Jumat, 14 Oktober 2011

Hindustan (HAL) Tejas / Light Combat Aircraft (LCA) Light Multi-Role Fighter




DESKRIPSI:

India memulai proyek Light Combat Aircraft (LCA) pada 1983. Secara resmi diberi nama Tejas (Bahasa Sansekerta dari cahaya) pada 2003. Pesawat ini dikembangkan sebagai pesawat ringan dan ekonomis pengganti pesawat MiG-21 milik Au India yang menua. Di bawah petunjuk Aeronautical Development Agency (ADA) India, kontraktor utama Hindustan diberi kewenangan penuh untuk mendisain dan pembuatan LCA. HAL juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasi beberapa laboratorium pemerintah, institusi pendidikan, sub-kontraktor.

Hasil dari pengembangan ini adalah desain sayap delta yang mempunyai teknologi modern tingkat lanjut termasuk sistem kontrol fly-by-wire, sistem avionic terintegrasi, penggunaan bahan komposit, dan display "glass cockpit". Fitur canggih lainnya termasuk radar multi-mode, pod pelacakan laser dan sistem FLIR, sistem navigasi "ring laser gyro inertial", deretan alat tempur elektronik komprehensif, dan sistem komunikasi yang resistan jamming.

Sayangnya, program Tejas mengalami banyak penundaan yang menyebabkan lamanya pengembangan sedikitnya satu dekade. Masalah pertama adalah ketika desain telah diselesaikan pada 1990, komisi pemerintah menemukan banyak kekurangan pada area teknologi kritis. Sehingga pemerintah memutuskan untuk membuat dua demonstrator teknologi untuk meyakinkan terselesaikannya masalah teknologi. Pesawat pertama dari demonstrator teknologi ini diselesaikan pada 1995, tetapi kesulitan pada sistem kontrol penerbangan dan pembuatan komponen komposit structural menyebabkan pesawat ini belum dapat terbang.

Masalah besar lainnya adalah pada 1998 ketika tes nuklir India menyebabkan AS memberi sanksi pelarangan penjualan mesin turbofan General Electric F404 kepada India. Sanksi ini juga menyebabkan berhentinya bantuan dari Lockheed Martin dalam pengembangan sistem kontrol penerbangan. India memutuskan untuk melanjutkan program ini kendati banyaknya masalah yang dihadapi dan memutuskan untuk membuat mesin jet sendiri untuk menggantikan F404. Keputusan ini menyebabkan timbulnya masalah lain karena penundaan produksi dan bertambahnya biaya untuk mengembangkan mesin Kaveri baru. Masalah ini semakin diperparah dengan keputusan pembelian kembali mesin F404 tambahan untuk produksi awal Tejas, setelah AS membatalkan sanksinya. Diharapkan mesin Kaveri dapat mulai dipakai pada 2010.

Demonstrator teknologi pertama (TD-1) akhirnya dapat terbang pada 2001. Selanjutnya diikuti dengan TD-2 dan dua pesawat purwarupa (PV-1 and PV-2). Pesawat-pesawat ini digunakan untuk melakukan ujicoba dan menguji teknologi canggih yang akan digunakan pada Tejas. Fase tes kedua telah dimulai pada akhir 2006 dengan ditandai penerbangan pertama pesawat purwarupa produksi PV-3. Tes lain yang telah dilakukan termasuk model angkatan laut (naval) PV-4 dan model trainer PV-5. Tes penerbangan untuk integrasi senjata dilakukan pada awal 2007. Pada 3 Oktober 2011 dilaporkan bahwa Final Operation Clearance (FOC) Tejas ditunda hingga Desember 2013.




HISTORY:
First Flight: (TD-1) 4 January 2001
Service Entry: planned for 2010

CREW: one: pilot

ESTIMATED COST: $21 million

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: unknown
Wing Tip: unknown

DIMENSIONS:
Length: 43.27 ft (13.20 m)
Wingspan: 26.88 ft (8.20 m)
Height: 14.42 ft (4.40 m)
Wing Area: 412.6 ft² (38.4 m²)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 12,125 lb (5,500 kg)
Normal Takeoff: 18,740 lb (8,500 kg) [clean]
Max Takeoff: 27,560 lb (12,500 kg)
Fuel Capacity: internal: 795 gal (3,000 L); external: 1,055 gal (4,000 L)
Max Payload: 8,820 lb (4,000 kg)

PROPULSION:
Powerplant: (prototypes) one General Electric F404-F2J3 or F404-IN20 turbofan; (production) one GTRE GTX-35VS Kaveri turbofan
Thrust: (F404-F2J3) 18,100 lb (80.50 kN); (F404-IN20) 18,700 lb (83.18 kN); (GTX) 20,200 lb (89.86 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,195 mph (1,920 km/h) at 36,000 ft (11,000 m), Mach 1.8; at sea level: unknown
Initial Climb Rate: unknown
Service Ceiling: 50,000 ft (15,250 m)
Range: 460 nm (850 km)
g-Limits: +9 / -3.5

ARMAMENT:
Gun: one 23-mm GSh-23 twin-barrel cannon (220 rds)
Stations: eight external hardpoints
Air-to-Air Missile: R-77/AA-12 Adder, R-73/AA-11 Archer, BVRAAM
Air-to-Surface Missile: up to two conventional cruise missiles, anti-ship missiles
Bomb: laser-guided bombs, conventional bombs, cluster bombs
Other: rocket pods

KNOWN VARIANTS:
LCA-TD-1: First technology demonstrator equipped with a General Electric F404-F2J3 turbofan
LCA-TD-2: Second technology demonstrator
LCA-PV-1 and PV-2: Single-seat prototype vehicles
LCA-PV-3: Single-seat prototype vehicle that should be at or very close to production form, equipped with in-flight refueling capability
LCA-PV-4: Single-seat prototype vehicle for a naval variant
LCA-PV-5: Two-seat trainer prototype vehicle
Tejas: Production model for the Indian Air Force
Trainer: Two-seat trainer model
Navy model: A navalized version with strengthened landing gear and a redesigned forward fuselage to be used aboard a future Indian aircraft carrier
MCA: Planned Medium Combat Aircraft derived from the LCA, supposed to possess greater stealth characteristics and thrust-vectoring capability

KNOWN COMBAT RECORD: not yet in service

KNOWN OPERATORS:
India, Bharatiya Vayu Sena (Indian Air Force)
India (Indian Naval Air Squadron)


Sebelumnya diposting pada 8 Agustus 2008 di www.bluefame.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar