Tampilkan postingan dengan label TNI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TNI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Oktober 2011

EADS CASA C-295



Role: Pesawat Transport/Pesawat Patroli Maritim 
Manufacturer: EADS CASA dan PT DI (untuk wilayah Asia Pasifik)
Penerbangan Pertama: 28 November 1997 
Dikenalkan: 2001 
Status: Aktif 
Pemakai Primer: AU Spanyol, Brazil, Polandia dan Portugis 
Jumlah: 85 
Dikembangkan dari: CN-235 


EADS CASA C-295 adalah pesawat transport militer taktis bermesin turboprop kembar yang diproduksi oleh Airbus Military di Spanyol. C-295 dikembangkan dari pesawat CN-235 yang sudah teruji. Pesawat ini mempunyai badan pesawat yang lebih besar dan mesin baru (2xturboprop PW127G) yang meningkatkan jarak operasional dan payload dibandingkan dengan pesawat taktis CN-235. Pesawat ini dapat melakukan misi taktis dan transpor pendukung logistik, airdrop, evakuasi medis, patroli maritim dan misi kemanusiaan.

Pesawat C-295 operasional pertama dikirimkan ke AU Spanyol pada 2001. Hingga sekarang, Spanyol, Polandia, Brazil, Swiss, Yordania dan UAE telah memesan pesawat C-295. Pesawat transpor C-295 yang berukuran-kecil akan menjadi pelengkap pesawat transport C-130 berukuran-medium.

Empat pesawat C-295 yang dipesan oleh UAE akan melakukan misi patroli maritim. Pada akhir April 2005, EADS CASA dan pemerintah Brazil menandatangani pesanan pembelian untuk 12 C-295 senilai 238 juta Euro untuk menggantikan armada C-115 Buffalo Brazil dan sebagai back-up armada C-130 Hercules yang dioperasikan oleh AU Brazil. C-295 diproduksi untuk Brazil di bawah program CL-X dengan pengiriman pesawat pertama pada 23 Oktober 2006.

Pada 4 Mei 2006, AU Finlandia mengumumkan keputusan dipilihnya C-295 sebagai pesawat transport taktis generasi barunya. Kebutuhan awal Finlandia adalah dua C-295 ditambah kemungkinan penambahan lima unit lagi untuk menggantikan armada Fokker 27 milik mereka.

Pada 18 Oktober 2007, AL Chili membeli 3 pesawat survey maritim C-295 dengan opsi tambahan 5 unit lagi. Pesawat ini akan digunakan untuk melakukan survey area maritim nasional dan untuk penjaga keselamatan manusia di lautan.

13 Mei 2009, Republik Ceko memesan empat pesawat transport militer C-295 dari Airbus Military. Pengirimannya diharapkan mulai dilakukan pada akhir 2009 dan selesai sebelum akhir 2010.

29 Oktober 2010, AU Mesir memesan 3 pesawat C-295 dengan pengiriman paling lambat pada tahun 2011

Pada 4 Agustus 2011, Ghana memesan 2 pesawat transport taktis C-295 dengan pengiriman paling lambat awal 2012.

Pada 26 Oktober 2011, PT Dirgantara Indonesia (DI) menandatangani kerja sama dengan Airbus Military Industry (AMI) untuk memproduksi pesawat CN-295, di kompleks PTDI, Bandung. Penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Presiden Yudhoyono adalah kerja sama produksi, operasional, dan pemasaran antara PT DI dan Airbus Military. PT DI menjadi satu-satunya produsen sekaligus agen tunggal pemasaran pesawat CN-295 di kawasan Asia Pasifik. Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan $325 juta untuk pengadaan pesawat transport bagi TNI Angkatan Udara dengan pilihan CN-295. Diharapkan, pada semester I tahun 2014, akan selesai paling sedikit sembilan buah CN-295.



Desain dan Pengembangan

C-295 adalah pengembangan lebih lanjut dari pesawat Spanyol-Indonesia CASA CN-235 yang sukses secara komersial dengan badan pesawat yang lebih le bar, payload dengan kapasitas 50% lebih banyak dan mesin turboprop baru PW127G. C-295 melakukan penerbangan pertama pada 1998. Pesanan pertama datang dari AU Spanyol.

Pesawat diproduksi dan dirakit di fasilitas Airbus Military, di Bandara Udara San Pablo, Sevilla, Spanyol. Khusu untuk wilayah Asia Pasifik, PT DI akan memproduksi dan merakitnya di kompleks PT DI, Bandung, Indonesia

Sebagai pesawat transport taktis, C-295 menawarkan manuverabilitas tinggi dan kualitas tinggi untuk penerbangan altitude rendah. Sebagai tambahan, pesawat ini telah teruji dalam berbagai macam deployment seperti peluncuran rakit SAR, peralatan darurat dan parasut.

C-295 dilengkapi dengan peralatan proteksi diri seperti kokpit berlapis baja, radar warning receiver (RWR), missile approach warning system (MAWS), laser warning receiver (LWR) and chaff/flares dispensers.

C-295 memiliki hingga enam underwing store stations untuk pemasangan torpedo, misil anti-permukaan, ranjau, depth charges, pod pengintaian/jamming dan search lights.

Pesawat Patroli Maritim C-295 termasuk Fully Integrated Tactical System (FITS) milik Airbus Military untuk kontrol misi yang mengintegrasi berbagai macam sensor dan menenyediakan interface dengan sistem navigasi dan komunikasi taktis.

Versi ASW dari FITS telah menyelesaikan evaluasi operasional ekstensif, termasuk berpatisipasi dalam misi anti-submarine dan anti-surface (ASW/ASuW) pada latihan NATO, membuktikan maturitas dan kapasitas sistem misi MPA/ASW milik C-295.

Dengan selesainya sistem misi (mission system), C-295 dapat melakukan berbagai variasi misi survey:
- Anti-submarine Warfare (ASW)
- Anti-surface Warfare (ASuW)
- Signals intelligence (SIGINT)
- Imagery intelligence (IMINT)
- Survey di ZEE, lalu lintas maritim dan imigrasi ilegal.
- Penegakan hukum di lautan
- Search and rescue (SAR)

Meningkatnya permintaan para operator akan common platform (commonalitas) yang dapat dipakai untuk berbagai versi, disebabkan pentingnya keuntungan dan penghematan. Keuntungannya adalah spare part dan peralatan support darat (ground support equipment (GSE) yang sama, awak dan personel perawatan dapat dipakai bersama, pelatihan yang sama dll.

AU Portugal memilih C-295 sebagai common platform untuk memperbarui pesawat transport dan surveynya. Total 12 C-295 dioperasikan untuk melakukan misi transport militer, survey maritim, SAR, kontrol polusi maritim, dan fotografi udara. Hal ini membuktikan kemampuan dan versatilitas C-295.

Ramp belakang milik C-295 dapat mengangkut palet 2,24 x 2,74m, dan juga beban lain tanpa harus melepas konsol-konsol operator. Hal ini memfasilitasi support untuk unit lain, dan pengangkutan spare part dan peralatan darat untuk deployment C-295.

Alternatif lain adalah dengan penggunaan palletised mission systems, seperti pada pesawat C-235 milik penjaga pantai AS dan C-295 milik AU Portugal. Solusi ini meningkatkan fleksibilitas operasional armada pesawat C-295.



Sejarah Operasional

C-295 saat ini sudah beroperasi dengan Angkatan Bersenjata dari 11 Negara. Pada 4 Agustus 2011, 85 C-295 sudah dikontrak, 75 diantaranya aktif, dan 1 unit hilang dalam kecelakaan.

C-295 menjadi kandidat untuk Joint Cargo Aircraft (JCA) AB AS/AU AS yang akhirnya dimenangkan oleh L-3 Communications/Alenia team pada 13 Juni 2007. C-295 dianggap mempunyai resiko yang lebih tinggi oleh AB AS, karena pemakaian mode operasional baru yang harus memenuhi kebutuhan altitude dan jarak jangkau.

C-295 juga merupakan kandidat untuk mengantikan armada DHC-5 Buffalo milik AB Kanada dan Antonov An-32 milik AU Peru.

Bersama C-27J Spartan, pesawat ini menjadi kandidat untuk menggantikan armada Fokker F27 milik TNI AU. Yang akhirnya pada 26 Oktober 2011 perjanjian pembelian sebanyak 9 pesawat ditandatangani oleh kedua belah pihak. Untuk produksinya sendiri akan dilaksanakan oleh PT DI di Bandung.



Kecelakaan

Mirosławiec air accident: pada 23 Januari 2008, sebuah pesawat C-295 milik AU Polandia terbang dari Warsawa melalui Powidz dan Krzesiny ke Miroslawiec, mengalami kecelakaan selama mendekati 12th Air Base di dekat Miroslawiec. Seluruh awak dan penumpang sebanyak 20 orang dinyatakan tewas. Setelah kecelakaan seluruh pesawat C-295 milik AU Polandia dilarang terbang (grounded). Menteri Pertahanan Polandia, Bogdan Klich, memecat lima personel AU setelah investigasi kecelakaan, yang menyimpulkan adanya beberapa kesalahan yang menyebabkan kecelakaan tersebut.

Setelah investigasi, penyebab utama kecelakaan adalah hilangnya kewaspadaan spatial dan situasional awak pesawat secara tidak sengaja selama proses pendaratan dengan kondisi cuaca buruk, dengan awan rendah dan visibilitas rendah. Beberapa penyebab sekunder juga ditemukan selama investigasi, termasuk kurangnya skil kontroler lalu lintas udara dan kesalahan dalam mengarahkan dan mengatur pendaratan.



Varian

AEW&C (foto: www.aviationnews.eu)

C-295M – Versi transport militer. Kapasitas 73 pasukan, 48 paratroop, 27 strechers, lima palet 2,24 x 2,74m atau tiga kendaraan ringan.

C-295MPA/Persuader – versi patroli maritim dan anti-submarine warfare. Memiliki hingga 6 hardpoint.

AEW&C – Prototype versi airborne early warning and control dengan radar dome 360 derajat. Radar AESA dikembangkan oleh IAI dan memiliki sistem IFF terintergasi.



Operator

Algeria – memiliki enam C-295 untuk transport dan patroli militer
Brazil – memiliki 12 pesawat, dan diberi nama sebagai C-105A Amazonas, untuk menggantikan DHC-5/C-115 Buffalo.
Chili – membeli 3 C-295 MPA untuk menggantikan P-3ACH Orion. Chili memiliki opsi untuk menambah 5 pesawat lagi untuk menggantikan armada yang berisi 8 EMB-111 Bandeirante dan 3 C-212A.
Kolombia – memesan 4 C-295, pengiriman terakhir telah dilakukan pada April 2009
Republik Ceko – memesan 4 C-295M untuk menggantikan Antonov An-26. Pengiriman terakhir dilakukan pada akhir 2010.
Mesir – memesan 3 pesawat untuk transport taktis dan logistik, pengirimannya dimulai pada 2011.
Finlandia mengoperasikan 2 C-295M dan telah memesan tambahan satu pesawat (pesawat ini akan dilengkai dengan sistem ESM/ELINT yang didesain oleh Lockheed Martin, pengirimannya dilakukan pada 2013. Finlandia memiliki opsi untuk penambahan 4 pesawat lagi.
Ghana – memesan 2 C-295 dengan pengiriman yang akan dimulai pada 2012 untuk menggantikan Fokker F-27.
Indonesia – telah memesain 9 pesawat untuk transport taktis dan logistik. Produksi dan perakitannya akan dilakukan di PT Dirgantara Indonesia, perusahaan yang sama yang telah membuat CN-235
Yordania – memiliki 2 pesawat
Meksiko – AL Meksiko mengoperasikan 2 C-295. Dua selanjutnya dikirim pada akhir 2010. AU Meksiko telah membeli 5 pesawat. Dua pesawat pertama dikirim pada musim panas 2010.
Polandia – memiliki 12 pesawat untuk menggantikan Antonov An-26. Satu di antaranya mengalami kecelakaan pada 23 januari 2008. 11 di antaranya masih beroperasi di Kraków-Balice Air Base.
Portugal – memiliki 12 C-295, termasuk 5 C-295MPA Persuader untuk menggantikan C-212 Aviocar.
Spanyol – memiliki 13 pesawat (diberi nama T.21)



Spesifikasi (C-295M)

Karakteristik Umum
Awak: dua
Kapasitas: 71 pasukan
Payload: 9.250 kg
Panjang: 24,5 m
Bentang Sayap: 25,81m
Tinggi: 8,60m
Wing area: 59 m²
Berat Maksimal Lepas Landas: 23.200 kg
Mesin: 2 mesin Pratt & Whitney Canada PW127G Hamilton Standard 586-F (berbilah enam), masing-masing menghasilkan 1.927 kW (2,645 tenaga kuda)
Biaya Program: US $1,2 Miliar
Harga per-unit: US $22 juta

Performa
Kecepatan Maksimum: 576 km/jam (311 knot)
Kecepatan Jelajah (Cruise Speed): 480 km/jam (260 knot)
Jarak Operasional: 4.300 km
Jarak dengan payload Penuh: 1.333 km
Jarak Ferry: 5.220 km
Ketinggian Maksimal: 7.620 m
Jarak Lepas Landas (take-off run): 670 m
Jarak Pendaratan (landing run): 320 m



Sumber:
en.wikipedia.org
www.airbusmilitary.com
www.deagel.com
www.antaranews.com
nasional.kontan.co.id
www.fajar.co.id

Jumat, 14 Oktober 2011

AERO L-29 Delfin dan L-39 Albatros


Foto: Kiri L-29 Delfin; Kanan L-39 Albatros


Pada awal 1960an USSR mengusahakan sebuah jet trainer dasar. Desain telah disampaikan dari beberapa negara satelit. Ceko memenangkannya dengan desain L-29, dan produksi pertama pesawat ini dikirim pada April 1963. Sebagai tambahan untuk model standar, dua model lain telah diproduksi dalam jumlah kecil, yaitu L-29R yang mempunyai kamera pada hidung dan tempat penyimpanan/senjata di bawah sayap, serta L-29A yang merupakan versi aerobic kursi tunggal.

Secara keseluruhan, sekitar 3.600 pesawat telah dibuat oleh Aero's Vodochody di dekat Praha, dan dihentikan pada 1974. Sekitar 3.000 pesawat dikirimkan untuk Uni Soviet; selebihnya untuk konsumen lainnya termasuk AU Ceko, Republik Demokratik Jerman, Romania, Suriah, Bulgaria, Hungaria, Mesir, Indonesia, Nigeria, Uganda, Irak.

Pesawat ini merupakan desain baru secara total, posisi tempat duduk tandem dengan sayap lurus yang merupakan desain terbaik untuk pesawat berkecepatan sub-sonik. Sayap pesawat mampu membawa dua drop-tanks 150 kg, 100 kg bom, pod-pod yang masing-masing berisi empat roket 67mm atau dua pod senapan mesin 7,62mm. Kecepatan maksimal dengan persenjataan di bawah sayap sekitar 0,7 Mach dan 0,75 Mach jika tanpa persenjataan bawah sayap. Sementara G-Limit sekitar +8 dengan berat pesawat 3.500 kg. Bodi pesawat ini memiliki mesin tunggal dengan air-intake pada masing-masing pangkal sayap. Mesinnya adalah turbojet Motorlet M-701c-500 dengan tenaga dorong 1.960 lbs. M-701 adalah generasi awal mesin jet yang mempunyai kompresor sentrifugal fase tunggal yang dimotori oleh flow turbin axial fase tunggal. RPM maksimum mesin ini adalah 15.300 yang menghasilkan suara seperti peluit. Mesin ini mempunyai 7 ruang pembakaran yang di pasang diantara mesin.

L-39 Albatross adalah proyek kelanjutan dari L-29 Delfin/Maya yang merupakan jet trainer dasar dan tingkat lanjut, pertama kali terbang pada 4 November 1968, kemudian diikuti dengan sepuluj pesawat pre-produksi. Pesawat ini menjadi pesawat trainer standar untuk Uni Soviet dan Cekoslovakia dari 1971 sampai 1973. Lebih dari 1650 pesawat diproduksi dan menjadi standar anggota Pakta Warsawa. Pemakai pesawat ini antara lain Afghanistan, Algeria, Bulgaria, Cuba, Ethiopia, Iraq, Libya, Nigeria, Romania, Syria, and Vietnam.

Selama beberapa taun, beberapa versi lain juga dibuat, yaitu:
• L 39C: Standard aircraft for basic and advanced training
• L 39V: Single-seat aircraft for target towing. Used by Czech and East German Air Forces. Only eight built.
• L 39ZO: Training and multipurpose light attack aircraft with underfuselage gun pod and four hardpoints und reinforced wing. first flown on 25. August 1975.
• L 39ZA: Trainer and light attack aircraft with impoved avionics. First flown in September 1976. This version remains on offer.
• L 39ZA/ART: Version for Thailand with avionics supplied by Elbit of Israel.



Specifications
Span: 31 ft, .5 in
Length: 39 ft, 9 in
Height: 15 ft, 7 in
Weight: 7617 lbs
Armament: 23 mm GSh-23 two barrelled cannon and various combination of bombs
Engines: One 16.87 kN Ivenko AI-25 TL turbofan
Crew: 2
Maximum Speed: 466 mph.
Cruising Speed: 379 mph
Range: 1087 miles
Service Ceiling: 36,100 ft


Sebelumnya dipoeting pada 7 Agustus 2008 di www.bluefame.com

Kamis, 13 Oktober 2011

Lockheed C-130 Hercules Heavy Transport




DESKRIPSI:

Pengembangan C-130 Hercules dimulai pada awal 1950an, dan pesawat transportasi populer ini terus diproduksi dalam jumlah yang besar setengah abad kemudian. Airframe C-130J dan L-100 baru berlanjut untuk mulai beroperasi baik untuk operator militer maupun sipil. Trend-nya menunjukkan bahwa tidak ada tanda penurunan produksi minimal untuk beberapa tahun ke depan.

Setelah Berlin Airlift dan Korean War, AU AS sadar akan kebutuhan pesawat transport baru dengan ruang kargo yang lebih besar, mesin turboprop untuk performa yang lebih baik dan kemampuan operasional pada medan yang kasar. Dibuatlah C-130 dengan sayap yang dipasang tinggi di badan pesawat untuk memaksimalkan besar ruang kargo dan ramp yang beroperasi secara hidrolis di belakang badan pesawat.

Model awal C-130A sangat populer dengan pilot dan mampu membuat performa luar biasa sehingga kemudian diadaptasikan dengan banyak fungsi lain. Banyak model selanjutnya dirubah menjadi pesawat meriam AC-130 yang dilengkapi dengan meriam berkaliber besar dan lapis baja. Aplikasi lain adalah mengubahnya menjadi pesawat SAR, pesawat pengisi bahan bakar, pesawat peringatan awal dan pesawat angkut khusus.

Lebih dari 2000 C-130 telah dibuat dalam banyak varian. Produksi saat ini difokuskan pada model terbaru C-130J.




HISTORY:
First Flight: (YC-130A) 13 August 1954; (C-130A) 7 April 1955; (C-130E) 25 August 1961
Service Entry: (C-130A) December 1956; (C-130B) May 1959; (C-130E) August 1962; (EC-130E) 1986; (MC-130E) 1966; (C-130H) June 1974; (AC-130H) 1972; (EC-130H) June 1974; (MC-130H) June 1991; (WC-130H) 1964; (C-130J) February 1999; (HC-130P/N) 1964; (MC-130P) 1986; (AC-130U) 1995

CREW:
(C-130E/H) five: pilot, co-pilot, navigator, flight engineer, loadmaster
(EC-130E) 16: pilot, co-pilot, navigator, mission control chief, flight engineer, loadmaster, five electronic communications systems operators, five electronic communications systems operators
(MC-130E) nine: pilot, co-pilot, two navigators, electronic warfare officer; flight engineer, radio operator, two loadmasters
(EC-130H) 13: pilot, co-pilot, navigator, flight engineer, electronic warfare officer, mission crew supervisor, four crypto logic linguists, high band operator, acquisition operator, airborne maintenance technician
(MC-130H) seven: pilot, co-pilot, navigator, electronic warfare officer; flight engineer, two loadmasters
(WC-130H) six: pilot, co-pilot, navigator, flight engineer, aerial reconnaissance weather officer, dropsonde system operator
(C-130J) three: pilot, co-pilot, loadmaster
(EC-130J) 10: pilot, co-pilot, navigator, mission control chief, loadmaster, five electronic communications systems operators
(HC-130P/N) 10: pilot, co-pilot, navigator, flight engineer, airborne communications specialist, two loadmasters, three pararescuemen
(MC-130P) eight: pilot, co-pilot, right navigator, left navigator, flight engineer, communications systems operator, two loadmasters
(AC-130U) 13: pilot, co-pilot, navigator, fire control officer, electronic warfare office, flight engineer, TV operator, infrared detection set operator, loadmaster, four aerial gunners

PASSENGERS: 92 troops, 64 paratroops, or 74 stretchers

ESTIMATED COST:
(C-130E) $11.9 million [1998$]
(C-130H) $30.1 million [1998$]
(EC-130E) $70 million [2004$]
(MC-130E) $75 million [2001$]
(AC-130H) $132.4 million [2001$]
(EC-130H) $30.1 million [2003$]
(MC-130H) $155 million [2001$]
(WC-130H) $13 million [1960$]
(C-130J) $48.5 million [1998$]
(EC-130J) $90 million [2004$]
(HC-130P/N) $18.4 million [1998$]
(MC-130P) $75 million [2001$]
(AC-130U) $190 million [2001$]

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: NACA 64A318
Wing Tip: NACA 64A412

DIMENSIONS:
Length: 97.75 ft (29.79 m)
Wingspan: 132.58 ft (40.41 m)
Height: 38.25 ft (11.66 m)
Wing Area: 1,745 ft2 (162.12 m2)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 75,745 lb (34,430 kg)
Normal Takeoff: 155,000 lb (70,455 kg)
Max Takeoff: 175,000 lb (79,380 kg)
Fuel Capacity: internal: 44,240 lb (20,108 kg); external: 18,160 lb (8,255 kg)
Max Payload: 42,580 lb (19,355 kg)

PROPULSION:
Powerplant: four Allison T56-A-15 turboprops (plus jet-assisted takeoff capability)
Thrust: 18,032 shp (13,448 kW)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 385 mph (620 km/h); at sea level: unknown
cruise speed: 345 mph (555 km/h)
Initial Climb Rate: 1,900 ft (579 m) / min
Service Ceiling: 33,000 ft (10,060 m)
Range: typical: 2,160 nm (4,000 km); ferry: 4,270 nm (7,900 km)
g-Limits: unknown

ARMAMENT:
Gun: (normal) none; (AC-130U) one 105-mm howitzer, one Bofors 40-mm gun, one GAU-12/U 25-mm six-barrel gun (3,000 rds)
Stations: 2 hardpoints
Air-to-Air Missile: none
Air-to-Surface Missile: none
Bomb: GBU-43 Massive Ordnance Air Blast, BLU-82 Daisy Cutter
Other: none

KNOWN VARIANTS:
YC-130A: Prototype; 2 built
C-130A: First production model with Allison T56-A-1A engines; 204 built
AC-130A: C-130A models converted to gunships for use in Vietnam
C-130A-II: C-130A models modified for electronic reconnaissance
DC-130A or GC-130A: C-130A models converted to launch and control drone aircraft
JC-130A: C-130A models modified to track and retrieve missiles tested over the Atlantic test range
NC-130A: Test aircraft
RC-130A: C-130A models modified for photo-reconnaissance
TC-130A: Prototype crew training aircraft converted from C-130A
C-130B: Extended-range version with increased fuel capacity and gross weight as well as improved engines; 132 built
C-130B-II or RC-130B: C-130B models converted to electronic reconnaissance role
HC-130B: US Coast Guard search-and-rescue model; 12 built
JC-130B: C-130B models modified for aerial recovery of spy satellite data capsules
KC-130B: C-130B models modified as in-flight refueling tankers; 2 converted
VC-130B: JC-130B temporarily used as a staff transport
WC-130B: Weather reconnaissance model based on the C-130B
C-130D: Arctic/Antarctic model equipped with skis
C-130E: Extended-range version with increased fuel capacity and improved engines; 389 built
AC-130E: C-130E models modified for aerial gunship role
C-130E-II or EC-130E: Airborne command and control model based on the C-130E; at least 9 converted
DC-130E: C-130E models converted to launch and control drone aircraft
EC-130E: C-130E models rebuilt for command and control mission
HC-130E: C-130E models converted for search-and-rescue duty
JC-130E: Test aircraft
MC-130E Combat Talon: HC-130E models modified for clandestine special forces missions
MC-130E-C: Subariant of the MC-130E equipped with Fulton STAR equipment
MC-130E-S: Subvariant of the MC-130E equipped for signals intelligence missions
MC-130E-Y: Subvariant of the MC-130E
NC-130E: Test aircraft
WC-130E: C-130E models converted for weather reconnaissance
C-130F or GV-1U: US Navy transport similar to the C-130B
KC-130F or GV-1: US Marines in-flight refueling tanker
LC-130F or UV-1L: US Navy ski-equipped transport for Antarctic use; 4 built
C-130G: US Navy transport similar to the C-130E; 4 built
EC-130G: C-130G aircraft converted as VLF communications relay platforms; 4 converted
C-130H: New build aircraft with more powerful engines and a strengthened airframe
C-130H (CT): Former MC-130E aircraft rebuilt with new engines and avionics
C-130H-MP or PC-130H: Maritime patrol and search-and-rescue model based on the C-130H
C-130H (S): C-130H model built with the lengthened fuselage of the L-100-30
AC-130H Spectre: AC-130E gunship models rebuilt with new engines and in-flight refueling capability
DC-130H: C-130H aircraft converted for drone launch and control duty
EC-130H Compass Call: Former EC-130E aircraft rebuilt with new engines and used for communications jamming as well as other electronic warfare duties
HC-130H: SAR and recovery model with re-entry tracking radar system
HC-130H(N): New-build version of the HC-130 search-and-rescue model equipped with improved avionics
JHC-130H: HC-130H models modified to recover spy satellite data capsules; 2 converted
KC-130H: In-flight refueling tanker exported to US allies
LC-130H: US Air Force ski-equipped version of the C-130H; 4 built
MC-130H Combat Talon II: Replacement for the MC-130E with a new radar, FLIR system, defensive countermeasures, and a low-altitude delivery system
VC-130H: HC-130H models converted into VIP transports; 2 converted
WC-130H: HC-130H models modified to conduct weather reconnaissance; 15 converted
C-130J: Improved new build model with uprated engines and new avionics, can carry up to 92 troops, 64 paratroops, 74 litters, five cargo pallets, or 16 container delivery system bundles
C-130J-30: Long-range stretched C-130J equipped with Enhanced Cargo Handling System, can carry up to 128 troops, 92 paratroops, 97 litters, seven cargo pallets, or 24 container delivery system bundles
EC-130J Commando Solo: Variant of the C-130J used by the US Air Force to make broadcasts in radio, television, and military communications bands
HC-130J: Variant of the C-130J used by the US Coast Guard for long-range surveillance maritime patrol missions
KC-130J: New in-flight refueling transport for US Marines with 21% higher speed and 40% greater range than older KC-130F/R models, equipped with improved refueling system, night vision system and other upgraded avionics
C-130K or Hercules C.1: British Royal Air Force model
C-130K or Hercules C.3: British Royal Air Force model with a lengthened fuselage
HC-130N: Search-and rescue model; 15 built
HC-130P: Search-and rescue model equipped to refuel rescue helicopters
MC-130P Combat Shadow: Special operations version of the HC-130N/P
EC-130Q: Advanced version of the EC-130G based on the C-130H
KC-130R: US Marines refueling tanker similar to the KC-130H
LC-130R: US Navy ski-equipped version with improvements over the LC-130H; 6 built
RC-130S: JC-130A aircraft equipped with high-intensity lights for night SAR missions; 2 converted
KC-130T: US Marines Corps Reserves refueling tanker similar to the KC-130R but with updated avionics
KC-130T-30H: Tanker with the lengthened fuselage of the C-130H(S) allowing increased fuel capacity
AC-130U Spooky: US Air Force special forces aerial gunship based on the MC-130H, equipped with a new 25-mm Gatling gun and upgraded electronics; 13 built
EC-130V or C-130 AEW: US Coast Guard HC-130H aircraft converted to carry a new radar mounted above the fuselage for use against drug smuggling
L-100: Civil version of the C-130
HTTB: Lockheed test aircraft intended for short takeoff/landing research, equipped with advanced flight controls, new avionics, enlarged flaps, strengthened landing gear, and other improvements

KNOWN COMBAT RECORD:
Vietnam War (USAF, USN, USMC, 1965-1972)
Iran - Operation Eagle Claw (USAF [C-130, KC-130], 1980)
Grenada - Operation Urgent Fury (USAF [C-130, AC-130, EC-130, MC-130], 1983)
Panama - Operation Just Cause (USAF [C-130, AC-130], 1989)
Iraq - Operation Desert Storm (USAF, USMC [C-130, AC-130, KC-130], 1991)
Bosnia - Operation Deliberate Force (USAF [EC-130E/H, AC-130H, MC/HC-130P], Italy [C-130], Spain [KC-130], 1995)
Kosovo - Operation Allied Force (USAF [AC-130H], 1999)
Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, USMC [C-130, AC-130U, EC-130, KC-130], 2001-present)
Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, USMC [C-130, AC-130U, EC-130, KC-130], 2003-present)

KNOWN OPERATORS:
Algeria, Al Quwwat al Jawwawiya al Jaza'eriya (Algerian Air Force)
Argentina, Fuerza Aérea Argentina (Argentine Air Force)
Australia (Royal Australian Air Force)
Belgium, Belgishe Luchtmacht/Force Aérienne Belge (Belgian Air Force)
Bolivia, Fuerza Aérea Boliviana (Bolivian Air Force)
Brazil, Força Aérea Brasileira (Brazilian Air Force)
Cameroon, l'Armee de l'Air du Cameroun (Cameroon Air Force)
Canada (Canadian Armed Forces, Air Command)
Chad, Force Aérienne Tchadienne (Chad Air Force)
Chile, Fuerza Aérea de Chile (Chilean Air Force)
Colombia, Fuerza Aérea Colombiana (Columbian Air Force)
Denmark, Kongelige Danske Flyvevåbnet (Royal Danish Air Force)
Ecuador, Fuerza Aérea Equatoriana (Ecuadorian Air Force)
Egypt, Al Quwwat al Jawwiya il Misriya (Egyptian Air Force)
France, Armée de l'Air (French Air Force)
Gabon, Armée de l'Air Gabonaise (Gabon Air Force)
Greece, Elliniki Polimiki Aeroporia (Hellenic Air Force)
Honduras, Fuerza Aérea Hondureña (Honduran Air Force)
India, Bharatiya Vayu Sena (Indian Air Force)
Indonesia, Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (Indonesian Air Force)
Iran (Imperial Iranian Air Force)
Iran (Islamic Republic of Iran Air Force)
Iraq, Al Quwwat Al Jawwiya al Iraqiya (Iraqi Air Force)
Israel, Tsvah Haganah le Israel - Heyl Ha'Avir (Israeli Defence Force - Air Force)
Italy, Aeronautica Militare Italiana (Italian Air Force)
Japan, Nihon Koku-Jieitai (Japan Air Self Defence Force)
Jordan, Al Quwwat al-Jawwiya al-Malakiya al-Urduniya (Royal Jordanian Air Force)
Kuwait, al-Quwwat al-Jawwiya al-Kuwaitiya (Kuwaiti Air Force)
Libya, Al Quwwat al Jawwiya al Jamahiriya al Arabia al Libyya (Libyan Air Force)
Malaysia, Tentera Udara Diraja Malaysia (Royal Malaysian Air Force)
Mexico, Fuerza Aérea Mexicana (Mexican Air Force)
Morocco, Al Quwwat al Jawiyya al Malakiya Marakishiya (Royal Moroccan Air Force)
Netherlands, Koninklijke Luchmacht (Royal Netherlands Air Force)
New Zealand (Royal New Zealand Air Force)
Nigeria (Nigerian Air Force)
Norway, Kongelige Norske Luftforsvaret (Royal Norwegian Air Force)
Oman, Al Quwwat al-Jawwiya al-Sultanat Oman (Royal Oman Air Force)
Pakistan, Pakistan Fiza'ya (Pakistani Air Force)
Peru, Fuerza Aérea del Perú (Peruvian Air Force)
Philippines, Hukbong Himpapawid ng Pilipinas (Philippine Air Force)
Portugal, Força Aérea Portuguesa (Portuguese Air Force)
Saudi Arabia, Al Quwwat al Jawwiya al Malakiya as Sa'udiya (Royal Saudi Air Force)
Singapore (Republic of Singapore Air Force)
South Africa, Suid-Afrikaanse Lugmag (South African Air Force)
South Korea, Han-guk Kong Goon (Republic of Korea Air Force)
Spain, Ejército del Aire Española (Spanish Air Force)
Sudan, Silakh al Jawwiya As'Sudaniya (Sudanese Air Force)
Sweden, Svenska Flygvapnet (Swedish Air Force)
Taiwan, Chung-Kuo Kung Chuan (Republic of China Air Force)
Thailand, Kongtap Agard Thai (Royal Thai Air Force)
Tunisia, Al Quwwat al-Jawwiya al-Jamahiriyah At'Tunisia (Republic of Tunisia Air Force)
Turkey, Türk Hava Kuvvetleri (Turkish Air Force)
United Arab Emirates (United Arab Emirates Air Force)
United Kingdom (Royal Air Force)
United States (US Air Force)
United States (US Coast Guard)
United States (US Marine Corps)
United States (US Navy)
Uruguay, Fuerza Aérea Uruguaya (Uruguayan Air Force)
Venezuela, Fuerza Aérea Venezolana (Venezuelan Air Force)
Yemen (Unified Yemen Air Force)
Zaire, Force Aérienne Zairoise (Zaire Air Force)


Diposting sebelumnya pada 29 Juni 2008 di www.bluefame.com

Northrop F-5A Freedom Fighter F-5E Tiger II F-20 Tigershark Light Tactical Fighter



DESKRIPSI:

Northrop mulai proyek pesawat tempur ringan ini pada 1953 yang disebut dengan N-156F Freedom Fighter. Walaupun tidak dibeli oleh Militer AS, pemerintah AS mendukung penjualan 879 pesawat F-5A kepada 21 negara sahabat. 320 pesawat lain dibuat di bawah lisensi di beberapa negara lain. F-5E Tiger II muncul pada awal 1970an dengan mesin yang lebih bertenaga, kapasitas bahan bakar yang lebih besar dan pengembangan aerodinamisnya. Lebih dari 1400 pesawat ini terjual, termasuk beberapa dibeli oleh AL dan AU AS untuk program Tog Gun dan Aggressor untuk simulasi pesawat dan taktik musuh.

Pengembangan selanjutnya dari F-5 adalah F-20 Tigershark, yang similar performansinya dengan F-16. Akan tetapi, F-20 gagal menarik perhatian konsumen pada pasar pesawat tempur yang kompetitif pada akhir 1980an. Sekitar 2.700 pesawat ini dibuat untuk AS dan 30 negara lain dengan waktu produksi berakhir pada 1987. Mungkin varian F-5 yang paling terkenal adalah T-38 Talon yang merupakan pesawat trainer dua-tempat duduk yang digunakan oleh AU AS dan NASA.



HISTORY:
First Flight: (F-5A) 30 July 1959; (RF-5A) May 1968; (F-5E) 11 August 1972; (RF-5E) 29 January 1979; (F-5F) 25 September 1974
Service Entry: (F-5E) April 1973

CREW: 1 pilot

ESTIMATED COST: (T-38) $756,000

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: NACA 65A004.8
Wing Tip: NACA 64A004.8

DIMENSIONS:
Length: 47.38 ft (14.45 m)
Wingspan: 28.67 ft (8.13 m)
Height: 13.25 ft (4.06 m)
Wing Area: 186 ft2 (17.2 m2)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 9,723 lb (4,410 kg)
Normal Takeoff: unknown
Max Takeoff: 24,722 lb (11,214 kg)
Fuel Capacity: internal: 2,541 L; external: unknown
Max Payload: (F-5) 7,000 lb (3,175 kg); (F-20) 8,000 lb (3,630 kg)

PROPULSION:
Powerplant: two General Electric J85-21A afterburning turbojets
Thrust: 10,000 lb (44.48 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,085 mph (1,745 km/h) at 36,000 ft (10,975 m), Mach 1.64; at sea level: unknown
Initial Climb Rate: 34,500 ft (10,500 m) / min
Service Ceiling: 51,800 ft (15,790 m)
Range: typical: 240 nm (445 km); ferry: 1,545 nm (2,865 km)
g-Limits: unknown

ARMAMENT:
Gun: two 20-mm M39A2 cannons (280 rds ea)
Stations: five external hardpoints and two wingtip rails
Air-to-Air Missile: AIM-9 Sidewinder
Air-to-Surface Missile: AGM-65 Maverick
Bomb: Mk 82/83/84 GP, BLU-107 Durandal, CBU-52 cluster
Other: ECM pods, rocket pods

KNOWN VARIANTS:
F-5A: Production one-seat Freedom Fighter; 1,200 built
CF-5A: Freedom Fighter license built by Canadair in Canada, also equipped for reconnaissance duties; 89 built
NF-5A: Freedom Fighter license built by Canadair for the Netherlands and Venezuela, also fitted with reconnaissance equipment; 75 built
RF-5A: Reconnaissance model based on the F-5A; 89 built
SRF-5A: Reconnaissance model license built by CASA for Spain; 17 built
F-5B: Two-seat trainer
F-5E: Tiger II, intended to fulfill a need for a lightweight, low-cost fighter to be exported to US allies, included modifications to improve manueverability and STOL performance, increased fuel capacity, and improved fire-control; about 1,400 built
RF-5E: TigerEye reconnaissance model with more advanced cameras and infrared scanners in an enlarged nose, purchased by Malaysia and Saudi Arabia; at least 12 built
F-5F: Two-seat combat-capable trainer with a lengthened fuselage
F-5G or F-20: Tigershark, advanced F-5 with one F404 turbofan engine, increased payload, and much improved avionics; 3 prototypes built but did not enter production
T-38: Two-seat trainer; 1,114 built for USAF

KNOWN COMBAT RECORD:
Vietnam War (South Vietnam, 1965-1975)
Iran-Iraq War (Iran, 1980-1988)

KNOWN OPERATORS:
US Air Force
US Navy
Bahrain
Brazil
Canada
Chile
Ethiopia
Greece
Honduras
Indonesia
Iran
Jordan
Kenya
Libya
Malaysia
Mexico
Morocco
Netherlands
Norway
Philippines
Saudi Arabia
Singapore
South Korea
Spain
Sudan
Switzerland
Taiwan
Thailand
Tunisia
Turkey
Venezuela
Vietnam
Yemen


Diposting sebelumnya pada 29 Juni 2008 di www.bluefame.com

Sukhoi Su-30 ASCC codename: Flanker Multi-Role Fighter




DESKRIPSI:

Berdasarkan pada pesawat trainer dua-tempat duduk Su-27UB dan pada awalnya dikenal sebagai Su-27PU, Su-30 adalah pesawat tempur presisi jarak-jauh yang similar dengan F-15E Eagles. Walaupun mempertahankan kemampuan interceptor udara-ke-udara dari Su-27, Model awal Su30 dan Su-30K dioptimasi untuk misi enduransi panjang 10 jam atau lebih. Pesawat jenis ini dilengkapi dengan sistem radiolocation yang memungkinkan pelacakan hingga 10 target dalam waktu bersamaan. Fitur ini membuat Su-30 cocok sebagai pemimpin pesawat tempur taktis sebagai target buruan dari pesawat musuh. Varian ini selanjutnya digabungkan dengan model Su-30M multi-peran yang mempunyai kemampuan penyerangan darat presisi dengan membawa misil dan bom kendali canggih.

Sukhoi juga secara aktif menjual model ekspor Su-30MK, yang telah dibeli dengan jumlah besar oleh India (Su-30MKI) dan China (Su-30MKK, Su-30MK2). Pesawat milik India secara umum lebih baik dari pada seluruh varian Su30 lain dan memiliki "canard" dan "vectored thrust nozzles" untuk meningkatkan manuverabilitasnya, radar yang lebih baik, dan teknologi avionic yang lebih canggih dari India dan sumber Barat. Rencana saat ini, Au India membutuhkan 230 pesawat Su-30MKI dan sekitar 140 sampai 180 di antaranya mendapat lisensi untuk dibuat di Hindustan Aeronotics Limited di India.

Indonesia juga menunjukkan ketertarikan untuk membeli pesawat model ini, hanya saja pada saat itu terhambat karena keadaan ekonomi dan politik. Negara lain yang berminat berasal dari Asia dan Timur Tengah seperti Malaysia, Vietnam, Algeria dan Syria. Mungkin, konsumen yang paling kontroversial adalah Venezuela yang memesan pesawat ini untuk mengejek AS karena support AS yang jelek untuk pesawat F-16 milik Venezuela.

Untuk Rusia, Su-30 merupakan pelengkap dan pengganti MiG-31 dan Su-27 dan masih merupakan pesawat tercanggih di jajaran AU Rusia. Beberapa upgrade untuk pesawat ini untuk mempertahankan kemampuan pesawat menghadapi pesawat jenis lain direncanakan akan terus berlanjut hingga 2020.



HISTORY:
First Flight: 1989
Service Entry: 1992

CREW:
two: pilot, weapons systems officer

ESTIMATED COST: $34 million

DIMENSIONS:
Length: 71.92 ft (21.94 m)
Bentang Sayap: 48.17 ft (14.70 m)
Height: 20.83 ft (6.36 m)
Wing Are: 666 ft² (62.0 m²)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 32,020 lb (17,700 kg)
Normal Takeoff: (Su-30M) 52,910 lb (24,000 kg); (Su-30MKI) 56,590 lb (25,670 kg)
Max Takeoff: (Su-30M) 73,855 lb (33,500 kg); (Su-30MKI) 74,955 lb (34,000 kg)
Fuel Capacity: 20,725 lb (9,400 kg)
Daya Angkut Max: 17,640 lb (8,000 kg)

PROPULSION:
Powerplant: two Saturn/ Lyul'ka AL-31F afterburning turbofans
Thrust: 55,114 lb (245.16 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,320 mph (2,125 km/h) at 32,780 ft (10,000 m), Mach 2.3; at sea level: unknown
cruise speed: 860 mph (1,380 km/h) at 32,780 ft (10,000 m)
Initial Climb Rate: 45,235 ft (13,800 m) / min
Service Ceiling: 57,360 ft (17,500 m)
Range: typical: 1,620 nm (3,000 km); ferry: 3,770 nm (6,990 km)
g-Limits: +9

ARMAMENT:
Gun: one 30-mm GSh-301 cannon (149 rds)
Stations: ten external hardpoints and two wingtip rails
Air-to-Air Missile: R-33/AA-9 Amos, up to six R-27R/AA-10A Alamo, up to six R-27T/AA-10B Alamo, up to two R-27P/AA-10C Alamo, up to six R-73/AA-11 Archer, up to six R-77/AA-12
Air-to-Surface Missile: up to six Kh-29/AS-14 Kedge, up to four Kh-31/AS-17 Krypton, up to two Kh-59/AS-18 Kazoo
Bomb: up to six KAB-500KR laser-guided, up to three KAB-1500KR laser-guided, up to eight FAB-500 GP, up to 28 OFAB-250-270 GP, up to eight RBK-500 cluster
Other: up to four S-8/S-13 rocket pods, APK-9 datalink pod; (Su-30MKI) EL/L-8222 radar jammer pod, LITENING laser targeting pod, High Accuracy Direction Finding (HADF) pod, flight refuelling pod

KNOWN VARIANTS:
Su-27PU: Original designation of the Su-30
Su-30 'Flanker-C': Two-seat long-range, long-endurance interceptor based on the Su-27UB
Su-30K: Improved Su-30 with in-flight refueling capability, strengthened structure, and greater range
Su-30KI: Conflicting descriptions exist, but the most likely appears to be a single-seat Su-30K model for Indonesia with several features of the Su-30MK; cancelled
Su-30KN: Upgrade available for the Su-30 and Su-30K
Su-30M: Upgraded two-seat multi-role variant of the Su-30 with ground attack capability and able to carry a wide range of air-to-ground weapons
Su-30MK: Export version of the Su-30M
Su-30M2: Upgraded version of the Su-30MK equipped with canards and thrust vectoring nozzles
Su-30MKA: Su-30M export model for Algeria
Su-30MKK 'Flanker-G': Su-30M export model for the Chinese Air Force with improved avionics; approximately 150 built in Russia or license built in China with another 170 planned
Su-30MK2: Model similar to the Su-30MKK but optimized for maritime patrol and armed with anti-ship missiles; 24 built for the Chinese Navy and 11 for Indonesia
Su-30MK2V: Export variant of the Su-30M for Vietnam based on the Su-30MK2; 4 built
Su-30MK3: Chinese model similar to the Su-30MK2 but equipped with the Zhuk MSE radar for use with the Kh-59MK anti-ship missile; may have been cancelled
Su-30MKI 'Flanker-H': Su-30M export model for India with improved avionics and enhanced multi-role capabilities, all to be upgraded with canards and thrust vectoring nozzles; 230 to be built in Russia or license built in India
Su-30MKM: Su-30M export model for Malaysia with the same airframe, thrust vectoring, and canards as the Su-30MKI but different avionics; 18 ordered
Su-30MKV: Su-30M export model for Venezuela based on the Su-30MK2

KNOWN COMBAT RECORD: none

KNOWN OPERATORS:
Algeria, Al Quwwat al Jawwawiya al Jaza'eriya (Algerian Air Force)
China, Zhongkuo Shenmin Taifang Tsunputai (People's Liberation Army Air Force)
China (People's Liberation Army Navy)
India, Bharatiya Vayu Sena (Indian Air Force)
Indonesia, Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (Indonesian Air Force)
Malaysia, Tentera Udara Diraja Malaysia (Royal Malaysian Air Force)
Russia, Voyenno Vozdushniye Sili (Russian Air Force)
Venezuela, Fuerza Aérea Venezolana (Venezuelan Air Force)
Vietnam, Khong Quan Nhan Dan Viet Nam (Vietnam People's Army Air Force)

Sebelumnya diposting pada 28 Juni 2008 di www.bluefame.com

General Dynamics (now Lockheed Martin) F-16 Fighting Falcon Multi-Role Fighter




Deskripsi:

Dianggap oleh kebanyakan orang sebagai pesawat tempur tebaik pada masanya, F-16 merupakan salah satu desain pesawat tempur paling popular di dunia. F-16 pada awalnya dibuat di bawah program Pesawat Tembur Berbobot Ringan (Light Weight Fighter=LWF) pada awal 1970an yang mencari suku cadang yang lebih murah bagi F-15 untuk meningkatkan manuverabilitas dab misi serang taktis. Terangsang oleh ketertarikan negara lain pada produksi model ini, LWF dirubah menjadi program Air Combat Fighter (ACF) dan menjadi kompetisi "fly-off" antara General Dynamics YF-16 dan Northrop's YF-17. General Dinamics kemudian menjadi pemenang kompetisi itu pada 1975 dan mendapatkan kontrak untuk memproduksi F-16. AU AS berencana untuk membeli sampai 650 pesawat sebagai pengganti F-105 dan sebagian F-4, sementara beberapa sekutu NATO membeli F-16 sebagai pengganti F-104.

Walaupun sebenarnya pesawat ini dirancang sebagai pesawat serang darat (ground attack) dengan kemampuan sekunder pertahanan udara, ternyata F-16 kemudian diluncurkan sebagai pesawat multi-peran. Desainnya menggunakan sayap ruang variable (variable chamber wings) dan "leading edge strakes" untuk menghasilkan daya angkat yang lebih tinggi dan menghindari "root stall" walaupun pada "high angles of attack". Sebagai tambahan, penggunaan sistem kontrol "fly-by-wire" yang dapat membelokkan permukaan kontrol jauh lebih cepat dari pada pilot membuat F-16 mempunyai manuverabilitas yang luar biasa. F-16 juga dilengkapi dengan peralatan avionic canggih dan beban persenjataan yang besar.

F-16 sampai sekarang tetap mengalami update dan pengembangan pada model produksinya. Evolusi bertahap pada kemampuan pesawat ditunjukkan dengan sebuah seri "blok numbers" yang melakukan upgrade software, sistem persenjataan, struktur dan sistem lain untuk menggantikan peralatan yang usang. Model produksi F-16A/B awal terdiri dari Blok 10 dan 15 yang menampilkan pengembangan struktur, radar baru dan penambahan daya angkut senjata.

Pengembangan besar juga terjadi dengan peluncuran F-16C/D yang mencakup seri Blok 25, 30/32 dan 40/42. Upgrade dalam model ini termasuk mesin baru, radar yang lebih baik dengan kemampuan serangan malam presisi, dan kompabilitas dengan peralatan canggih yang selalu berkembang seperti "senjata pintar". Model akir pesawat ini yang dibeli oleh AS menggunakan Blok 50/52 dengan pengembangan untuk melakukan "tekanan hebat" (suppression) pada misi pertahanan udara musuh.

Walaupun tidak ada lagi produksi untuk AS, F-16 terus dibuat untuk model ekspor. Model terbarunya adalah F-16E/F Block 60 yang dibuat untuk Uni Emirat Arab. Seri ini mempunyai radar AESA dan kapasitas bahan bakar yang lebih besar untuk meningkatkan jarak jangkau dan daya tahan (endurance).

Vesatilitas, kemampuan dan harganya yang relative rendah membuat F-16 menjadi pesawat yang dipakai secara luas di dunia barat sejak F-86. Lebih dari 4.000 F-16 telah dibuat untuk 24 negara. F-16 telah mengalami banyak pertempuran, paling terkenal yaitu di Timur Tengah ketika F-16 bertempur di atas Lebanon dan Irak. F-16 milik Pakistan juga telah disibukkan dengan menembak jatuh beberapa pesawat Soviet selama Perang Afghan 1980an dan sering kali bertempur dengan pesawat milik India.

Produksi berlanjutan dan usaha upgrade terus-menerus menjamin F-16 tetap beroperasi dengan baik pada abad ke-21. AS berencana memakai F-16 sampai 2025, hingga pesawat ini digantikan oleh F-35 (JSF). Sebagian besar konsumen F-16 juga diharapkan akan mengganti F-16 mereka menjadi F-35 pada dua dekade mendatang.





HISTORY:
First Flight: (YF-16) 2 February 1974; (F-16A) 8 December 1976
Service Entry: 17 August 1978

CREW: (F-16A/C) one: pilot; (F-16B/D) two: pilot, instructor

ESTIMATED COST: (F-16A/B) $14.6 million [1998$]; (F-16C/D) $18.8 million [1998$]

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: NACA 64A204
Wing Tip: NACA 64A204

DIMENSIONS:
Length: 49.33 ft (15.03 m)
Wingspan: 31.00 ft (9.45 m)
Height: 16.33 ft (5.09 m)
Wing Area: 300.0 ft² (27.88 m²)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 18,725 lb (8,495 kg)
Normal Takeoff: 23,765 lb (10,780 kg)
Max Takeoff: 37,500 lb (17,010 kg)
Fuel Capacity: internal: 7,160 lb (3,255 kg); external: 6,950 lb (3,160 kg) in two 370 gal (1,400 L) and one 300 gal (1,135 L) tanks; 8,015 lb (3,645 kg) in two 600 gal (2,270 L) tanks
Max Payload: 17,200 lb (7,800 kg) [normal]; 20,450 lb (9,275 kg) [theoretical limit]

PROPULSION:
Powerplant: one General Electric F100-100 or one Pratt & Whitney F100-220 afterburning turbofan
Thrust: 29,100 lb (129.4 kN) with afterburner

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,350 mph (2,175 km/h) at 40,000 ft (12,190 m), Mach 2.05; at sea level: 915 mph (1,460 km/h), Mach 1.2
Initial Climb Rate: 50,000 ft (15,239 m) / min
Service Ceiling: 50,000 ft (15,239 m)
Range: typical: 540 nm (1,000 km); ferry: 2,100 nm (3,890 km)
g-Limits: +9.0

ARMAMENT:
Untuk melihat daya angkut senjata lengkap F-16 klik di sini
Gun: one 20-mm M61A1 Vulcan cannon (511 rds)
Stations: seven to nine external hardpoints and two wingtip rails
Air-to-Air Missile: AIM-7 Sparrow/Skyflash, AIM-9 Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, Magic II, MICA, Python 3
Air-to-Surface Missile: AGM-45 Shrike, AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, AGM-119 Penguin, Wasp, AS.30L
Bomb: GBU-10/12/24 Paveway laser-guided, GBU-15, B43 nuclear, Mk 82/83/84 GP, Mk 20 Rockeye, BLU-107 Durandal, CBU-52/58/71/87/89/97 cluster, BL-755, BLU-109, Mk 36 Destructor
Other: ECM pods, navigation pods, targeting pods, rocket pods, gun pods, autonomous free-flight dispenser system

KNOWN VARIANTS:
YF-16: Purwarupa untuk pengujian program Light Weight Fighter; 2 built
F-16 FSD: Pesawat purwarupa yang telah dikembangkan secara penuh; 6 single-seat and 2 two-seat models built
F-16A: Model pesawat untuk produksi yang memkai Blok seri 1 sampai 20; 674 built for USAF
F-16B: Pesawat model 2-tempat duduk untuk trainer; 121 built for USAF
Block 1/5/10: Blok produksi awal dari F-16A/B dengan perbedaan struktur yang kecil diantara mereka.; 94 Block 1, 197 Block 5, and 312 Block 10 planes built
Block 15: F-16A/B yang diupdate dengan penambahan dua "pylons" di bawah sayapnya, sistem komunikasi baru dan stabiliser horizontal yang lebih lebar; 983 built
Block 15 OCU: Operational Capability Upgrade dengan mesin baru, penambahan berat takeoff, pengembangan kokpit, sistem avionik yang lebih canggih, kompabilitas dengan misil Maverick, Penguin dan AMRAAM; 214 built and some Block 10 airframes converted
F-16 ADF: Air Defense Fighter berdasar pada Blok 15 tetapi didesain untuk unit US Air National Guard dengan radar yang telah diupgrade dan sistem avionik yang telah dipercanggih; 270 converted
Block 20: F-16A/B Block 15 OCU planes purchased by Taiwan but updated with a new radar, better mission compuyers, and incororating most of the Block 50/52 improvements; 150 converted
F-16/79: Proposed reduced-cost, reduced-capability version of the F-16A/B intended for export, marketed to several countries but its rejection led to the decision to sell the standard F-16 abroad; 1 built
F-16A®: F-16A aircraft of the Netherlands and Belgium modified to carry tactical reconnaissance pods
RF-16A: F-16A aircraft of Denmark modified to carry reconnaissance pods; 10 converted
F-16 MLU
F-16AM/F-16BM: Series of Mid Life Update programs to upgrade the software and avionics of F-16A/B airframes bringing them to a near F-16C/D Block 50/52 standard, applied to the fleets of Belgium, Chile, Denmark, Jordan, the Netherlands, Norway, Pakistan, and Portugal
A-16: Proposed close air support derivative with structural improvements to carry a 30-mm cannon and 7.62-mm minigun pods on the wing seen as a replacement for the A-10; 2 prototypes converted from Block 15 airframes
F/A-16: F-16A/B Block 10 airframes modified to carry a 30-mm GAU-13 cannon in a centerline pod but the vibrations from the cannon were so severe as to make aiming impractical; 24 converted
F-16C: Upgraded one-seat fighter model with improved ground attack capability provided by a LANTIRN system and new ECM equipment, includes Blocks 25 through 50/52
F-16D: Two-seat trainer based on the F-16C
Block 25: Introduced a new radar with precision night-attack capability as well as an enhanced engine, new computer systems, cockpit displays, and other avionics improvements; 209 built
Block 30/32: Block 30 carries General Electric F110 engines while Block 32 is fitted with the Pratt & Whitney F100, introduced the LITENING targeting pod, compatibility with HARM and AMRAAM missiles, better navigation systems
F-16C++: Unofficial designation used for the final Block 30/32 aircraft
F-16 Recce: US airframes modified to carry multi-sensor reconnaissance pods on the centerline, usually fitted to Block 25 and 30 aircraft of the US Air National Guard
F-16N
TF-16N: Based on the F-16C/D Block 30 and used by the US Navy for adversary training; 22 one-seat F-16N and 4 two-seat TF-16N built
Block 40/42: Improved day-night/all-weather attack variant based on the Block 30/32 but compatible with night vision systems, the LANTIRN pod, and GPS weapons like JDAM, JSOW, and WCMD; 615 built
F-16CD/F-16DG
Night Falcons: Unofficial designations for the single-seat and two-seat Block 40/42 aircraft
Block 50/52: Introduced a new GPS/INS navigation system, updated engines, a helmet-mounted cueing system, and weapon system improvements
Block 50D/52D: Block 50/52 models adapted for Suppression of Enemy Air Defenses (SEAD) missions using Shrike or HARM missiles
F-16CJ/F-16DJ: Unofficial designations for the single-seat and two-seat Block 50D/52D aircraft
Block 50/52 Plus: Introduced conformal fuel tanks along the upper wing strakes and an enlarged spline for avionics; purchased by Greece, Poland, Pakistan, and Singapore
KF-16: F-16C/D Block 52 models purchased by South Korea and compatible with Harpoon missiles, built under license by Korean Aerospace Industries; 140 built
F-16I Sufa: Model for Israel based on the Block 50/52 Plus but with removable conformal fuel tanks and Israeli avionics; 102 to be built
F-16E/F: New production model incorporating conformal fuel tanks, an AESA radar, new engines, an enlarged spline for avionics, and other advanced upgrades, purchased by the United Arab Emirates
GF-16: Ground instruction model used to train maintenance personnel
F-16/101: Test aircraft modified from the first F-16 FSD airframe and used to evaluate the GE F101 engine for the production F-16
F-16 CCV: Control-Configured Vehicle modified from the YF-16 prototype and used to test advanced control systems; 1 converted
F-16 AFTI: Advanced Fighter Technology Integration aircraft built to expand on the F-16 CCV program and test a new digital flight control system as well as other advanced technologies like a voice controlled sytem and helmet-mounted targeting system, many of the systems tested have become standard on newer fighters; 1 converted from F-16 FSD airframe
F-16 Agile Falcon: Proposed low-cost version of the AFTI model featuring a larger wing and enhanced control systems; cancelled but later inspired Japan's F-2
NF-16D VISTA: Variable Stability Inflight Test Aircraft used to test advanced control systems
F-16 MATV: VISTA airframe modified with a Multi Axis Thrust Vectoring axisymmetric nozzle
F-16 SFW: Swept Forward Wing proposed to test forward-swept wing technology; not built in favor of the X-29
F-16XL or F-16E/F: Advanced test aircraft modified with a large cranked delta wing and developed as a tactical strike aircraft prototype, the enormous wing held 27 hardpoints and nearly doubled the payload of a standard F-16, the F-16E was to be a production single-seat model and the F-16F a two-seat model but the program was cancelled after the USAF selected the F-15E and the two prototypes were later transferred to NASA for drag-reduction research; 1 single-seat and 1 two-seat models converted from F-16 FSD airframes
F-16AT Falcon 21: Proposed low-cost alternative to the F-22 based on the F-16XL but with a more conventional wing
F-16X Falcon 2000: Proposed F-16 variant with a lengthened fuselage and wing similar to the F-22 to nearly double fuel capacity
F-16U: Early proposal to United Arab Emirates combining features of the F-16XL with the wing of the F-16X; cancelled in favor of the F-16E/F
F-16 ES: Enhanced Strategic model designed as an extended range F-16C/D with conformal tanks and an internal FLIR system to reduce drag, offered to Israel as an alternative to the F-15I and to the United Arab Emirates; 1 prototype converted from a Block 30 airframe
F-16 GCAS: Block 25 airframe modified to test Ground Collision Avoidance System technologies; 1 converted
F-16 LOAN: Low-Observable Asymmetric Nozzle demonstrator that tested a nozzle to reduce radar and infrared cross sections and improve maintenance; 1 converted from F-16C airframe to test technology for the Joint Strike Fighter
F-16IN: Proposed model for India's Medium Multi-Role Combat Aircraft contract featuring an AESA radar, infrared seach and track system, and electronic warfare systems; 18 would be built in the US and another 108 license built in India
FS-X or F-2: Fighter loosely based on the F-16 built by Mitsubishi for Japan

KNOWN COMBAT RECORD:
Iraq - Osirak nuclear reactor strike (Israel, 1981)
Lebanon Civil War (Israel, 1982)
Soviet-Afghan War - shot down 3-4 Su-22, 2 MiG-23, 1 Su-25, 1 An-26 (Pakistan, 1986-1988)
Iraq - Operation Desert Storm (USAF, 1991)
Iraq - Operation Northern Watch (USAF, 1991-2003)
Iraq - Operation Southern Watch (USAF, 1991-2003)
Venezuela Coup (Venezuela, 1992)
Bosnia - Operation Deliberate Force (USAF, Netherlands, 1995)
Kosovo - Operation Allied Force (USAF, 1999)
Kargil War (Pakistan, 1999)
Israeli-Palestinian conflict (Israel, 2000-present)
US Homeland Security - Operation Noble Eagle (USAF, 2001-present)
Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, Belgium, Denmark, Netherlands, Norway, 2001-present)
shot down Indian Searcher-II UAV (Pakistan, 2002)
Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, 2003-present)
Greece-Turkey skirmish (Greece, Turkey, 2006)
Second Lebanon War (Israel, 2006)
Syria - nuclear strike (Israel, 2007)

KNOWN OPERATORS:
 Bahrain, Bahrain Amiri (Royal Bahraini Air Force)
Belgium, Belgishe Luchtmacht/Force Aérienne Belge (Belgian Air Force)
Chile, Fuerza Aérea de Chile (Chilean Air Force)
Denmark, Kongelige Danske Flyvevåbnet (Royal Danish Air Force)
Egypt, Al Quwwat al Jawwiya il Misriya (Egyptian Air Force)
Greece, Elliniki Polimiki Aeroporia (Hellenic Air Force)
Indonesia, Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (Indonesian Air Force)
Israel, Tsvah Haganah le Israel - Heyl Ha'Avir (Israeli Defence Force - Air Force)
Italy, Aeronautica Militare Italiana (Italian Air Force)
Jordan, Al Quwwat al-Jawwiya al-Malakiya al-Urduniya (Royal Jordanian Air Force)
Morocco, Al Quwwat al Jawiyya al Malakiya Marakishiya (Royal Moroccan Air Force)
Netherlands, Koninklijke Luchmacht (Royal Netherlands Air Force)
Norway, Kongelige Norske Luftforsvaret (Royal Norwegian Air Force)
Oman, Al Quwwat al-Jawwiya al-Sultanat Oman (Royal Oman Air Force)
Pakistan, Pakistan Fiza'ya (Pakistani Air Force)
Poland, Polska Wojska Lotnicze i Obrony Powietrznej (Polish Air Defense and Aviation Force)
Portugal, Força Aérea Portuguesa (Portuguese Air Force)
Singapore (Republic of Singapore Air Force)
South Korea, Han-guk Kong Goon (Republic of Korea Air Force)
Taiwan, Chung-Kuo Kung Chuan (Republic of China Air Force)
Thailand, Kongtap Agard Thai (Royal Thai Air Force)
Turkey, Türk Hava Kuvvetleri (Turkish Air Force)
United Arab Emirates (United Arab Emirates Air Force)
United States (US Air Force)
United States (US Air Force Reserves)
United States (US Air National Guard)
United States (US Navy)
United States (NASA)
Venezuela, Fuerza Aérea Venezolana (Venezuelan Air Force)



Sebelumnya diposting pada 10 Juni 2008 di www.bluefame.com