Tampilkan postingan dengan label Kapal Militer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kapal Militer. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Februari 2014

USS Ronald Reagan (CVN 76)


USS Ronald Reagan (Foto: defence.pk)

USS Ronald Reagan (CVN-76) adalah supercarrier bertenaga nuklir kelas-Nimitz yang saat ini bertugas untuk AL AS. Kapal kesembilan dari kelasnya ini dinamakan sebagai penghormatan untuk Presiden AS 1981-1989 Ronald Reagan. Saat peresmian namanya pada 2001, kapal induk ini merupakan kapal pertama yang diberi nama mantan Presiden yang masih hidup.

USS Ronald Reagan memiliki komplemen 5.680 awak dengan 2.480nya merupakan air wing. Tenaganya dihasilkan dari dua reaktor nuklir Westinghouse A4W dan 4 x turbin uap yang masing-masing memutar 4 x shaft propellers, total tenaga yang dihasilkan 260,000 shaft horsepower. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai lebih dari 30 knots dalam kondisi ideal, dan jarak jangkau operasionalnya tidak terbatas berkat pemakaian tenaga nuklir. Bobot matinya 97,000 ton.

USS Ronald Reagan memiliki kemampuan serang yang sangat baik, tetapi seperti kebanyakan kapal induk, memiliki kemampuan bertahan yang kurang baik dalam kasus jika dia diserang secara langsung oleh musuh yang berhasil menembus jaringan pertahanan dari kapal pendukung dan airwingnya. Persenjataan untuk pertahanannya terdiri dari 2 x sistem misil permukaan-ke-udara Sea Sparrow Mk 29 dan 2 x peluncur RIM-116 RAM (Rolling Airframe Missile). Airwing-nya terdiri dari 90 pesawat dari berbagai tipe termasuk helikopter untuk SAR dan Anti-Submarine Warfare. Pesawat bersayap tetapnya sebagian besar adalah pesawat fighter multi-peran F/A-18 Hornet.





SEJARAH 


Sejarah Pengembangan

Pada Maret 1993, Menteri Pertahanan AS mengadakan Bottom-Up Review (BUR) untuk strategi pertahanan nasional, struktur angkatan, modernisasi, infrastruktur dan lembaga untuk mengevaluasi kebutuhan pertahanan paska Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet. BUR menyimpulan bahwa 10 kapal induk cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan perang, tetapi 12 kapal induk (11 aktif dan 1 sebagai cadangan/pelatihan) dibutuhkan untuk mempertahankan keberadaan di luar negeri. BUR merekomendasikan bahwa pembangunan CVN-76 dimulai pada tahun fiscal 1995 untuk mempertahankan struktur 12 kapal induk, yang mengijinkan fleksibilitas ukuran angkatan kapal induk, menghindari peningkatan biaya pembangunan akibat penundaan, dan mempertahankan industrial base di Newport News Shipbuilding di Newport News, Virginia.

Pada tahun fiscal 1993, Kongres memberikan $832 juta untuk pengadaan barang (terutama komponen nuklir) untuk CVN-76. Peserta Kongres pada Defense Appropriations Act 1994 menyatakan bahwa $1.2 millyar di National Defense Sealift Fund disediakan. Pada tahun fiskal 1995, Kongres menyetujui dana sekitar $2.3 miliar untuk menutupi biaya pembangunan yang masih ada. Total biaya pembangunan CVN-76 diperkirakan sekitar $4.5 miliar (tahun fiskal 1993-95).

Proses Pembangunan CVN 78 pada Maret 2000 (Foto: www.maritimequest.com)

Kontrak untuk pembangunan USS Ronald Reagan diberikan pada Northrop Grumman Newport News dan Dry Dock Company di Newport News, Virginia pada 8 Desember 1994, dan lunasnya mulai dipasang pada 12 Februari 1998. Dana pembangunan kapal membengkak beberapa kali, termasuk karena desain ulang island. USS Ronald Reagan diremikan namanya oleh istri Presiden Reagan, Nancy pada 4 Maret 2001 di Newport News Shipbuilding. Pada September 2002, kapal induk ini semakin mendekati peresmian dengan pengujian ketapel satu pada dek penerbangan. Uji coba ini bejalan dengan sukses. Awaknya mulai ke kapal pada 30 Oktober 2002. Kapal indduk Reagan dijadwalkan menjalani uji coba laut pertamanya pada Februari 2003.

Sejumlah penundaan terjadi pada pembangunan CVN 76 di awal 2003. Buruknya cuaca menghampat penyelesaian dek penerbangan dan sistem komunikasi terintegrasi. Lebih lanjut, kebakaran di akhir Februari akibat hubungan pendek arus listrik memaksa AL dan galangan kapal menunda pengiriman dan peresmian kapal induk. Hampir 600 circuit breaker diuji ulang untuk memastikan keamanannya, tetapi ditemukan bahwa hampir 200 persen yang diuji mengalami kerusakan.

Pada Mei 2003 awak PCU Ronald Reagan lulus Phase II Crew Certification. Tujuan dari sertifikasi awak adalah untuk menentukan kemampuan awak untuk mengevaluasi pelatihan dan kompetensinya untuk melaksanakan perintah dan tugas.

Pada 20 Juni 2003, AL AS menirima pengiriman PCU Ronald Reagan dan pada 12 Juli 2003 kapal ini diresmikan di Naval Station Norfolk, dengan Captain J. W. Goodwin sebagai komando. Wakil Presiden Dick Cheney dan Lynne Cheney, keduanya hadir saat upacara, semikian juga Nancy Reagan, yang memberikan perinta pertama sebagai unit aktif dari AL sebagai bagian dari tradisi: "Man the ship and bring her to life."

Ronald Reagan melakukan pelayaran pertamanya pada 21 Juli 2003. Presiden Reagan, yang tidak menghadiri peluncuran atau peresmian kapal karena penyaki Alzheimer, meninggal dunia sebelas bulan kemudian. Pada akhir upacara pemakaman, komandan kapal pada saat itu, Captain James Symonds, memberikan bendera yang menutupi peti mati kepada Nancy Reagan sesuai dengan permintaannya. Bendera ini juga merupakan bendera yang berkibar di atas Capitol Hill, 20 Januari 1981, ketika presiden dilantik. Selanjutnya, Captain Symonds juga menghadiahi Nancy Reagan dengan bendera yang berkibar di atas kapal Ronald Reagan ketika sang presiden meninggal duia. USS Ronald Reagan melakukan port visit pertama di Fort Lauderdale, Florida, dari 11–14 November 2003.

Pada 2 Mei 2004, USS Ronald Reagan dikirim ulang ke AL, menandari berakhirnya lima bulan masa Post Shakedown Availability/Selected Restricted Availability (PSA/SRA) di Northrop Grumman, Newport News (NGNN). Pengiriman ulang ini sebenarnya dilakukan ketika kapal induk berada di laut, lepas pantai Virginia, setelah suksesnya sea trials selama 2 hari. Pekerjaan yang diselesaikan selama masal PSA/SRA termasuk penambahan gymnasium seluas 1.300 kaki persegi, fasilitas laundry yang diperluas, modifikasi tiang antenna untuk mengoptimalkan performa dan berbagai upgrade untuk mengakomodasi jet fighter taktis terbaru milik AL, F/A-18 E/F Super Hornet. 



Sejarah Dinas

Pada awal Mei, Reagan menjalani serangkaian sertifikasi dek penerbangan untuk yang kedua kalinya. Ini adalah underway pertama sejak port visit pertama ke Lauderdale, November 2003. Tujuh skuadron berada di atas kapal untuk pelaksanaan sertifikasi. Sertifikasi dimulai pada 5 Mei hingga 8 Mei. Pada 10 Mei 2004, F-14 dari VF-213 "Black Lions", lepas landas dari kapal induk, yang merupakan Tomcat terakhir yang meninggalkan dek USS Ronald Reagan.

Pada 27 Mei 2004, USS Ronald Reagan meninggalkan Naval Station Norfolk untuk yang terakhir kalinya dalam rangka perjalanan ke Amerika Selatan ke homeport baru, San Diego. Pada 9 Juni 2004, kapal induk ditarik ke Rio De Janeiro, Brazil, untuk port visit terjadwal. Pada 27 Juni 2004, USS Ronald Reagan melepas sauh di lepas pantai Valparaiso, Chile, untuk sebuah port call.

Pada 29 Juni 2004, latihan gabungan amfibi multinasional Amerika Latin pertama dilaksanakan dengan 11 peserta: Argentina, Bolivia, Chile, Republik Dominika, Ecuador, Paraguay, Peru, AS dan Uruguay, bersama dengan pengamat dari Colombia dan Mexico. Pada 5 Juli, USS Ronald Reagan CSG menyelesaikan Silent Forces Exercises (SIFOREX), setelah empat hari latihan Anti-Submarine Warfare (ASW) bersama AL Peru.

July 23, CVN 76 ditarik ke Naval Air Station North Island untuk transit dua bulan dari Norfolk, Va. Pada 6 November 2004, kapal induk menjalani underway pertama sejak tiba di homeport baru, San Diego. Kapal induk berada di periode perawatan untuk menyelesaikan perbaikan yang belum tuntas ketika kapal berada di Norfolk.

Pada 5 Juni 2004, pada saat transit, Presiden Ronald Reagan meninggal dunia.

Mulai 1 Oktober 2004, Reagan ditugaskan ke Carrier Strike Group Fifteen.


Penugasan Pertama – 2006 

USS Ronald Reagan meninggalkan San Diego pada 4 Januari 2006, dalam rangka penugasan pertamanya untuk melaksanakan operasi laut sebagai pendukung Operation Iraqi Freedom dan Operation Enduring Freedom, serta untuk melaksanakan operasi keamanan maritime (MSO) di Teluk Persia. Pada 28 Januari 2006, sebuah pesawat fighter F/A-18 Hornet yang mencoba melakukan pendaratan malam hari di atas Reagan menabrak dek penerbangan di sekitar 200km di tenggara Brisbane, Queensland. Pesawat menabrak ramp pada sudut rendah, terbakar dan tergelincir. Pilot selamat dengan menggunakan kursi lontar, tetapi tidak dengan pesawatnya. Kapal induk memasuki wilayah Teluk pada 22 Februari 2006, dan kembali dari tugas pada 6 Juli 2006. 


Penugasan Mendadak 2007

USS Ronald Reagan dan Reagan Carrier Strike Group (CSG) meninggalkan North Island, Coronado, San Diego pada 27 Januari 2007 untuk penugasan mendadak tak terjadwal ke Pasifik Barat, melanjutkan tugas Kitty Hawk yang sedang menjalani perawatan di Jepang. Pada 20 April 2007, Ronald Reagan dan CSG-nya kembali ke Coronado. "Penugasan Mendadak" merupakan bagian dari Fleet Response Plan (FRP) AL, yang memberikan AS kemampuan untuk memberikan reaksi pada komitmen global dengan pasukan yang fleksibel dan berkelanjutan, serta kemampuan untuk dengan cepat merespon berbagai situasi dalam waktu yang singkat.

Pada Januari 2007, diumumkan bahwa Ronald Reagan memperoleh Commander, penghargaan Naval Air Forces Pacific Carrier Battle Efficiency "E" tahun 2006, Battle "E" yang pertama untuk kapal induk.

Reagan kembali ke Naval Air Station North Island pada 20 April 2007, setelah penugasan tiga bulan sebagai pendukung operasi di Pasifik Barat.

Pada 15 Desember 2007, kapal induk menjawab panggilan darurat dari sebuah kapal pesiar di lepas pantai Baja California. Seorang remaja asal Illionis mengalami pecah ususbuntu di atas Kapal Pesiar Mexico, diangkut ke Ronald Reagan dengan helikopter SH-60, yang mana operasi pemotongan usus buntu darurat dilakukan oleh ahli bedah kapal.

Penugasan 2008

USS Ronald Reagan, dengan CVW-14, meninggalkan San Diego pada 19 Mei 2008, untuk penugasan Armada Ketuju dan Kelima terjadwal.

Reagan Carrier Strike Group melakukan operasi bantuan kemanusiaan dan bencana di Filipina pada 24 Juni 2008 setalah Negara itu dihantam badai Fengshen, yang menewaskan ratusas orang di wilayah pulau tengah dan pulau utama Luzon. Badai ini juga mengaramkan penumpang MV Princess of the Stars. Berkerja dengan dukungan AB Filipina, ,Reagan dan Carrier Strike Group 7 pengawalnya, memusatkan usahanya di pulau Panay di Central Visayas. Selama delapan hari, helikopter SH-60 Seahawk dan pesawat C-2A Greyhound dari Ronald Reagan Strike Group membantu pengiriman 519,000 lbs. beras, air bersih dan kebutuhan lainnya di Panay, yang tidak terjangkau melalui transportasi darat karena banjir. Misi di Panay membuat seluruh strike group memperoleh penghargaan Humanitarian Service Medal.

Strike Group sampai di area Armada Kelima pada 28 Agustus 2008, di mana kapal induk ini meluncurkan lebih dari 1,150 serangan ke Afghanistan sebagai dukungan untuk Operation Enduring Freedom. Reagan kembali ke San Diego pada 25 November 2008.

USS Ronald Reagan menerima berita pada Februari 2009 bahwa kapal menerima Battle Effectiveness Award-nya yang kedua.

Penugasan 2009

Pada 28 Mei 2009, Reagan ditugaskan dengan Carrier Air Wing 14 ke area Armada Ketujuh dan Kelima. Reagan membantu CSG Eisenhower dan meluncurkan serangan pertamanya untuk mendukung OEF pada 6 Juli. Reagan kembali ke homeport pada 21 Oktober setelah penugasan lima bulan.

2010

Pada awal 2010, Reagan dianugerahi penghargaan Chief of Naval Operations Afloat Safety "S" 2009 dan Pacific Fleet Battle "E" 2009 untuk efisiensi tempur. Penghargaan Battle "E" merupakan yang kedua berturut-turut dan yang ketiga dalam empat tahun.

Pada 19 Mei 2010, Norfolk Naval Shipyard (NNSY) menuntaskan rangkaian perawatan Planned Incremental Availability (PIA) selama enam bulan pada Reagan. Selama periode perawatan ini, Ronald Reagan menerima upgrade teknologi sebagai persiapan untuk penugasan dan operasi selanjutnya. Refurbishment-nya termasuk sistem tempur hi-tech dan peralatan pemadam kebakarang baru untuk meningkatkan ruang jasa laundry dan ruang kehidupan awak.

Pada 18 Mei 2010, Reagan meninggalkan Naval Air Station North Island untuk uji laut. Uji laut ini merupakan fase akhir dari PIA, dan dilaksanakan untuk menilai kesiapan material Reagan untuk kembali pada armada operasional. Reagan ditarik ke Naval Air Station North Island pada 19 Mei 2010 setelah menyelesaikan uji laut dua hari ini, yang secara resmi menandakan berakhirnya periode perawatan PIA selama enam bulan.

Pada 2 Juni 2010, Reagan, sengan Carrier Air Wing Fourteen (CVW-14), meninggalkan Naval Air Station North Island untuk menjalani sertifikasi dek penerbangan. Pesawat CVW-14 pertama yang mendarat pada dek penerbangan Reagen adalah dari Helicopter Anti-Submarine Squadron 4 (HS-2). Skuadron lain yang diangkut adalah:
· Marine Fighter Attack Squadron 323 (VMFA-323)
· Strike Fighter Squadron 154 (VFA-154)
· Strike Fighter Squadron 147 (VFA-147)
· Strike Fighter Squadron 146 (VFA-146)
· Airborne Early Warning Squadron 113 (VAW-113)
· Fleet Logistics Squadron 30 (VRC-30)

Serifikasi ini termasuk evaluasi penuh pada arresting gear, ketapel uap dan personel dek penerbangan. Departemen udara Reagan dinilai kemampuannya untuk menjaga dek penerbangan operasional penuh dan kemampuan untuk merespon simulasi kecelakaan.

Reagan berpartisipasi pada Exercise RIMPAC selama musim panas 2010.

Reagan meninggalkan Naval Air Station North Island, California, untuk penilaian Board of Inspection and Survey (INSURV) pada 25 Agustus 2010, dan meninggalkan homeport-nya untuk melaksanakan operasi rutin di lepas pantai selatan Kalifornia sebagai persiapan penugasan Western Pacific (WESTPAC) 2011.

Pada November 2010, Reagan mengirimkan kebutuhan darurat dan bantuan pada penumpang yang terdampar di atas Carnival Splendor, yang mengalami kebakaran mesin di Samudera Pasifik.

2011

Kapal berangkat untuk penugasan di Asia pada 2 Februari 2011. Pada 11 Maret 2011, Reagan berada di wilayah semenanjung Korea untuk latihan bersama Korea, tetapi kemudian berputar arah ke Jepang untuk memberikan bantuan setelah gempa bumi dan tsunami di Tōhoku. Kapal induk bersandar di Sendai, dan digunakan sebagai stasiun pengisian bahan bakar terapung bagi militer Jepang dan helikopter penjaga pantai yang sedang melaksanakan tugas bencana di daerah tersebut. Helikopter milik AL AS juga ikut dalam misi penyelamatan dari kapal induk. Pada 13 Maret 2011, kapal mendeteksi paparan sinar gama langsung sebesar 0.6 mR/hr dari awan, 130 mil dari Fukushima Daiichi. Pada 14 Maret 2011, kapal terpaksa dipindahkan untuk menghindari awan radioaktif dari bencana nuklir Fukushima, yang telah mengkontaminasi 17 awak dari tiga helikopter. Pada 23 Maret, awak Reagan melakukan operasi dekontaminasi untuk menghilangkan resiko radiasi dari kapal.

Pada 4 April 2011, menteri pertahanan Jepang, Toshimi Kitazawa, ditemani duta besar AS untuk Jepang John Roos, mengunjungi kapal untuk menyampaikan terima kasih atas bantuannya dalam bencana tersebut.

Kapal kembali ke San Diego pada 9 September 2011.

Pada Januari 2011, AL mengumumkan bahwa USS Ronald Reagan akan dipindahkan ke Puget Sound Naval Ship Yard di Bremerton, Washington untuk Docked Planned Incremental Availability yang dimulai pada Januari 2012 selama lebih dari satu tahun. Dengan demikian, home port resminya berpindah ke Bremerton, Washington. Kapal kembali ke San Diego pada 21 Maret 2013.

2014

Pada 14 Januari 2014, AL mengumumkan bahwa USS Ronald Reagan akan menggantikan USS George Washington sebagai kapal untuk satu-satunya yang ditugaskan di Yokosuka, Jepamg. Hal ini akan dilaksanakan pada 2015.





DESAIN


Catatan: Uraian di bawah ini secara umum merupakan desain dari Kapal Induk kelas Nimitz. Secara umum desain setiap kapal kelas Nimitz serupa, kecuali jika ada catatan khusus. 

Drawing USS Ronald Reagan (Gambar: www.the-blueprints.com)


Struktur

Secara umum, hull kapal induk ini dibangun dari plat baja high-tensile yang sangat kuat, dengan ketebalan beberapa inci. Kekuatan internal kapal induk terutama berasal dari tiga struktur horizontal – lunas berdasar-ganda, dek penerbangan dan dek hangar – yang membentang di seluruh hull dan membentuk persegi panjang. Bagian hull yang berada di bawah garis air membulat dan relatif tipis jika dibandingkan dengan bagian yang berada di atas garis air, yang melebar untuk mengakomodasi lebarnya dek penerbangan. Selain karena bentuk, stabiliser yang sangat teliti membuat kapal sangat stabil.

Bagian bawah kapal induk memiliki dasar ganda yang terdiri dari dua lapisan plat baja berat yang dipisahkan oleh sebuah celah kecil. Desain ini memberikan perlindungan ekstra terhadap kerusakan akibat torpedo atau tabrakan .

Di dalam kapal, terdapat 23 bulkhead (sekat) melintang kedap air, dengan lebih dari 2.000 kompartemen, serta sepuluh sekat pelindung api. Menurut publikasi terbuka, kapal induk kelas Nimitz dapat bertahan lebih dari tiga kali kerusakan yang dapat ditahan oleh kapal induk kelas Essex dari Perang Dunia II, dan dapat menyerap benturan dan gelombang kejut paling tidak pada proporsi yang sama untuk ukurannya. Ukuran Kapal Induk kelas Nimitz yang sangat besar memungkinkannya untuk mengangkut bahan bakar 90% lebih banyak dan amunisi 50% lebih banyak (hamper 3.000 ton) dari pada kapal induk kelas Forrestal



Dek Penerbangan

Dek penerbangan kapal induk kelas Nimitz sangat luas, dengan panjang 1.092 kaki (332,8m), lebar 250 kaki 8in (76.4 m) dengan luas total lebih dari 4. are (1,8 hektar). Saking luasnya, tiga pertandingan National Football League terpisah dapat dilakukan bersamaan di atasnya. Dek penerbangan memiliki angled deck, 14 derajat dari tengah, yang berfungsi sebagai area pendaratan pesawat, dan memungkinkan pesawat diluncurkan secara bersamaan dari ketapel haluan kapal. Selama operasi penerbangan, dek penerbangan dianggap sebagai salah satu tempat kerja paling berbahaya di Bumi. Pandangan ini terutama menyoroti lokasi empat ketapel bertenaga uap, empat elevator dan JBD.

Dek penerbangan memiliki empat ketapel, dua di haluan dan dua di sisi kiri, yang dikenal sebagai “ketapel pinggang”. Ketapel USS Ronald Reagan adalah Type C Mk 13 Mod 2 dengan panjang 310 kaki (94,48m). Ketapel No.4 kapal induk kelas Nimitz terletak di sisi kiri, paling dekat dari ujung dek penerbangan. Ketapel ini tidak dapat meluncurkan pesawat dengan berat penuh karena masalah clearance sayap. Kekurangan ini diperbaiki pada desain USS Ronald Reagan (CVN 76) dan George H.W. Bush (CVN 77).

Terletak tepat di belakang setiap ketapel adalah Jet Blast Deflector (JBD), yang dinaikkan 45 derajat selama peluncuran pesawat, untuk membelokkan pancaran gas buang pesawat. Empat elevator pesawat, tiga di sisi kanan dan satu di kiri, untuk memindahkan pesawat dari hangar ke dek penerbangan. Dek penerbangan dibatasi dengan jaring baja, yang berfungsi sebagai jaring pengaman untuk personel dek.

Deknya sendiri terbuat dari baja berkekuatan tinggi, dengan ketebalan yang dirahasiakan, dan dilapisi dengan lapisan ablatif Kevlar tipis (MS-375G), yang berfungsi sebagai lapisan anti-licin, serta untuk perlindungan tambahan.

Untuk membantu komunikasi, setiap area dek diberi nama khusus, yang digunakan oleh personel dek penerbangan dan kontrol lalulintas udara.

Island kapal induk kelas Nimitz berbeda dari kelas Forrestal. Yang paling jelas adalah pergerakan dari Primary Flight

Control (Pri-Fly) dari bagian buritan ke depan island dan pergerakan dari island sendiri ke buritan untuk mengakomodasi pergantian posisi dari dua elevator depan (dipakai pada kelas Kitty Hawk).

Semua kapal induk kelas Nimitz memiliki empat arresting wires untuk pendaratan pesawat, kecuali pada Ronald Reagan dan George H.W. Bush, yang hanya memiliki tiga.



Personel Dek

Aktivitas dek dipusatkan pada sekitar dua kegiatan – peluncuran dan pendaratan pesawat. Untuk menyelesaikan tugas ini, kapal induk memiliki tim personel dengan tugas yang sangat terspesialisasi, untuk merawat pesawat, mengisi bahan bakar, memandu pesawat di atas dek, menangani persenjataan dan mengawasi peluncuran dan pendaratan. Setiap tugas memerlukan pelatihan tingkat tinggi. Personel dek penerbangan memakai seragam terstandarisasi terdiri dari sepatu dengan bagian bawah baja, celana yang sangat kuat, sarung tangan, pelindung mata dan telinga, serta memakai jaket pelampung special yang disebut dengan “float coat” dan sebuah cranial. Float coat dan cranial memiliki kode warna tersendiri untuk mengidentifikasi setiap tugas personel di atas dek.

Awak USS Ronald Reagan Sedang Menjalani Latihan Pemadam Kebakaran (Foto: Wikipedia)

Operasi penerbangan dikendalikan oleh lima individu: Air Boss, Mini Boss, Handler, Air Bos’n dan Landing Signal Officer (LSO). Air Boss, secara resmi bernama Air Officer, adalah aviator komando post-squadron dan menempati Pri-Fly di tingkat 010 (tingkat tertinggi) di island kapal induk. Berada enam tingkat di atas dek penerbangan, Pri-Fly memiliki jangkauan penglihatan penuh, ke buritan dan depan, pada aktivitas penerbangan, dan mengendalikan semua pesawat di atas dek dan yang sedang terbang dalam radius 5 mil (8km). Mini Boss, secara resmi bernama Air Officer Assistant, membantu Air Boss. Handler, dari posisinya sebagai Flight Deck Control (FDC), mengendalikan semua pergerakan seluruh pesawat di atas dek penerbangan dan hangar, dan menggunakan apa yang disebut sebagai “Ouija Board” untuk memonitor pesawat. Alat ini merupakan diagram skala besar dari dek kapal induk dengan cutout kecil dari setiap pesawat. Cutout ini ditandai dengan nomor pesawat dan keterangan yang merefleksikan flight event, masalah dan status bahan bakar. Air Bos’n bertanggung jawab untuk setiap keadaan darurat selama penerbangan dan General Quarters, dan dibantu oleh seorang staff dari setiap skuadron sesuai dengan manual penerbangan Naval Air Training and Operating Procedures Standardization (NATOPS). LSO mengendalikan pesawat dari ¾ mil saat melakukan pendekatan akhir (pendaratan).



Operasi Peluncuran dan Pendaratan Pesawat

Peluncuran pesawat memerlukan bantuan dari ketapel bertenaga-uap. Setiap kapal induk Nimitz memiliki empat ketapel. Bersama-sama, keempat ketapel ini dapat meluncurkan pesawat setiap 20 detik. USS Ronald Reagan memiliki ketapel uap C-13 Mod 2 (tidak seperti kapal induk kelas Nimitz sebelum CVN 72 yang memiliki ketapel uap C-13 Mod 1). Mod 2 merupakan ketapel bertekanan-rendah yang mengurangi kebutuhan uap dari reaktor, yang pada gilirannya memperpanjang usia inti reaktor. Mod 1 maupun Mod 2 mampu meluncurkan pesawat tanpa adanya headwind. Kapal induk generasi selanjutnya, USS Gerald R. Ford (CVN 78: yang diperkirakan selesai dibangun pada 2015) akan menggunakan sistem baru Electromagnetic Aircraft Launch System (EMALS). Sistem baru ini kemungkinan tidak akan diretrofit pada kelas Nimitz karena meningkatnya kebutuhan listrik.

Tenaga dari ketapel dikombinasikan dengan daya dorong mesin jet, serta angin di atas dek. Kapal induk berputar dan melaju berlawanan dengan arah angin untuk meningkatkan kecepatan angin di atas dek yang memberikan daya angkat tambahan. Faktor ini dikombinasikan dengan kecepatan kapal induk sendiri, sehingga dapat menghasilkan kecepatan angin hingga 50knot (93km/j) –kecepatan kapal induk 30knot (56km/j) dan angin 20knot (37km/j)- dengan ini dapat mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk meluncurkan pesawat sebanyak 50knot, atau untuk membantu peluncuran pesawat dengan berat penuh.

Terletak beberapa yard di belakang setiap ketapel adalah JBD besar berbentuk persegi panjang yang dikontrol secara hidrolis. JBD tetap tertutup hingga beberapa saat sebelum peluncuran, dan berelevasi sebanyak 45 derajat. JBD dibuat dari beton dan memiliki sistem pendingin (menggunakan air laut) yang mencegah kerusakan akibat panas dari semburan gas buang mesin jet. Setiap JBD terdiri dari enam bagian yang dapat dengan bebas dipindah. Struktur ini memantulkan gas buang mesin selama peluncuran dan melindungi baik pesawat maupun awak dek penerbangan.

FA-18E Super Hornets dari Skuadron VFA-115 Diluncurkan dari USS Ronald Reagan (Foto: www.maritimequest.com)

Pesawat di atas kapal induk diluncurkan oleh petugas yang berada di Integrated Catapult Control Station (ICCS), yang juga disebut sebagai “gelembung.” Seperti sebutannya “gelembung” merupakan dome kecil yang terletak di antara ketapel no. 1 dan 2, serta di sisi kiri dek penerbangan, di kiri ketapel no. 4. “Gelembung” menawarkan perlindungan untuk “shooter” yang meluncurkan pesawat, dan dimasukkan kembali ke dalam dek penerbangan ketika tidak digunakan. “Gelembung” diperkenalkan pada 1975, tetapi tidak dibangun hingga kapal induk Nimitz diperkenalkan; dan diretrofit selama periode yard (langsiran).

Sebelum penggunaan “gelembung”, petugas ketapel secara regular berada di area palka-terbuka kecil, memegang papan kontrol ketapel di pangkuannya, menerima instruksi akhir dari “shooter” yang berdiri di dek penerbangan.

Pesawat didaratkan menggunakan sistem arresting gear Mk 7 Mod 3 yang terdiri dari 3 kabel dan sebuah pembatas tabrakan darurat yang berada di belakang dek penerbangan miring. Arresting cable disebut juga liontin “cross-deck” atau “kawat” oleh awak di atas dek. Arresting cable memiliki panjang 110 kaki (33,5m) dan memiliki berat 3,5lb (1,58kg) per kaki.

Ronald Reagan dipasangi dengan sistem arresting gear baru pada periode perawatan terjadwal 2007, yang dikenal dengan nama Advanced Recovery Control System (ARC), yang menggantikan sistem mekanik lama dengan teknologi kontrol digital canggih. ARC akan di-retrofit pada semua kapal induk kelas Nimitz dan kelas Gerald R. Ford. Sebuah sistem baru juga saat ini sedang dalam tahap riset, bernama Advanced Arresting Gear (AAG), yang akan menggantikan seluruh sistem hidrolis Mk 7.

Arresting gear masuk ke dek penerbangan melalui katrol retractable di kedua sisi dek dan melewati bagian bawahnya dan masuk ke ruang kontrol arresting gear, di mana mereka terpasang ke silider hidrolis dari mesin sistem. Tegangan arresting gear diatur untuk setiap tipe pesawat, memperhatikan berat, isi bahan bakar, dan persenjataan. Arresting gear dinaikkan (2-5 inci atau 50-140mm) di atas dek penerbangan. Ketika pesawat menangkap kabel, kabel merenggang dan menyerap hentakan dari pendaratan pesawat. Kapasitas penyerapan energinya sekitar 47,500ft-lb (64.4 MJ). Sistem arresting gear mampu mendaratkan jet seberat 50,000lb (22,727kg) dengan kecepatan 130 knot (241km/j) dan menghentikannya secara total dengan jarak kurang dari 340 kaki (104m). Setiap kabel harus diganti setelah 125 kali pendaratan.



Ruang Hangar

Ruang hangar terletak di bawah dek penerbangan, sepanjang dua pertiga panjang kapal induk. Secara keluruhan berukuran panjang 684kaki (208.5m), lebar 108kaki (33m) dan tinggi 25kaki (7.6m)– hamper setinggi bangunan tiga tingkat. Ruang hangar terbagi menjadi tiga ruang berukuran sama dan dipisahkan oleh serangkaian pintu geser-otomatis berlapis baja berat, bersama dengan sistem pemadam kebakaran yang rumit, yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat kebakaran maupun ledakan.

Walaupun hangar sangat luas, tetapi hanya mampu menampung sekitar 50 pesawat, sehingga beberapa pesawat harus selalu parker di dek penerbangan. Ruang hangar digunakan untuk pekerjaan perawatan dan perbaikan, penyimpanan suku cadang, mesin dan drop tank. Aircraft Intermediate Maintenance Division (AIMD) berada tepat di belakang hangar bay.

Untuk memindahkan pesawat dari/ke hangar dan dek penerbangan, kapal induk menggunakan empat elevator besar yang terletak disekitar perimeter hangar dan dek penerbangan. Tiga elevator berada di sisi kanan kapal, No. 1 hingga 3, berurutan dari haluan ke buritan, dan elevator no. 4 berada di ujung belakang sisi kiri dek penerbangan. Setiap elevator terbuat dari aluminium memiliki lebar 52 kaki (15,2m), panjang inboard 70kaki (21,3m) dan panjang outboard 85kaki (25,9). Total luas setiap elevator 3,880ft2 (360m2). Masing-masing mampu menopang berat 47 ton, setara dengan dua F-14 Tomcats (berat penuh). Elevator dipisahkan oleh pintu baja berat, yang menutupi lubang oval.



Island dan Struktur Signifikan Bagian Dalam

Struktur island kapal induk adalah fasilitas komando dan kontrol pusat untuk operasi kapal induk dan udara. Sementara berbagai fasilitas tempur terdapat di dek bagian bawah, island memiliki Bridge, Flag Bridge, dan pusat Pri-Fly. Pri-Fly terletak di puncak island, tepat dibelakangnya adalah area terbuka yang disebut sebagai “Vulture’s Row,” di mana awak dapat mengobservasi operasi udara tanpa gangguan. Tepat di bawah Pri-Fly adalah Bridge, di mana kapal induk dikendalikan. Dari sini, komandan dan petugas eksekutif mengendalikan dan menavigasi kapal induk. Dimulai dengan USS Harry S. Truman, kebanyakan kendali dan display sekarang digital. Flag Plot terletak di bawah Bridge di 08 level di mana commanding admiral atau komandan CSG dapat mengobservasi operasi. Flag Plot awalnya merupakan tempat di mana admiral memimpin operasi battlegroup; posisi ini kemudian secara bertahap dipindahkan ke Tactical Flag Command Center (TFCC) di bawah dek penerbangan.

Baik Ronald Reagan maupun George H.W. Bush memiliki struktur island yang didesain ulang dan tiang komposit. Pri-Fly diperluas, serta jendela yang lebih besar. Tiang buritan dipindahkan dari dek penerbangan ke island untuk meletakkannya pada posisi yang lebih dekat dengan sistem radar lain.

Kapal induk sendiri dibagi menjadi beberapa tingkat, semuanya dirujuk dari dek hangar. Tingkat di atas hangar diberi angka, seperti 01 Deck, 02 Deck, dst., sementara di bawahnya diejakan seperti Second Deck, Third Deck, dst.

Sebagian besar air wing dan fasilitas komando yang berhubungan dengan aviasi berada di 03 Deck (atau

Gallery) terletak di bawah dek penerbangan. Di sini kita dapat menemukan ruang skuadron siaga, satu per skuadron, seperti halnya kantor air wing dan ruang komando, dan wardroom “dirty shirt”. Di depan ruang siaga skuadron, adalah “blue tile country” – sebuah area untuk flag staff,komando pusat dan set kontrol. Dinamakan demikian karena area ini memiliki ubin biru, untuk membedakan fungsi komandonya dari area lain di kapal dan untuk mencegah personel berlalu lalang. Fasilitas komando dan kontrol berikut terletak di sini:
• Combat Information Center (CIC)/Combat Direction Center (CDC)
• Tactical Flag Command Center (TFCC)
• Ships Signals Exploitation Space (SSES)
• Carrier Air Traffic Control Center (CATCC)


Combat Information Center (CIC)/Combat Direction Center (CDC)

CIC (dibaca see-eye-see) berperan sebagai fasilitas komando tempur keseluruhan, mengawasi semua informasi baik yang diperoleh dari sensor kapal dan pesawat atau dari sumber intelijen eksternal. CIC, yang kemudian diganti nama menjadi CDC untuk menunjukkan peran tempur aktifnya, memiliki beberapa sub-kompartemen yang didedikasikan untuk misi peperangan spesifik, termasuk Anti-SurfaceWarfare (ASuW), Anti-AirWarfare

(AAW), Undersea Warfare (USW), dan Electronic Warfare (EW). Pesonel yang berada di masing-masing ruangan khusus mengatur sesuai bidang khususnya dan kemudian mengirimkan informasi dan penilaian mereka ke CDC utama. Bagian-bagian khusus ini dipisahkan secara fisik, yang berfungsi untuk menyebarkan fungsi komando dan membatasi efek kerusakan akibat pertempuran. Dari CDC, komandan meneruskan seluruh informasi ke air wing dan CSG.


Carrier Air Traffic Control Center (CATCC)

CATCC (dibaca cat-see) mengawasi dan menkoordinasi semua operasi udara dan kendali lalu lintas udara di sekitar CSG. CATCC bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan semua pesawat di luar radius 5-mil (8km); di dalam radius ditangani oleh Air Boss di Pri-Fly, dan selanjutnya pada LSO. CATCC, bersama dengan kontroler udara di dalam pesawat E-2 Hawkeyes, akan menjadi suara komando selama misi.


Ships Signals Exploitation Space (SSES)

Walaupun sangan sensitive, tujuan dari SSES adalah untuk memproses dan mengeksploitasi sinyal elektronik. Anggota staf yang bekerja di SSES memiliki akses untuk intelijen tingkat-nasional dan medan perang. SSES bertanggung jawab untuk menyediakan indikasi dan dukungan peringatan kepada pengawas taktis di atas kapal induk dan perencana grup penyerangan, dan menyediakan laporang real-time serta menyebarkan informasi (yang sensitive waktu) kepada pembuat keputusan di level nasional dan taktis. Semua teknisi yang bekerja di SSES memiliki ijin keamanan dan merupakan bagian dari OS Division dari Departemen Intelejen.


Tactical Flag Command Center (TFCC)

Merupakan versi miniature dari CIC, ruang ini merupakan tempat flag admiral dan komandan CSG dapat bekerja untuk mengendalikan operasi CSG, dengan menggunakan berbagai jenis layar display lebar USQ-81(V) 20kaki2 (6.2m2). TFCC kemudian ditambahkan pada setiap kelas supercarrier.



Sistem Pertahanan

Desain kapal induk AS sejak 1950an diarahkan untuk menjauhi penggunaan senjata berkaliber besar, seperti yang diterapkan pada kelas Forrestal, dan focus pada pertahanan misil. Lebih jauh, pertahanan kapal induk sebagian besar diserahkan pada air wing atau kapal lain dari CSG. Kapal induk saat ini normalnya diterjunkan dengan pengiring antara tiga hingga sepuluh kapal tempur, yang terdiri dari frigate, destroyer, cruiser dan kapal selam bertenaga nuklir.

Sebagai tambahan dari pengawal yang sangat kuat ini, kapal induk memiliki kemampuan pertahanan diri yang sangat terbatas terhadap ancaman udara dan bawah laut. Ketika diresmikan pada 1975, USS Nimitz,

Dwight D. Eisenhower dan Carl Vinson masing-masing membawa tiga Basic Point-Defense Missile Systems (BPDMS). Desain aslinya adalah dua sistem misil RIM-24 Tartar untuk pertahanan diri. Sistem misil ini kemudian digantikan dengan meriam kebar 3in/50cal, yang dikendalikan oleh tiga pengarah kontrol-penembakan Mk 56, yang pada gilirannya digantikan oleh tiga meriam anti-pesawat twin quad 40mm Bofors, dan pada akhirnya digantikan oleh BPDMS. BPDMS menggunakan peluncur Mk 25 dan delapan misil sirip-terlipat RIM-7E-5 Sea Sparrow, sebuah turunan dari misil AU AIM-7E. Kontrol penembakannya menggunakan illuminator Mk 115 yang dapat dilatih secara manual.

Pertahanan udara dikembangkan pada awal 1980an, termasuk penggantian sistem kontrol penembakan manual dengan sistem Mk 91 otomatis (memakai radar X-band Mk 95) dengan penambahan radar Mk 23 Mod 3 Target Acquisition System (TAS). TAS/Mk 23 adalah radar L-band dua-dimensi (2-D) yang bekerja dengan baik terhadap target kecepatan-tinggi, terbang-rendah dan sudut-tinggi. TAS/Mk 23 memiliki jarak jangkau lebih dari 20 mil laut (37km) dan dapat melacak 54 target secara bersamaan. Sistem peluncur BPDMS juga diupgrade dengan peluncur Mk 29 dan misil RIM-7M yang lebih mampu. Sistem Mk 29, disebut sebagai Improved Point Defense Missile System (IPDMS) atau nama NATO: Sea Sparrow, awalnya dipasang pada USS Theodore Roosevelt dan kemudian diretrofit pada kapal induk kelas Nimitz yang sebelumnya pada saat periode perawatan.

Misil yang saat ini digunakan adalah RIM-9P. Dimulai dengan USS Dwight D. Eisenhower pada 2001, TAS/Mk 23 digantikan dengan radar pulsa-Doppler, narrow-beam, X-band multimode Northrop Grumman SPQ-9B untuk meningkatkan efisiensi terhadap misil sea-skimming di horizon. Saat ini, SPQ-9B telah dipasang pada Carl Vinson, Harry S. Truman, Ronald Reagan, dan George H.W. Bush.

Pada 1980an juga dilakukan pemasangan Mk 15 Phalanx Close-InWeapon System (CIWS, dibaca see-whiz). CIWS adalah sebuah pedestal-mounted Mk 61A1 20mm Gatling gun dengan sebuah radar self-contained search-and-track yang terletak di dome putih di atas senapan. Setiap unit senapan memiliki magasin drum berisi 1.000 peluru dan dapat menembakkan 3.000 peluru per menit. Setiap peluru terlacak-radar, membuat CIWS dapat melakukan pengaturan jika diperlukan. Phalanx pertama kali dioperasikan di atas Enterprise pada 1980, dan dipasang pada Theodore Roosevelt selama masa pembangunan. Phalanx kemudian diretrofit pada kapal induk kelas Nimitz sebelumnya. Nimitz dan Dwight D. Eisenhower dipasangi dengan tiga, sementara kapal induk setelahnya dipasangi dengan empat.

CIWS digantikan dengan sistem Raytheon Mk 51 Rolling Airframe Missile (RAM) yang lebih mampu. Mk 51 RAM menembakkan misil RIM-116, yang mengkombinasikan seeker-head yang dimodifikasi dari surface-to-air missile (SAM) Stinger (FIM-92) portable dengan proven AIM-9 Sidewinder air-to-air missile (AAM). Misilnya berada di peluncur berputar berisi 21 misil. Mk 51 sangat efektif menghadapi ancaman sea-skimming kecepatan-tinggi modern. Pertama kali dipasang di atas Ronald Reagan dan George H.W. Bush, RAM diretrofit pada kapal induk sebelumnya selama periode perawatan. Nimitz dan Dwight D. Eisenhower yang memiliki tiga Mk 15 Phalanx dan satu peluncur NATO Sea Sparrow digantikan oleh dua sistem Mk 51. George Washington, Carl Vinson, dan Harry S. Truman masing-masing satu CIWS dan NATO Sea Sparrow digantikan oleh Mk 51.

Kapal AL AS menggunakan misil RIM-116B Block I, yang merupakan versi yang lebih canggih, memiliki kemampuan pemandu baik inframerah maupun pasif.

Perlindungan terhadap ancaman bawah air dilakukan oleh sistem countermeasure torpedo SLQ-25A “Nixie” kembar yang terletak di buritan kapal induk. Diperkenalkan tahun 1987 pada Carl Vinson dan Theodore Roosevelt, “Nixie” adalah sebuah alat noisemaker yang ditarik di belakang kapal induk, ketika terdapat ancaman dari torpedo yang dating, “Nixie” mengganggu torpedo dan menariknya menjauhi kapal induk menggunakan fiber-optic tow cable. SLQ-25B menambahkan alat deteksi torpedo dan sebuah SLX-1 Multi-Sensor Torpedo Recognition and Alertment Processor (MSTRAP), dan Launched Expendable Acoustic Decoy (LEAD). LEAD diluncurkan dari sistem decoy Mk 36, peluncur Mk 137. Sebuah sistem countermeasure torpedo eksperimental diujicobakan di Nimitz dari 1995 hingga 2000, sengan sedikit kesuksesan. Selama waktu tersebut, kapal induk dipasangi dengan sensor deteksi torpedo linear pasif SLR-24 yang ditarik di belakang kapal induk sebagai bagian dari purwarupa sistem SCT-1.

Perlindungan misil tambahan dilakukan oleh empat sistem countermeasure decoy Mk 36 Super Rapid Blooming Off-board Countermeasures (RBOC). Mk 36 merupakan sebuah mortar-tube launched decoy yang terdidi dari enam tabung fix 130mm yang dipasang secara parallel dua baris. Tabung peluncuran (diberi nama Mk 137) bersudut p45 derajat (empat tabung) dan 60 derajat (dua tabung) untuk mendapatkan penyerbaran optimum. Setiap RBOC Super dapat meluncurkan salah satu dari tiga tope decoy: SRBOC, yang menggunakan chaff untuk mengalahkan misil dan radar yang memancarkan RF; NATO Sea Gnat, yang mirip dengan SRBOC tetapi dengan jarak yang lebih jauh dan dengan payload yang lebih besar; dan TORCH, yang mengalahkan misil pencari-panas. Isi ulang manual terletak di dekat Mk 5 Ready Service Stations. Peluncur Mk 36 ditembakkan dari stasiun EW di bridge.

Electronic jamming dilakukan oleh SLQ-32(V)4 arrays, terletak di sisi kiri dan kanan, yang mendeteksi dan aktif meng-kounter ancaman dari misil yang dating. SLQ-32(V)4 juga dapat memicu modul chaff, memberikan respon Electronic Counter Measure (ECM) komprehensif. Kapal induk kelas Nimitz awal menggunakan SLQ-17, yang menggunakan pengecoh elektronik dan memproyeksikan citra “hantu” kea rah misil yang datang. 



Sistem Elektronik dan Radar

Kapal induk kelas Nimitz tergantung pada banyaknya peralatan radar dan sensor elektronik selama operasi normal dan masa perang. Dari navigasi dan komunikasi instan ke pemandu senjata, kapal induk kelas Nimitz dipenuhi oleh berbagai radom, antenna dan radar, sebagian besar darinya berada di sekitar struktur island. Beberapa, seperti antena cambuk VHF/UHF besar 35kaki (10,6m) berada di ujung dek. Antena-antena ini disimpan dalam posisi horizontal selama operasi penerbangan dan dinaikan jika dibutuhkan. Antena-antena ini dalam proses untuk dihilangkan ketika kapal induk akan mulai RCOH. Sebagian besar sistem signifikan yang digunakan untuk pencarian permukaan dan udara, navigasi, pendaratan pesawat dan komunikasi dijelaskan sebagai berikut:



Pencarian Udara

Kapal Induk Theodore Roosevelt hingga Harry S. Truman membawa radar pencari udara 2-D SPS-49(V)5 yang menawarkan jarak dan informasi hubungan. Nimitz, Dwight D. Eisenhower, Carl Vinson, dan Ronald Reagan masing masing membawa SPS-49A(V)1 yang lebih baru. Roosevelt akan menerima varian ini ketika selesai RCOH. Radar pencari udara tiga-dimensi (3D)-nya adalah SPS-48C pada semua kapal induk kecuali George Washington dan John C. Stennis (CVN 74), yang menggunakan radar SPS-48E. SPS-48 memberikan deteksi jarak jauh lebih dari 200 mil laut (370km) dan menampilkan jarak, azimut, dan elevasi target, memberikan citra 3D.


Pencarian Permukaan

Pencarian permukaan ditangani oleh SPS-67(V)1 (porsi spektrum elektromagnetik antara 500 hingga 1000 MHz), sebuah versi modular padat dari SPS-10 klasik. Semua kapal induk kelas Nimitz selain Theodore Roosevelt, yang memiliki sebuah Sperry Raster, menggunakan radar navigasi Furuno 904. SPS-67 menggantikan SPS-53 yang penggunaannya terbatas dan SPS-10, yang merupakan radar pencari permukaan standar ketika Nimitz diresmikan pada 1975. SPS-67 adalah radar pencari dan navigasi permukaan jarak-menengah yang beroperasi pada C-band. Performa SPS-67 disempurnakan melalui pengunaan sebuah mode pulsa 0,1-microdetik sempit yang menghasilkan resolusi dan deteksi yang lebih baik. Pulsa yang lebih besar digunakan untuk navigasi laut-terbuka. Navigasi juga disempurnakan oleh radar komersial LN-66, BridgeMaster E (BME), dan Furuno 904.


Komunikasi

Disamping antenna cambuk VHF/UHF yang disebutkan sebelumnya, kapal induk kelas Nimitz memiliki set komunikasi canggih jarak-lebar yang sanat tergantung pada Satellite Communications (SATCOM). Kapal induk kelas Nimitz sekarang memiliki: WSC-3 (UHF); WSC-6 (SHF) untuk Defense Satellite Communications System (DSCS); WRN-6 Satellite Signals Navigation Set (GPS); dan USC-38 (EHF) untuk komunikasi aman tahan jamming dan mempunyai kemungkinan kecil untuk diintersep/disadap. Mereka juga menggunakan SSQ-82; antena siaran armada SSR-1 FM; penerima WRN-6 GPS; SRN-9 dan penerima SRN-19 Navy Navigation Satellite System (NAVSAT); dan penerima SMQ-11 untuk satelit ramalan cuaca lautan TIROS-N. Kebanyakan penerima satelit berada di dome perlindungan tertutup, dimana mereka dapat dikontrol secara environmental untuk perform optimal.

Sebuah program untuk penggunaan sistem SATCOM komersial C-Band diujicobakan di George Washington pada 1993 dan setelah itu diadopsi pada kapal induk lain. Dikenal sebagai Challenge Athena (WSC-8), sistem ini mentransmisikan data intelijen, citra dan komunikasi personel kapal, seperti hubungan telepon Continental US (CONUS), telekonferensi video, email dan akses langsung ke stasiun televisi komersial. Sebuah versi baru berkecepatan tinggi, dikenal sebagai Challenge Athena III, sedang dalam tahap integrasi.


Carrier Controlled Approach (CCA)

Kapal induk juga tergantung pada sebuah sistem radar untuk mengendalikan Automated Carrier Landing System (ACLS) dan untuk memonitor dan membantu pesawat pada saat pendaratan (pendekatan akhir). Kapal induk kelas Nimitz sebelumnya menggunakan kombinasi dari SPN-35A (X-band carrier-control approach), -41 (gelombang mikro yang menyediakan data jalur penerbangan), -42 (radar ACLS Ka-band dengan X-band beacon receiver untuk kontrol marshaling dan presisi), dan -44 (gelombang mikro, digunakan oleh LSO); SPN-43A/B mulai menggantikan SPN-35 pada 1996. SPS-46 menggantikan -42, dimulai pada Theodore Roosevelt. Sistem radar ini memiliki sepasang antena yang mengarah ke buritan untuk membantu pesawat pada pendekatan akhir pendaratan pendek. Semua kapal induk kelas Nimitz tergantung pada sinyal suar pelacak URN-25 TACtical Air Navigation (TACAN) untuk membantu pesawat menemukan lokasi kapal induk.



Pertahanan Udara Terintegrasi

Percobaan terkini telah dilakukan untuk menambahkan sistem radar pertahanan udara terintegrasi untuk membantu perlindungan kapal induk dari ancaman yang dating. Dibangun oleh Raytheon, Ship Self-Defense System (SSDS) bersama sensor yang sudah ada seperti radar SPS-49 dan SPS-67, SLQ-32, dan sistem peluncuran suar Mk 36, dengan sistem persenjataan seperti Phalanx, BPDMS, dan Mk 51 RAM, untuk membentuk suatu sistem pertahanan udara organic.

Dwight D. Eisenhower menerima versi pertama dari SSDS, dikenal sebagai Advanced Combat Defense System (ACDS), pada 1998. Nimitz menerima pemasangan SSDS Mk 2 Mod 1 selama 2001. Sistem yang sama juga ditemukan pada Ronald Reagan. Sebuah sistem pertahanan udara terintegrasi yang lebih canggih direncanakan untuk digunakan pada Ronald Reagan dan George H.W. Bush di bawah julukan Project Akcita, yang menggabungkan elemen dari radar multi-fungsi, Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM), dan Advanced Integrated Electronic Warfare System (AIEWS). Radar A D-band, Project Akcita akan menggunakan teknologi circuit-terintegrasi monolitik dan akan mampu melacak lebih dari 1,000 target hingga jarak 245 mil (400km). Sistem ini akan digabungkan dan menggantikan SSDS. Sebagai tambahan, sistem terintegrasi baru dan komprehensif, dikenal sebagai USG-2 Cooperative Engagement Capability (CEC), dipasang pada kapal induk kelas Nimitz­ awal, yang mengkoordinasikan sistem sensor dan persenjataan dari seluruh CSG, termasuk pesawat yang berpangkalan di kapal induk, P-3 Orions yang berpangkalan di darat dan P-8A Poseidons, kapal yang dilengkapi-Aegis dan kapal perang amfibi utama. Dwight D. Eisenhower menjalani ujicoba dengan CEC versi USG-1 pada akhir 1994 dan versi USG-2 dipasang selama 2000-2002. Interaksi CEC adalah penting untuk platform E-2D Advanced Hawkeye yang dilengkapi dengan versi USG-3, bergabung dengan armada pada 2013.



Carrier Air Wing (CVW)

Sejak dimulainya aviasi kapal induk, kekuatan ofensif kapal induk dating dari air wing mereka. Carrier AirWing (CVW) terdiri dari campuran pesawat yang didesain untuk menyediakan kemampuan ofensif bagi kapal induk, ditambah kemampuan pertahanan untuk melindungi CSG, sejumlah pesawat pendukung dengan peran khusus. Ketika Nimitz mulai bertugas, setiap kapal induk memiliki dua skuadron pesawat fighter, pertama F-4 Phantoms dan selanjutnya F-14 Tomcats, dan tiga skuadron pesawat serang –dua skuadron serang-ringan dengan pesawat A-7 Corsair II dan satu skuadron serang-menengah dengan pesawat A-6E Intruder. Skuadron Intruder juga melaksanakan layanan pengisian bahan bakar di udara organic melalui “buddy stores” mereka – aerial refueling systems (ARS) – dan dengan empat pesawat tanker KA-6D (Intruder dipensiunkan pada 1996, bersama dengan misi serang segala-cuaca). Bersama-sama, skuadron ini membentuk inti dari kekuatan serang ofensif kapal induk. Tomcats, dengan misil jarak jauh mereka, AIM-54 Phoenix dan radar AWG-9, juga menyediakan pertahanan armada terhadap serangan misil dari bomber Soviet jarak jauh.

Pesawat lainnya beroperasi dengan peran pendukung, menyediakan peringatan dini udara dan jamming taktis udara, serta dukungan anti-kapal selam. E-2 Hawkeye, yang mulai beroperasi pada 1965, berperan sebagai “mata di langit” bagi armada, dengan radom berputarnya memberikan komandan battlegroup sebuah citra udara penuh ratusan mil di sekitar kapal induk. EA-6B Prowlers mendampingi pasukan serang, menawarkan jamming elektrik dan lokalisasi pemancar dari radar musuh dan lokasi SAM. Sejak 1984, Prowlers kadang membawa misil anti-radiasi AGM-88 HARM untuk menghancurkan radar musuh. Dukungan ASW dilakukan oleh helikopter dan setelah 1975, Lockheed S-3 Viking, yang diterjunkan dalam skuadron Air ASW (VS). Asset ASW menggunakan sebuah kombinasi dari sensor termasuk sonobuoys, radar pencari permukaan dan sebuah Magnetic Anomaly Detector (MAD), untuk mendeteksi, melokalisasi dan mengklasifikasi kapal induk, dan melaksanakan penyerangan menggunakan torpedo dan bom laut.

Komposisi airwing telah berubah secara signifikan sejak pelayaran pertama Nimitz pada 1975. Pada pelayaran tersebut, yang berlangsung dari 16 Juli hingga 24 September, Nimitz diterjunkan dengan Carrier Air Wing Eight (CVW 8), yang terdiri dari skuadron fighter VF-31 dan VMFA-333 (F-4J Phantom II), skuadron serang-ringan VA-82 dan -86 (A-7E Corsair II), skuadron serang-menengah VA-35 (A-6E Intruder; tanker KA-6D), sebuah skuadron peringatan dini VAW-116 (E-2B Hawkeye), dan sebuah skuadron electronic warfare, VAQ-130 (EA-6B Prowler). ASW disediakan oleh HS-15’s SH-3D Sea Kings.Pesawat intai (RF-4C atau RA-5C Vigilante) dan pesawat survei elektronik (EA-3B Skywarriors atau Whales). Misi intai-foto kemudian dilaksanakan oleh satu atau dua skuadron Tomcats menggunakan Tactical Reconnaissance Pod System (TARPS).

Komposisi air wing “konvensional” yang disebutkan di atas digunakan antara 1970an dan 1980an, Corsair II digantikan oleh Hornet pada pertengahan akhir 1980an. Selama 1990an, Intruder digantikan oleh satu skuadron Tomcats dan tiga atau empat skuadron F/A-18 Hornets berperan ganda. Skuadron VS, yang bertugas sebagai tanker bahan bakar bagi Intruder, terus bertugas hingga 2008.

Dua FA-18C Hornets Terbang di Atas USS Ronald Reagan (Foto: www.maritimequest.com)

Komposisi air wing terkini biasanya terdiri dari 44 pesawat serang – dua skuadron (masing-masing 11 pesawat) F/A-18E/F Super Hornets (satu -E dan satu -F), dan dua skuadron (masing-masing 11 pesawat) F/A-18A/C Hornets (satu di antaranta kemungkinan merupakan skuadron milik Korps Marinir AS); satu skuadron berisi empat EA-6B Prowlers; satu skuadron berisi empat E-2C Hawkeyes; dan tujuh SH-60F/HH-60H Seahawks.

F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF), diharapkan akan bergabung dengan armada pada 2015, akan menggantikan F/A-18C dan menjadi pelengkap Super Hornet. Sejak 2010, EA-6B digantikan dengan EA-18G Growler, sebuah turunan dari Block II F/A-8F Super Hornet. Juga, E-2D Advanced Hawkeye akan menggantikan E-2C Hawkeye 2000, dimulai pada 2014. MH-60R/S Seahawks sudah siap menggantikan helikopter SH-60B, -F, dan HH-60H sebagai bagian dari skuadron Helicopter Sea Combat (HSC) dan Helicopter Maritime Strike (HMS) yang baru dibentuk dan melakukan penerjunan pertamanya pada Januari 2010 di atas USS John C. Stennis.

Air wing dipimpin oleh seorang kapten yang disebut Commander, Carrier Air Wing, tetapi tetap dikenal sebagai “CAG,” sejak air wing dikenal sebagai Carrier Air Groups. CAG dianggap sebagai posisi komando utama dan kemungkinan dipegang oleh seorang petugas NFO. Lamanya masa jabatan biasanya 18 bulan.



Propulsi dan Powerplant

Powerplant kapal induk kelas Nimitz berada di Fourth Deck dan di bawah pengamanan ketat. Walaupun detail powerplant mereka sangat dirahasiakan, kapal induk kelas Nimitz didukung oleh dua reaktor Westinghouse A4W, masing-masing memproduksi cukup uap untuk menghasilkan 140,000shp (104MWe). Reaktor A2W digunakan pada USS Enterprise, yang memiliki delapan, sementara A3W merupakan reaktor yang awalnya akan digunakan untuk USS John F. Kennedy. Inti reaktor untuk Nimitz dan Dwight D. Eisenhower diperkirakan memiliki masa operasional 13 tahun, sementara pada Vinson dan kapal induk kelas Nimitz lain diperkirakan 15 tahun.

Reaktor A4W memanaskan air bertekanan, yang pada gilirannya memanaskan putaran air terpisah dan mengubahnya menjadi uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Uap ini menggerakkan empat turbin propulsi-utama dan mesin tambahan, serta menghasilkan uap untuk keempat ketapelnya. Tenaga dialirkan ke empat batang propeller 462kaki (140.8m), masing-masing beriameter 2kaki (0.6m) dengan berat lebih dari 364 ton, yang menggerakkan empat brass propeller lima-bilah berdiameter 22kaki (6.71m), yang masing-masih berbobot lebih dari 30 ton. Saking besarnya ukuran batang propeller, hingga harus dipasang dalam tujuh bagian.

Kontrol navigasi dilakukan dengan dua sirip kemudi, yang masing-masing berbobot 50 ton dan berukuran 29 kaki.

Kapal induk kelas Nimitz secara resmi memiliki kecepatan maksimal 30 knots (56km/jam), tetapi kecepatan aslinya masih dirahasiakan.

Reaktor kapal induk diawasi oleh Reactor Department, yang dapat memiliki sembilan divisi, termasuk kendali kerusakan khusus, yang pada beberapa kapal induk dikenal sebagai Divisi RXDC Division. Departemen ini dipimpin oleh petugas reaktor, biasanya seorang Komandan.





SPESIFIKASI 


Negara Asal: Amerika Serikat
Awal Tugas: 2003
Operator: Amerika Serikat

Awak: 5.680
Panjang: 1.092 kaki (332,84m)
Beam: 252 kaki (76,81m)
Draught: 41 kaki (12,50m)
Bobot: 97.000ton

Mesin: 2 x reaktor nuklir Westinghouse A4W dengan 4 x turbin uap yang menggerakkan 4 x batang propeller pada 260,000 shaft horsepower.
Kecepatan: 30knots (35mpj)
Jarak Operasional: Tidak Terbatas

Persenjataan:
2 x peluncur misil permukaan-ke-udara Sea Sparrow Mk 29
2 x peluncur misil permukaan-ke-udara jarak pendek RIM-116 RAM (Rolling Airframe Missile)

Air Arm: Hingga 90 pesawat dari berbagai tipe termasuk:
Fighter serang/pertahanan armada Boeing F/A-18 Hornet/Super Hornet
Grumman EA-6B Prowler EWA/Strike
Pesawat intai Northrop Grumman E-2C "Hawkeye 2000" AEW
Helikopter anti-kapal/kapal selam Sikorsky SH-60 Seahawk
Helikopter angkut Sikorsky HH-60 Seahawk
Pesawat angkut Grumman C-2A Greyhound

Kelas Kapal: Nimitz
Jumlah Kapal Sekelas: 10
Kapal Sekelas: USS Nimitz (CVN-68); USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69); USS Carl Vinson (CVN-70); USS Theodore Roosevelt (CVN-71); USS Abraham Lincoln (CVN-72); USS George Washington (CVN-73); USS John C. Stennis (CVN-74); USS Harry S. Truman (CVN-75); USS Ronald Reagan (CVN-76); USS George W. Bush (CVN-77)





SUMBER

Elward, Brad. 2010. New Vanguard 174: Nimitz-Class Aircraft Carriers. Osprey Publishing.
Fontenoy, Paul. 2006. Weapon and Warfare Series, Aircraft Carriers: An Illustrated History of Their Impact. ABC-CLIO.

www.fas.org
en.wikipedia.org
www.uscarriers.net
www.militaryfactory.com
www.globalsecurity.org 

Kamis, 13 Februari 2014

HMS Illustrious (87)


Foto: fleetairarmarchive.net



Nama: HMS Illustrious (Illustrious Class fleet carrier) 
Dibangu Oleh: Vickers-Armstrong, di Barrow-in-Furness 
Laid down: 27 April 1937 
Diluncurkan: 5 April 1939 
Mulai Bertugas: 25 May 1940 
Status: Dibongkar pada 1956 


HMS Illustrious dibangun oleh Vickers-Armstrongs di Barrow-in-Furness dan mulai ditugaskan pada Mei 1940, kurang dari sebulan sebelum tenggelamnya HMS Glorious. Kapal induk ini merupakan kapal pertama dari empat kapal induk armada kelas Illustrious, yang kesemuanya memiliki hangar dan dek penerbangan berlapis baja. Lapis baja ini membuat kapasitas hangar berkurang tetapi memberinya kelebihan dalam hal proteksi menghadapi serangan bomber-tukik maupun kamikaze.

Pada Agustus 1940. “Lusty” bergabung dengan Armada Mediterania, dan skuadronnya dengan cepat memperoleh reputasi dalam hal efisiensi. Kejayaan kapal induk ini diperoleh pada malam hari 10-11 November 1940, ketika pesawat bomber-torpedo Swordfish menyerang armada Italia di Taranto, menenggelamkan satu battleship dan melumpuhkan dua lainnya. Pada Juni 1941, HMS Illustrious diserang oleh pesawat Axis ketika beroperasi di Sisilia. Kapal ini terhantam delapan kali, dengan sebuah bomb seberat 500kg menembus lapis bajanya dan meledak di dalam hangar. Kapal induk ini kemudian diperbaiki di Norfolk, Virginia, dan kembali ke Mediterania melalui Samudera India, di mana dia mendukung operasi pendaratan di Madagaskar. Setelah kembali ke Mediterania, kapal induk ini ikut ambil bagian dalam Operasi Husky (Invasi Sisilia), dan menerbangkan pesawat patrol di atas pantai Salerno.

Kapal induk ini menyelesaikan perang sebagai bagian dari Armada Pasifik Inggris yang baru dibentuk. Di kepulauan Okinawa, dek penerbangan berlapis bajanya membuktikan kelebihannya ketika serangan kamikaze gagal membuat kapal induk lumpuh. “Lusty” pada akhirnya dipensiunkan dan dibuang pada 1956.




SEJARAH 


Latar Belakang

Pada awal 1930an, menjadi jelas bahwa hanya ada sedikit dukungan internasional untuk perjanjian AL selanjutnya. Sebuah indikasi dari meningkatnya ketegangan internasional adalah dengan adanya pembatalan “Ten-Year Rule” oleh Inggris pada 1932. London Naval Treaty (1930) dianggap tidak berhasil dan London Naval Treaty Kedua (1936) yang telah ditandatangani, diabaikan oleh Jepang dan Italia.

Perjanjian baru dibuat dan membatasi kapal induk baru pada bobot maksimal 23.000 ton, dan perencana AL Inggris segera mulai membuat desain untuk kelas kapal induk baru berdasarkan desain dari Ark Royal yang pada saat itu sedang dalam pembangunan.

Pada 1936, Departemen AL Inggris memperkenalkan sebuah program pembangunan baru yang termasuk di dalamnya pembangunan dua kapal induk baru. Sea Lord Ketiga, Sir Reginald Henderson yang merupakan mantan komandan Kapal Induk Furious, menyadari bahwa ancaman terbesar dari kapal-kapal induk baru ini di perairan Eropa adalah dari pesawat dari darat. Selain itu, bagaimanapun juga, kapal induk harus cukup cepat untuk menghindar dari kapal permukaan musuh, sementara para kapal pengawalnya diharapkan mampu melindungi mereka dari kapal selam. Henderson mengharapkan, untuk mengatasi ancaman udara tersebut kapal induk harus dilindungi dengan baik melalui lapis baja yang dapat bertahan dari hantaman langsung bom seberat 500lb. Hasilnya adalah lahirnya kapal induk armada pertama di dunia yang berlapis baja. Pekerjaan untuk mendesain kapal baru ini diserahkan pada William Forbes, kepala desainer kapal induk AL.

Segala bentuk konstruksi AL selalu membutuhkan kompromi. Desain harus seimbang antara kecepatan, proteksi dan kapasitas pesawat. Level proteksi ekstra kapal induk baru ini, berarti mengorbankan salah satu dari dua elemen lainnya. Telah diputuskan bahwa lapis baja ekstra ini membuat kapal menjadi sangat berat, sehingga tidak seperti Ark Royal yang memiliki dua dek hangar, kapal induk ini hanya memiliki satu. Hal ini memperendah pusat gravitasi, tetapi juga mengurangi separuh kapasitas hangar, yang berarti kapal induk hanya mampu membawa pesawat dalam jumlah yang lebih sedikit. Ark Royal memiliki kapasitas 60 pesawat, sementara kapal induk baru ini terbatas pada 36 pesawat.

Fitur kunci dari kapal induk baru ini adalah ‘armoured box’ mereka. Dek penerbangannya dilindungi dengan 3in (75mm) lapis baja dan ‘box’ ini di sepanjang kapal, mencakup seluruh hangar. Bagian sisi kapal dilindungi oleh 4½in (112.5mm) lapis baja, serta bulkhead dengan ketebalan yang sama di depan dan di belakang. ‘Box’ ini kemudian bergabung dengan sabuk lapis baja yang melundungi bagian vital kapal induk, sistem propulsi, tangki bahan bakar dan magazine. Hangarnya sendiri memiliki panjang 458 kaki, lebar 62 kaki dan tinggi 16 kaki, dan dalam keadaan mendesak dapat memuat 30 pesawat bomber-torpedo Fairey Swordfish dan enam pesawat fighter atau bomber-tukik.

Titik kelemahan dari struktur kapal induk ini adalah pada elevator yang terletak padamasing-masing ujung dek penerbangan. Keduanya harus tetap tanpa lapis baja karena harus tetap ringan agar dapat beroperasi. Akan tetapi, dua layar lapis baja yang dapat bergerak dapat digeser selama diperlukan untuk melindungi hangar jika bomb menghantam lift. Cara cerdik digunakan di Pasifik dengan membuat gambar lift tiruan dengan cat di dek penerbangan untuk menipu pilot dan pembidik bom musuh.

Program 1936 menyebut kebutuhan dua kapal induk, tetapi konstruksinya tertunda, sementara Forbes tetap membuat spesifikasi untuk ‘armoured box’. Desain Forbes akhirnya disetujui pada Desember, dan dua kapal pertama dari kelas Illustrious –Illustrious dan Victorious- mulai dibangun pada musim semi 1937.



Konstruksi

Illustrious dibangun oleh Vickers-Armstrongs at Barrow-in-Furness, diluncurkan pada 1939, dan mulai dioperasikan pada 16 April 1940. Kapal induk ini memiliki bobot 28.000 ton dan mampu mengangkut 57 pesawat, termasuk sekitar 33 hingga 36 pesawat (tergantung tipe) di dalam hangar berlapis baja. Illustrious mengangkut lebih sedikit pesawat dibandingkan pendahulunya, Ark Royal dan kapal induk kelas Indomitable dan Implacable. Hangar berlapis baja berat membuat kapasitasnya menjadi lebih kecil dibandingkan Ark Royal, tetapi setelah round-down dek penerbangan dihilangkan selama refit dan mulai dipakainya deck park permanen, kapasitas angkut pesawatnya meningkat drastis.

Kapal induk ini memiliki nama panggilan “Lusty” yang diberi oleh para awak yang berdinas di dalamnya. Pada 24 Mei 1940, Illustrious menjalani uji coba tenaga penuh dan mencatatkan 113,700 shp pada 234.2 rpm. Kecepatan persisnya tidak tercatat tetapi diperkirakan kapal induk ini mampu mencapai 31 knots (57 km/j; 36 mpj) dengan kekuatan penuh.

Biaya pembangunan Illustrious adalah £3,800,000. Peralatan elektronik yang dipasang padanya bernilai £13,500, dan pesawat terbang yang dioperasikan pada 1939 bernilai £600,000.


Foto: fleetairarmarchive.net

Masa Dinas

Illustrious bergabung dengan armada pada Agustus 1940. Penugasan pertamanya di Laut Mediterania, di mana dia bertugas untuk memberikan payung udara, menyerang kapal-kapal Axis, dan menyerang posisi di Afrika Utara.

Pada 31 Agustus, Illustrious meluncurkan serangan pada lapangan udara di Maritza. Pada 11 November 1940, kapal induk ini menjadi kapal induk pertama di dunia yang melancarkan serangan besar kepada armada musuh dalam sebuah serangan berani terhadap armada Italia di Taranto. Dua puluh satu pesawat milik Skuadron Nomor 813, 815, 819 dan 824 dari kapal induk Illustrious menyerang armada Italia pada malam hari. Armada Italia lengah dan satu battleship tenggelam dan dua lainnya rusak parah.

Pada 10 Januari 1941, ketika sedang mengawal konvoi Operation Excess di timur Sisilia, Illustrious diserang oleh bomber Axis Savoia-Marchetti SM.79 dan Junker Ju 87. Kapal induk ini terhantam enam bom dan menderita kerusakan besar: ruang perawatan kesehatan dan bangsalnya hancur, dan di antara mereka yang gugur adalah pemain rugby W.G.E Luddington. Ketika dalam masa perbaikan di Malta, kapal induk ini kembali dibomb pada 16 dan 19 Januari, yang mengakibatkan kebocoran pada kompartemen hull luar dan beberapa kerusakan kecil lainnya, tetapi ruangan mesinnya tetap utuh. Pada 23 Januari, Illustrious berlayar ke Aleksandria, Mesir untuk perbaikan sementara dan tiba pada siang 25 Januari.

Illustrious diperbaiki di Aleksandria hingga 19 Maret 1941, kemudian berlayar ke Durban, Afrika selatan untuk masuk dok kering dalam rangka pemeriksaan kerusakan bawah air. Dia kemudian berlayar ke Virginia untuk perbaikan permanen dan refit substansial di Norfolk Navy Yard, tiba pada 12 Mei.

Di Norfolk, kerusakan diperbaiki, serta beberapa modifikasi dibuat. Modifikasi ini termasuk pemasangan elevator pesawat yang lebih baik, penambahan ruang dek penerbangan sepanjang 50 kaki (15m), penambahan sepuluh senapan anti-pesawat 20mm, dan modifikasi ketapel untuk pengoperasian pesawat buatan AS. Pengerjaan tersebut selesai pada Oktober. Illustrious kemudian menjalani ujicoba, yang berhasil diselesaikan pada Desember. Dia kemudian berlayar ke Inggris bersama dengan kapal induk sekelasnya, Formidable. Pada 16 Desember, dikarenakan kondisi cuaca yang ekstrim, kedua kapal tersebut bertabrakan yang mengakibatkan kerusakan serius pada keduanya.

Illustrious diperbaiki di Greenock hingga akhir Februari 1942. Pada 23 Maret, dia berlayar menuju Samudera Hindia.

Pada Mei 1942, Illustrious dan sister ship-nya, Indomitable memberikan payung udara untuk Operation Ironclad, pendaratan di Madagaskar. Dia kemudian ditugaskan ke Armada Timur Jauh. Dari Juni hingga Agustus 1942, Illustrious bersama Armada Timur Jauh bertempur menghadapi pasukan Jepang, termasuk dalam Operasi Stab pada Agustus.

Pada September 1942, Illustrious kembali ke Madagaskar untuk Operasi Stream, yang menuntaskan pendudukan Sekutu. Dia kemudian berlayar ke Durban untuk refit singkat dan kembali bergabung dengan Armada Timur Jauh pada Desember.

Akan tetapi tak lama kemudian, dia ditarik ke Inggris pada 5 Januari 1943. Dari Maret hingga Mei 1943, Illustrious menjalani refit di Birkenhead. Dek penerbangan diperpanjang lebih lanjut, radar baru dipasang, senapan anti-pesawat 20mm tunggal diganti dengan ganda, dan dua kabel penangkap pesawat baru dipasang.

Setelah uji coba, Illustrious bergabung dengan Force A yang merupakan bagian dari Home Fleet pada Juli 1943 untuk Operation Governor. Operation Governor bertujuan untuk memancing battlesip Jerman, Tirpitz, dan heavy cruiser lain keluar untuk bertempur, dengan melakukan serangan lemah di Pantai Norwegia Selatan. Pada September, Illustrious dipindahkan ke Forde H di Mediterania, untuk memberikan payung udara bagi pendaratan di Salerno (Operation Avalanche).

Illustrious kemudian kembali ke Inggris untuk refit singkat, termasuk penambahan senapan anti-pesawat 20 mm ganda dan upgrade ketapel. Illustrious ditugaskan untuk kembali bergabung dengan Armada Timur Jauh; dia meninggalkan Inggris pada 30 Desember 1943, dan tiba di Trincomalee, Ceylon pada 31 Januari.

Dari Februari hingga Agustus 1944, dia beroperasi dengan Armada Timur Jauh, dan berpartisipasi dalam berbagai penyerangan, termasuk penyerangan ke kepulauan Indonesia. Sabang pada 19 April 1944 dan 22 Juli 1944, dan Surabaya pada 17 Mei 1944. Dia juga menyerang Port Blaid di kepulauan Andaman pada 22 Juni 1944 dan membawa 57 pesawat pada operasi ini. Pada suatu saat, dia menerbangkan 51 dari 57 pesawatnya, termasuk 15 Barracuda dan 23 Corsair selama penyerangan Port Blair.

Serangan Air-Arm Illustrious di Palembang  (Foto: fleetairarmarchive.net)

  

Pada September dan Oktober 1944, Illustrious menjalani refit di Simon’s Town, Afrika Selatan. Dia kembali bergabung dengan Armada Timur Jauh pada November dan melakukan beberapa serangan. Pada 16 Desember Illustrious ditugaskan untuk bergabung dengan Armada Pasifik Inggris yang baru dibentuk, dan berlayar ke Australia. Dalam perjalanan, dia menyerang Palembang pada 24 dan 29 Januari 1945. Dia tiba di Sydney pada 9 Februari. Di Sydney, batang baling-baling tengahnya dilepas karena rusak, yang mengakibatkan kecepatan maksmumnya turun menjadi 24 knots (44km/j; 28mpj).

Pada 4 Maret, dia berlayar bersama Armada Pasifik lainnya ke Kepulauan Manus, dan pada 19 Maret ke Ulithi. Illustrious dan sister ship-nya, Indomitable dan Victorious, bersama Indefatigable bergabung dengan Armada pasifik AS, dengan nama Task Force 57 (TF 57).

Dari 26 Maret hingga 9 April, TF 57 memberikan dukungan udara bagi invasi Okinawa (Operation Iceberg), memenangkan battle honour terakhir. Pada 6 April, Illustrious mengalami kerusakan bawah air serius akibat serangan kamikaze. Pada 9 April, Illustrious berpencar untuk melakukan penyerangan terhadap Formosa, tetapi pada 14 April dia digantikan oleh Formidable, dan dikirim ke Filipina untuk inspeksi.

Kerusakannya ternyata lebih serius daripada yang diperkirakan, dan dia kembali ke Sydney dan kemudian ke Rosyth untuk perbaikan dan refit, yang selesai pada Juni 1946.

Setelah perang, dia mendapatkan peran sebagai kapal latih dan ujicoba, dan dia terus mengalami masalah pada getaran yang sebagian diatasi dengan adanya desain propeller baru. Pada 1946, dia dipasangi dengan propeller lima-bilah pada batang tengahnya.

Dia menjalani refit dan modernisasi pada Januari hingga Agustus 1948, dan berhasil mencapai kecepatan 29 knots (54 km/j; 33 mpj) pada ujicoba dengan 110.600 shp pada 227,5 rpm. Pada 1950, dalam ujicoba kekuatan penuh, dia mencapai kecepatan 29,2 knots (54.1 km/j; 33,6 mpj) dengan 111.480 shp pada 225,1 rpm. Pada 1953 she dia menjadi bagian dari Fleet Review untuk merayakan Pemahkotaan Queen Elizabeth II. Illustrious dipensiunkan pada akhir 1954, dijual pada 3 Desember 1956, dan pada akhirnya dibongkar di Faslane. 




DESAIN

Gambar: New Vanguard 168, British Aircraft Carriers 1939-1945

Keterangan:
1. Quarterdeck
2. Safety net
3. Aircraft lift
4. Balance weight trunks
5. 4.5in HA/LA twin mountings (8)
6. Flight deck
7. Arresting wires
8. Transmitting masts (raised)
9. 7 ton seaplane and boat crane
10. Deck for 32ft cutter (not shown)
11. Wardroom
12. Pom-pom directors
13. Hanger deck
14. Aircraft stowed positions
15. Stores
16. Engine room supply vents (4)
17. Type 27 IFF interrogator aerial
18. Type 79 air warning radar (replaced by Type 281 in December 1940)
19. Thermograph
20. Type 72 DM apparatus screen
21. D deck
22. C deck
23. B deck
24. Signal house top
25. A deck
26. Assisted take-off gear
27. Aircraft lift
28. Direction lights
29. Windscreen
30. PO recreation space
31. Crew recreation space
32. CPO recreation space
33. Mess
34. 44in searchlight projector
35. Upper gallery deck
36. Lower gallery deck
37. Upper deck
38. Main deck
39. Lower deck
40. Platform deck
41. Hold
42. Multiple Mk VI 2pdr pom-pom mountings (6)
43. Bomb lift
44. Mess
45. Bilge keel
46. Petrol tank
47. Boiler (6)
48. Boiler uptake
49. Boiler room vent
50. Oil fuel tanks
51. Engine room (3)
52. 27ft whaler (stowed)
53. HA direction tower
54. 32ft cutter (stowed)
55. Officers’ cabins
56. Squadron leader’s cabin
57. 44in searchlight
58. Propeller (3)
59. Single rudder




SPESIFIKASI 

Struktur
Muatan Standar: 23.000 ton
Muatan Penuh: 28.661 ton
Panjang: 743ft 9in
Beam: 95ft 9in;
Draught: 24ft

Komplemen: 1.229 awak
900 officer
250 air group

Proteksi Lapis Baja
Dek Penerbangan: 3in
Hangar dan sabuk: 4½in

Performa
Tiga turbin Parsons dan enam pendidih Admiralty, menghasilkan 111.000 steam horsepower.
Kecepatan: 30½knots
Kapasitas Bahan Bakar: 4,850 tons

Persenjataan
5 x 8 x 2pdr "pom-pom" AA
3 x 1 x 40mm Bofors AA
19 x 2 x 20mm Oerlikon AA
14 x1 x 20mm Oerlikon AA

Air Arms
1940: 33 pesawat: Fulmars dan Swordfish
September 1942: 21 Martlet, 6 Fulmar, dan 18 Swordfish
Juli 1943: 28 Martlet dan 18 Avenger
Januari 1944: 24 Corsair dan 21 Barracuda
Mei 1944: 24 Corsair dan 18 Avenger
Juni 1944: 42 Corsair dan 15 Barracuda
November 1944: 36 Corsair dan 15 Avenger




SUMBER

Konstam, Angus. 2010. New Vanguard 168: British Aircraft Carriers1939-45. Osprey Publishing.
Fontenoy, Paul. 2006. Weapon and Warfare Series, Aircraft Carriers: An Illustrated History of Their Impact. ABC-CLIO.

Rabu, 28 Maret 2012

INS Viraat



INS Viraat (foto: www.aircraftcarrier.name)

INS Viraat (R22) (Sanskrit: Virāṭ. "Giant") adalah sebuah kapal induk kelas Centaur yang saat ini beroperasi untuk AL India. INSViraat adalah flagship dari AL India yang merupakan kapal induk tertua yang masih beroperasi dan salah satu dari dua kapal induk yang berada di wilayah Samudera Hindia.

Viraat selesai dibangun dan mulai ditugaskan pada 1959 sebagai HMS Hermes milik Royal Navy Inggris, dan ditransfer ke India pada 1987. Pada 2009 terdapat laporan bahwa setelah selesainya refit di tahun tersebut, India kemungkinan akan tetap mengoperasikan kapal induk ini hingga 2020. Pada saat itu, kapal induk ini akan menyelesaikan masa tugas selama 60 tahun, lebih dari dua kali perkiraan awal masa dinas/pelayaran selama 25 tahun. Pada saat itu juga, dua kapal induk produksi dalam negeri India sudah bisa beroperasi secara penuh, seperti yang diungkapkan oleh sumber dari Al India yang tidak disebutkan namanya.

Air Group Viraat saat ini terdiri dari 12 hingga 18 pesawat fighter Sea Harrier V/STOL dan tujuh atau delapan helikopter anti-kapal selam Sea King atau Kamov “Hormone”. Dalam keadaan darurat, Viraat dapat mengoperasikan hingga 30 Harrier. In emergencies, the Viraat can operate up to 30 Harriers. Saat ini, pesawat Sea Harrier dipersenjatai dengan Sea Eagle Anti-Ship Missiles (ASMs) dan misil Matra 550 Magic. Helikopternya, seperti Sea King, digunakan sebagai Anti-Submarine Warfare (ASW), Search-And-Rescue (SAR) dan transport. Kapal induk ini dilengkapi dengan sistem pertahanan titik misil “Barak” yang dibuat oleh Israel.

Dalam sebuah skenario masa perang, INS Viraat dapat meluncurkan hingga 18 pesawat tempur. INS Viraat secara ideal cocok untuk dua misi: mendukung operasi amfibi dan melancarkan operasi ASW (Anti Kapal Selam).


Foto: www.bharat-rakshak.com

Sejarah Operasional

Dinas Royal Navy Inggris

INS Viraat pada awalnya ditugaskan untuk Royal Navy Inggris sebagai HMS Hermes pada 18 November 1959. Selama karirnya sebagai Hermes, dia berperan sebagai flagship gugus tugas Royal Navy selama Falkland Islands Campaign pada 1982. Kapal induk ini kemudian terus bertugas hingga 3 tahun kemudian hingga dipensiunkan dari tugas aktif pada 1985.


Perpindahan ke AL India

Setelah mengevaluasi kapal-kapal dari beberapa negara, terutama kapal induk Italia, Garibaldi, AL India membeli HMS Hermes pada April 1986 dan melakukan perbaikan ekstensif di Devonport Dockyard, Plymouth, Inggris, untuk memastikan operabilitas kapal hingga dekade mendatang. Peralatan kontrol penembakan baru, radar navigasi, proteksi NBC yang lebih baik dan landing deck aids dipasang pada proses perbaikan ini. Boilernya dikonversi untuk berperasi dengan distillate fuel. Setelah proses perbaikan selesai, kapal ini ditugaskan ke AL India dengan nama Viraat pada Mei 1987.


First Mid-service Refit

Pada September 1993, ruang mesin Viraat kebanjiran, membuat kapal induk tersebut sementara tidak dapat beroperasi selama beberapa bulan. Pada 1995 kapal induk ini kembali beroperasi dengan radar pencari baru. 


Second Mid-service Refit

Antara Juli 1999 dan April 2001, INS Viraat selesai menjalani life-extension refit yang menambah kemungkinan serviceablilitas-nya hingga 2010. Refit ini meng-upgrade sistem propulsi, paket sensor tambahan untuk mengeluarkan suara peringatan darurat, dan memperkenalkan sistem komunikasi modern. Sebagai tambahan, radar survey jarak jauh, sistem persenjataan dan hangar baru dengan tirai api telah dipasang. Sistem lift dirubah untuk mengurangi waktu reaksi pada saat adanya serangan dan sistem alarm banjir baru juga dipasang. Pada awal Juni 2001 Viraat kembali beroperasi setelah refit hampir 2 tahun lamanya. 

Kemudian kapal induk ini juga mengambil bagian dalam International Fleet Review di Mumbai pada Februari 2001. Wing commander Ashoka Padmanabhan menerbangkan Tigermoth-B970 dari kapal induk ini yang sedang bersauh 1,5 mil laut dari Gateway of India.


Third Mid-service Refit

Kapal induk ini harus ditarik ke dok kering untuk dilakukan perbaikan pada pertengahan 2003 dan kembali beroperasi pada November 2004, selama perbaikan ini kapal dipasangi dengan Barak SAM.


Fourth Mid-service Refit

Viraat menjalani perbaikan keempat selama karirnya di AL India dari Januari hingga Agustus 2009 di Cochin Shipyard, Kochi, India. Perbaikan ini diharapkan memastikan berlanjutnya masa tugas kapal induk ini untuk AL India hingga 2015. Viraat menjalani pelatihan di Laut Arap selama 1,5 bulan sebelum diterjunkan ke Teluk Aden.


Short Refit

Pada 12 Juli 2011 INS Viraat tiba di Cochin Shipyard untuk perbaikan singkat yang dijadwalkan selesai dalam 2 bulan. Sebagai bagian perbaikan, kapal dibersikan, diperbaiki dan dicat ulang untuk mengurangi masalah korosi. Menurut Rear Adm. Anil Kumar Chawla, Assistant Chief of Naval Staff for Foreign Cooperation and Intelligence, kapal induk mungkin akan beroperasi hingga 2020, didukung dengan pesawat Sea Harrier-nya untuk operasi ship-borne.


Decommissioning Plans

Pada 2004, India membeli kapal induk Admiral Gorshkov dari Rusia dengan harga US$ 2.35 miliar termasuk komponen pesawat. Kapal induk ini diharapkan mulai beroperasi pada 2013–2014 sebagai INS Vikramaditya. Viraat diharapkan akan digantikan pada 2015-16 oleh kapal induk baru buatan dalam negeri, kelas Vikrant. Setelah pembaruan mesin dan hull, serta upgrade elektronik, kapal induk ini akan dapat beroperasi hingga 2020. Jika INS Vikramaditya bergabung dengan Western Naval Fleet pada 2012, AL India akan segera memiliki dua Carrier Battle Groups. Pada 2015, dengan kedatangan kapal induk baru kelas Vikrant, maka berarti AL India akan memiliki 3 Carrier Battle Groups.


Struktur

Viraat dilengkap dengan ski jump 12° untuk mengoperasikan Sea Harrier, sebuah dek penerbangan yang diperkuat, dan lapis baja setebal 1,2 inci di ruang mesin dan magasin. Kapasitas magasin terdiri dari 80 torpedo ringan. Kapal induk ini mempertahankan kemampuan angkut komando hingga 750 pasukan dan membawa empat LCVP landing craft di bagian belakang. Dalam sebuah skenario masa perang, INS Viraat dapat meluncurkan hingga 18 pesawat tempur. INS Viraat secara ideal cocok untuk dua misi: mendukung operasi amfibi dan melancarkan operasi ASW (Anti Kapal Selam). Walaupun dengan mempertimbangkan usia dan jarak, INS Viraat dapat melakukan operasi naval and air power secara efektif dimana saja di wilayah Asia Selatan.

Skema dari www.the-blueprints.com


Karakteristik Umum

Struktur:
Kelas dan Tipe: Kapal Induk Kelas Centaur
Bobot: 23,900 ton (standar); 28,700 ton (beban penuh)
Panjang: 226.5 m (743 kaki)
Beam: 48.78 m (160.0 kaki)
Draught: 8.8 m (29 kaki)

Performa:
Propulsi: 2 x Parsons geared steam turbines; 4 boiler dengan 400 psi, 76,000 shp
Kecepatan: 28 knots (52 km/h)
Jarak: 6,500 mi (10,500 km) pada kecepatan 14 knots (26 km/h)
Komplemen
Maksimum 2,100;
1,207 awak kapal
143 air crew

Sensor dan Sistem Pemrosesan:
1 x radar udara BEL/Signaal RAWL 02
1 x radar udara/permukaan RAWS 08
2 x radar navigasi BEL Rashmi
1 x radar kendali penembakan EL/M-2221 STGR
1 x radar Plessey Type 904
1 x sistem FT 13-S/M Tacan

Sonar:
1 x sonar terpasang di hull Graseby Type 184M

Electronic warfare and decoys:
1 x BEL Ajanta ESM
2 x peluncur chaff Knebworth Corvus

Persenjataan:
2 x 40mm Bofors AA guns
16 x Barak SAM VL cells

Air Group
(Kapasitas total 30 Pesawat):
Fleet Defence - Sea Harrier FRS51
Airborne Early Warning - Kamov Ka-31 Helix-B
ASW/ASV - Sea King Mk. 42B dan Kamov Ka-28 Helix-A
Commando Assault and Vertical Replenishment - Sea King Mk. 42C

Minggu, 15 Januari 2012

French submarine Surcouf (N N 3)



Surcouf NN3 (foto: blog.naver.com)

Nama: Surcouf 
Asal Nama: Robert Surcouf 
Dipesan: Desember 1927 
Diluncurkan: 18 Oktober 1929 
Ditugaskan: Mei 1934 
Dicoret dari Registrasi: 6 Desember 1943 
Akhir Dinas: Tenggelam, 18 Februari 1942 


Surcouf (N N 3) adalah kapal selam Perancis yang dipesan untuk dibangun pada Desember 1927, diluncurkan pada 18 Oktober 1929 dan ditugaskan pada Mei 1934. Surcouf—diberi nama untuk menghormati prajurit Perancis Robert Surcouf—merupakan kapal selam terbesar yang pernah dibuat hingga dilampaui oleh kapal selam Jepang, I-400. Karir masa perangnya yang singkat ditandai dengan kontroversi dan teori konspirasi. Kapal ini diklasifikasikan sebagai “undersea cruiser" oleh berbagai sumber pada masanya.


Awal Karir 

Washington Naval Treaty telah membuat batasan tegas untuk konstruksi kelautan oleh dan untuk kekuatan kelautan utama dunia pada saat itu, tetapi tidak pada konstruksi kapal selam. AL Perancis berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari hal ini dengan membangun tiga “kapal selam corsair”, yang mana Surcouf merupakan yang pertama dan satu-satunya yang akhirnya selesai dibuat.

Surcouf didesain sebagai sebuah "cruiser bawah air” yang berfungsi untuk melacak dan terlibat dalam pertempuran permukaan. Untuk pengintaian, dia dapat mengangkut sebuah pesawat observasi amfibi Besson MB.411 dalam sebuah hangar di belakang menara conning; untuk pertempuran, kapal ini dipersenjatai dengan delapan pipa torpedo 550mm (22 inci) dan empat 400mm (16 inci), serta meriam kembar 203mm (8inci) dalam sebuah turret kedap-bertekanan di bagian depan menara conning. Amunisi meriam disuplai dari magasin yang berkapasitas 60 amunisi. Meriam dikontrol oleh “pengarah” yang dilengkapi dengan rangefinder 5m (16 kaki), yang dipasang cukup tinggi untuk melihat hingga jarak 11 km (5,9 mil laut atau 6,8 mil), dan dapat menembak setelah 3 menit kapal muncul ke permukaan. Dengan menggunakan periskop untuk mengarahkan tembakan meriam utamanya, Surcouf dapat meningkatkan jarak jangkau tembakan hingga 16 km. Secara teori, pesawat observasi Besson dapat digunakan untuk menyerang langsung di luar jarak jangkau maksimal meriam sejauh 39km. Kanon dan senapan mesin anti pesawat di pasang di bagian atas hangar.


Pesawat Amfibi Besson sedang dirakit (foto: http://zone.sousmarins.free.fr)

Surcouf juga mengangkut sebuah perahu motor 4,5 m dan berisi ruang kargo yang dapat digunakan untuk 40 tahanan. Tangki bahan bakar milik kapal selam sangat besar bagi bahan bakar yang cukup untuk pelayaran sejauh 19.000 km, dan suplai untuk jangka waktu 90 hari dapat diangkut.

Tidak lama setelah Surcouf diluncurkan, London Naval Treaty akhirnya membuat pembatasan untuk desain kapal selam. Setiap penanda tangan perjanjian (termasuk Perancis) tidak boleh memiliki lebih dari tiga kapal selam besar, yang masing-masing tidak boleh memiliki bobot standar 2.800 ton, dengan merian tidak boleh melebihi kaliber 6,1 inci (150mm). Surcouf, yang melebihi batasan ini, dibebaskan atas desakan keras dari Menteri Angakatan Laut Georges Leygues, tetapi kapal selam besar sekelas Surcouf tidak lagi dibuat.

Walaupun dengan spesifikasinya yang impresif, Surcouf terbukti terganggu dengan masalah-masalah mekanis; trim-nya susah diatur selama penyelaman, di permukaan kapal ini berguling-guling dengan keras saat laut tidak bersahabat, dan kapal ini membutuhkan waktu lebih dari dua menit untuk menyelam hingga kedalaman 12 meter, yang membuatnya rentan terhadap serangan pesawat. 


Perang Dunia Kedua 

Pada 1940, Surcouf berpangkalan di Cherbourg, tetapi pada Juni, ketika invasi Jerman, kapal ini sedang direparasi di Brest. Dengan hanya satu mesin yang berfungsi dan dengan sebuah baling-baling yang macet, kapal ini tertatih-tatih melintasi Selat Inggris dan mengungsi di Plymouth.

Pada 3 Juli, Inggris kuatir bahwa Armada Perancis akan diambil alih oleh Kriegsmarine Jerman ketika Perancis menyerah, dan melakukan Operation Catapult. AL Royal Inggris memblokade pelabuhan di mana kapal perang Perancis berlabuh dan mengirimkan ultimatum untuk bergabung kembali melawan Jerman. Kebanyakan menerima dengan suka rela, dengan dua pengecualian penting: Armada Afrika Utara di Mers-el-Kebir dan kapal-kapal yang berpangkalan di Dakar. Hal ini dianggap pengkhianatan oleh Inggris, dan menyebabkan ratusan kematian ketika Inggris mulai melakukan penembakan.

Kapal-kapal Perancis yang berlabuh di pelabuhan Inggris dan Kanada juga dinaiki oleh marinir, pelaut dan tentara bersenjata, dan insiden serius terjadi Plymouth, di kapal Surcouf pada 3 Juli, ketika dua opsir AL Royal Inggris terluka fatal fan seorang pelaut Inggris tertembak mati oleh dokter kapal selam.

Perselisihan antara Inggris dengan Perancis disebabkan oleh aksi ini, dan meningkat ketika Inggris berusaha untuk memulangkan pelaut Perancis yang ditawan: Kapal RS Inggris yang membawa mereka pulang ditenggelamkan oleh Jerman, banyak orang Perancis yang menyalahkan Inggris atas kejadian ini.


AL Perancis Merdeka 

Pada Agustus 1940, Inggris menyelesaikan reparasi Surcouf dan memberikannya kepada AL Perancis Merdeka (Forces Navales Françaises Libres, FNFL) untuk patroli konvoy. Satu-satunya opsir yang masih ditawan, Louis Blaison, kemudian menjadi komandan kapal baru. Karena ketengangan Inggris-Perancis mengenai kapal selam ini, tudingan dilontarkan oleh kedua belah pihak, Inggris juga mengklaim bahwa Surcouf telah menyerang kapal-kapal Inggris. Kemudian seorang opsir dan dua pelaut Inggris ditugaskan di kapal ini sebagai “penghubung”. Kekurangan utama kapal selam ini adalah membutuhkan 110-130 awak, yang tiga kali lebih banyak dari jumlah kapal selam konvensional. Hal ini membuat AL Royal Inggris enggan menugaskan kapal ini kembali.

Surcouf kemudian menuju pangkalan Inggris di Halifax, Nova Scotia dan mengawal konvoy trans-Atlantik. Pada April 1941, dia dirusakkan oleh pesawat Jerman di Devonport; pada 28 Juli, Surcouf menuju Galangan Kapal AS di Portsmouth, New Hampshire untuk reparasi selama tiga bulan. Setelah meninggalkan galangan kapal, Surcouf menuju New London, Connecticut. Hal ini masih tetap belum jelas mengapa AS mengijinkan kapal di bawah bendera yang tidak mereka kenali (Perancis Merdeka) pada saat itu, untuk menjalani perbaikan di AS. Surcouf meninggalkan New London pada 27 November untuk kembali ke Halifax.

Pada Desember 1941, Surcouf mengangkut admiral Perancis Merdeka Émile Muselier ke pemerintah Kanada, di Quebec City. Ketika Admiral berada di Ottawa, melakukan konferensi dengan Pemerintah Kanada, kaptenSurcou didekati oleh reporter New York Times Ira Wolfert dan menanyakan tentang rumor yang menyatakan bahwa kapal selam akan membebaskan Saint-Pierre and Miquelon (kepulauan Perancis, 10 km dari Newfoundland) untuk Perancis Merdeka dari kontrol Vichy. Wolfert menemani kapal selam ke Halifax, Nova Scotia, yang mana pada 20 Desember, mereka bergabung dengan corvette-corvette Perancis Merdeka: Mimosa, Aconit dan Alyse, dan pada 24 Desember mengambil alih kontrol kepulauan untuk Perancis Merdeka tanpa perlawanan.

Sekretaris Negara AS Cordell Hull—yang telah menyimpulkan perjanjian dengan pemerintahan Vichy untuk netralitas di wilayah Eropa. Presiden AS menginginkan restorasi status quo. Roosevelt melakukannya, tetapi ketika Charles de Gaulle menolak, dia menjatuhkan masalah ini. Cerita Ira Wolfert membantu opini populer Amerika menjauh dari Vichy.

Rumor lain yang berhubungan dengan hal ini bahwa pada 1 Januari 1942, Roosevelt mengirimkan destroyer AS ke Saint-Pierre untuk mengembalikannya ke kontrol Vichi dan Surcouf menurut dugaan menembak destroyer, membunuj satu atau dua awak AS. Tidak ada dokumentasi yang mendukung rumor ini, dan bukti tidak langsung signifikan circumstantial bertentangan dengan kejadian ini.Terdapat dokumentasi bahwa pada akhir Januari, Perancis Merdeka memutuskan untuk Surcouf ke teater Pasifik. Pergerakan ini membuat tumor bahwa kapal selam ini akan membebaskan Martinique dari Peransie Merdeka dari Vichy.

Setelah pecahnya perang dengan Jepang, Surcouf diperintahkan untuk ke Sydney, Australia melalui Tahiti. Kapal ini meninggalkan Halifax pada 2 Februari menuju Bermuda, kemudian menuju Terusan Panama pada 12 Februari. 


Surcouf NN3 di Permukaan (Foto: blog.naver.com)

Akhir Dinas 

Surcouf tenggelam pada 18 Februari 1942 di sekitar 80 mil (70 mil laut; 130 km) utara Cristóbal, Colón, ketika sedang menuju Tahiti melalui Terusan Panama. Kapal barang AS SS Thompson Lykes—berlayar sendirian dari teluk Guantanamo pada malam hari— dilaporkanon menabrak objek menyelam dengan puing dikedua sisi kapal. Pengintainya mendengar teriakan manusia di air, tetapi kapal barang ini tetap melanjutkan perjalanannya tanpa berhenti, ketika mereka berfikir bahwa mereka menabrak kapal selam Jerman, walaupun tangisan permintaan totlong terdengar dalam bahasa Inggris. Sebuah sinyal dikirimkan ke Panama, menjelaskan insiden ini.

Penyelidikan mengenai insiden ini sembrono dan terlambat, ketika selanjutnya Perancis menyelidiki ide yang mendukung bahwa tenggelamnya kapal selam ini karena "friendly fire"; kesimpulan ini didukung oleh Rear Admiral Auphan dalam bukunya yang berjudul The French Navy in World War II yang mana dia menyatakan bahwa, "for reasons which appear to have been primarily political, she was rammed at night in the Caribbean by an American freighter." Charles de Gaulle menyatakan dalam memoarnya bahwa Surcouf "had sunk with all hands".

Bangkai kapalnya berada pada kedalaman 3,000 m (9,800 kaki) di koordinat 10°40′N 79°32′W.

Terdapat memorial untuk Surcouf di pelabuhan Cherbourg.


Teori-Teori 

Terdapat cerita alternatif mengenai akhir hanyat Surcouf. Mengabaikan teori bahwa kapal ini ditelan oleh Segitiga Bermuda, salah satu teori yang paling populer adalah bahwa kapal selam ini diketahui sedang mengisi bahan bakar U-Boat Jerman di Long Island Sound, dan kedua kapal selam ini ditenggelamkan oleh kapal selam AS USS Mackerel dan Marlin, atau oleh sebuah blimp (floating airship) penjaga pantai AS.

Banyak cerita bahwa banyak emas dari Harta Perancis yang berada di ruang kargo besar milik Surcouf, dan bahwa bangkai kapal sudah diketemukan dan dimasuki oleh Jacques Cousteau pada 1967.

Penyelam Lee Prettyman melaporkan penemuan Surcouf pada 1960an (1967?) dan terdapat artikel surat kabar yang melaporkannya berserta gambarnya di surat kabar Hartford Courant. Artikel ini kemudian dicabut setelah adanya ancaman.

James Rusbridger mempelajari beberapa teori dalam “Who Sank Surcouf?”, menemukan bahwa kebanyakan dari teori-teori tersebut dapat dibantah, kecuali satu: rekaman dari 6th Heavy Bomber Group yang beroperasi di Panama menunjukkan bahwa mereka menenggelamkan kapal selam besar di pagi hari 19 Februari. Karena tidak ada laporan kapal selam Jerman yang hilang di wilayah tersebut pada tanggal itu, maka inilah Surcouf. Dia memperkirakan bahwa tabrakan telah merusakkan radio milik Surcouf dan kapal yang rusak parah ini tertatih-tatih menuju Panama dengan harapan terbaik.



Skema Surcouf NN3 (gambar: www.the-blueprints.com)


Karakteristik Umum 

Tipe: Kapal Selam

Bobot:
Permukaan: 3.300 ton
Menyelam: 4.373 ton
Bobot mati: 2.930 ton

Panjang: 110 m

Beam: 9 m

Draft: 7.25 m

Installed power:
Permukaan: 7,600 hp
Menyelam: 3,400 hp

Propulsi:
2 × mesin diesel Sulzer (permukaan)
2 × motor elektrik (menyelam)
2 × screws

Kecepatan:
Permukaan: 18.5 knots
Menyelam: 10 knot

Jarak Tempuh:
Permukaan: 18,500 km pada 10 knot; 12,600 km pada 13.5
Menyelam: 130 km pada 4.5 knot; 110 km pada 5 knot

Daya Tahan: 90 hari

Kedalaman Uji: 80 m

Perahu Pendaratan: 1 × perahu motor di dalam sumur dek kedap air

Kapasitas: 280 ton

Awak: 8 opsir dan 110 orang

Persenjataan:
2 × meriam 203 mm (8 inci)
2 × senapan anti-pesawat 37 mm (1.46 inci)
4 × senapan mesin anti-pesawat 13.2 mm (0.52 inci)
6 × tabung torperdo 550 mm (22 inci) (14 torpedo)
4 × tabung torpedo 400 mm (16 inci) (8 torpedo)

Pesawat yang diangkut: 1 × pesawat amfibi Besson MB.411


Sumber: