multi-fuel, 1500 hp
Transmission: Renk HSWL 354
Gunner's sight: Rheinmetall Defence Electronics EMES 15 with thermal channel and laser rangefinder
Commander's sight: Rheinmetall Defence Electronics PERI-R17A2 with thermal channel
MAIN CONTRACTOR:
Krauss-Maffei Wegmann GmbH
Krauss-Maffei Wehrtechnik GmbH, the company's defense division, merged with Wegmann and Co. GmbH, Kassel, in a joint venture, Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. KG, Munich (KMW). The merger was approved by the German anti-trust authority and became effective on January 1 1999, The defense division was disincorporated on December 31 1998. KMW is now a market and technology leader in the field of armored vehicles and well-positioned to operate successfully in an environment of growing internationalization of defense companies and shrinking national defense budgets.
CONTRACTORS:
Ametek Rotron - Brushless Motors, Fans and Blowers
AVITRONICS Pty Ltd - Laser Warning Systems for Combat Vehicles
Behr Industrietechnik - Cooling and Air-Conditioning Systems
BEI Precision Systems & Space Division - Optical Encoders, Scanners and Accelerometers
CelsiusTech Vetronics - Fire Control Systems
COMET GmbH - Battlefield Simulation Ammunition
Diehl Remscheid GmbH & Co - Armoured Vehicle Tracks
ERA Technology Ltd - Military Design and Development Consultancy
Evans & Sutherland - Visual Systems for Simulation
Giat Industries - Ammunition
LITEF GmbH - Land Navigation Systems
MaK System Gesellschaft MBH - Heavy Armoured Support Systems
MaK System Gesellschaft MBH - Land Systems
MPE Limited - Electrical Filters for EMC / RFI / EMP / HMP / TEMPEST
PIETZSCH Neue Technologien GmbH & Co. KG (PNT) - Defence Technology System and Component Development
RENK - Tank Transmission System
Rheinmetall W & M GmbH - Ammunition and Weapon Systems for Ground Forces
Rheinmetall W & M GmbH - Gun Systems and Weapon Components
RKS S.A. - Slewing Bearings and Special Bearings
SIGNAAL Communications - Tactical Communication Systems/Networks, Digital Vehicle Intercom Systems
SpanSet International - Lifting, Lashing and Personal Safety Systems
STN ATLAS Elektronik GmbH - Electronic Equipment and Systems
Weibel Scientific Ltd - Doppler Radar Systems
Diterjemahkan secara bebas dari: fprado.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar