Rabu, 04 Februari 2009

Mikoyan/Gurevich MiG-9; 1946





Role: Fighter
Manufacturer: Mikoyan-Gurevich
First flight: April 24 1946
Primary users: Soviet Air Force; PLA Air Force
Produced: 1946-1948
Number built: 598


Mikoyan-Gurevich MiG-9 (Russian: Микоян и Гуревич МиГ-9) (NATO melaporkan nama “Fargo”, AU AS melaporkan nama “Type 1, dan berbeda dengan pengembangan lanjut MiG-3 yang juga disebut dengan “MiG-9”) merupakan pesawat tempur turbojet generasi pertama Soviet yang dikembangkan oleh Mikoyan-Gurevich segera setelah PD II.



Pengembangan

Pada saat pertemuan di Kremlin pada Februari 1945, Stalin mengumpulkan semua kepala team desainer pesawat tempur dan kompain terhadap jeleknya performa dalam implementasi Sovier di bidang teknologi jet. Dia memerintahkan agar pesawat tempur jet generasi pertama Soviet dilengkapi dengan mesin milik Jerman. MiG diinstruksikan untuk memakai mesin BMW 003, sementara Yak memakain mesin Jumo. Karena mesin BMW lebih kesil dibandingkan mesin Lyulkas yang awalnya akan dipakai, airframe MiG-9 kemudian di kurangi diameternya. Team MiG dan Sukhoi juga diperintahkan untuk memakai senapan Nudelman NS-37 37mm.

Pesawat uji pertama, purwarupa I-300 (juga disebut izdeliye F/model F oleh OKB), sampai di tempat uji Chkalovskaya di musim semi 1946 di mana pada saat itu purwarupa Yak-15 sudah siap menunggu. Sebuah koin dilempar untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan untuk melakukan uji terbang pertama, dan MiG memenangkannya, dan penerbangan pertama dilakukan pada 24 April 1946 dengan pilot Alexei N. "Lesha" Grinchik.

I-300 merupakan desain logam keseluruhan, dengan sayap lurus simpel dengan sirip slot dan saya ekor delta. Pesawat ini juga merupakan salah satu pesawat pertama Rusia yang memakai desain roda pendaratan tricycle. Mesinnya terdiri dari dua mesin turbojet RD-20, yang merupakan versi tiruan dari BMW 003. Dalam beberapa kasus, karena sedikitnya produksi dan kegagalan pengiriman mesin RD-20, mesin BMW 003 sebenarnya digunakan dalam beberapa pesawat produksi.

Msin kembar pesawat ini berada di belakang kokpit, bagian bawah bodi pesawat, dengan saluran pembuangan di bawah bagian ekor. Desain ini sering dipakai dalam desain pesawat jet awal OKB. Beberapa ide berkembang untuk melindungi bagian ekor dari gas panas yang keluar dari saluran pembuangan, yang biasanya berupa usaha untuk memakai lapisan baja di bagian bawah ekor. Terdapat empat tangki bahan bakar di bodi pesawat dan tiga di masing-masing sayapnya, dengan total bahan bakar 1.625 liter.

Persenjataan yang digunakan adalah senapan 57mm NL-57 terpasang di garis tengah intake mesin, versi produksi MiG-9 biasanya memakai senapan tunggal 37mm NL-37 atau dua senapan 23mm NS-23. Pemasangan tiga senapan juga dapat dilakukan dengan satu senapan 37mm NL-37 di garis tengah intake mesin dan dua senapan yang lebih kecil di sebelah kanan kirinya. Lokasi ini tidak umum digunakan untuk senapan besar karena dicurigai menyebabkan beberapa kematian pilot akibat gas beracun dan membuat dilarangnya pemakaian senapan besar di beberapa ketinggian. I-300 tidak mempunyai kursi lontar, tidak seperti pesawat jet pada umumnya.



Masa Operasi

I-300 berhasil mencapai kecepatan 565 mph (910 kmh) selama tes awal, dan setelah beberapa pengembangan lanjut, pesawat ini mulai secara resmi beroperasi dengan VVS sebagai MiG-9. Pesawat jet ini mempunyai banyak masalah performa dan pengendalian, akan tetapi pesawat ini tetap beroperasi karena pertimbangan politik. Pertimbangan politik ini mengakibatkan kematian Alexei N. Grinchik pada 11 Juli 1946 ketika terjadi kecelakaan purwarupa I-300 saat demonstrasi di hadapan pemimpin VVS dan pemerintah.

Produksi akhir MiG-9 yang diberi julukan oleh NATO “Fargo” dan diberi kode oleh Soviet I-310. Desain akhir MiG-9 diusahakan untuk mengatasi masalah yang sebelumnya ada pada I-300, termasuk pemakaian sirip rektangular pada senapam 37mm, dan diberi nama julukan “The Butterfly”, akan tetapi tidak ada yang berhasil dengan baik. Pada akhirnya, keseluruhan hidungnya didesain ulang dengan laras senapan dipindahkan ke belakang intake mesin dan kokpit lebih ke depan. Hasilnya adalah “MiG-9M” yang juga telah menggunakan kursi lontar dan mesin RD-21, yang merupakan varian afterburning dari RD-20/BMW-003.

MiG-9 kebanyakan diterjunkan dalam misi penyerangan darat dan 610 pesawat telah dibuat dalam beberapa versi dalam masa produksi yang berakhir pada 1948.



Varian:

•I-300 : Prototype.
•MiG-9 (F) : "aircraft F" - the only serial variant, RD-20 engines
•MiG-9 (FP) : "aircraft FP", I-302 - prototype with modified weapons layout
•MiG-9 (FL) : "aircraft FL", I-305 - variant with Lyulka TR-1A engines, not completed
•MiG-9 (FF) : "aircraft FF", I-307 - prototypes with afterburned RD-20F or RD-21 engines
•MiG-9L: Prototype aircraft to test the avionics for the Raduga KS-1 Komet air-launched antishipping cruise missile
•MiG-9M (FR) : "aircraft FR", I-308 - modified prototypes with RD-21 engines
•MIG-9UTI : Two-seat training aircraft. Around 80 built. Also known as the I-301T.



Specifications (MiG-9)

General characteristics
•Crew: One
•Length: 9.83 m (32 ft 3 in)
•Wingspan: 10 m (32 ft 10 in)
•Height: 3.22 m (10 ft 7 in)
•Wing area: 18.20 m² (195.9 ft²)
•Empty weight: 3,420 kg (7,540 lb)
•Loaded weight: 4,965 kg (10,945 lb)
•Max takeoff weight: 5,500 kg (12,125 lb)
•Powerplant: 2× Kolesov RD-20 afterburning turbojets [6], 7.8 kN (lbf)[7] each

Performance
•Maximum speed: Mach 0.8, 910 km/h (565 mph) at 4,500 m (14,765 ft)
•Range: 800 km (495 mi)
•Service ceiling 13,000 m (42,650 ft)
•Rate of climb: 19.4 m/s (3,815 ft/min)
•Thrust/weight: 0.40

Armament
•1x 37 mm NL-37 cannon
•2x 23 mm NS-23 cannons



Tidak ada komentar:

Posting Komentar