Tampilkan postingan dengan label MiG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MiG. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Februari 2009

MiG-35 / 1.42 Multirole Front-Line Fighter; 1999





MiG Multirole Front-Line Fighter [MFI - Mnogofounksionalni Frontovoi Istrebiel ] baru telah dipublikasikan pada 12 Januari 1999. Projeknya telah dikembangkan sejak 1986. Pesawat tempur garis depan multi-fungsi generasi kelima ini dikembangkan oleh MIG (Mikoyan dan Gurevich) aviation scientific dan MAPO. Purwarupa pertama dikirim pada awal 1994 dan pengerjaannya tertunda karena keterbatasan dana. Pesawat tempur dengan berat 35 ton ini mempunyai sebuah saluran udara di bawah badan pesawat dengan dua buah mesin AL41F dengan masing-masing 20 ton mesin dorong, dan dengan kecepatan maksimal lebih dari 2.500km/jam. Planform ekor-kembar "duck" memungkinkan seluruh pergerakan foreplane tipe "canard" dengan lebar sayap sekitar 15m dan panjang 20m.MAPO-MiG mengklaim bahwa pesawat ini mampu mengalahkan F-22 Raptor dan sebagian besar pesawat tempur AS. Walaupun misi utama MFI adalah superioritas-udara, tidak seperti F-22, MFI juga dapat melakukan misi penyerangan, dan di dalamnya kedua konsep dan konfigurasi ini setara dengan EFA2000 Eurofigter multi-fungsi. Seperti F-22 Amerika, MFI mempunyai "vectoring system" mesin dorong yang memungkinkan dilakukannya pembelokan tajam. Pesawat ini juga mempunyai kemampuan "sembunyi" yang sama, dengan canard, sayap, dan struktur badan pesawat yang terbuat dari karbon-fiber dan meterial komposit polimer. Kemampuan "sembunyi" lainnya termasuk radar-absorbing covering, screening of radar-visible structure elements, dan pengurangan jejak panas. Pesawat dapat membawa peluru kendali udara-ke-udara dan udara-ke-darat jarak jauh dan dipersenjatai dengan meriam 30mm.



Spesifikasi

Pembuat: Mig-MAPO
Negara: Rusia
Fungsi: Pesawat Tempur Multi-Fungsi
Kru: 1
Penerbangan Pertama: 1999
Mesin: 2 Lyulka AL-41F vectored-thrust afterburning turbofans, 39,340 lb thrust each
Lebar Sayap: 15m
Panjang: 19m
Tinggi: 6m
Bentang Canard: 5m
Berat : 33,069 lb empty / 44,092 lb max. take off
Kecepatan: Altitude: 2.448km/jam dan supercruise 1.224km/jam
Persenjataan: Tidak diketahui, yang pasti dari jenis AAMs milik Rusia.



Foto: www.ausairpower.net

Mikoyan/Gurevich MiG-AT; 1996



Mikoyan-Gurevich MiG-AT adalah pesawat latih Rusia yang terbang pertama kali pada tahun 1996, dipilih untuk menggantikan Aero L-29 dan L-39 untuk Angkatan Udara Rusia. "AT" singkatan dari "Advanced Trainer=Pesawat Latih Tingkat Lanjut”.



Desain

The MiG-AT lebih konvensional daripada saingannya Yak-130. Pesawat ini mempunyai set-rendah, sayap lurus, mesin terpasang pada kedua sisi badan pesawat dan ekor yang terpasang di pertengahan badan pesawat. Dua purwarupa telah dibuat, dengan pesanan diharapkan melebihi 1.200 oleh produsen. Penerbangan pertama berlangsung antara 16 dan 22 Maret 1996 di Zhukovsky dan berlangsung selama tujuh menit. Produksi dimulai bulan September 1996.

MiG-ATF memiliki mesin dari Perancis, dan juga dikembangkan secara bersama dengan Daewoo Korea Selatan.

MiG-AT adalah pesawat terbang dikembangkan oleh RAC "MiG" dalam proyek internasional yang melibatkan SNECMA Perancis dan perusahaan TURBOMECA (mesin) dan Thales AVIONICS (peralatan udara). Pengembang dari Rusia yang terlibat dalam program ini adalah perusahaan pesawat terbang terbesar dan pusat penelitian, termasuk GOSNIIAS (sistem avionik dan integrasi perangkat lunak), TSAGI (proyek aerodinamis), ZVEZDA (kursi lontar K-93L), M. Gromov LII (uji penerbangan).

Pesawat Latih MiG-AT menggabungkan sejumlah prinsip “novelties” (teknologi baru). Yaitu, pesawat latih ini adalah pertama di Rusia dan di seluruh dunia yang dilengkapi sistem fly-by-wire redundant rangkap-empat tiga-channel digital dari desain nasional. Sistem baru ini adalah elemen penting untuk menyusun sistem pelatihan kontemporer yang memungkinkan untuk membuat variasi karakteristik kemampuan-kontrol pesawat, sehingga memberikan simulasi penerbangan tangkas/lincah pesawat fighter dan pesawat serang-permukaan. Akibatnya, satu jenis pesawat latih ini dapat digunakan pada pelatihan pilot untuk pesawat terbang dari berbagai kelas dan mungkin dapat mengurangi biaya pelatihan pilot militer dan sipil secara signifikan.

Sistem fly-by-wire memiliki satu fitur istimewa. Sistem ini memungkinkan komputer untuk memantau amplop penerbangan amplop dan mencegah penerbangan kondisi kritis, dengan demikian meningkatkan keselamatan penerbangan dalam hal pengurangan kesalahan pilot.

MiG-AT adalah pesawat latih pertama yang dilengkapi dengan kursi lontar unik (yang telah dikurangi beratnya) K-93L, dimodifikasi dari versi K-36. Fitur khusus K-93L yang dikembangkan oleh ZVEZDA adalah sebagai berikut: kemungkinan pilot untuk melakukan pelontaran pada V=0, H=0, pada penerbangan terbalik, ketinggian minimal 50m; waktu minimum pelontaran (sekitar 1 s) dan kemungkinan pelemparan melalui kanopi kaca kokpit.

MiG-AT didukung oleh dua mesin turbofan, tipe LARZAC 04R20, dengan daya dorong 1.430 kgf, yang diproduksi oleh perusahaan SNECMA. Pada saat ini, spesialis dari Rusia dan Perancis bekerja untuk meningkatkan kekuatan mesin LARZAC hingga 1700 kgf.

Pabrik Pengambangan Mesin SOYUZ dari Tushino sedang sibuk dengan pengembangan mesin RD-1700 yang sekarang masuk ke tahap uji awal.

Pelatih dapat dilengkapi dengan baik sistem TopFlight Prancis yang dibuat oleh perusahaan Thales Avionics dan dengan teknologi avionik desain dari Rusia. Desain kokpit ergonomis sesuai dengan fighter generasi "4" dan "4 +". Sistem displaynya memakai indikator kristal-cair warna. Kontrol kokpit dirancang agar sesuai dengan konsep HOTAS.

Kinerja pesawat latih ini memuaskan permintaan up-to-date, rasio daya dorong-berat yang tinggi, Sistem avionik dari generasi "4 +" dan arsitektur terbuka, sistem fly-by-wire digital dan fasilitas sistem pelatihan di permukaan/darat yang memungkinkan untuk mengurangi waktu dan biaya pelatihan pilot secara drastis untuk pesawat seperti MiG-29, Su-27, Mirage-2000, Rafale, Typhoon, F-15, M-16, M-18.

Selain versi pesawat latih, keluarga MiG-AT dapat termasuk versi latih-tempur, pesawat taktis ringan kursi-tunggal, versi latih berbasis kapal induk dan pesawat patroli satu-kursi.

Pesawat latih MiG-AT dapat dikonversi menjadi versi latih-tempur MiG-ATC yang dilengkapi dengan radar multimode dan dirancang untuk penggunaan persenjataan “guided” dan “unguided” untuk sasaran udara, tanah dan permukaan laut.

Sesuai permintaan pelanggan, Produsen dapat memasang sistem avionik dan sistem senjata negara pelanggan sendiri, sehingga membuat versi khusus dan memberikan lisensi untuk produksi pesawat latih ini.

The MiG-AT menyediakan program pelatih untuk: • Pelatihan pilot di semua tingkatan, termasuk pelatihan primer, dasar dan lanjutan; • keselamatan penerbangan dan kehandalan yang tinggi; • pengoperasian yang mudah dan DOCs rendah; • mesin dan sistem avionik yang telah terbukti lulus sertifikasi dan efektivitasnya pada jenis pesawat terbang lain; • Simulator, sestem analisis perencanaan-misi dan pasca-misi penerbangan dibuat sekitar komputer dan terintegrasi dengan pelatih; • sistem pemeliharaan pesawat latih yang bergantung pada potensi produksi-ilmiah dari RAC "MiG" dan infrastruktur yang ada di Snecma Group, Snecma Moteurs, Turbomeca dan Thales AVIONICS.



Specification:

CREW: 2

ENGINE: 2 x GRTS Larzac 04-R20, 14.1kN

WEIGHTS:
Take-off weight: 6800 kg; 14992 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 10.6 m; 34 ft 9 in
Length: 11.2 m; 36 ft 9 in
Height: 4.3 m; 14 ft 1 in
Wing area: 21.0 m[sup]2[/sup]; 226.04 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 850 km/h; 528 mph
Ceiling: 15000 m; 49200 ft
Range w/max.fuel: 1250 km; 777 miles
Range w/max.payload: 800 km; 497 miles



Mikoyan/Gurevich MiG-29; 1977




Mikoyan/Gurevich MiG-29 1977
Role: Air-superiority fighter, multirole fighter
National origin: Soviet Union; Russia
Manufacturer: Mikoyan
First flight: 6 October 1977
Introduced: August 1983
Status: Active service
Primary users: Russian Air Force; Ukrainian Air Force; Algerian Air Force; Indian Air Force
Produced: 1982–present
Number built: 1,257+
Variants: Mikoyan MiG-29M; Mikoyan MiG-35


Mikoyan MiG-29 (Rusia: Микоян МиГ-29) adalah pesawat fighter Generasi keempat yang dirancang untuk peran “air superiority” (superioritas udara) di Uni Soviet. Dikembangkan di tahun 1970-an oleh biro desain Mikoyan, dan mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Soviet pada tahun 1983, dan sampai sekarang masih dipakai oleh Angkatan Udara Rusia serta di banyak negara-negara lain. NATO melaporkan nama MiG-29 adalah "Fulcrum", yang merupakan nama tidak resmi yang diberikan oleh pilot selama beroperasi. Pesawat ini dikembangkan untuk menyaingi pesawat tempur milik America F-16 Fighting Falcon, dan F-15 eagle.



Pengembangan

Sejarah MiG-29, seperti Sukhoi Su-27 yang lebih besar, dimulai pada 1969 ketika Uni Soviet belajar dari "FX" program US Air Force yang menghasilkan F-15 Eagle. Pimpinan Soviet yang segera menyadari bahwa pesawat fighter Amerika yang baru memiliki teknologi canggih yang memberikan keuntungan serius dari semua pesawat Soviet yang ada saat itu. MiG-21 lincah berdasarkan standar saat itu, tetapi mempunyai kekurangan dalam hal jangkauan, persenjataan, dan potensi pengembangan. MiG-23, yang dikembangkan untuk menyaingi F-4 Phantom II, lebih cepat dan memiliki ruang lebih untuk bahan bakar dan peralatan, tetapi mempunyai kekurangan dalam hal manuverabilitas dan kemampuan dogfighting. Pesawat yang diperlukan selanjutnya adalah pesawat yang lebih seimbang baik kelincahan maupun kecanggihan teknologinya. Sebagai tanggapan, Staf Jendral Soviet mengeluarkan spesifikasi kebutuhan untuk Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, berarti "Pesawat Tempur Garis Depan Canggih”). Spesifikasinya sangat ambisius, dipakai untuk jarak jangkau jauh, mempunyai performa yang baik dalam landasan pacu pendek (termasuk kemampuan dalam landasan pacu yang keras), agility yang baik, kecepatan Mach 2+, dan mempunyai persenjataan yang berat. Desain baru aerodynamis-nya sebagian besar dibuat oleh TsAGI bekerja sama dengan biro desain Sukhoi.

Namun, pada tahun 1971, Soviets menganggap pesawat terbang PFI akan terlalu mahal untuk diproduksi dalam jumlah yang diperlukan, dan membagi program menjadi dua TPFI (Tyazhyolyy Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel, " Pesawat Tempur Garis Depan Canggih Taktis") dan LPFI (Lyogkiy Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel, " Pesawat Tempur Garis Depan Canggih Ringan-Taktis"), yang dilakukan bersamaan dengan program “Pesawat Ringan” AS dan program F-16 Fighting Falcon dan YF-17 Cobra. Program pesawat tempur “Heavy” (=berat) tetap menjadi milik Sukhoi, dan menghasilkan Sukhoi Su-27, sementara program pesawat tempur ringan menjadi milik Mikoyan. Detil desain berasal dari hasil [b]Produk 9[/b], diberi nama MiG-29A, dimulai pada tahun 1974, dengan penerbangan pertama berlangsung pada tanggal 6 Oktober 1977. Pra-produksi pesawat terbang pertama kali diketahui oleh satelit pengintaian Amerika pada bulan November tahun itu, yang dikenal sebagai Ram-L karena diamati di pusat uji penerbangan Zhukovsky di dekat kota Ramenskoye. Spekulasi awal dari Barat menganggap bahwa Ram-L sangat mirip tampilannya dengan YF-17 Cobra dan bermesin turbojet Tumansky R-25 dengan afterburner.

Meskipun program mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh kehilangan dua purwarupa dalam kecelakaan yang berhubungan dengan mesin, MiG-29B versi produksi mulai beroperasi pada Agustus 1983 di pangkalan udara Kubinka. Uji negara lolos pada tahun 1984, dan pengirimannya di mulai pada tahun yang sama ke Frontal Aviation.

Pembagian kerja antara TPFI dan LPFI menjadi lebih nyata ketika MiG-29 beroperasi untuk beroperasi di garis depan dengan VVS pada pertengahan tahun 1980-an. Sementara, Su-27 yang lebih berat mendapatkan tugas yang lebih eksotik dan berbahaya yaitu untuk penyapuan udara-ke-udara aset berharga milik NATO. MiG-29 yang lebih kecil menggantikan MiG-23 peran penerbangan frontal. MiG-29 diposisikan relatif dekat dengan garis depan, dengan tugas memberikan keunggulan udara lokal kepada pasukan darat Soviet yang bergerak. Roda pendaratan tang kuat dan dan perlindungan intake udara, membuat MiG-29 dapat beroperasi di landasan Soviet yang rusak maupun tidak dipersiapkan selama gerakan taktis pasukan lapis baja darat. MiG-29 yang juga bertugas sebagai pengawal untuk melindungi pesawat lokal lain, melindungi sasaran terlihat di darat dari serangan pesawat NATO seperti F-15 dan F-16. Penerbangan frontal dari MiG-29 memastikan angkatan darat Soviet dapat beroperasi di bawah payung udara yang aman.

Di dunia Barat, pesawat tempur yang baru ini di beri nama oleh NATO "Fulcrum-A" karena pesawat pra-produksinya diberi nama MiG-29A, dan logikanya nama julukannya diberi A juga. MiG-29B yang telah banyak diekspor dalam versi yang didowngrade dikenal sebagai MiG-29B 9-12A dan MiG-29B 9-12b (untuk Warsaw Pact dan non-Warsaw Pact, secara berurutan), dengan sistem avionik yang kurang dan tidak ada kemampuan untuk persenjataan nuklir. Total produksi sekitar 840 pesawat.

Versi upgrade dari MiG-29 dengan pengembangan sistem avionik selama masa Uni Soviet, termasuk versi kapal induk MiG-29k, tidak pernah diproduksi dalam jumlah besar. Pada era pasca-Soviet, pengembangan MiG-29 yang dipengaruhi oleh biro Mikoyan terlihat kurangkekuatan politik dibandingkan saingannya, Sukhoi. Beberapa versi yang lebih canggih masih diusahakan untuk diekspor, dan upgrade pesawat Rusia yang masih ada. Versi baru yang disebut MiG-29SMT dan MiG-29M1/M2 sedang dikembangkan. Selain itu, pengembangan versi kapal induk, MiG-29K, dilanjutkan untuk kapal induk INS Vikramaditya AL Indian (sebelumnya untuk kapal induk Rusia Admiral Gorshkov, tetapi akhirnya Su-33 yang lebih besar lebih dipilih).



Specifications

General characteristics
Crew: One
Length: 17.37 m (57 ft)
Wingspan: 11.4 m (37 ft 3 in)
Height: 4.73 m (15 ft 6 in)
Wing area: 38 m² (409 ft²)
Empty weight: 11,000 kg (24,250 lb)
Loaded weight: 16,800 kg (37,000 lb)
Max takeoff weight: 21,000 kg (46,300 lb)
Powerplant: 2× Klimov RD-33 afterburning turbofans, 8,300 kgf (approximate 81.4 kN) each

Performance
Maximum speed: Mach 2.4 (2,445 km/h, 1,518 mph)
Range: 700 km combat, 2,900 km ferry (430 mi / 1,800 mi)
Service ceiling 18,013 m (59,100 ft)
Rate of climb: initial 330 m/s average 109 m/s 0-6000 m [46] (65,000 ft/min)
Wing loading: 442 kg/m² (90.5 lb/ft²)
Thrust/weight: 1.13

Armament
1x 30 mm GSh-30-1 cannon with 100 rounds
Up to 3,500 kg (7,720 lb) of weapons including six air-to-air missiles — a mix of semi-active radar homing (SARH) and AA-8 "Aphid", AA-10 "Alamo", AA-11 "Archer", AA-12 "Adder", FAB 500-M62, FAB-1000, TN-100, ECM Pods, S-24, AS-12, AS-14.

Avionics
Phazotron N019, N010 radars




MiG-31 Foxhound




Pesawat interseptor pertahanan udara milik Rusia yang paling “mampu”, Foxhound” mempunyai sebuah kemampuan pengejaran/penguncian target multiple dan merupakan pesawat tempur Soviet pertama yang benar-benar mempunyai kemampuan look-down dan shoot-down. Kunci dari efektivitas MiG-31 adalah radar antena array bertahap tetap Zaslon (Zaslon fixed phased array antenna radar) yang diberi nama kode “Flash Dance” oleh NATO, yang disebut sebagai radar pesawat tempur yang paling hebat. Mesin Soloviev D-38F6 baru telah dispesialkan untuk MiG-31 dengan tujuan untuk menambah jarak jangkau. Pada 1987, lebih dari 150 FOXHOUND yang dioperasikan di beberapa lokasi dari area Arkhangelsk di barat laut USSR sampai timur jauh Soviet. FOXHOUND di dedikasikan untuk misi pertahanan udara dalam negeri Soviet. FOXHOUND membawa misil udara-ke-udara jarak-jauh AA-9 dan dapat menyerang 4 target dalam waktu bersamaan dengan M-9.

Saya pesawat ini dipasang di bagian atas bodi pesawat dan tertekuk ke belakang dengan ujung kotak dan sebuah “slant” negatif. Terdapat 4 tiang di bawah sayap. Terdapat dua mesin turbofan di dalam bodi pesawat. Lubang pengeluaran (exhaust) diperpanjang melebihi ekor pesawat. Bodi pesawat berbentuk segi empat setelah lubang saluran udara hingga “exhaust” dan memiliki hidung runcing yang panjang. Sirip ekor tajam di bagian belakang dengan ujung kaku dan miring ke luar. Flats-nya menekuk ke belakang dan tajam, dan dipasang agak menengah-rendah pada bodi pesawat.

Pada 1992, Cina mencapai kesepakatan dengan Russian Federation untuk membeli 24 buah MiG-31 Foxhound. MiG-31 diharapkan dapat dirakit di Shenyang, dengan kecepatan produksi 4 per bulan pada tahun 2000. Pesawat terakhir dikirim pada tahun 2000. Berdasakan beberapa laporan, kesepakatan itu termasuk sebuah lisensi untuk membangun 700 pesawat, dan proyek ini diperkirakan dapat membuat setidaknya 200 pesawat sampai 2010.

Fase pertama tes jet tempur jarak-jauh multiperan kecepatan tinggi MiG-31BM yang sudah diupgrade diselesaikan pada pertengahan 1999. Perbedaan utama antara MiG-31P dan MiG-31BM baru adalah MiG-31BM mempunyai kemampuan untuk menghancurkan target baik di udara maupun darat. Desainer dan pembuat MiG-31 mengharapkan modifikasi baru akan menghasilkan penjualan internasional. MiG-31BM baru dilengkapi dengan sistem komputer canggih di dalamnya dan sebuah radar dengan array terfase yang memungkinkan pilot untuk mengaktifkan mode penembakan udara-ke-udara dan udara-ke-daratan secara bersamaan. Ketika beroperasi dengan target-target udara, Mig-31 BM dapat mengintersep sampai 24 target dalam waktu bersamaan.




Specifications (MiG-31)

General characteristics
Crew: Two (pilot and weapons system officer)
Length: 22.69 m (74 ft 5 in)
Wingspan: 13.46 m (44 ft 2 in)
Height: 6.15 m (20 ft 2 in)
Wing area: 61.6 m² (663 ft²)
Empty weight: 21,820 kg (48,100 lb)
Loaded weight: 41,000 kg (90,400 lb)
Max takeoff weight: 46,200 kg (101,900 lb)
Powerplant: 2× Soloviev D-30F6 afterburning turbofans
Dry thrust: 93 kN (20,900 lbf) each
Thrust with afterburner: 152 kN (34,172 lbf) each

Performance
Maximum speed:
High altitude: Mach 2.83 (3,000 km/h, 1,860 mph)
Low altitude: Mach 1.2 (1,500 km/h, 930 mph)
Combat radius: 720 km at Mach 2.35 (450 mi)
Ferry range: 3,300 km (2,050 mi)
Service ceiling 20,600 m (67,600 ft)
Rate of climb: 208 m/s (41,000 ft/min)
Wing loading: 665 kg/m² (136 lb/ft²)
Thrust/weight: 0.85
Maximum g-load: 5 g

Armament
1x GSh-6-23 23 mm cannon with 260 rounds.
Fuselage recesses for four R-33 (AA-9 'Amos') or (for MiG-31M/BM only) six R-37 (AA-X-13 'Arrow') long-range air-to-air missiles.
Four underwing pylons for a combination of:
two R-40TD1 (AA-6 'Acrid') medium-range missiles, and
2x2 R-60 (AA-8 'Aphid') or R-73 (AA-11 'Archer') short-range IR missiles, or
2x2 R-77 (AA-12 'Adder') long-range missiles.
Some aircraft are equipped to launch the Kh-31P (AS-17 'Krypton') and Kh-58 (AS-11 'Kilter') anti-radiation missiles in the suppression of enemy air defenses (SEAD) role.


Sumber: http://www.wikipedia.org/, http://www.aviastar.org/
Foto: www.atlasaerospace.net

Mikoyan/Gurevich MiG-27; 1970



Role: Attack aircraft
Manufacturer: Mikoyan OKB; Hindustan Aeronautics Limited
First flight: 20 August 1970
Introduced: 1975
Retired: 1990s (Russia)
Status: In service with foreign users
Primary users: Soviet Air Force; Indian Air Force;
Produced: 1970 to 1986
Number built: 1075 including licensed production
Developed from: Mikoyan-Gurevich MiG-23



Mikoyan MiG-27 (Rusia: Микоян и Гуревич МиГ-27) (NATO "Flogger-D/J") adalah pesawat “ground-attack”, yang awalnya dikembangkan oleh biro desain Mikoyan di Uni Soviet dan kemudian diproduksi di bawah lisensi di India oleh Hindustan aeronautika sebagai Bahadur ( "Berani"). Pesawat ini dikembangkan berdasarkan pada Mikoyan-Gurevich Pesawat Tempur MiG-23, tapi dioptimalkan untuk peran “ground-attack.



Design and development

MiG-27 memakai sebagian airframe dasar dari MiG-23, namun dengan modifikasi hidung,dengan julukan "Utkonos" ("platypus") dalam bahasa Rusia. Memakai sistem seperti pada MiG-23B tanpa radar dengan hidung yang mengarah ke bawah untuk meningkatkan visibilitas pilot, serta memakai pencari jarak dan pencari target laser. Pilot uji menyebut sistem itu dengan nama "Balkon" karena tingkat visibiltas frontal dari kokpit. Tambahan lapis baja pada kokpit dipasang, bersama dengan sistem navigasi/serang baru. Karena MiG-27 dimaksudkan untuk misi di ketinggian rendah, maka intake variabel dan exhaust nozzles telah ditiadakan agar lebih sederhana, mengurangi berat, serta untuk kebutuhan pemeliharaan. Pesawat terbang juga lebih besar, dan mempunyai roda yang kokoh agar dapat dioperasikan dari landasan yang tidak memadai.




Operational history

Sri Lanka
MiG-27 pesawat mulai beroperasi untuk AU Sri Lanka pada tahun 2000. Sejak itu, mereka terlibat dalam operasi regular, pengeboman sasaran strategis dan memberikan dukungan serangan udara dekat. Pada bulan Agustus 2000, sebuah MiG-27 mengalami kecelakaan di dekat bandara internasional Kolombo, menewaskan pilot Ukraina-nya. Pada bulan Juli 2001, sebuah MiG-27 hancur di pangkalan udara akibat serangan oleh LTTE. MiG-27 lain mengalami kecelakaan di tengah laut di dekat bandara Colombo Juni 2004. Pada tanggal 30 April 2007, LTTE menyatakan satu MiG-27 Sri Lanka tertembak dan jatuh, namun para pejabat Sri Lanka menyangkalnya.


India
Pada tanggal 27 Mei 1999, selama Perang Kargil, satu MiG-27 India mengalami kebakaran mesin ketika mengebom Pakistan. Pilot, Letnan Penerbangan Nachi Keta memakai kursi lontar dan kemudian menjadi tawanan Pakistan. Sebuah MiG-21 ditembak jatuh oleh roket permukaan-ke-udara Pakistan ketika melakukan pencarian terhadap Letnan Penerbangan Nachi Keta, pilot pun terbunuh. Pejabat Pakistan mengklaim kedua kejadian tersebut



Specifications (MiG-27K)

General characteristics
Crew: One
Length: 17.1 m (56 ft)
Wingspan: * Spread: 13.8 m (45 ft 3 in)
Swept: 7.4 m (24 ft 3 in)
Height: 5 m (16 ft 5 in)
Wing area: * Spread: 37.35 m² (402.0 ft²)
Swept: 34.16 m² (367.7 ft²)
Empty weight: 11,908 kg (26,252 lb)
Loaded weight: 18,100 kg (39,900 lb)
Max takeoff weight: 20,670 kg (45,570 lb)
Powerplant: 1× Khatchaturov R-29-300 afterburning turbojet
Dry thrust: 81 kN dry (18,300 lbf)
Thrust with afterburner: 123 kN (27,600 lbf)

Performance
Maximum speed:
Sea level: Mach 1.10 (1,350 km/h, 839 mph)
at altitude: Mach 1.77 (1,885 km/h at 8,000 m, 1,170 mph at 26,000 ft
Range: 780 km (480 mi) combat, 2,500 km (1,550 mi) ferry
Service ceiling 14,000 m (45,900 ft)
Rate of climb: 200 m/s (39,400 ft/min)
Wing loading: 605 kg/m² (123 lb/ft²)
Thrust/weight: 0.62

Armament
1x GSh-6-30 30 mm cannon with 260-300 rounds
One centerline, four fuselage, and two wing glove pylons for a total of 4,000 kg (8,800 lb) of stores, including general-purpose bombs, rocket pods, SPPU-22 and SPPU-6 gun pods, and various guided air-to-surface missiles.


Variants


Flogger-D
MiG-27. This was the first MiG-27, and it was the first in the Flogger family to have a canopy without the central frame, suggesting that the ejection seat was designed to directly break through the transparency. The dielectric head above the pylon on the MiG-23 was used on the MiG-27 to house electro-optical and radio-frequency gear instead. It was armed with a Gryazev-Shipunov GSh-6-23M Gatling gun.
MiG-27D. The nuclear strike variant of MiG-27, with a PSBN-6S navigation/attack system specially designed for the mission. 560 MiG-27D were built from 1973 - 1977 and they were on permanent stand-by alert basis like the FB-111A of the United States Air Force.


Flogger-J

MiG-27M. This model was an upgrade of the 'Flogger-D', with the electro-optical and radio-frequency heads above the glove pylons deleted. It was first armed with the GSh-6-23M Gatling gun, but this was later replaced by a new 30 mm GSh-6-30 six-barrel cannon with 260 rounds of ammunition in a fuselage gondola. It also received much-improved electronic countermeasure (ECM) systems, and a new PrNK-23K nav/attack system providing automatic flight control, gun firing, and weapons release. However, this modification was not very successful because of the heavy recoil from the new cannon, and bursts longer than two or three seconds often led to permanent damage of the airframe. Test pilot V. N.Kondaurov described the first firing of the GSh-6-30А: "As I imposed the central mark on the air target and pressed the trigger to shoot, I heard such noise that I involuntarily drew my hand aside. The whole plane began to vibrate from the shooting and had almost stopped from the strong recoil of the gun. The pilotless target, which was just making a turn ahead of me, was literally disintegrating into pieces. I have hardly come to my senses from unexpectedness and admiration: This is a calibre! Such a beast! If you hit something — it will not be little [damaged]." A total of 150 MiG-27M were built from 1978 to 1983.
MiG-27L. This was an export variant of the MiG-27M provided in 1986 to India in knock-down kits for license-assembly. Same as MiG-27M except the undernose fairing for the infra-red search and track (IRST) sensor has a single window instead of several like the one on the original MiG-27M. A total of 200 were assembled by India.
MiG-27H. This was a 1988 indigenous Indian upgrade of its license-assembled MiG-27L with French avionics, which provides the same level of performance but with much reduced size and weight. The space saved is used to house the French Agave radar. At least 165 were converted from MiG-27Ls.


Flogger J-2


MiG-27K. The MiG-27K was the final Soviet version, which added a laser designator and compatibility with TV-guided electro-optical weapons. Originally armed with the GSh-6-23M gun, but this was soon replaced with the GSh-6-30 cannon. Around 200 were built.



Mikoyan/Gurevich MiG-23PD; 1967




Salah satu dari dua studi paralel untuk memenuhi kebutuhan VVS untuk pesawat fighter frontal mampu beroperasi dari pangkalan udara kecil/pendek adalah MiG-23PD - Pod'yomnye dvigateli, atau secara harfiah berarti “mesin angkat" - atau 23-01. Pesawat ini terbang pertama kali pada 3 April 1967. Mempunyai sebuah sayap delta 57° yang secara fundamental sama dengan yang MiG-21 tetapi dengan skala 73,6%. MiG-23PD alias 23-01 mempunyai mesin angkat auxiliary/penolong dekat dengan CG. Dua mesin Kolesov RD-36-35 dengan daya dorong 2350kg berada pada ruangan yang terpasang di tengah badan pesawat.

Pengembangan dengan cara serupa telah dilakukan oleh OKB pada tahun sebelumnya dengan pesawat eksperimental MiG-21PD, dengan badan pesawat diperpanjang 90cm di belakang kokpit dan dengan dua mesin angkat RD-36-35, uji penerbangan dimulai pada 16 Jun 1966 . Mesin primer dari MiG-23PD adalah Khachaturov R-27-300 dengan tenaga dorong 5200kg dan 7800kg dengan afterburning, dan udaranya diperas dari kompresor tahap akhir untuk menghembuskan katup. Kombinasi dari mesin angkat dan hembusan katup mengurangi jarak pendaratan 180 - 200m.

Persenjataannya terdiri dari satu senapan 23mm GSH-23 dan dua AAMs-satu misil kendali radar K-23R dan satu misil kendali IR K-23T. Uji penerbangan terus dilakukan sampai musim gugur 1967 ketika program ini dihentikan karena prioritas untuk MiG-23-11.



Specification:

WEIGHTS:
Take-off weight: 18500 kg; 40786 lb

DIMENSIONS
Wingspan: 7.72 m; 25 ft 4 in
Length: 16.80 m; 55 ft 1 in
Height: 5.15 m; 16 ft 11 in
Wing area: 40.00 m²; 430.56 sq ft



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich MiG-23; 1967




Role: Fighter
Manufacturer: Mikoyan-Gurevich OKB
First flight: 10 June 1967
Introduced: 1970
Retired: 1994 (Russia)
Status: In service with foreign users
Primary users: Soviet Air Force; Russian Air Force; Indian Air Force; Libyan Air Force
Produced: 1967–1985
Number built: 5,047
Unit cost: US$3.6 million/$6.6 million depending on the customer[citation needed]
Variants: Mikoyan MiG-27



Mikoyan-Gurevich MiG-23 (Rusia: Микоян и Гуревич МиГ-23; NATO memberi nama: "Flogger") adalah pesawat tempur dengan sayap yang dapat diatur sudut tekuknya (swing-wing/variable-sweep wing) yang dirancang oleh biro Mikoyan-Gurevich di Uni Soviet dan dianggap sebagai pesawat "Generasi Ketiga" bersama dengan pesawat buatan Rusia lain seperti MiG-25 "Foxbat". Pesawat ini adalah milik Soviet pertama yang memiliki radar look-down/shoot-down dan memiliki misil yang jangkauannya melebihi jarak pandang (beyond visual range (BVR) missile, lebih dari 20 mil laut (37km), dan pesawat MiG-23 produksi pertama mempunyai intakes udara di sisi badan pesawat. Produksi dimulai pada 1970 dan tengan total produksi lebih dari 5.000 pesawat. Saat ini MiG-23 masih beroperasi dalam jumlah terbatas di berbagai negara.



Desain dan Pengembangan

Pendahulu MiG-23 adalah MiG-21 (NATO memberi nama 'Fishbed'), adalah pesawat yang cepat dan lincah, tetapi kemampuannya operasionalnya terbatas karena radarnya yang primitif, persenjataannya mempunyai jangkauan jarak dekat, dan beban persenjataannya. MiG-23 lebih berat dari MiG-21, mempunyai mesin yang lebih canggih dan dirancang untuk memperbaiki kekurangan pada MiG-21, dan pesaing MiG-23 dari Barat adalah seperti pesawat F-4 Phantom. Pesawat tempur ini mempunyai sensor S-23 yang benar-benar baru dan sistem persenjataan baru yang mampu menembakkan misil beyond-visual-range (BVR).

Pertimbangan utama desain pesawat ini adalah performa lepas landas dan pendaratan. Pesawat jet cepat yang saat itu dimiliki Soviet membutuhkan landasan pacu yang panjang, sehingga jika dikombinasikan dengan keterbatasan jarak tempuh, kegunaan mereka secara taktis sangatlah terbatas. Angkatan Udara Soviet membutuhkan pesawat baru yang dapat lepas landas dengan jarak yang lebih pendek. Performa kecepatan rendah dan kemudahan untuk mengendalikan pesawat juga harus ditingkatkan lebih dari MiG-21. Hal ini membuat Mikoyan mempertimbangkan dua alternatif: jet angkat (lift jet), untuk memberikan tambahan tenaga angkat, dan sayap variabel-geometry, yang telah dikembangkan oleh TsAGI untuk desain pesawat baru dan adaptasi dari desain pesawat yang sudah ada.

Purwarupa pertama, yang disebut "23-01" tetapi juga dikenal sebagai MiG-23PD, merupakan pesawat berekor delta mirip dengan MiG-21, dengan dua lif jet di badan pesawat. Namun, konfigurasi ini tidak memuaskan, karena lift jet menjadi tidak berguna dan menjadi beban ketika pesawat sudah terbang di udara. Purwarupa yang kedua, yang dikenal sebagai "23-11", menggunakan sayap variabel-geometri yang dapat diatur sudut tekuknya menjadi 16, 45 dan 72 derajat, dan desain ini jelas lebih menjanjikan. Penerbangan pertama dari “23-11” dilakukan pada tanggal 10 Juni 1967, dan tiga lagi purwarupa telah siap untuk uji penerbangan dan sistem. Semua purwarupa memakai mesin turbojet Tumansky R-27-300 dengan daya dorong 7.850 kg. Produksi massal dari seri MiG-23 dimulai pada bulan Desember 1967.

General Dynamics F-111 dan F-4 Phantom merupakan pengaruh dunia Barat yang utama terhadap MiG-23. Namun demikian, Rusia, menginginkan pesawat yang lebih ringan dan bermesin tunggal agar kelincahannya maksimal. F-111 dan MiG-23 keduanya dirancang sebagai pesawat fighter, tetapi terlalu beratnya F-111 membuat perannya berubah menjadi interdiktor jarak jauh dari pada sebagai pesawat fighter. Desain MiG-23 cukup ringan hingga dia sangat mampu untuk melakukan dogfight dengan pesawat musuh.

AU AS mengoperasikan sejumlah kecil MiG-23, yang diberi kode resmi YF-113G. Pesawat ini digunakan untuk pengujian dan evaluasi untuk pelatihan pilot dalam peran aggressor, dari 1977 sampai 1988 dalam sebuah program yang disebut "Konstan Peg".



Generasi Pertama MiG-23

Flogger-A
• Ye-231 adalah purwarupa yang dibuat untuk ujicoba, dan terdapat kekurangan pada “sawtooth leading edge” yang kemudian muncul di semua model MiG-23/-27. Model eksperimental ini adalah desain dasar dari MiG-23/-27 dan Sukhoi Su-24, tapi Su-24 mengalami perubahan jauh lebih banyak.

• MiG-23 adalah model pra-produksi yang persenjataannya lebih sedikit dari pada versi produksi, namun “sawtooth leading edge” terlihat pada model ini, dan juga dilngkapi dengan senapan. Model menandai perbedaan MiG-23/-27 dan Su-24 dari para leluhur yang lain.

• MiG-23S yang merupakan varian produksi awal. Hanya sekitar 60 yang dibuat antara 1969-1970. Pesawat ini digunakan untuk operasional dan juga pengujian. MiG-23S memiliki mesin turbojet R-27F2-300 yang daya dorongnya ditingkatkan menjadi 9.980 kg. Karena produksi radar Sapfir-23 terlambat, sistem kontrol senjata S-21 dipasangi dengan radar RP-22SM-sistem senjata yang pada dasarnya sama seperti pada MiG-21MF/bis. Sebuah senapan 23 mm GSH-23L berlaras kembar dengan 200 amunisi dipasang di bawah badan pesawat. Varian ini mengalami berbagai masalah pada gigi pesawat dan tidak pernah dioperasikan sebagai fighter.

• MiG-23SM adalah varian pra-produksi kedua, yang juga dikenal sebagai MiG-23 Tipe 1971. Pesawat ini sangat dimodifikasi jika dibandingkan dengan MiG-23S: suite senjata S-23 lengkap dengan sebuah radar Sapfir-23L digabungkan dengan misil BVR (Beyong Visual Range) Vympel R-23R (NATO: AA-7 'Apex'). Pesawat ini juga memiliki mesin 27F2M-R-300 yang diupgrade (nantinya diberi nama R-29-300) dengan daya dorong maksimum 12.000 kg. Sayap "tipe 2" yang dimodifikasi meningkatkan luas permukaan sayap dan “sawtooth leading edge” yang lebih besar. Tulang rusuk yang telah dihilangkan dan ketekukan sayap telah ditambah 2,5 derajat; posisi sayap dapat diubah menjadi 18,5, 47,5 dan 74,5 derajat. Sirip ekor dipindahkan lebih ke belakang, dan tangki bahan bakar ekstra yang telah ditambahkan ke bagian belakang badan pesawat, seperti pada varian dua tempat-duduk. Pesawat ini diproduksi sebanyak 80. Performa keseluruhan telah meningkat lebih dari varian sebelumnya, tetapi pemakaian radar Sapfir masih perlu dikembangkan lagi.

Flogger-B
• MiG-23M. Varian ini terbang pertama kali pada Juni 1972. Pesawat ini adalah versi MiG-23 yang benar-benar yang diproduksi secara massal, dan dan merupakan fighter VVS pertama yang memiliki kemampuan “look-down/shoot-down” (walaupun kemampuan ini pada awalnya sangat terbatas). Sayapnya dimodifikasi kembali dan sekarang memiliki “leading-edge slats”. Mesin R-29-300 (R-29A) sekarang memiliki daya dorong 12.500 kg. Akhirnya pesawat mempunyai perlengkapan Sensor lengkap: sebuah radar Sapfir-23D (NATO: “High Lark”) yang telah diupgrade dari versi sebelumnya, sebuah Sensor pencari dan pelacak inframerah TP-23 (IRST) dan pembidik senapan LEU-23D. Radar “High Lark” memiliki jarak deteksi sekitar 45 km terhadap target terbang tinggi seukuran pesawat tempur. Radar bukanlah radar Doppler sebenarnya, namun walaupun memakai teknik "amplop deteksi" yang kurang efektif, radar ini mirip dengan beberapa radar pesawat tempur negara Barat pada tahun 1960-an.

• MiG-23MF ( "Flogger-B"). Pesawat adalah turunan dari versi ekspor MiG-23M yang awalnya ditujukan untuk diekspor ke negara-negara Pakta Warsawa, tetapi akhirnya juga banyak dijual kepada klien dan sekutu lainnya, karena kebanyakan konsumen merasa puas dengan MiG-23MS yang lebih primitif. Pesawat ini dibuat dalam dua versi. Versi pertama dijual ke Negara-Negara Pacta Warsawa, dan yang pada dasarnya identik dengan MiG-23M Soviet, dengan sedikit perubahan pada transponder indentifikasi teman-musuh(IFF) dan peralatan komunikasi. Versi kedua dijual ke negara di luar Eropa Timur, dan pesawat ini mempunyai IFF dan set komunikasi yang berbeda (biasanya datalink-nya ditiadakan), dan radar yang telah di-downgrade, yang pada akhirnya mempunyai kekurangan pada “electronic counter-countermeasure”(ECCM) dan pada mode dasar dari 'High Lark’. Variant ini lebih populer di luar negeri daripada MiG-23MS dan diekspor dalam jumlah besar, khususnya ke Timur Tengah.

Sistem inframerah memiliki jangkauan deteksi sekitar 30km terhadap bomber yang terbang tinggi dan untuk targetyang kecil dari pesawat tempur. Pesawat ini juga dilengkapi dengan datalink Lasur-SMA. Persenjataan standarnya terdiri dari dua misil BVR berkendali radar atau inframerah Vympel R-23 (NATO: AA-7 'Apex') dan dua misil inframerah jarak pendek Molniya R-60 (NATO: AA-8 'Aphid'). Sejak 1974, tiang (pylon) ganda terpasang pada misil R-60, sehingga memungkinkan empat misil dapat dibawa. Bom, roket dan misil dapat dibawa untuk penyerangan daratan. Selanjutnya, kompatibilitas untuk roket penyerang-darat berkendali radio Kh-23 (NATO: AS-7 'Kerry') telah ditambahkan. Sebagian besar MiG Soviet juga membawa senjata nuklir taktis. Sekitar 1300 MiG-23M telah diproduksi untuk Angkatan Udara Soviet (VVS) dan Angkatan Pertahanan Udara Soviet (PVO Strany) antara 1972-1978. Pesawat ini merupakan yang paling penting untuk pesawat Soviet jenis fighter dari pertengahan ke-akhir tahun 1970-an.


Flogger-C
• MiG-23U. MiG-23U merupakan varian pesawat latih dua kursi. Pesawat ini dibuat berdasarkan MiG-23S, tetapi mempunyai kokpit yang lebih panjang dengan awak kedua berada di belakang awak pertama. Satu tangki bahan bakar depan ditiadakan untuk mengakomodasi tambahan kursi. Hal ini diatasi dengan penambahan satu tangki bahan bakar baru di bagian belakang badan pesawat. MiG-23U yang memiliki sistem senjata S-21, meskipun radarnya kemudian ditiadakan. Selama masa produksi, kedua sayap dan mesinnya telah di-upgrade ke standar MiG-23M. Produksi dimulai di Irkutsk pada tahun 1971 dan akhirnya dikonversi ke MiG-23UB.

• MiG-23UB. Sangat similar dengan MiG-23U kecuali pada mesin turbojet R-29 yang menggantikan mesin lama R-27 pad di MiG-23U. Produksi terus berlanjut sampai 1985 (untuk versi ekspor). Total sebanyak 769 pesawat dibuat, termasuk konversi dari MiG-23U.


Flogger-E
• MiG-23MP. Similar dengan MiG-23MS, namun diproduksi dalam jumlah yang sedikit dan tidak pernah diekspor. Hampir identik dengan MiG-23MS kecuali pada penambahan sebuah kepala dielektrik di atas pylon, yang sering dikaitkan dengan pesawat versi penyerang-darat (grount-attack).

• MiG-23MS. Varian ini merupakan varian ekspor, karena MiG-23M tahun 1970an dianggap terlalu canggih untuk diekspor ke negara-negara Dunia Ketiga. Pesawat ini serupa dengan MiG-23M, tetapi mempunyai sistem senjata S-21 standar, dengan radar RP-22SM (NATO: 'Jay Bird') yang terdapat di radome yang lebih kecil, dan IRST ditiadakan. Tentunya, varian ini tidak memiliki kemampuan untuk menembakkan misil BVR, dan misil udara-ke-udara yang mampu dioperasikannya adalah misil kendali Inframerah R-3S (NATO: AA-2a 'Atoll') dan R-60 (NATO: AA-8 'Aphid ') dan roket Semi-Radar Homing Missiles (SARH)R-3R (NATO: AA-2d' Atoll '). Set avionik sangat dasar. Varian ini dibuat antara 1973-1978 dan pada prinsipnya diekspor ke Afrika Utara dan Timur Tengah.


MiG-23 Generasi Kedua

Flogger-G

• MiG-23P. Varian ini merupakan varian khusus interseptor-pertahanan udara yang dikembangkan untuk PVO Strany. Pesawat ini memiliki airframe dan mesin yang sama dengan MiG-23ML, tetapi sirip bagian ekornya dipotong lebih pendek. Sistem avioniknya telah diupgrade untuk memenuhi kebutuhan dan profil misi PVO. Radarnya adalah Sapfir-23P yang telah diupgrade, yang dapat digunakan bersama dengan pembidik senapan untuk kemampuan look-down/shoot-down yang lebih baik untuk mengantisipasi ancaman misil ketinggian-rendah seperti misil jelajah. Akan tetapi, IRST ditiadakan. AutoPilot dimasukkan dalam program komputer digital baru, dan telah terhubung dengan datalink Lasur-M. Teknologi ini memungkinkan stasiun darat “ground-controlled interception(GCI)” mengendalikan pesawat terbang ke arah sasaran, dalam hal ini, yang harus dilakukan pilot hanyalah mengontrol mesin dan persenjataan. MiG-23P adalah pesawat interseptor yang paling banyak milik PVO pada tahun 1980-an. Sekitar 500 pesawat ini diproduksi antara 1978-1981. MiG-23P tidak diekspor dan hanya beroperasi untuk PVO di Soviet.

• MiG-23bis. Pesawat ini similar dengan MiG-23P kecuali dengan adanya IRST dan bidang radar “cumbersome” ditiadakan karena semua informasi yang diberikan radar dapat ditampilkan pada display “head-up” (HUD) baru.

• MiG-23ML. Pesawat ini merupakan varian Flogger awal yang dimaksudkan untuk digunakan dalam serangan misil kecepatan tinggi, tetapi kemudian pesawat ini seringkali harus terlibat dalam pertempuran jarak-dekat. Pesawat yang diproduksi di fase awal sebenarnya mengalami keretakan di badan pesawat selama karir operasional mereka. Manuverabilitas pesawat ini juga dikritik. Desain ulang airframe dilakukan, menghasilkan MiG-23ML (L-lightweight=ringan). Berat kosongnya telah dikurangi sebesar 1250 kg, dengan cara meniadakan tangki bahan bakar di bagian belakang badan pesawat. Sisten aerodinamis telah diperbaiki untuk mengurangi tingkat “drag”. Perpanjangan sirip belakang ditiadakan. Undercarriage telah didesain ulang. Airframenya sekarang memiliki g-limit 8,5; dibandingkan generasi awal'Flogger-B' MiG-23M/MF dengan g-limit 8. Mesin model baru, R-35F-300, sekarang dipakai dengan daya dorong maksimum 8.550 kg, dan 13.000 kg dengan Afterburner. Hal ini menyebabkan meningkat drastisnya manuverabilitas dan rasio daya dorong-berat. Sistem avioniknya diupgrade. S-23ML standar memiliki radar Sapfir-23ML dan IRST TP-23ML. Radar baru ini lebih handal dan memiliki jangkauan deteksi maksimum sekitar 65 km terhadap target berukuran fighter (25 km dengan modus “lookdown”). Sistem navigasi memiliki AutoPilot yang jauh lebih baik. Sistem radio dan datalink baru juga dipasang. Purwarupa varian ini terbang pertama kali pada tahun 1976 dan produksinya dimulai tahun 1978.

• MiG-23MLA. Varian produksi selanjutnya yang merupakan turunan dari 'ML'. Dari luar, 'MLA' identik dengan 'ML'. Tetapi secara internal, 'MLA' memiliki radar yang daya tahan ECM-nya lebih besar, yang memungkinkan operasi pencarian bersama dilakukan tanpa mengganggu (jamming) radar satu sama lain. Pesawat ini juga mempunyai pembidik senapan LEU-17ML HUD baru, dan kemampuannya meningkat untuk menembakkan misil Vympel R-24R/T. Antara 1978 dan 1982, sekitar 1100 'ML/MLA' dibuat untuk Angkatan Udara Soviet dan juga negara lain. Seperti halnya MiG-23MF, terdapat dua sub-varian MiG-23ML untuk ekspor: versi pertama yang dijual ke negara pakta Warsawa dan sangat mirip dengan pesawat terbang Uni Soviet. Varian kedua radarnya telah di-downgrade untuk dijual ke sekutu Dunia Ketiga-nya.


Flogger-K
• MiG-23MLD. MiG-23MLD adalah varian fighter terakhir dari MiG-23. Fokus utama upgrade ini adalah untuk memperbaiki manuverabilitas, khususnya selama serangan dari sudut tinggi (AoA). “Pitot Boom” telah dilengkapi dengan generator vortex, dan sayap mempunyai “leading-edge sawtooth” yang berperan sebagai generator vortex. Sistem kontrol penerbangan dimodifikasi untuk meningkatkan keamanan dan penanganan maneuvers AoA tinggi. Perbaikan yang signifikan dilakukan pada sistem avionik dan survivabilitas: Sapfir 23MLA-II mempunyai fitur mode yang lebih baik untuk kemampuan look-down/shoot-down dan pertempuran jarak dekat. Radar penerima peringatan SPO-15L baru telah dipasang, bersama dengan dispenser “chaff”/suar. Misil udara-ke-udara jarak pendek Vympel R-73 (NATO: AA-11 'Archer') yang baru dan sangat efektif juga telah ditambahkan. Tidak ada 'MLD' baru yang dikirimkan ke VVS, karena telah beroperasinya MiG-29. Namun, semua pesawat 'ML/MLA' Soviet dimodifikasi menjadi standar ‘MLD’. Sekitar 560 pesawat telah dimodifikasi antara 1982-1985. Seperti MiG-23 versi ekspor sebelumnya, dua varian ditawarkan. Tidak seperti pesawat milik Soviet, varian ini dibuat baru. Meskipun mereka mempunyai kekurangan pada aerodinamisnya, 16 pesawat dibeli oleh Bulgaria, dan 50 oleh Syria. Pesawat ini adalah fighters MiG-23 satu-kursi yang terakhir dibuat, dan terakhir produksi pada bulan Desember 1984.


Varian Ground-attack
Flogger-F
• MiG-23B. Persyaratan untuk fighter-bomber baru telah disepakati pada akhir tahun 1960-an, dan MiG-23 cocok untuk jenis konversi seperti itu. Purwarupa yang pertama, "32-34", terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 20 Agustus 1970. MiG-23B memiliki badan pesawat bagian depan yang didesain ulang, tetapi menjadi mirip dengan MiG-23S. Kursi pilot telah ditinggikan untuk meningkatkan visibilitas, dan kaca depan kokpit berlapis baja. Hidungnya rata-rangkap dan runcing ke bawah. Pesawat ini tidak memiliki radar; sebagai gantinya ia mempunyai sistem pembidik serangan darat Sokol-23, termasuk sebuah komputer analog, “rangefinder” laser dan pembidik bom PBK-3. Sistem navigasi dan AutoPilot telah diupgrade untuk pengeboman yang lebih akurat. Pesawat ini mempertahankan senapan GSH-23L, dan daya angkut senjata ditingkat menjadi 3.000 kg dengan memperkuat pylons. Survivabilitas ditingkatkan dengan sebuah sistem “Electronic War”(EW) dan sistem gas lembam di tangki bahan bakar untuk mencegah kebakaran. Purwarupa pertama memiliki sayap dari MiG-23S, tetapi kemudian diganti dengan sayap "tipe 2" yang lebih lebar. Yang terpenting, bukan hanya varian R-29, pesawat ini didukung oleh mesin turbofan AL-21F-3 dengan daya dorong maksimum 11.500 kg. Varian ini diproduksi secara terbatas karena pasokan mesin AL-21 diperlukan untuk produksi Sukhoi Su-17 dan Su-24. Hanya tiga MiG-23B purwarupa dan 24 pesawat produksi yang dibuat pada 1971-1972.

• MiG-23BN. MiG-23BN adalah varian fighter-bomber nyata. Pesawat ini similar dengan MiG-23B, tetapi memiliki mesin R-29-300 yang sama dengan fighter 'Floggers' kontemporer. Pesawat ini cocok dengan sayap "Type-3". Terdapat perubahan kecil pada peralatan dan alat elektronik, dan beberapa perubahan yang dilakukan selama masa produksi yang berjalan lama. Varian ini menjadi cukup populer dan efektif, serta diekspor secara luas. Seperti biasa, sebuah versi didowngrade dan dijual ke negara Dunia Ketiga. Serial produksi dimulai tahun 1973 dan berlangsung sampai tahun 1985, dengan 624 contoh dibuat. Kebanyakan dari mereka telah diekspor, dan Soviets hanya mengoperasikan sebagian kecil di resimen Frontal Aviation. Perbedaan paling mencolok antara MiG-23B dan MiG-23BN adalah MiG-23B lebih merupakan pesawat eksperimental dan memiliki kepala dielektrik di atas pylon, tetapi pada MiG-23BN ditiadakan.


Flogger-H
• MiG-23BK. Pesawat ini mirip dengan MiG-23BN. Pesawat ini telah diekspor ke negara-negara Pakta Warsaw -tetapi tidak untuk pelanggan Dunia Ketiga- dan mempunyai sistem navigasi dan penyerangan PrNK-23. Tambahan radar penerima peringatan juga terpasang di air intake.
• MiG-23BM. Pesawat ini adalah upgrade dari MiG-23BK, dengan PrNK-23M menggantikan PrNK-23, dan digital komputer menggantikan komputer.
• Pesawat eksperimental MiG-23BM. MiG-23 versi “ground-attack” terlalu banyak mewarisi sistem pesawat fighter untuk sebuah pesawat serang-darat, dan desain baru dengan perubahan yang lebih radikal dikembangkan. Pesawat ini akhirnya diberi nama sebagai MiG-27 (NATO: 'Flogger-D').


Varian Usulan dan Upgrade
Pesawat MiG-23R merupakan varian diusulkan sebagai pesawat intai; tetapi proyeknya tidak pernah selesai.

Pesawat MiG-23MLGD, 'MLG' dan 'MLS' adalah upgrade fighter lanjut dengan radar dan peralatan EW yang baru, sebagian sama seperti pada MiG-29, varian ini juga dipasangi dengan pembidik yang terpasang di helm dan yang pada dasarnya merupakan suvarian MiG-23MLD. Program ini dihentikan karena pada saat itu lebih memprioritaskan pengembangan MiG-29.

MiG-23K merupakan varian kapal-induk yang diturunkan dari MiG-23ML, dan MiG-23A adalah variant multiperan yang diturunkan dari 'K'. Ada rencana untuk mengembangkan MiG-23A menjadi tiga subvarian: Mig-23AI, MiG-23AB dan MiG-23AR. MiG-23AI didedikasikan untuk menjadi fighter, pada MiG-23AB dijadikan varian ground-attack, dan MiG-23AR merupakan subvarian intai. Namun, pembatalan dan desain ualng yang tak kunjung selesai untuk program MiG-23K menyebabkan pengembangan MiG-23A dan subvarian-nya dihentikan.

Terdapat varian MiG-23 lainnya seperti MiG-23MLK yang rencananya akan bermesin dua R-33 atau satu mesin R-100, dan MiG-23MD yang pada dasarnya adalah MiG-23M yang dipasangi radar Saphir-23MLA-2. MiG-23ML-1 adalah varian dengan beberapa pilihan powerplant dan mesin; pilihan mesin tunggalnya adalah R-100 atau R-69F, sementara mesin gandanya adalah R-33 engine. Pesawat ini direncanakan akan bersenjatakan misil udara-ke-udara baru, R-146.

Pada akhir 1990an, setelah mereka berhasil dalam program upgrade MiG-21, menawarkan upgrade MiG-23-98 yang memiliki radar baru, sistem pertahanan-diri, sistem avionik baru, meningkatkan ergonomis kokpit, pembidik yang terpasang dihelm, dan kemampuan untuk menembakkan Vympel R-27 (NATO: AA-10 'Alamo') dan Vympel R-77 (NATO: AA-12 'Adder'). Perkiraan biaya unatuk upgrade sekitar US $ 1 juta per pesawat. Upgrade minor juga ditawarkan, yang hanya terdiri dari perbaikan yang pada radar Sapfir-23 baru dengan misil uang lebih baru dan upgrade sistem avionik lainnya. Perpanjangan masa pakai airframe juga ditawarkan.
Sejauh ini upgradenya membuat beberapa konsumen tertarik. Pada tahun 2005, Angola telah meng-upgrade radarnya Saphir dan dipasang untuk MiG-23ML; radar upgrade ini memungkinkan MiG-23 milik Angola dapat menembakkan jenis misil udara-ke-udara dan udara-ke-tanahbaru. Upgrade radar ini tampaknya sama dengan yang ditawarkan pada radar MiG-23-98-2.

Total produksi pesawat MiG-23 varian fighter, serang dan latih sebanyak 5.047 (tidak termasuk MiG-27), sebanyak 3.630 merupakan varian fighter.

MiG-23 dan MiG-25 digunakan sebagai platform pesawat fighter pertama untuk menguji sistem peringatan baru dikokpit dengan rekaman suara perempuan untuk memberikan semua informasi tentang berbagai parameter penerbangan kepada pilot. Suara perempuan dipilih untuk memberikan perbedaan yang jelas dan intuitif antara komunikasi stasiun misi dan pesan dari internal, karena komunikasi dengan stasiun misi selalu dengan staff pria. Ide ini sangat berhasil dan kemudian ditiru oleh produsen pesawat Barat terbang, yang akhirnya menjadi standar untuk semua jet fighters di seluruh dunia.


Price
MiG-23 mempunyai harga yang cukup murah di awal tahun 1980-an. Misalnya, MiG-23MS mempunyai harga antara US $ 3,6 juta dan US $ 6,6 juta, tergantung pada permintaan pelanggan (untuk modifikasinya), di sisi lain pada tahun 1980, F-16 Fighting Falcon berharga US $ 14 juta. Saingan dekat Flogger dari Barat adalah Kfir C2 yang berharga US $ 4,5 juta.


Armament
Persenjataan MiG-23 berkembang sejalan dengan perkembangan sistem avionik dan variannya. Versi paling awal, dilengkapi dengan sistem kendali penembakan dari MiG-21, yang terbatas untuk menembakkan misil R-3 (AA-2 'Atoll'). R-60 (AA-8 'Aphid') menggantikan R-3 pada 1970an, dan dari MiG-23M dan varian seterusnya berturut-turut R-23/R-24 (AA-7 'Apex') dipakai. Flogger Generasi ketiga yang mampu menembakkan misil R-73 (AA-11 'Archer'), namun misil tidak diekspor sampai MiG-29 dirilis untuk ekspor. Pembidik misil yang terpasang di helm digunakan untuk AA-11 'Archer' (R-73) telah dipasang pada MiG-23MLD/MLDG eksperimental yang tidak pernah masuk fase produksi. Alasannya bahwa subvarian MiG-23MLD kurang mendapat prioritas daripada program MiG-29. Oleh karena itu Mikoyan-Gurevich memutuskan untuk memusatkan semua sumberdaya pada program MiG-29 dan menghentikan program MiG-23. Namun demikian, sebuah pembidik yang terpasang di helm sekarang ditawarkan sebagai bagian dari upgrade MiG-23-98. Terdapat laporan tentang MiG-23MLD yang mampu menembakan misil AA-10 'Alamo' (R-27), namun tampaknya hanya MiG-23-98 milik Angola yang mampu melakukannya. Sebuah MiG-23 digunakan untuk menguji dan menembakkan misil udara-ke-udara AA-10, AA-11 dan AA-12 selama masa pengujian awal. Senjata serang-darat terdiri dari pod roket 57 mm, bom-serba-guna kelas 500 kg, pod senapan, dan misil kendali-radio Kh-23 (AS-7 'Kerry'). Sampai empat tangki bahan bakar eksternal dapat dibawa.




Specifications (MiG-23MLD Flogger-K)


General characteristics
Crew: One
Length: 16.70 m (56 ft 9.5)
Wingspan: Spread, 13.97 m (45 ft 10 in)
Height: 4.82 m (15 ft 9.75 in)
Wing area: 37.35 m² spread, 34.16 m² swept (402.05 ft² / 367.71 ft²)
Empty weight: 9,595 kg (21,153 lb)
Loaded weight: 15,700 kg (34,612 lb)
Max takeoff weight: 18,030 kg (39,749 lb)
Powerplant: 1× Khatchaturov R-35-300 afterburning turbojet, 83.6 kN dry, 127 kN afterburning (18,850 lbf / 28,700 lbf)

Performance
Maximum speed: Mach 2.4 2,445 km/h at altitude; Mach 1.14, 1,350 km/h at sea level (1,553 mph / 840 mph)
Range: 1,150 km with six AAMs combat, 2,820 km ferry (570 mi / 1,750 mi)
Service ceiling 18,500 m (60,695 ft)
Rate of climb: 240 m/s (47,245 ft/min)
Wing loading: 420 kg/m² (78.6 lb/ft²)
Thrust/weight: 0.88


Armament
1x Gryazev-Shipunov GSh-23L 23 mm cannon with 200 rounds
Two fuselage, two wing glove, and two wing pylons for up to 3,000 kg (6,610 lb) of stores, including:
R-23/24 (AA-7 Apex)
R-60 (AA-8 Aphid)
also, upgraded aircraft may carry:
R-27 (AA-10 Alamo)
R-73 (AA-11 Archer)
R-77 (AA-12 Adder)



Mikoyan/Gurevich MiG-25; 1965





Role: Interceptor/Reconnaissance
Manufacturer: Mikoyan-Gurevich OKB
First flight: 6 March 1964
Introduced: 1970
Status: Limited active service
Primary users: Russian Air Force; Algerian Air Force; Syrian Air Force; Armenian Air Force
Number built: 1,190
Variants: Mikoyan MiG-31


Mikoyan-Gurevich MiG-25 (Rusia: МиГ-25) (NATO memberi nama "Foxbat") adalah pesawat interseptor dan pengintai/bomber kecepatan tinggi yang dirancang oleh biro Mikoyan-Gurevich Uni Soviet. Terbang pertama kali sebagai purwarupa pada tahun 1964, dan mulai beroperasi pada 1970. Dengan kecepatan tertinggi Mach 3.2, radar yang hebat dan empat misil udara-ke-udara, MiG-25 membuat khawatir negera Barat dan menginginkan pengembangan lanjut terhadap F-15 Eagle.
Kemampuan sebenarnya pesawat ini tidak terlihat hingga 1976 ketika Viktor Belenko, seorang pilot MiG-25 Soviet, berkhianat ke Jepang. Analisis lebih lanjut mengungkapkan desain sederhana tetapi sangat fungsional dengan peralatan elektronik tabung-hampa, dua mesin turbojet besar, dan penggunaan bahan canggih seperti titanium. Seri pesawat MiG-25 telah diproduksi sebanyak 1.190. MiG-25 dioperasikan oleh sejumlah sekutu Soviet dan negara-negara bekas Republik Soviet dan hingga sekarang masih beroperasi dalam jumlah terbatas di Rusia dan beberapa negara-negara lain.



Pengembangan

Pengembangan MiG-25 dimulai pada tahun 1950-an, bersamaan dengan usaha Amerika untuk mengembangkan pesawat interseptor dan bomber berkecepatan Mach 3, termasuk pesawat eksperimental XB-70 Valkyrie, XF-103 Thunderwarrior, Lockheed YF-12, dan XF-108 Rapier. Berbagai peran dianggap prospektif untuk pesawat program ini, termasuk trmasuk pesawat jelajah pengangkut roket dan bahkan pesawat transpor supersonik kecil berkapasitas lima hingga tujuh, tetapi tujuan utama program adalah untuk pengembangan pesawat intai dan interseptor besar altitude tinggi.

Mikoyan-Gurevich OKB menerima penugasan yang efektif mulai 10 Maret 1961, untuk mengembangkan "Ye -155" (atau "Е-155"). Meskipun XB-70 dibatalkan pada saat purwarupa Ye-155 dibuat, desain tersebut masih dianggap bermanfaat sebagai tambahan untuk pasukan pertahanan udara PVO Strany terhadap target seperti SR-71 Blackbird.

Karena tekanan panas yang timbul dalam penerbangan di atas kecepatan Mach 2, MiG-25 tidak dapat dibuat dengan bahan tradisional aluminium alloys. Lockheed telah memakai titanium untuk seri pesawat YF-12 dan SR-71 dan Amerika Utara menggunakan bahan baja “honeycombed” (berbentuk sarang lebah) untuk XB-70, kedua perusahaan ini memang berjuang untuk penggunaan material modern ini. Mikoyan-Gurevich OKB membuat MiG-25 sebagian besar dari baja nikel alloy ("Inconel"), tetapi menggunakan sejumlah kecil titanium dan aluminium alloys khususnya di daerah-daerah rawan kerusakan akibat “drag” aerodinamis. Komponen baja dari MiG-25 yang dibentuk oleh kombinasi patri-titik, patri mesin otomatis dan metode patri busur tangan. Awalnya ada kekhawatiran bahwa sentakan pada saat pendaratan dapat menyebabkan logam patri retak, tetapi ternyata hal ini terbukti tidak terjadi dan keretakan yang terjadi selama program pengembangan dapat dengan mudah dipatri di lapangan.

Purwarupa pertama merupakan varian pesawat intai, disebut "Ye-155-R1", dan melakukan penerbangan pertamanya pada tanggal 6 Maret 1964. Penerbangan pertama dari purwarupa interseptor, "Ye-155-P1", berlangsung pada tanggal 9 September 1964. Pengembangan, yang mewakili sebuah kemajuan besar dalam ilmu aerodinamis, teknik dan metalurgi Soviet, memerlukan beberapa tahun lagi untuk menyelesaikannya. Sementara itu beberapa purwarupa, yang diberi kode rahasia "Ye-266" (atau "Е-266"), membuat sejumlah catatan penerbangan di tahun 1965, 1966, dan 1967.

Seri produksi dari dua varian awal, diberi nama MiG-25P ('Foxbat-A') (interseptor) dan MiG-25R ('Foxbat-B') (ppesawat intai), dimulai pada 1969. MiG-25R mulai dioperasikan Angkatan Udara Soviet (VVS) segera setelah dimulai produksi, tetapi MiG-25P mulai beroperasi dengan PVO tertunda hingga 1972. Sebuah varian latih non-tempur juga dikembangkan untuk masing-masing versi, pada MiG-25PU ('Foxbat-C') dan MiG-25RU, masing-masing. MiG-25R melahirkan beberapa turunan, termasuk varian MiG-25RB bomber-intai, MiG-25RBS dan MiG-25RBSh dengan radar penglihatan-samping(SLAR), MiG-25RBK dan MiG-25RBF ELINT ('Foxbat-D'), dan varian MiG-25BM ('Foxbat-F') SEAD, yang membawa empat misil anti-radiasi Raduga Kh-58 (NATO memberi nama AS-11'Kilter').

MiG-25 yang telah mampu menunjukkan kinerja tinggi, termasuk kecepatan maksimum Mach 3,2 dan ketinggian maksimum 90.000 kaki (27.000 m), meskipun pada Aug 31, 1977, sebuah pesawat E-266M, yang secara khusus dimodifikasi dari Foxbat, diterbangkan Pilot Uji MiG OKB Alexander Fedotov, membuat rekor ketinggian untuk pesawat yang terbang dengan tenaga sendiri, mencapai ketinggian 123.523,62 kaki (37.650 m) di Podmoskovnoye, USSR. Rekor ini adalah satu-satunya rekor yang diakui tidak dipegang oleh pilot dari Amerika Serikat. Walaupun dibuat sebagai pesawat interseptor altitud-tinggi dan kecepatan-tinggi, tetapi pesawat MiG-25 sangat terbatas tingkat manuverabilitas, jarak terbang, dan potensi pertempuran jarak-dekatnya sangat terbatas. Bahkan kecepatan tingginya juga bermasalah: walaupun telah tersedia tenaga dorong yang cukup untuk mencapai Mach 3,2; terdapat batasan kecepatan Mach 2,8 untuk menghindari kecepatan berlebih pada turbin dan cenderung overheat pada kecepatan terlalu tinggi, yang mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Walaupun terdapat keterbatasansemacam ini, ketidakakuratan analisa intelijen dan beberapa asumsi yang salah menyebabkan kepanikan di dunia Barat, dimana pada awalnya dipercaya bahwa MiG-25 merupakan pesawat tempur yang gesit, daripada pesawat interseptor “stand-off”. Sebagai tanggapan dari kepanikan dunia Barat, Amerika Serikat meluncurkan program baru yang ambisius, yang menghasilkan McDonnell-Douglas F-15 Eagle.



Deskripsi Desain

Pemahaman dunia Barat yang sebenarnya tentang kekuatan dan dan kegagalan dari MiG-25 datang pada tanggal 6 September 1976, ketika seorang pilot PVO, Lt. Viktor Belenko, berkhianat ke Barat, dan mendaratkan MiG-25P-nya ke bandara Hakodate di Jepang. Pesawat ini dengan hati-hati dibongkar dan dianalisa oleh Divisi Teknologi Asing (sekarang disebut Intelijen Udara dan Ruang Angkasa Nasional) dari Angkatan Udara Amerika Serikat, di Pangkalan Udara Wright-Patterson. Setelah 67 hari, pesawat itu dikembalikan ke Soviets dalam bentuk potongan.

Analisis ini menunjukkan beberapa fakta mengejutkan:
• Pesawat terbang milik Belenko ini sangat mewakili teknologi terbaru Soviet.
• Pesawat ini dirakit dengan cepat, dan pada dasarnya dibuat dengan mesin turbojet Tumansky R-15(B) yang besar.
• Welding yang dilakukan dengan tangan dan konstruksinya relatif kasar dan sederhana. Seperti pada kebanyakan pesawat Soviet lain, “Rivet Head” (Kepala Keling) dibiarkan terbuka di daerah-daerah yang tidak akan dipengaruhi drag aerodynamis.
• Pesawat dibuat dari baja-nikel alloy dan tidak menggunakan titanium seperti yang diasumsikan sebelumnya (meskipun titanium digunakan di beberapa daerah panas-kritis). Konstruksi baja yang dipakai memberi tambahan berat 64.000 lb (29.000 kg) pada pesawat (tanpa persenjataan).
• Mayoritas teknologi avionik yang dipakai berbasis pada teknologi tabung-hampa, peralatan elektronik non-padat. Walaupun terlihat kuno, ternyata tabung-hampa lebih toleran terhadap temperatur ekstrem, sehingga tidak perlu membuat lingkungan kontrol kompleks dalam ruang peralatan avionik. Selain itu, tabung-hampa dapat dengan mudah digantikan dengan transistor yang lebih canggih yang saat itu belum tersedia. Seperti pada kebanyakan pesawat Soviet lain, MiG-25 dirancang sekokoh mungkin. Selain itu, penggunaan tabung-hampa membuat pesawat ini labih tahan terhadap pulsa elektromagnetis, misalnya setelah ledakan nuklir.
• Dengan penggunaan tabung-hampa, the MiG-25P Smerch-A orisinil (Tornado, NATO memberi nama 'Foxfire') radarnya memiliki kekuatan besar-sekitar 600 kilowatts.
• Indikator kecepatannya yang telah diberi garis merah pada Mach 2,8; dengan kecepatan yang dianjurkan Mach 2,5 untuk memperpanjang umur mesin. Sebuah MiG-25 milik Mesir telah terlacak berada di atas Israel dengan kecepatan Mach 3,2 pada tahun 1973, namun penerbangan itu mengakibatkan kerusakan pada mesinnya.
• Tingkat akselerasi maksimum (g-load) adalah 2,2 g (21,6 m/s²) dengan tangki bahan bakar, dengan batas mutlak 4,5 g (44,1 m/s ²). Sebuah MiG-25 pernah mencapai 11,5 g (112,8 m/s ²) selama pelatihan dogfight ketinggian-rendah, namun mengakibatkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki karena deformasi airframe.
• Radius tempur pesawat ini 186 mil (300 km), dan jarak tempuh maksimum dengan bahan bakar internal (pada kecepatan subsonik) hanya 744 mil (1200 km). Bahkan faktanya, Belenko hampir kehabisan bahan bakar ketika mendarat di Jepang, bahan bakar tidak cukup mendarat secara hati-hati, dia juga hampir menabrak pesawat komersial yang sedang lepas landas, dan pendaratannya melebihi panjang landasan pacu.

Sebagai hasil dari pengkhianatan Belenko, Soviet melakukan pengembangan yang dimulai pada 1978, hasilnya MiG-25PD ('Foxbat-E'), dengan radar RP-25-Saphir baru, sistem pencari dan pemandu inframerah (IRST), dan mesin yang lebih kuat. Sekitar 370 MiG-25Ps diupgrade menjadi standar MiG-25PDS.

Sekitar 1.186 MiG-25 dibuat sebelum produksi berakhir pada 1984, dan telah diekspor ke Aljazair, Bulgaria (3 MiG-25R dan 1 MiG-25RU sampai 1992), India (sampai 2006), Irak, Libya, dan Syria. Beberapa pesawat ini masih beroperasi hingga sekarang.



Masa Operasional

Sebelum memasuki masa operasional, empat MiG-25R beroperasi sementara untuk AU Mesir pada tahun 1971 secara rahasia diberi kode "X-500". Keempatnya mempunyai tanda EAF. Mereka pernah terbang secara berpasangan di atas Israel kira-kira sebanyak 20 kali. Pada 1973, sebuah MiG-25 milik Mesir mencapai kecepatan Mach 3,2 ketika dikejar oleh F-4E Israel. Angkatan Udara Israel tidak mungkin mengejar mereka, walaupun intelijen Israel sudah tahu jadwal penerbangan di atas wilayah udaranya. MiG-25R dikembalikan ke Soviet pada tahun 1972, walaupun pesawat intai Foxbats dikirim kembali ke Mesir pada bulan Oktober 1973, setelah Perang Yom Kippur, dan tetap di Mesir hingga 1974. Angkatan Udara Israel yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan MiG - 25 sampai adanya F-15 Eagle.

Kol. Aleksandr V. Drobyshevsky, mengkonfirmasikan bahwa setidaknya satu pilot Soviet dengan MiG-25 USSR "Foxbat", melakukan penerbangan pengintaian dari Mesir ke Israel pada tahun 1967, sebelum Perang Enam Hari.

MiG-25 beroperasi dengan AU Irak selama Perang Iran-Irak, tapi catatan pertempurannya tidak jelas.

Selama Perang Teluk Persia, F/A-18 milik AL AS yang dipiloti oleh Let. Cdr. Scott Speicher tertembak oleh misil udara-ke-udara roket yang ditembakkan oleh MiG-25 pada malam pertama perang. Menurut catatan misil tersebut adalah R-40DT yang ditembakkan dari MiG- 25PDS yang diterbangkan oleh Lt. Zuhair Dawood dari skuadron 84 AU Irak.

Selanjutnya, dalam kejadian lain, sebuah MiG-25PD Irak, setelah menghindari delapan F-15 AU AS, menembakkan tiga misil ke pesawat “electronic warfare” EF-111 Raven, memaksa F-15 AU AS untuk batalkan misi mereka. Hal ini yang kemudian menyebabkan tertembaknya sebuah F-15 oleh misil ke permukaan-ke-udara, karena tidak adanya pelacak elektronik.

Dalam insiden lain, dua MiG-25 mendekati sepasang F-15, menembakkan misil (yang dihindari oleh F-15), dan kemudian melarikan diri. Dua F-15 bergabung dalam pengejaran, dan total sepuluh misil udara-ke-udara ditembakkan ke MiG-25, walaupun sama sekali tidak mencapai sasaran. Menurut sumber yang sama, setidaknya satu F-111 juga dipaksa untuk membatalkan misinya oleh MiG-25 pada 24 jam pertama saat peperangan, saat serangan udara di atas Tikrit.

Dua MiG-25 tertembak oleh F-15C milik AU AS selama Perang Teluk. Setelah perang, pada tahun 1992, F-16 AS ditembak jatuh MiG-25 Irak karena melanggar zona larangan terbang di Irak selatan.

Pada Mei 1997 MiG-25RB milik AU India terdeteksi terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 3 pada ketinggian setidaknya 65.000 kaki, di atas wilayah Pakistan. Dilaporkan ini merupakan hal disengaja oleh Angkatan Udara India untuk menunjukkan kemampuan dari MiG-25 tidak dapat diatasi oleh Angkatan Udara Pakistan.

Pada tanggal 23 Desember 2002, sebuah MiG-25 milik Irak menembak jatuh UAV MQ-1 Predator milik AU AS, yang melakukan pengintaian bersenjata di Irak. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah sebuah pesawat tak berawak terlibat dalam pertempuran. Predator telah dipersenjatai dengan misil udara-ke-udara AIM-92-Stinger, dan digunakan untuk "menyerang" pesawat tempur Irak. Dalam kejadian ini, Predator menembakkan salah satu Stinger-nya, tetapi meleset, sedangkan misil yang ditembakkan MiG mengenai sasaran.

Tidak ada pesawat Irak yang digunakan dalam invasi 2003, sebagian besar disembunyikan atau dihancur di daratan. Pada bulan Agustus 2003, beberapa lusin pesawat Irak telah ditemukan terkubur di pasir, terdiri dari dua MiG-25 yang diangkat dan dikirim ke Divisi Teknologi Asing WPAFB menggunakan C-5B Galaxy. Pada Desember 2006, satu MiG-25 telah disumbangkan ke Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat di Dayton, Ohio.



Survivors

• MiG-25RB (s/n 2505) saat ini sedang dalam perbaikan di fasilitas Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat di Dayton, Ohio. Pesawat ini ditemukan pada tahun 2003 oleh pasukan Amerika terkubur di dalam pasir dekat Pangkalan Udara Al Taqaddum, sekitar 250km di sebelah barat Baghdad, pada bulan pertama Operasi Kebebasan Irak. Pesawat terbang dikuburkan untuk mencegah kerusakan akibat serangan pasukan AS. Ketika ditemukan MiG-25RB itu tidak lengkap, sayap tidak dapat ditemukan. Pesawat ini merupakan salah satu dari dua MiG-25 diangkut oleh C-5A Galaxy dari Irak ke Pangkalan Angkatan Udara Wright-Patterson untuk penyelidikan. Pesawaat disumbangkan ke Museum Nasional Amerika Serikat Air Force pada tahun 2006. Staff pemeliharaan dan perbaikan museum saat ini sedang berusaha untuk menemukan satu set sayap.




Specifications (MiG-25P 'Foxbat-A')

General characteristics
Crew: One
Length: 19.75 m (64 ft 10 in)
Wingspan: 14.01 m (45 ft 11.5 in)
Height: 6.10 m (20 ft 0.25 in)
Wing area: 61.40 m² (660.93 ft²)
Empty weight: 20,000 kg (44,080 lb)
Loaded weight: 36,720 kg (80,952 lb)
Powerplant: 2× Tumansky R-15B-300 afterburning turbojets
Dry thrust: 73.5 kN (16,524 lbf) each
Thrust with afterburner: 100.1 kN (22,494 lbf) each

Performance
Maximum speed:
Mach 3.2 (3,490 km/h, 2,170 mph)
Mach 2.83 (3,090 km/h, 1,920 mph) continuous engine limit
Range: 1,730 km (1,075 mi) with internal fuel
Service ceiling 20,700 m (with 4 missiles) (67,915 ft)
Wing loading: 598 kg/m² (122.5 lb/ft²)
Thrust/weight: 0.41
Time to altitude: 8.9 min to 20,000 m (65,615 ft)

Armament
2x radar-guided R-40R (AA-6 'Acrid') air-to-air missiles, and
2x infrared-guided R-40T missiles

Avionics
RP-25 Smerch radar
A RV-UM or a RV-4 radar altimeter

Mikoyan/Gurevich Ye-8; 1962




Selama 1961, MiG OKB memulai sebuah program untuk upgrade pesawat tempur berdasarkan air frame MiG-21PF dan diberinama secara secara serentak sebagai MiG-23. Diberi kode oleh OKB sebagai Ye-8, pesawat ini mempunyai intaje udara bercabang dua untuk mesin R-21F yang dikembangkan oleh N Metskhvarishvili, dengan tenaga dorong 4500kg dan 7000kg dengan afterburning. Sebuah canard 2.60m juga dipasang –canard ini sebelumnya yang telah diuji pada Ye-6T- dan telah diusulkan untuk dipasang juga radar Sapfir 21 untuk melengkapi dua misil AAMs K-13.

Purwarupa pertama dari dua, Ye-8/1, terbang pertama kali pada tanggal 17 April 1962, pada tanggal 29 Juni diikuti oleh Ye-8/2. Pada tanggal 11 September, mesin R-21F dari Ye-8/1 meledak pada kecepatan Mach=1,7, ketinggian 10.000m. Penyebabnya adalah fan kompresor keenam masuk casing mesin dan kemudian merusak aileron bagian kanan. Ye-8/2 telah melakukan 13 penerbangan, namun program ini akhirnya dihentikan.



Specification:

WEIGHTS:
Take-off weight: 8200 kg; 18078 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 7.15 m; 23 ft 5 in
Length: 14.90 m; 48 ft 11 in
Wing area: 23.13 m[sup]2[/sup]; 248.97 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 2230 km/h; 1386 mph
Ceiling: 20000 m; 65600 ft



Sumber dan Foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich Ye-152(P); 1961




Dengan tersedianya mesin R-15-300 dalam bentuk yang dapat diterima untuk pemakaian di pesawat tempur, MiG OKB membuat dua purwarupa lanjut dari Ye-152 dengan mesin turbojet tunggal dari tipe ini (R-15-300) yang menggantikan mesin ganda R-11F-300 dari Ye-152A. Tetap mempertahankan sistem milik Ye-152A, Purwarupa Ye-152/1 dan 2 yang bermesin R-15-300 6890kg ke 10210kg dengan afterburning. Pesawat ini mempunyai Sebuah sayap delta besar yang tertekuk ke belakang dengan sudut 53° 47' dan ujungnya mempunyai dua launchers misis K-9 AAMs. Pesawat ini juga dilengkapi dengan radar Uragan 5B.

Ye-152/1 terbang untuk pertama kalinya pada 16 Mei 1961, dan pada waktu uji penerbangan berikutnya, yang Ye-152/2 mencapai kecepatan 2.740km/jam dan ketinggian 22.500m, kecepatan Mach=2,28 tercatat pada ketinggian 18.000m dengan membawa dua misil K-9.

Pengembangan selanjutnya menghasilkan dua desain purwarupa baru. Purwarupa pertama dari purwarupa lanjut ini bergabung dengan program uji pada awal tahun 1961 dengan nama Ye-152P. Dipasangi dengan sistem interseptor dan peralatan navigasi yang lebih canggih, Ye-152P mempunyai ukuran dorsal yang lebih besar untuk mengakomodasi penambahan kapasitas bahan bakar internal dan diharapkan akan dipasangi dengan canard 3.50m yang bebas bergerak pada kecepatan subsonik dan terkunci pada kecepatan supersonik. Akan tetapi saat itu, canard tidak dipasang.

Pengembangan seri pesawat interseptor Ye-152 dihentikan karena OKB memilih Ye-155P (MiG-25P), tapi purwarupa lain selesai dibangun untuk riset kecepatan tinggi seperti Ye-152M yang bermesin R 15B-300 yang dengan afterburning menghasilkan tenaga dorong 10.210kg. Pesawat ini didirikan (karena Ye-166) yang mutlak merekam kecepatan lebih dari 100km sirkuit tertutup dari 2601km / h pada 7 Oktober 1961, dan kecepatan absolut catatan 2681km /h pada 7 Juli 1962.

Pesawat ini (Ye-166)menghasilkan rekor kecepatan 2.601 km/jam pada 7 Oktober 1961 dalam sirkuit tertutup 100 km, dan rekor kecepatan 2.681 km/jam pada 7 Juli 1962.



Specification:

MODEL: Ye-152/2

WEIGHTS:
Take-off weight: 14350 kg; 31637 lb
Empty weight: 10900 kg; 24031 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 8.79 m; 28 ft 10 in
Length: 19.66 m; 64 ft 6 in

PERFORMANCE
Max. speed: 2510 km/h; 1560 mph
Ceiling: 22670 m; 74400 ft
Range w/max.fuel: 1470 km; 913 miles



sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich Ye-152A; 1959




Untuk tujuan pengembangan kecepatan tinggi dan sebagai test bed untuk mesin 15 ton yang dikembangkan oleh biro Tumansky dengan misi pembuatan pesawat interseptor yang mencapai kecepatan Mach=3,0 pencegat (yang nantinya akan diberi nama MiG-25), MiG OKB membuat pesawat yang murni untuk riset, Ye-150. Bermesin Tumansky R-15-300 6840kg dan 10150kg dengan afterburning, Ye-150 terbang untuk pertama kalinya pada 8 Juli 1960, dan mencapai kecepatan Mach=2,65 atau 2.816km/jam dan ketinggian 22.500m. Desain pesawat interseptor kecepatan tinggi semua cuaca berdasarkan pesawat riset dilakuken secara paralel dengan Ye-150. Ye-152A, telah diadaptasi untuk memakai dua mesin R-11F-300. Mesin R-15 yang besar mengakibatkan masalah yang membuat penundaan serius.

Sebagai konsekuensinya, pesawat tempur interseptor Ye-152A telah siap untuk terbang pada tanggal 10 Juli 1959 sebelum Ye-150 yang merupakan pesawat penelitian dasar dari Ye-152A. Bermesin dua R-11F-300 yang masing-masing 3900kg dan 5740kg dengan afterburning, Ye-152A dimaksudkan agar dapat membawa radar Uragan 5B dalam “centrebody” permanen yang besar dan sepasang misil jarak jauh K-9 (K-155) yang dikembangkan sendiri oleh MiG. Akan tetapi centrebody tersebut tidak dapat diwujudkan. Program ini dihentikan setelah 55 kali uji terbang.



Specification:

WEIGHTS:
Take-off weight: 13960 kg; 30777 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 8.49 m; 27 ft 10 in
Length: 19.00 m; 62 ft 4 in
Wing area: 34.02 m[sup]2[/sup]; 366.19 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 2500 km/h; 1553 mph
Ceiling: 19800 m; 64950 ft



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich I-75; 1958




Dengan mempertahankan sayap I-7U dan didesain untuk membawa radar Uragan 5 yang mampu menjangkau jarak 30km dan sepasang beban, misil K-8 AAM, I-75 terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 28 April 1958 . Pesawat ini bermesin turbojet Lyulka AL 7F-1 dengan tenaga 6240kg dan 9215kg dengan afterburning. I-75 telah terbang sebanyak lima kali sebelum pemasangan radar Uragan 5B pada 15 Mei. Uji terbang dilanjutkan pada tanggal 25 Desember 1958.

Meskipun I-75 menunjukkan performa luar biasa, dan telah terbang 18 kali setelah 25 Desember 1958, program ini dihentikan pada tanggal 11 Mei 1959 karena pemerintah memilih Sukhoi T-431 untuk produksi (dikenal sebagai Su-9).



Specification:

WEIGHTS:
Take-off weight: 10950 kg; 24141 lb
Empty weight: 8274 kg; 18241 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 9.98 m; 32 ft 9 in
Length: 18.27 m; 59 ft 11 in
Wing area: 31.90 m[sup]2[/sup]; 343.37 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 2050 km/h; 1274 mph
Range: 1470 km; 913 miles



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich I-7U; 1957




Sebelum penghentian program I-3 (I-380) tanpa uji terbang karena ketidakmampuan biro Klimov untuk mengembangkan mesin VK-3 yang dapat diterima sesuai standar untuk pesawat ini, purwarupa lain yang disebut I-3U (I -410) telah selesai dibuat. Pesawat I-3u ini (atau juga dikenal sebagai I-5) juga akan memakai mesin Klimov VK-3, tetapi karena mesin tidak sesuai standar, pesawat ini dikembangkan lebih lanjut sebagai Uragan (Hurricane), pesawat interseptor otomatis. Pada musim panas 1956, MiG OKB semakin yakin bahwa mesin Klimov tidak akan dapat dibuat sesuai standar, maka pesawat ini mulai didesain ulang agar sesuai dengan mesin turbojet Lyulka AL 7F 6240kg dan 9220kg dengan afterburning. Pesawat ini diberi kode menjadi I-7U.

Pesawat I-7U terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 22 April 1957. Perubahan yang dilakukan diantaranya mengurangi sudut sayap dari 57 derajat menjadi 55 derajat, I-7U mempunyai sepasang senapan 30mm NR-30 di akar sayap dan sayapnya mempunyai empat stasiun yang masing-masing mampu membawa sebuah pod roket yang berisi 16 ARS-57M 57mm. Pada tanggal 21 Juni 1957, satu-satunya purwarupa I-7U mengalami kerusakan saat mendarat pada penerbangannya yang ke-13. Setelah perbaikan, program uji terbang ini dilanjutkan tetapi hanya enam kali penerbangan lanjut, yang terakhir dilakukan pada tanggal 24 Januari 1958. I-7U kemudian diganti mesinnya menjadi AL 7F-1, dan kodenya menjadi I-75.



Specification:

WEIGHTS:
Take-off weight: 11540 kg; 25441 lb
Empty weight: 7952 kg; 17531 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 9.98 m; 32 ft 9 in
Length: 16.92 m; 55 ft 6 in
Wing area: 31.90 m[sup]2[/sup]; 343.37 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 2300 km/h; 1429 mph
Range: 1505 km; 935 miles



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich SM-12; 1957




Dalam bentuk nyata perhitungan akhir dari desain MiG-19, SM-12 berkembang, dengan proses modifikasi incremental, sebagai pesawat interseptor bertenaga campuran. Ketika MiG-19 mulai beroperasi dengan VVS pada pertengahan 1956, MiG OKB terus melakukan pengembangan pesawat tempur bermesin ganda Izdeliye SM dimulai pada 1951 dengan SM-1 (I-340). SM-12 pertama kali terlihat dalam uji pengurangan “drag” dengan konfigurasi intake udara baru. Dan tiga purwarupa pertama, SM-12 / 1, sebenarnya adalah MiG-19 dengan modifikasi di bagian hidung.

Purwarupa ketiga, SM-12/3, berbeda bentuknya dari dua purwarupa lainnya terutama penggantian mesin dari AM-9B (RD-9B) menjadi dua mesin turbojet R3-26 yang dikembangkan oleh VN Sorokin. Kedua mesin tersebut mempunyai tenaga afterburning 3.600 kg, yang membuat Sm-12/3 mampu mencapai kecepatan 1.430 km/jam atau 1.16 Mach pada permukaan laut, dan 1.930 km/jam atau 1.8 Mach pada ketinggian 12.000m , dan ketinggian yang dapat dicapai antara 17.500 dan 18.000m selama program pengembangan. Performa luar biasa ini memungkinkan program pengembangan selanjutnya dengan visi untuk produksi masal pesawat interseptor pertahanan.

Similar dengan mesin R3-26 dan hidung desain yang sudah didesain ulang dengan lubang saluran udara yang lebih besar memungkinkan penggunaan radar TsD-30, purwarupa selanjutnya disebut SM-12PM. Senapan NR-30 pada akar sayap di purwarupa sebelumnya diganti dengan dua misil K-5M (RS-2U). Purwarupa ini mulai masuk ke tahap uji terbang pada 1957. Kemudian purwarupa selanjutnya SM-12PMU bergabung pada 1958. Purwarupa ini bermesin turbojet R3M-26 dengan tenaga 3.800kg dengan afterburning dan ditambah dengan sebuah akselerator RU-9D dalam bentuk pack ventral permanent yang berisi motor roket RU-013 dan tangki propelant. Dikembangkan oleh DD Sevruk, RU-013 memberikan tenaga dorong 3.000 kg. Dengan bantuan dari roket motor ini, SM-12 PMU mampu mencapai ketinggian 24.000m dan kecepatan 1.69 Mach. Tetapi keputusan diambil untuk mengembangkan Ye-7 untuk pembuatan MiG-21P dari pada SM-12. Akhirnya program pengembangan ini dihentikan.



Specification:

MODEL: SM-12PM

PERFORMANCE:
Max. speed: 1720 km/h; 1069 mph
Ceiling: 17400 m; 57100 ft
Range: 1700 km; 1056 miles



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich Ye-50; 1956




Pada 1954, MiG OKB mulai mempelajari potensi tenaga campuran, untuk pesawat interseptor jarak dekat sebagai sebuah variasi dari Ye-2, hasilnya diberi kode Ye-50. Dirancang dengan mesin turbojet Tumansky AM-9Ye (RD-9Ye) dengan afterburning 3.800kg dan motor roket Dushkin S-155 dengan dua 1.300kg.

Tiga purwarupa pertama, Ye-50/1, terbang pada tanggal 9 Januari 1956. Ujicoba dengan motor roket dimulai pada tanggal 8 Juni 1956. Setahun kemudian, pada tanggal 17 Juni 1957, purwarupa kedua, Ye-50/2, mencapai kecepatan Mach = 2,33 dan ketinggian 25.600m. Ye-50/2 memperlihatkan beberapa modifikasi badan pesawat bagian belakang dan ekor vertikal, dan Ye-50/3 mempunyai badan hidung pesawat yang lebih panjang dan peningkatan kapasitas bahan bakar internal. Purwarupa terakhir ini hilang selama penerbangan uji coba ketika ekor vertikalnya lepas. Gor'kiy telah diperintahkan untuk membuat satu batch yang terdiri dari 20 pesawat terbang, yang bermesin roket PM-11 dan S-155, dengan kode Ye-50A. Produksi ini dimaksudkan untuk evaluasi operasional, namun tidak satupun yang akhirnya dibuat karena kekurangan motor roket.




Specification:

MODEL: Ye-50/1

WEIGHTS:
Take-off weight: 8500 kg; 18739 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 8.11 m; 26 ft 7 in
Length: 13.62 m; 44 ft 8 in
Height: 21.00 m; 68 ft 11 in

PERFORMANCE:
Max. speed: 2460 km/h; 1529 mph
Ceiling: 23000 m; 75450 ft
Range: 450 km; 280 miles



Sumber dan foto: http://www.aviastar.org/

Mikoyan/Gurevich MiG-21; 1956





Tipe: Pesawat tempur
Produsen: Mikoyan-Gurevich OKB
Pertama terbang: 14 Juni 1956
Diperkenalkan: 1959
Status: Operasional
Pemakai: Uni Soviet; India; Romania; Vietnam; Indonesia
Jumlah dibuat: Lebih dari 11.000
Varian: Ye-150; Ye-152; Chengdu J-7



MiG-21F Fishbed adalah pesawat tempur sergap berjarak pendek dan merupakan pesawat produksi generasi pertama dari seri MiG-21 yang populer. Prototipe dari pesawat ini, E-5 (dibaca Ye-5) terbang pertama kali pada tahun 1955 dan muncul kehadapan publik pada saat Hari penerbangan Soviet di Lapangan Udara Tushino, Moskwa pada bulan Juni 1956. Pada saat perang Vietnam, pesawat ini digunakan untuk menyerang armada pesawat Amerika Serikat, juga digunakan pada perang Arab-Israel, diantaranya Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur, perang India-Pakistan, krisis Yaman dan berbagai peperangan di berbagai belahan dunia ketiga, sehingga pantas dijiluki AK-47 di udara, ataupun kerikil tajam dari timur karena awalnya pihak barat khususnya Amerika Serikat menganggap remeh pesawat ini. Lebih dari 30 negara di dunia termasuk sekutu Amerika Serikat menggunakan pesawat ini. Sedikitnya terdapat 15 versi dari MiG 21 yang telah diproduksi, beberapa diproduksi di luar Uni Soviet. Kurang lebih terdapat 8000 pesawat ini telah diproduksi.

Soviet memberikan lisensi untuk memproduksi MiG-21 dan mesinnya kepada Tiongkok pada tahun 1961, dan produksi pertama kalinya J-7 (Jianjiji-7 Fighter aircraft 7) menggunakan komponen buatan Tiongkok dimulai awal 1964. dan penerbangan pertamanya, pesawat yang dirakit di Shenyang pada tanggal 17 Januari 1966, dan produksi dari Chengdu, J-7-I dimulai pada bulan Juni 1967. Berikutnya modifikasi termasuk pengembangan dari J-7-II / J-7B yang dimulai 1975 di mana produksinya diakui pada September 1979. Pengembangan dari F-7M dan J-7 III dimulai 1981. J-7 III adalah pesawat tempur buatan Tiongkok yang menyamai MiG-21MF. terutama merancang ulang dari J-7 II, penerbangan pertama J-7 III pada 26 April 1984. yang merupakan produksi bersama antara Chengdu dan Guizhou (GAIC), Pesawat J-7 III masuk dinas Angkatan Udara Tiongkok (PLA Air Force) dan Angkatan Laut 1992, dengan produksi berlanjut.

Produksi yang lain adalah pesawat tipe F-7M Airguard yang produksinya dimulai pada Desember 1984. Pada tahun 1988 Tiongkok mengirimkan perdana 20 unit dari 60 F-7M Skybolts ke Pakistan. Sebagai upaya peningkatan kemampuan Karachi menginginkan agar diatas kemampuan Grumman Sabre II, atau F-7P. Produksi dari "Super 7" terhenti karena Amerika Serikat menarik dukungan dan bantuan tekniknya akibat peristiwa Tienanmen 1989.

Pesawat tersebut menggunakan sayap delta. Dengan satu buah mesin turbojet didalam badan pesawat. Dengan lubang masuk udara (small round air intake) pada hidung pesawat dan memiliki pembuangan udara (exhaust) tunggal. Badan pesawat panjang dengan hidung yang tumpul dan kanopi menggembung (bubble canopy). Terdapat sirip pada bagian perut pesawat bagian belakang . Memiliki sirip ekor tegak sayung kebelakang. Pada modifikasi J-7FS ditambahkan radar dengan mengkonfigurasi ulang air intake, yang mana "Super 7" dengan meng- upgrade sepenuhnya bagian depan dari pesawat dengan menambahkan radar pesawar yang berukuran besar dari versi sebelumnya dan menempatkan lubang masuk udapda bagian perus pesawat di mana pada versi sebelumnya perubahan itu tidak dilakukan.

Pada 1989 produksi Tiongkok rata-rata setiap bulan adalah rata-rata 14 pesawat aircraft per bulan, terutama untuk ekspor. Pesawat J-7 diproduksi secara besar-besaran oleh Tiongkok, untuk mengganti pesawat J-6 , versi Tiongkok dari MiG-19. Pada tahun 1995, diproyeksikan produksi J-7 akan terus berlanjut sampai dekade berikutnya menambah total produksi mendekati 1000 pesawat pada tahun 2005, tetapi pada faktanya inventaris PLA Air Force (Tiongkok) berjumlah 500 pesawat, yang kemungkinan produksinya akan berakhir
Pesawat MiG-21 diperoleh Amerika Serikat melalui program Foreign Materiel Acquisition/Exploitation yang ditandai dengan YF-110



Spesifikasi

Negara produsen: Rusia (Uni Soviet), China
Pabrik : Mikoyan-Gurevich Rusia; Xian Aircraft (China) @ Shenyang, Chengdu & Guizhou

VarianMiG-21F Fishbed C
MiG-21PF Fishbed D
MiG-21PFM Fishbed F
MiG-21R Fishbed H
MiG-21S Fishbed H
MiG-21RF Fishbed H
MiG-21SM Fishbed J
MiG-21M (Type 96/Hindustan Aeronautics-India)
MiG-21PFMA Fishbed J
MiG-21MF Fishbed J
MiG-21SMT Fishbed K
MiG-21SMB Fishbed K
MiG-21bis-A Fishbed L
MiG-21bis-B Fishbed N
MiG-21U Mongol A
MiG-21US Mongol B
MiG-21UM Mongol B
J-7 / F-7 Fishbed
J-7 II / F-7B Fishbed
J-7 III Fishbed
F-7M Airguard
F-7P Skybolt


Pesawat sejenis:Sukhoi Su-7, Su-11, Su-22 Fitters, Mirage III, A-4 Skyhawk

Pengembangan terkait:F-7, F-8, JL-9

Kegunaan: Penyergap, tempur,Serang darat


Data TeknisWingSpan (rentang sayap) 23 ft. 6 in.
Length (panjang) 51 ft. 9 in.
Height (tinggi) 15 ft. 9 in.
Weight (berat) 18.080 lbs. max.

Mesin:
MiG-21 = Tumansky R-11F-300 @ 12,675 lbst w/afterburner
J-7 III = Wopen-13 turbofan @ 14,550-lbst

Kru penerbang pilot tunggal
Kecepatan Maksimum 1.300 mph.
Kecepatan jelajah 550 mph.

Jarak tempuh (Range) :
MIG-21 = 400 mi range
MIG-21bis = 600 nm range
J-7 = 230 mi / 370 km lo-lo-lo radius
J-7B = 375 mi / 600 km radius w/ 2 PL-2 AAM + internal fuel
J-7B = 450 mi / 750 km radius w/ 2 PL-2 AAM + drop tanks
J-7M = 550 mi / 875 km radius w/ 2 PL-2 AAM + drop tanks
J-7 III = 525 mi / 850 km radius hi-hi-hi air superiority w/ 2 AAM + drop tanks
J-7 III = 340 mi / 550 km radius lo-lo-hi ground attack w/ 2 bombs + drop tanks
J-7 III = 1.350 mi / 2.200 km ferry range


Ketinggian Jelajah 14000 meter
Kapasitas Bahan Bakar internal:
2277 kg MIG-21pfs
2364 kg MIG-21bis
869 kg J-8

In-Flight Refueling (kapasitas pengisian bahan bakar diudara): -

Drop Tank (Tanki bahan bakar cadangan):
MIG-21bis = Drop tank with 391kg of fuel for 51nm range
MIG-21bis = Drop tank with 631kg of fuel for 80nm range
MIG-21bis = Drop tank with 391kg of fuel for 50nm range
J-7 = 800 l drop tank with 639kg of fuel for 111nm range

Take-Off Runway (jarak lepas landas)
F-7M = 700-950 m
J-7 III = 800 m (2,625 ft) with afterburning

Landing Runway (jarak mendarat)
F-7M = 600-900 m with brake-chute
J-7 III = 550 m with flap blowing, drag-chute and brakes

Sensor
MIG-21pfs = Spin Scan (R1L) radar, RWR, Balistic bombsight
MIG-21bis = Jay Bird radar, RWR, Balistic bombsight
J-7 = Type 222 ranging radar, RWR, Ballistic bombsight

Armament (Senjata)One NR-30 30mm cannon plus
MIG-21pfs = K-13 AA-2 atoll, FAB-500, FAB-250, UV-16-67 rocket pods
MIG-21bis = UV-69 57 rocket pods, AA-8 Aphid, FAB-250, FAB-500
J-7 = 2 PL-2 or PL-7 AAM and 1 800 L drop tank (685 nm)

Negara penggunaAfghanistan, Albania (J-7), Aljazair, Angola, Azerbaijan, Bangladesh, Bulgaria, Myanmar, Kamboja, China (J-7), Kongo, Kroasia, Kuba, Ceko, Mesir, Ethiopia, Finlandia Jerman Timur, Guyana, Hongaria, India, Indonesia, Iran, Irak, Kazakhstan, Laos, Libya, Madagaskar, Mali, Mongolia, Mozambik, Nigeria, Korea Utara, Yaman, Pakistan (J-7), Polandia Rumania, Slovakia, Sri Lanka, Sudan, Syria (Suriah), Tanzania, Vietnam, Yugoslavia (Serbia-Montenegro), Zambia, Zimbabwe