Rabu, 04 Februari 2009

Mikoyan/Gurevich MiG-29; 1977




Mikoyan/Gurevich MiG-29 1977
Role: Air-superiority fighter, multirole fighter
National origin: Soviet Union; Russia
Manufacturer: Mikoyan
First flight: 6 October 1977
Introduced: August 1983
Status: Active service
Primary users: Russian Air Force; Ukrainian Air Force; Algerian Air Force; Indian Air Force
Produced: 1982–present
Number built: 1,257+
Variants: Mikoyan MiG-29M; Mikoyan MiG-35


Mikoyan MiG-29 (Rusia: Микоян МиГ-29) adalah pesawat fighter Generasi keempat yang dirancang untuk peran “air superiority” (superioritas udara) di Uni Soviet. Dikembangkan di tahun 1970-an oleh biro desain Mikoyan, dan mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Soviet pada tahun 1983, dan sampai sekarang masih dipakai oleh Angkatan Udara Rusia serta di banyak negara-negara lain. NATO melaporkan nama MiG-29 adalah "Fulcrum", yang merupakan nama tidak resmi yang diberikan oleh pilot selama beroperasi. Pesawat ini dikembangkan untuk menyaingi pesawat tempur milik America F-16 Fighting Falcon, dan F-15 eagle.



Pengembangan

Sejarah MiG-29, seperti Sukhoi Su-27 yang lebih besar, dimulai pada 1969 ketika Uni Soviet belajar dari "FX" program US Air Force yang menghasilkan F-15 Eagle. Pimpinan Soviet yang segera menyadari bahwa pesawat fighter Amerika yang baru memiliki teknologi canggih yang memberikan keuntungan serius dari semua pesawat Soviet yang ada saat itu. MiG-21 lincah berdasarkan standar saat itu, tetapi mempunyai kekurangan dalam hal jangkauan, persenjataan, dan potensi pengembangan. MiG-23, yang dikembangkan untuk menyaingi F-4 Phantom II, lebih cepat dan memiliki ruang lebih untuk bahan bakar dan peralatan, tetapi mempunyai kekurangan dalam hal manuverabilitas dan kemampuan dogfighting. Pesawat yang diperlukan selanjutnya adalah pesawat yang lebih seimbang baik kelincahan maupun kecanggihan teknologinya. Sebagai tanggapan, Staf Jendral Soviet mengeluarkan spesifikasi kebutuhan untuk Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, berarti "Pesawat Tempur Garis Depan Canggih”). Spesifikasinya sangat ambisius, dipakai untuk jarak jangkau jauh, mempunyai performa yang baik dalam landasan pacu pendek (termasuk kemampuan dalam landasan pacu yang keras), agility yang baik, kecepatan Mach 2+, dan mempunyai persenjataan yang berat. Desain baru aerodynamis-nya sebagian besar dibuat oleh TsAGI bekerja sama dengan biro desain Sukhoi.

Namun, pada tahun 1971, Soviets menganggap pesawat terbang PFI akan terlalu mahal untuk diproduksi dalam jumlah yang diperlukan, dan membagi program menjadi dua TPFI (Tyazhyolyy Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel, " Pesawat Tempur Garis Depan Canggih Taktis") dan LPFI (Lyogkiy Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel, " Pesawat Tempur Garis Depan Canggih Ringan-Taktis"), yang dilakukan bersamaan dengan program “Pesawat Ringan” AS dan program F-16 Fighting Falcon dan YF-17 Cobra. Program pesawat tempur “Heavy” (=berat) tetap menjadi milik Sukhoi, dan menghasilkan Sukhoi Su-27, sementara program pesawat tempur ringan menjadi milik Mikoyan. Detil desain berasal dari hasil [b]Produk 9[/b], diberi nama MiG-29A, dimulai pada tahun 1974, dengan penerbangan pertama berlangsung pada tanggal 6 Oktober 1977. Pra-produksi pesawat terbang pertama kali diketahui oleh satelit pengintaian Amerika pada bulan November tahun itu, yang dikenal sebagai Ram-L karena diamati di pusat uji penerbangan Zhukovsky di dekat kota Ramenskoye. Spekulasi awal dari Barat menganggap bahwa Ram-L sangat mirip tampilannya dengan YF-17 Cobra dan bermesin turbojet Tumansky R-25 dengan afterburner.

Meskipun program mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh kehilangan dua purwarupa dalam kecelakaan yang berhubungan dengan mesin, MiG-29B versi produksi mulai beroperasi pada Agustus 1983 di pangkalan udara Kubinka. Uji negara lolos pada tahun 1984, dan pengirimannya di mulai pada tahun yang sama ke Frontal Aviation.

Pembagian kerja antara TPFI dan LPFI menjadi lebih nyata ketika MiG-29 beroperasi untuk beroperasi di garis depan dengan VVS pada pertengahan tahun 1980-an. Sementara, Su-27 yang lebih berat mendapatkan tugas yang lebih eksotik dan berbahaya yaitu untuk penyapuan udara-ke-udara aset berharga milik NATO. MiG-29 yang lebih kecil menggantikan MiG-23 peran penerbangan frontal. MiG-29 diposisikan relatif dekat dengan garis depan, dengan tugas memberikan keunggulan udara lokal kepada pasukan darat Soviet yang bergerak. Roda pendaratan tang kuat dan dan perlindungan intake udara, membuat MiG-29 dapat beroperasi di landasan Soviet yang rusak maupun tidak dipersiapkan selama gerakan taktis pasukan lapis baja darat. MiG-29 yang juga bertugas sebagai pengawal untuk melindungi pesawat lokal lain, melindungi sasaran terlihat di darat dari serangan pesawat NATO seperti F-15 dan F-16. Penerbangan frontal dari MiG-29 memastikan angkatan darat Soviet dapat beroperasi di bawah payung udara yang aman.

Di dunia Barat, pesawat tempur yang baru ini di beri nama oleh NATO "Fulcrum-A" karena pesawat pra-produksinya diberi nama MiG-29A, dan logikanya nama julukannya diberi A juga. MiG-29B yang telah banyak diekspor dalam versi yang didowngrade dikenal sebagai MiG-29B 9-12A dan MiG-29B 9-12b (untuk Warsaw Pact dan non-Warsaw Pact, secara berurutan), dengan sistem avionik yang kurang dan tidak ada kemampuan untuk persenjataan nuklir. Total produksi sekitar 840 pesawat.

Versi upgrade dari MiG-29 dengan pengembangan sistem avionik selama masa Uni Soviet, termasuk versi kapal induk MiG-29k, tidak pernah diproduksi dalam jumlah besar. Pada era pasca-Soviet, pengembangan MiG-29 yang dipengaruhi oleh biro Mikoyan terlihat kurangkekuatan politik dibandingkan saingannya, Sukhoi. Beberapa versi yang lebih canggih masih diusahakan untuk diekspor, dan upgrade pesawat Rusia yang masih ada. Versi baru yang disebut MiG-29SMT dan MiG-29M1/M2 sedang dikembangkan. Selain itu, pengembangan versi kapal induk, MiG-29K, dilanjutkan untuk kapal induk INS Vikramaditya AL Indian (sebelumnya untuk kapal induk Rusia Admiral Gorshkov, tetapi akhirnya Su-33 yang lebih besar lebih dipilih).



Specifications

General characteristics
Crew: One
Length: 17.37 m (57 ft)
Wingspan: 11.4 m (37 ft 3 in)
Height: 4.73 m (15 ft 6 in)
Wing area: 38 m² (409 ft²)
Empty weight: 11,000 kg (24,250 lb)
Loaded weight: 16,800 kg (37,000 lb)
Max takeoff weight: 21,000 kg (46,300 lb)
Powerplant: 2× Klimov RD-33 afterburning turbofans, 8,300 kgf (approximate 81.4 kN) each

Performance
Maximum speed: Mach 2.4 (2,445 km/h, 1,518 mph)
Range: 700 km combat, 2,900 km ferry (430 mi / 1,800 mi)
Service ceiling 18,013 m (59,100 ft)
Rate of climb: initial 330 m/s average 109 m/s 0-6000 m [46] (65,000 ft/min)
Wing loading: 442 kg/m² (90.5 lb/ft²)
Thrust/weight: 1.13

Armament
1x 30 mm GSh-30-1 cannon with 100 rounds
Up to 3,500 kg (7,720 lb) of weapons including six air-to-air missiles — a mix of semi-active radar homing (SARH) and AA-8 "Aphid", AA-10 "Alamo", AA-11 "Archer", AA-12 "Adder", FAB 500-M62, FAB-1000, TN-100, ECM Pods, S-24, AS-12, AS-14.

Avionics
Phazotron N019, N010 radars




Tidak ada komentar:

Posting Komentar