Kamis, 29 Maret 2012

Chieftain Main Battle Tank



Chieftain Mk 3 Laturn 2 (foto: en.wikipedia.org)



Nama: Chieftain 
Tipe Klasifikasi: Main Battle Tank 
Kontraktor: BAe Systems Land Systems - Inggris 
Negara Asal: Inggris 
Jumlah Produksi: 900 
Operator: Inggris, Kuwait, Oman, Irak (rampasan dari Iran), Iran dan Yordania 


FV 4201 Chieftain adalah MBT milik Inggris selama 1960an hingga 1970an. MBT ini merupakan salah satu MBT tercanggih di eranya, dan saat diperkenalkannya pada 1966, MBT ini memiliki meriam utama terkuat dan lapis baja terberat dari semua tank di dunia. Chieftain juga memperkenalkan posisi pengemudi “supine” (miring ke belakang), memungkinkan desain hull yang miring dengan berat yang dikurangi.

MBT Chieftain secara cepat menjadi tank terkuat di pasaran hingga kemunculan Leopard 1 milik Jerman Barat. Sebagai pengganti tank seri Centurion, meriam utama 120mm milik Chieftain merupakan upgrade utama dari standar 105mm Perang Dingin, dan chassisnya memberikan kemungkinan besar untuk pengembangan panjang untuk varian baru di masa yang akan datang. MBT ini terlihat secara diterima secara luas di Timur Tengah melalui ekspor dan terlibat dalam operasi tempur ekstensif selama perang Iran-Irak, bertempur untuk kedua belah pihak, baik diperoleh dengan membeli (Iran), atau berasal dari rampasan (Irak, rampasan dari Iran).

Dari luar, Chieftain mempertahankan desain low profile strategis. Hal ini berhasil dilakukan melalui desain posisi duduk pengemudi yang merebah/berbaring di bagian depan hull, sementara desain turret dan hull dipertahankan tetap rendah dari tanah. Chieftain juga dicirikan dengan enam road wheel besar di setiap sisi roda rantainya, desain hull depan dengan kemiringan tajam dan turret cor baja miring yang terpasang di bagian tengah hull. Mesin kuat Leyland 6-silinder berada di bagian belakang hull dan menghasilkan sekitar 750hp. Akomodasi awaknya berjumlah 4, yaitu pengemudi, komandan, penembak dan loader. Pengemudi di bagian depan hull, komandan dan penembak di bagian kanan turret, sedangkan loader di bagian kiri turret.

Chieftain terkenal dengan pemakaian meriam utama powerful L11A5 120mm yang pada saat itu menjadi meriam utama terkuat dan mampu membawa 64 proyektil 120mm. Pengisian proyektil terdiri dari dua fase proses yang membutuhkan loading charges. Tipe amunisinya standar yang terdiri dari armor piercing, tracer, smoke dan yang lainnya. Persenjataan tambahannya terdiri dari senapan anti-pesawat 12,7 mm yang terpasang di atas turret, tetapi pengoperasiannya dapat dilakukan dari dalam turret. Sebuah senapan mesin 7.62mm terpasang secara koaksial terhadap meriam utama, sementara senapan mesin 7.62mm tambahan terpasang di kupola. Untuk sistem pertahanan, terdapat 12 peluncur granat asap yang terdiri dari dua bagian (masing-masing 6 peluncur di setiap sisi turret). Peralatan perlindungan NBC penuh dan penglihatan malam juga dipasang. Selanjutnya, lapis baja pasif diupgrade sehingga meningkatkan tingkat proteksi awak.

Iran menerima Chieftain dengan nama seri "Shir" dalam dua mark selama masa produksi, dengan mark kedua mencapai 1.225 tank. Dipercaya bahwa Irak berhasil merampas 100 Shir dalam pertempuran. Oman dan Kuwait juga menerima sejumlah tank bekas dan baru.

Chassis Chieftain terbukti sangat adaptable dan menghasilkan berbagai macam varian yang sudah beroperasi. Di antaranya mulai dari armored recovery and engineer vehicles dan armored bridgelayer. Chieftain pada akhirnya digantikan perannya oleh MBT seri Challenger.



Pengembangan

Chieftain diturunkan dari lini tank panjang yang dimulai dari Mark II Matilda II pada 1939. Suksesor Matilda berkembang dari pendukung infantri melalui cruiser menjadi MBT karena merekadibuat jauh lebih cepat dan bersenjata besar, Matilda II (40mm), Cromwell (57mm dan 75mm), Comet (76mm), dan Centurion (76.2mm, 83.4mm, dan 105mm).

Centurion (foto: www.historyofwar.org)


Setiap desain selanjutnya menjadi lebih berat. Centurion mempunyai berat mendekati 57 ton dan dapat bergerak dengan kecepatan hanya 22 mil per jam di jalanan.

Pada akhir 1940an dengan ancaman T-54/55 milik Soviet dan rumor T-62, desainer-desainer di Leyland mulai menjalankan program Chieftain untuk menggantikan Tank Medium Chieftain dan Tank Berat Conqueror. Hasilnya adalah tank yang mengakomodasi daya tembak, kecepatan dan agilitas.

Chieftain adalah sebuah pengembangan evolusioner radikal dari lini tank yang sukses, Centurion. Inggris belajar selama PD II bahwa tank-tank mereka sering kalah dalam hal proteksi dan daya tembak, dibandingkan dengan tank yang dipakai oleh musuh, dan hal ini menyebabkan level kematian yang tinggi ketika bereka berhadapan dengan tank Jerman yang superior selama PD II.

Pada periode pasca perang, AD Inggris memasangi Centurion dengan meriam 120mm dari tank berat Conqueror sebagai senjata anti-tank jarak jauh melawan IS-3 milik Soviet.

Leyland, yang terlibat dalam Centurion, telah membuat purwarupa tank baru milik mereka sendiri pada 1956, dan ini menjadi spesifikasi untuk tank baru. Desainnya diterima pada awal 1960an. Chieftain didesain agar memiliki lever proteksi sebaik mungkin dan dilengkapi dengan meriam rifled 120mm. Lapis bajanya yang tebal dan berat mengakibatkan mobilitas berkurang, terutama karena terbatasnya tenaga mesin, membuat hal ini menjadi kekurangan utama Chieftain. Mesin yang dipilih memakai multi-fuel dan pada saat diperkenalkan, tenaganya lebih rendah dari yang diharapkan. Pengembangan dan perbaikan lanjut terhadap mesin ini gagal meningkatkan tenaga mesin sesuai dengan yang diharapkan.

Mesin BL awal menghasilkan sekitar 450bhp kepada sprocket yang berarti kecepatan maksimalnya sekitar 25 mpj dan performa lintas alamnya menjadi sangat terbatas. Kegagalan lapisan silinder dan kebocoran pendingin umum terjadi. Oleh karena itu, asap putih menjadi familiar muncul dari saluran gas buang. Pada akhir 1970an, desain mesin berubah dengan munculnya Belzona yang digunakan untuk memperbaiki seal lapisan silinder. Output mesin juga meningkat menjadi 850bhp ke sprocket. Ini berarti performa yang lebih baik dan bertambahnya kecepatan. Akan tetapi, mesin merupakan kegagalan utama MBT ini, bersama dengan suspensi coil spring yang tidak nyaman, yangmembuat tank sulit dikendalikan pada saat lintas alam, dan membuat awak di dalamnya tidak nyaman.



Desain

Desain Chieftain mengutamakan pada daya tembak dan proteksi, tetapi dengan mengorbankan mobilitas. Berat tank yang sekitar 60 ton ini membuatnya underpowered. Silhouette Chieftain dua kaki lebih rendah jika dibandingkan dengan pendahulunya, Conqueror.

Turret Chieftain (foto: en.wikipedia.org)

Desain Chieftain termasuk hull dan turret yang sangat miring yang sangat meningkatkan ketebalan efektif dari armor frontal – 388 mm (15,1 inci) pada glasis (dari ketebalan aktual 120 mm (4,7 inci)) dan 390 mm (15,4 inci) pada turret (dari 195 mm (7,7 inci)). Chieftain memiliki turret mantleless, untuk mendapatkan keuntungan penuh dari perebahan tank hingga 10 derajat pada posisi hull-down.

Turret dicor dalam dua bagian dan kemudian dipatri bersama. Appliqué armor memberikan proteksi turret tambahan pada bagian depan dan belakang kupola komandan tank.

Hull dicor dalam tiga bagian, yang kemudian dipatri bersama, dan seperti tank Inggris sebelumnya, dibagi menjadi tiga kompartemen – kompartemen kemudi, tempur dan mesin, dari depan ke belakang.

Chieftain membawa empat awak. Pengemudi berada di depan dalam tempat duduk semi-berbaring, yang membantu mengurangi ketinggian total, dengan palka di sebelah kanan. Komandan, penembak dan loader berada di dalam turret, yang berisi sebuah kupola berotasi terpisah untuk komandan. Komandan memiliki penglihatan 360° penuh melalui berbagai periskop, serta peralatan penglihatan malam. Di bagian kiri turret terdapat searchlight infra-merah besar di ruang berlapis baja. Loader berada di sebelah kiri dan penembak di sebelah kanan, sementara komandan berada di belakang penembak.

Mesin Leyland L60 memiliki desain piston berlawanan dua-tak dengan multi-fuel sistem, sehingga mesin ini dapat menggunakan petrol ataupun diesel, atau bahan bakar apapun di antaranya. Pada kenyataannya mesin tidak dapat menghasilkan tenaga seperti yang diinginkan dan tidak handal dengan perkiraan tingkat kerusakan 90%, tetapi pengembangan dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Masalah utama mesin ini adalah kegagalan lapisan silinder, masalah penggerak fan dan kebocoran terus-menerus karena getaran dan saluran pipa yang buruk. Akan tetapi, dengan peningkatan tenaga mesin, beratnya pun menjadi lebih berat.

Tank dikendalikan oleh conventional tillers hydraulically actuating onto external brake discs. Cakram bekerja melalui epicyclic gearbox menghasilkan "regenerative" steering. Pada kenyataannya, cakram dan bantalan terendam dalam minyak dan bahan bakar, sehingga steering (pengendalian) menjadi sulit. Gearbox beroprasi dengan gaya-sepeda-motor dengan sebuah kick up/kick down "peg" di bagian kiri yang menggerakan unit elektro-hidrolis di dalam gearbox; akseleratornya beroperasi dengan kabel oleh kaki kiri. Suspensinya bertipe Horstmann bogie dengan plat sisi besar untuk melindungi track dan memberikan perlindungan stand-off dari serangan hollow charge.

Ketika diperkenalkan pada Mei 1963, Chieftain merupakan tank dengan persenjataan terkuat di dunia. Persenjataan utamanya adalah meriam rifled L11A5 120 mm. Meriam ini berbeda dengan kebanyakan tank pada saat itu karena menggunakan proyektil dan charges yang diisi secara terpisah, berkebalikan dengan amunisi tetap tunggal.

Charges terbungkus dalam tas yang dapat terbakar. Charges yang dapat terbakar disimpan dalam 36 ceruk yang dikelilingi dengan campuran air/glikol, yang disebut sebagai "wet-stowage". Jika proyektil musuh menembus kompartemen tempur, jaket akan hancur dan campuran air/glikol akan merendam charges dan mencegah ledakan besar.

Meriam dapat menembakkan berbagai macam amunisi, tetapi biasanya bertipe high explosive squash head (HESH), armour-piercing discarding sabot (APDS), atau amunisi praktis yang setara dengan kedua tipe tersebut. AD Inggris memutuskan untuk mengganti meriam utama Chieftain dengan meriam rifled bertekanan tinggi L30, yang lebih kuat.

Chieftain dapat membawa hingga 62 proyektil (walaupun APDS hanya dapat membawa 36 buah, karena terbatasnya penyimpanan propelan). Meriam distabilkan dengan sistem fully computerized integrated control, sehingga meriam utama dapat ditembakkan secara akurat ke sasaran dengan jarak 2.000m ketika bergerak, dan 3.000m kerika diam. Persenjataan sekundernya terdiri dari senapan mesin koaksial L8A1 7.62 mm dan sebuah senapan mesin 7,62 mm lagi terpasang di kupola komandan. Senapan mesin range-finding digunakan untuk membantu meriam utama sebelum Barr and Stroud laser sight Barr and Stroud dipasang. Setelah itu, sebagian besar senapan range-finding dilepas. Dua pelontar granat asap enam-laras dipasang di sisi turret.

Sistem Kontrol Penembakan awalnya adalah Marconi FV/GCE Mk 4. Sebuah ranging gun kaliber .50 (12,7 mm) dipasang di atas meriam utama (dengan amunisi 300 buah). Senapan ini mampu menembak dengan jarak maksimum 2.600 yard (2.400m), pada titik ini tracer pada ranging rounds meledak. Komandan tank memiliki kupola berotasi dengan sembilan blok penglihatan dan sebuah periskop, ditambah dengan senapan mesin 7,62mm dan proyektor inframerah yang koaksial terhadap senjata. Sistem pembidikan disediakan untuk penembak dan komandan, mereka memiliki pembesaran 1x atau 8x, dan mereka dapat diganti dengan sistem penglihatan inframerah untuk operasi malam hari (dengan pembesaran 3x). Sisi kiri turret terdapat searchlight cahaya putih/infra merah besar di dalam sebuah kotak berlapis baja. Sistem ini memiliki jarak jangkau hingga 1-1,5 km.

Dari awal 1970an, versi Mk 3/3 mengganti ranging gun dengan sebiah laser rangefinder Barr and Stroud LF-2 dengan jarak 10km. Ini memungkinkan penyerangan dari jarak yang lebih jauh, dan juga dapat dihubungkang dengan sistem kontrol penembakan, memungkinkan penembakan dan pergantian target yang lebih cepat.

Dari Mk 5 dan seterusnya, sistem kontrol penembakan disediakan oleh Marconi IFCS (Improved Fire Control System), menggunakan komputer balistik digital. Upgrade tidak terselesaikan hingga akhir 1980, ketika beberapa tank (tetapi tidak banyak) mengganti searchlight infra merah dengan TOGS, sistem imaging termal yang sebelumnya dipakai pada Challenger. Banyak tank memiliki lapis baja Stillbrew yang dimaksudkan untuk menghadapi meriam 125 mm Soviet dan misil anti-tank berat. Tank-tank ini menjadi versi Mark 13.

Chieftain memiliki sebuah sistem proteksi NBC, yang tidak dimiliki Centurion. Sistem proteksi NBC ini menggunakan sistem penyaringan udara bertekanan.



Service

Model Chieftain pertama kali diperkenalkan pada 1967. Seperti tank kompetitor asal Eropa lainnya, Chieftain memiliki pasar ekspor besar di negara-negara Timur Tengah, tetapi tidak seperti Centurion, tank ini tidak digunakan oleh negara NATO lain ataupun negara-negara persemakmuran. Chieftain disuplai paling tidak ke enam negara, termasuk Iran, Kurait, Oman dan Yordania. Sebuah perjanjian penjualan Chieftain ke Israel dibatalkan oleh pemerintah Inggris pada 1969 setelah perang Arab-Israel 1967. Iran menjadi negara asing pemakai Chieftain terbesar yang menerima 707 Mk-3P dan Mk-5P, 125–189 FV-4030-1, 41 ARV dan 14 AVLB sebelum revolusi 1979. Chieftain sangat berperan dalam perang Iran-Irak 1980-1988, dan memberikan perlawanan yang baik terhadap tank Soviet. Irak disebutkan berhasil lebih dari 300 Chieftains selama perang, banyak di antaranya masih dalam keadaan baik karena ditinggalkan oleh awaknya. Rencana pengiriman lebih lanjut, seri 4030 yang lebih baik, dibatalkan.
  • Inggris: Mengoperasikan dari 1965 hingga 1995. 
  • Iran: 707 Mk-3P dan Mk-5P, 125–189 FV-4030-1, 41 ARV dan 14 AVLB dibeli sebelum revolusi 1979. 100 tank masih beroperasi hingga 2005. (100 pada 1990, 250 pada 1995, 140 pada 2000, 200 pada 2002). 
  • Irak: 30 tank masih beroperasi pada 1990. Semuanya kemudian hancur atau dibuang. 
  • Yordania: 274 Khalid dikirim antara 1981-1985 + 90 MK5/5 dari Irak. 
  • Kuwait: 175 pada 1976, 45 pada 1989, 20 pada 1995, 17 di penyimpanan pada 2000. 
  • Oman: 27 dikirim pada 1981–85. 


Varian
  • Chieftain Mk 1: 40 tank latih, 1965–1966. 
  • Chieftain Mk 2: Model pertama dengan mesin 650 hp. 
  • Chieftain Mk 3: Peralatan ekstra dipasang memberikan peningkatan pada beberapa sub-mark. 
  • Chieftain Mk.5: Varian produksi akhir, dengan upgrade mesin dan sistem proteksi NBC. 
  • Chieftain Mk.6-9: Upgrade tambahan untuk tank Mark sebelumnya, termasuk tambahan radio Clansman. 
  • Chieftain Mk.10: Upgrade Mark 9, penambahan Stillbrew Crew Protection Package pada bagian depan turret dan cincin turret. 
  • Chieftain Mk.11: Upgrade Mark 10, searchlight diganti Thermal Observation and Gunnery System (TOGS), yang diproduksi oleh Barr and Stroud. 
  • Chieftain Mk.12/13: Pengajuan upgrade lebih lanjut, dibatalkan ketika Challenger 2 diluncurkan. 
  • Chieftain 900: Chieftain dengan lapis baja Chobham 
  • FV4205 AVLB: Bridge-laying vehicle 
  • FV4204 ARV/ARRV: Armoured Recovery Vehicle, Armoured Recovery and Repair Vehicle. 
  • Chieftain AVRE: Armoured Vehicle Royal Engineers, varian ombat engineering yang digunakan oleh Royal Engineers. 
  • Chieftain Marksman: versi self-propelled anti-aircraft gun, yang dilengkapi dengan turret meriam kembar Marksman. 
  • Chieftain Mineclearer: pengembangan penyapu ranjau. 
  • Chieftain Sabre: dengan turret Anti-pesawat 30mm kembar 
  • Khalid (juga bernama 4030P2J - P = Phase & J = Jordan)/Shir (Lion) 1: Varian Yordania/Iran dengan running gear dari Challenger 1. 
  • Weapon Carriers: Chassis Chieftain dimodifikasi untuk membawa senjata pertahanan udara ("Marksman" 2 x 35 mm cannon) dan sebuah howitzer 155 mm dalam berbagai macam modifikasi. 
  • Shir 2: Varian Iran. Terdapat perbedaan visual dari Chieftain Mk. 5 termasuk hull bagian belakang yang miring, penghapusan Searchlight dari area kiri turret dan keranjang penyimpanan dipasang ulang, saluran air dibuang dari sekitar palka pengemudi di plat glasis, kluster lampu dimodifikasi di plat glasis, dan ruang alat penglihatan yang lebih besar di kupola komandan. 
  • Mobarez Tank: Versi upgrade Iran dari Chieftain. 


3-view Chieftain (www.inetres.com)


Spesifikasi untuk Chieftain Mk 5

Dimensi:
Panjang: 35.40 kaki (10.79m)
Lebar: 11.48 kaki (3.50m)
Tinggi: 9.48 kaki (2.89m)

Struktur:
Awak: 4
Berat: 60.6 US Short Tons (55,000kg; 121,254lbs)

Persenjataan:
1 x Meriam Utama 120mm
1 x RMG 12.7mm
1 x Senapan Mesin Koaksial 7.62mm
1 x Senapan Mesin 7.62mm
2 x 6 Pelontar Granat Asap

Amunisi:
64 x proyektil 120mm
300 x amunisi 12.7mm
6,000 x amunisi 7.62mm
12 x Granat Asap

Powerplant:
Mesin: 1 x mesin multi-fuel 6-silinder 2-tak Leyland L60 dengan output 750 hp.

Performa:
Kecepatan Maksimum: 48 km/j (30mpj) 
Kecepatan Lintas Alam: 30km/j
Jarak Maksimum: 280 mil (450 km)

Sistem:
Proteksi NBC: Ya
Penglihatan Malam: Ya




Sumber:
en.wikipedia.org

Rabu, 28 Maret 2012

INS Viraat



INS Viraat (foto: www.aircraftcarrier.name)

INS Viraat (R22) (Sanskrit: Virāṭ. "Giant") adalah sebuah kapal induk kelas Centaur yang saat ini beroperasi untuk AL India. INSViraat adalah flagship dari AL India yang merupakan kapal induk tertua yang masih beroperasi dan salah satu dari dua kapal induk yang berada di wilayah Samudera Hindia.

Viraat selesai dibangun dan mulai ditugaskan pada 1959 sebagai HMS Hermes milik Royal Navy Inggris, dan ditransfer ke India pada 1987. Pada 2009 terdapat laporan bahwa setelah selesainya refit di tahun tersebut, India kemungkinan akan tetap mengoperasikan kapal induk ini hingga 2020. Pada saat itu, kapal induk ini akan menyelesaikan masa tugas selama 60 tahun, lebih dari dua kali perkiraan awal masa dinas/pelayaran selama 25 tahun. Pada saat itu juga, dua kapal induk produksi dalam negeri India sudah bisa beroperasi secara penuh, seperti yang diungkapkan oleh sumber dari Al India yang tidak disebutkan namanya.

Air Group Viraat saat ini terdiri dari 12 hingga 18 pesawat fighter Sea Harrier V/STOL dan tujuh atau delapan helikopter anti-kapal selam Sea King atau Kamov “Hormone”. Dalam keadaan darurat, Viraat dapat mengoperasikan hingga 30 Harrier. In emergencies, the Viraat can operate up to 30 Harriers. Saat ini, pesawat Sea Harrier dipersenjatai dengan Sea Eagle Anti-Ship Missiles (ASMs) dan misil Matra 550 Magic. Helikopternya, seperti Sea King, digunakan sebagai Anti-Submarine Warfare (ASW), Search-And-Rescue (SAR) dan transport. Kapal induk ini dilengkapi dengan sistem pertahanan titik misil “Barak” yang dibuat oleh Israel.

Dalam sebuah skenario masa perang, INS Viraat dapat meluncurkan hingga 18 pesawat tempur. INS Viraat secara ideal cocok untuk dua misi: mendukung operasi amfibi dan melancarkan operasi ASW (Anti Kapal Selam).


Foto: www.bharat-rakshak.com

Sejarah Operasional

Dinas Royal Navy Inggris

INS Viraat pada awalnya ditugaskan untuk Royal Navy Inggris sebagai HMS Hermes pada 18 November 1959. Selama karirnya sebagai Hermes, dia berperan sebagai flagship gugus tugas Royal Navy selama Falkland Islands Campaign pada 1982. Kapal induk ini kemudian terus bertugas hingga 3 tahun kemudian hingga dipensiunkan dari tugas aktif pada 1985.


Perpindahan ke AL India

Setelah mengevaluasi kapal-kapal dari beberapa negara, terutama kapal induk Italia, Garibaldi, AL India membeli HMS Hermes pada April 1986 dan melakukan perbaikan ekstensif di Devonport Dockyard, Plymouth, Inggris, untuk memastikan operabilitas kapal hingga dekade mendatang. Peralatan kontrol penembakan baru, radar navigasi, proteksi NBC yang lebih baik dan landing deck aids dipasang pada proses perbaikan ini. Boilernya dikonversi untuk berperasi dengan distillate fuel. Setelah proses perbaikan selesai, kapal ini ditugaskan ke AL India dengan nama Viraat pada Mei 1987.


First Mid-service Refit

Pada September 1993, ruang mesin Viraat kebanjiran, membuat kapal induk tersebut sementara tidak dapat beroperasi selama beberapa bulan. Pada 1995 kapal induk ini kembali beroperasi dengan radar pencari baru. 


Second Mid-service Refit

Antara Juli 1999 dan April 2001, INS Viraat selesai menjalani life-extension refit yang menambah kemungkinan serviceablilitas-nya hingga 2010. Refit ini meng-upgrade sistem propulsi, paket sensor tambahan untuk mengeluarkan suara peringatan darurat, dan memperkenalkan sistem komunikasi modern. Sebagai tambahan, radar survey jarak jauh, sistem persenjataan dan hangar baru dengan tirai api telah dipasang. Sistem lift dirubah untuk mengurangi waktu reaksi pada saat adanya serangan dan sistem alarm banjir baru juga dipasang. Pada awal Juni 2001 Viraat kembali beroperasi setelah refit hampir 2 tahun lamanya. 

Kemudian kapal induk ini juga mengambil bagian dalam International Fleet Review di Mumbai pada Februari 2001. Wing commander Ashoka Padmanabhan menerbangkan Tigermoth-B970 dari kapal induk ini yang sedang bersauh 1,5 mil laut dari Gateway of India.


Third Mid-service Refit

Kapal induk ini harus ditarik ke dok kering untuk dilakukan perbaikan pada pertengahan 2003 dan kembali beroperasi pada November 2004, selama perbaikan ini kapal dipasangi dengan Barak SAM.


Fourth Mid-service Refit

Viraat menjalani perbaikan keempat selama karirnya di AL India dari Januari hingga Agustus 2009 di Cochin Shipyard, Kochi, India. Perbaikan ini diharapkan memastikan berlanjutnya masa tugas kapal induk ini untuk AL India hingga 2015. Viraat menjalani pelatihan di Laut Arap selama 1,5 bulan sebelum diterjunkan ke Teluk Aden.


Short Refit

Pada 12 Juli 2011 INS Viraat tiba di Cochin Shipyard untuk perbaikan singkat yang dijadwalkan selesai dalam 2 bulan. Sebagai bagian perbaikan, kapal dibersikan, diperbaiki dan dicat ulang untuk mengurangi masalah korosi. Menurut Rear Adm. Anil Kumar Chawla, Assistant Chief of Naval Staff for Foreign Cooperation and Intelligence, kapal induk mungkin akan beroperasi hingga 2020, didukung dengan pesawat Sea Harrier-nya untuk operasi ship-borne.


Decommissioning Plans

Pada 2004, India membeli kapal induk Admiral Gorshkov dari Rusia dengan harga US$ 2.35 miliar termasuk komponen pesawat. Kapal induk ini diharapkan mulai beroperasi pada 2013–2014 sebagai INS Vikramaditya. Viraat diharapkan akan digantikan pada 2015-16 oleh kapal induk baru buatan dalam negeri, kelas Vikrant. Setelah pembaruan mesin dan hull, serta upgrade elektronik, kapal induk ini akan dapat beroperasi hingga 2020. Jika INS Vikramaditya bergabung dengan Western Naval Fleet pada 2012, AL India akan segera memiliki dua Carrier Battle Groups. Pada 2015, dengan kedatangan kapal induk baru kelas Vikrant, maka berarti AL India akan memiliki 3 Carrier Battle Groups.


Struktur

Viraat dilengkap dengan ski jump 12° untuk mengoperasikan Sea Harrier, sebuah dek penerbangan yang diperkuat, dan lapis baja setebal 1,2 inci di ruang mesin dan magasin. Kapasitas magasin terdiri dari 80 torpedo ringan. Kapal induk ini mempertahankan kemampuan angkut komando hingga 750 pasukan dan membawa empat LCVP landing craft di bagian belakang. Dalam sebuah skenario masa perang, INS Viraat dapat meluncurkan hingga 18 pesawat tempur. INS Viraat secara ideal cocok untuk dua misi: mendukung operasi amfibi dan melancarkan operasi ASW (Anti Kapal Selam). Walaupun dengan mempertimbangkan usia dan jarak, INS Viraat dapat melakukan operasi naval and air power secara efektif dimana saja di wilayah Asia Selatan.

Skema dari www.the-blueprints.com


Karakteristik Umum

Struktur:
Kelas dan Tipe: Kapal Induk Kelas Centaur
Bobot: 23,900 ton (standar); 28,700 ton (beban penuh)
Panjang: 226.5 m (743 kaki)
Beam: 48.78 m (160.0 kaki)
Draught: 8.8 m (29 kaki)

Performa:
Propulsi: 2 x Parsons geared steam turbines; 4 boiler dengan 400 psi, 76,000 shp
Kecepatan: 28 knots (52 km/h)
Jarak: 6,500 mi (10,500 km) pada kecepatan 14 knots (26 km/h)
Komplemen
Maksimum 2,100;
1,207 awak kapal
143 air crew

Sensor dan Sistem Pemrosesan:
1 x radar udara BEL/Signaal RAWL 02
1 x radar udara/permukaan RAWS 08
2 x radar navigasi BEL Rashmi
1 x radar kendali penembakan EL/M-2221 STGR
1 x radar Plessey Type 904
1 x sistem FT 13-S/M Tacan

Sonar:
1 x sonar terpasang di hull Graseby Type 184M

Electronic warfare and decoys:
1 x BEL Ajanta ESM
2 x peluncur chaff Knebworth Corvus

Persenjataan:
2 x 40mm Bofors AA guns
16 x Barak SAM VL cells

Air Group
(Kapasitas total 30 Pesawat):
Fleet Defence - Sea Harrier FRS51
Airborne Early Warning - Kamov Ka-31 Helix-B
ASW/ASV - Sea King Mk. 42B dan Kamov Ka-28 Helix-A
Commando Assault and Vertical Replenishment - Sea King Mk. 42C

Senin, 26 Maret 2012

F-16 Users, Bag. 4, -End-


31. United States of America
Pacific Air Forces – PACAF


Introduction
 
USAF Pacific Air Forces Command bertanggung jawab untuk wilayang strategis yang penting. Dengan demikian unit frontline ini dilengkapi dengan versi yang paling modern dari F-16 Fighting Falcon, termasuk Block 40/42 dan Block 50/52.


History
 
USAF Pacific Air Forces command menerima F-16 tidak lama setelah pengiriman ke USAF dimulai. Modifikasi perlengkepan di Pacific Rim theatre, yang meliputi Korea menjadi perioritas tinggi di Pentagon setelah penarikan pasukan US didaerah tersebut dibawah pemerintahan Carter.


Inventory

A close look at the teeth of the Wild Weasel: two 35th FW F-16CJ-50s carrying HTS pod, 2x AIM-9M 2x AIM-120, 2x AGM-88, ECM pod, and 2x 370gal fuel tanks.


Pacific Air Forces Inventory

Unit PACAF yang pertama menerima F-16 adalah 8th TFW di Kunsan AB di Korea Selatan. Kunsan thus menjadi base F-16 pertama di luar negri. 8th TFW di Kunsan memiliki 35th dan 80th TFS re-equipped (dilengkapi kembali) dengan F-16 yang menggantikan F-4D Phantom. 51st TFW di Osan AB diikuti sesaat setelah itu.

Unit-unit ini Pacific rim (35th TFW berbasis di Misawa AB di Jepang dan 354th TFW di Alaskan) juga menerima pesawat baru dengan segera. Saat ini unit dilengkapi dengan versi viper, menunjukan Pentagon mementingkan unit-unit ini. Pentingnya unit PACAF yang strategis ditegaskan setelah jatuhnya tembok Berlin pada tahun 1989. Sementara unit lain menghadapi penghematan dalam skala besar dan tidak ada unit PACAF yang dibubarkan. Pada saat yang sama, upaya moderenisasi dilanjutkan dengan pengiriman Block 40/42 dan Block 50/52.


Modifications and Armament

USAF F-16C block 40, #90743, based at Osan AFB, parked in front of a HAS


CCIP - Common Configuration Implementation Program

Unit PACAF sebagian besar dilengkapi dengan pesawat F-16 Block 40/42 dan Block 50/52. Pesawat ini akan diupgrade dengan CCIP (Common Configuration Implementation Program) seperti teman-teman mereka di Amerika. Modifikasi ini menggabungkan sejumlah sistem yang awalnya dirancang untuk program MLU Eropa dan menjadi ke armada Block 40/42/50/52 USAF yang ada. Program ini dimulai pada tahun 1998, konfigurasi CCIP sebagai berikut : Modular Mission Computer, Color Multifunction Display Set, Common Data Entry Electronics Unit, Electronic Horizontal Situation Indicator, Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS), Link 16 Multifunction Information Distribution System (MIDS) dan Low Volume Terminal dengan TACAN. Modifikasi ini akan menghemat biaya melalui common type certification dan menghemat stock yang ada. Ini akan meningkatkan fleksibilitas armada yang ada.


Operational Service


Partisipasi dalam penyebaran pertempuran dibatasi. 13th dan 14th FS dari Misawa, Jepang telah berpartisipasi dalam penyebaran ONW/OSW dan juga dalam operasi Iraqi Freedom. 18th FS dikerahkan untuk operasi Enduring Freedom.




32. United States of America
US Navy – USN


Introduction
 
US Navy adalah satu-satunya operator F-16 seri N, pesawat tersebut secara khusus dirancang untuk angkatan laut dan digunakan sebagai pesawat agressor dalam lingkungan combat yang berbeda. Pesawat memiliki yang kuat dan meskipun turunan dari C/D, pesawat tersebut telah memiliki radar APG-66 yang telah diinstal.


Inventory

US Navy aggressor: VF-45 'Blackbirds' TF-16N #163281


F-16N and TF-16N

US Navy mengumumkan pada bulan Januari 1985, bahwa mereka telah memilih F-16 untuk kebutuhan dissimilar air combat training (DACT). F-16 yang digunakan sebagai pesawat musuh, meniru kemampuan dan taktik pesawat Soviet. Sebanyak 22 unit single seat F-16N dan 4 unit two-seat TF-16N trainer dipesan oleh angkatan laut.

Pesawat F-16 N mengambil dasar F-16 Block 30 dan semuanya dibangun selama tahun 1987/1988. Pesawat tersebut digunakan hanya untuk satu hal saja, yaitu Dissimilar Air Combat Training mission. Pesawat yang dibangun lebih ringan dan lebih kuat untuk mengatasi high-G load (beban tinggi G) secara terus menerus yang terkait dengan air combat manoeuvring (manuver pertempuran udara). Untuk menghemat berat, pesawat tersebut dilengkapi dengan radar APG-66 yang kurang mumpuni, tetapi lebih ringan dari F-16 A/B sebelumnya. M61 A1 internal gun telah dihilangkan, dan semua external store dihilangkan juga. Semua F-16 N menggunakan engine General Electric F110-GE-100. TF-16 N identik dengan F-16 N kecuali adanya second seat.

Pengiriman F-16 N ke angkatan laut dimulai pada awal tahun 1987 dan berakhir pada bulan Mei 1988. Pada bulan April 1987, VF-126 Bandit yang berbasis di NAS Miramar mencapai IOC dengan 6 unit pesawat, 3 unit lainnya diikuti oleh VF-45 Blackbird dari NAS Key West, VF-43 Challenger dari NAS Oceana, dan Navy Fighter Weapon School di NAS Miramar. Yang terakhir ini dioperasikan oleh "Marines" untuk mewakili USMC dalam program adversary.

Terlepas dari fakta bahwa (T) F-16N yang diperkuat, pesawat tersebut mengalami metal fatigue (kelelahan logam) sebelum berakhirnya masa hidup operasional mereka. Hal ini mengakibatkan penarikan pesawat tersbut dari pelayanan. Pada tahun 1991, angkatan laut meniadakan armada F-16 nya untuk sementara. Misi adversary training lebih banyak digeserkan pada F-14 dan F-18. Akhirnya, pada tahun 1994 US Navy mengumumkan pensiunan armada (T)F-16N, F-16 N yang terakhir tiba di Davis-Monthan AFB pada bulan Januari 1995.


Embargoed Pakistani F-16

U.S. Navy F-16B #92-0460, one of fourteen embargoed Pakistani F-16s, now used for Dissimilar Air Combat Training by the Navy.


Setelah penarikan (T)F-16N, angkatan laut kekurangan pesawat agresor yang mempunyai kinerja tinggi, dan keputusan tersebut dibuat untuk memperkenalkan kembali F-16. 14 unit airframe F-16 dipesan oleh Pakistan pada awal tahun 1990-an, tetapi tidak pernah dikirimkan kenegara tersebut karena adanya embargo senjata, pesawat tersebut akhirnya diambil dari penyimpanan dan dikirimkan ke angkatan laut. Sejak pesawat tersebut dikirimkan ke AMARC langsung dari production line, airframe pesawat tersebut memiliki kehidupan operasional yang sangat rendah yang membuat pesawat tersebut digunakan sebagai pesawat agressor. Pesawat ini juga merupakan Block 15 terakhir yang pernah dibangun, dan pesawat F-16 A/B yang lebih canggih yang disimpan di AMARC dan kemudian pesawat tersebut dialihkan untuk USAF.




Modifications and Armament

Armament

F-16 N dioptimalkan untuk melakukan DACT. Dan pesawat tersebut hanya membawa persenjataan ACMI pod dibawah engine intake.


Avionics

Berbeda dengan model C/D, pesawat ini dilengkapi dengan radar AN/APG-66, tujuan utamanya untuk menghemat berat. Pesawat (T) F-16N dilengkapi dengan ALR-69 radar warning receiver, dan bukan ALR-56M yang ada di F-16 USAF, dan juga dilengkapi dengan ALE-40 chaff/flare dispenser.


Arrestor hook

Perlu dicatat, bahwa meskipun F-16 N US Navy memiliki standard runway arrestor hook fitted, namun tidak dapat mendarat dikapal induk. F-16 dan landing gear (roda pendaratan) pada khususnya tidak hanya dirancang untuk menyerap benturan energi yang tinggi yang terkait dengan carrier landing(pendaratan di kapal induk). Arrestor hook hanya digunakan dalam keadaan darurat, misalnya untuk mencegah runway overruns (kelebihan ketika melandas).




33. United States of America 
National Aeronautics and Space Administration – NASA


Introduction

F-16XL ship no. 1 (#849) in black/white color scheme over the Mojave desert


NASA (National Aeronautics and Space Administration) memiliki sejarah pengujian pesawat yang eksotis, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi F-16 membuat pesawat tersebut menjadi ideal platform untuk beberapa program uji NASA. Akibatnya, NASA mengoperasikan beberapa F-16 yang paling eksotis, termasuk pesawat F-16XL dan mendemonstrasikan tekhnologi AFTI/F-16. Selain test platforms F-16, NASA juga mengoperasikan sejumlah F-16 reguler sebagai pesawat pengejar/chase. Semua percobaan F-16 telah disimpan dalam storage di Edwards AFB, dan hanya pesawat chase yang masih operasional di NASA.



Inventory

F-16XL

Pesawat F-16 XL dipindahkan ke NASA pada tahun 1989, setelah karir operasional mereka diuji dalam USAF. Pesawat tersebut diberi serial number NASA F-16XL/A received #849 dan F-16XL/B received #848.

F-16 XL saat ini disimpan di hangar di Edwards.


AFTI F-16 - Advanced Fighter Technology Integration

Part of NASA's F-16 test fleet, from left to right an F-16C, F-16XL (Ship #1), and the AFTI testbed, at the NASA Dreyden Flight Research Center at Edwards AFB, Ca.

F-16 AFTI digunakan untuk mengevaluasi new sensor dan control sistem untuk meningkatkan kemampuan tempur pesawat taktis dimasa depan. NASA menyediakan ruang hangar dan pemeliharaan untuk program angkatan udara.

AFTI/F-16 adalah pesawat yang layak, tetapi saat ini tidak terbang di Dryden tetapi dilakukan 'flyable storage' up untuk musim semi tahun 2004, ketika dipindahkan ke museum Wright-Patterson AFB.



Regular F-16s

Selama bertahun-tahun NASA telah menggunakan sejumlah F-16 reguler, salah satunya adala pesawat F-16A Block 15 #82976, yang digunakan oleh NASA terutama sebagai pesawat chase, serial numbernya adalah #N516NA, sehingga hanya F-16 dengan nomor registrasi sipil yang digunakan oleh NASA.

F-16A #N516NA dipindahkan ke Dryden dari Langley, dan digunakan terutama dalam tes engine dan untuk spare part/suku cadang. Airframe telah dibawa keluar dalam layanan dan saat ini diawetkan, dan saat ini ditempatkan disamping jalan dekat Edwards AFB.





34. Venezuela
Fuerza Aérea Venezolana
Venezuelan Air Force – FAV


Introduction

Venezuela adalah negara Amerika Larin pertama yang mendapat ijin dari US untuk membeli F-16. Mereka menjadi operator tunggal di Benua tersebut sampai Chili mengoperasikannya ditahun 2005.


Inventory

The F-16s on the flightline at El Libertador are protected from the blazing sun by sheds. Just before take-off they are towed out and readied for flight.


Peace Delta

Pada bulan Mei 1982, pemerintah Venezuela menanda tangani perjanjian untuk membeli 18 F-16 A unit Block 15 dan 6 unit F-16 B Block 15 untuk menggantikan armada Mirage III interceptor dan Mirage 5 ground-attack Fuerza Aérea Venezolana. Pembelian ini dibawah program Peace Delta Foreign Military Sales. Niat awalnya adalah memesan pesawat hingga 72 unit, tetapi pembatasan anggaran menurunkan jumlah tersebut menjadi 24 unit.

Namun, pesanan Venezuela tidak disetujui dengan segera, karena pemerintah US ingin menjual F-16/79 ke Venezuela (versi F-16 yang sedikit lebih jelek daripada F-16 lainnya untuk diekspor) sebagai gantinya. Pada tahun 1983, pemerintah US akhirnya meninggalkan harapannya dan akhirnya menyetujui untuk menjual F-16 ke Venezuela.

FAV menerima pesawat pertama mereka pada bulan September 1983, F-16 FAV memiliki skema warna hijau/coklat yang menarik dengan lambang Aviacion de Combate (Combat Aviation) pada ekor dan roundel di wing. 4 digit seri dicat pada badan pesawat tepat dibawah tail fin/sirip ekor.

Dari 24 unit yang telah dibeli oleh Venezuela, 3 unit telah jatuh, 2 yang pertama aakibat kerusakan mesin/ engine failure, dan yang kedua yaitu F-16 B jatuh selama manuver diwaktu air show di Base Aerea El Libertador, dimana Grupo 16 berbasis. Dalam kecelakaan ini, komandan pertama dan kedua skuadron tewas. Venezuelan Air Force sedang mencari persetujuan US untuk mengganti 2 unit pesawat dan berencana untuk merombak/overhaul dan mengupdate 22 unit airframe yang tersisa. Pada akhir bulan Oktober 1997, pemerintah US menyetujui penjualan 2 unit F-16 serta dengan paket upgrade yang termasuk dengan F-100-PW-220E. Namun, pembelian 2 unit tersebut telah dihentikan sampai pemberitahuan lebih lanjut.




Modifications and Armament

FAV F-16B #2337 in the 2003 "Grupo Aereo de Caza N 16 20th Anniversary" color scheme over Maracay sky.


Armament

F-16 FAV telah diupdate untuk mengakomodasi missile AIM-9L Sidewinder, standar persenjataan untuk air support adalah 6x Mk.82 atau 2x Mk.84, 4 AIM-9L Sidewinder dan 1 centerline drop tank. CBU dan rocket juga tersedia dalam inventory FAV. Selama air show tahun 1997 di El Libertador, F-16 A FAV dilengkapi dengan Litening pod Israel yang ditunjukan di static display. Menurut pilot, sisa pod telah dipesan beserta dengan PGM (Precision Guided Munitions) yang tidak ditentukan mungkin juga berasal dari Israel.
Selama latihan Miranda 98 (yang diselenggarakan mulai tanggal 8 Februari di Venezuela dengan pesawat Perancis en-route to Red Flag 98-2), Mirage 50V Venezuela dan F-16 dilatih dengan PGM delivery pada malam hari menggunakan new Litening pod (hanya dilakukan oleh F-16). Ini menunjukan bahwa setidaknya beberapa PGM telah dikirimkan pada waktu tersebut.

Hal ini juga menunjukan bahwa missile Python IV Israel akan diintegrasikan dengan sejumlah F-16 Venezuela yang telah ditentukan (dilaporkan dengan jumlah 180) dan telah dikirimkan.


Upgrade programs

Pada awal tahun 1988, rumor mengatakan bahwa FAV ingin mengupgrade kekuatan F-16A/B nya ke standar F-16 C/D, tidak ada rincian lebih lanjut tentang ini.

Pada tahun 2003, rumor yang beredar mengatakan bahwa Venezuela telah menanda tangani dengan pabrik SABCA Belgia untuk overhaul armada F-16 mereka dan mengupgrade pesawat tersebut dengan program Falcon-Up untuk memperpanjang pelayanan hidup pesawat tersebut. Dan rumor ini belum dikonfirmasi.


Operational Service

Combat

F-16 FAV digunakan dalam pertempuran selama kudeta militer pada tanggal 27 November 1992, melawan Carlos Andres Perez (pada saat itu yang menjadi presiden Venezuela).




35. Cancelled Orders


Argentina - Fuerza Aérea Argentina

Argentinean Air Force mencari pengganti Mirage III intercept yang sudah tua, dan mengingat masalah keuangan yang besar pada negara tersebut beberapa tahun terakhir, maka rencana tersebut ditahan. Argentinean Air Force mempertimbangkan untuk membeli hingga 48 unit pesawat.

Pada bulan Mei 2006, kepala staf angkatan udara menyatakan bahwa F-16 tidak masuk kedalam hitungan, karena airstrip/lapangan terbang Argentina memiliki banyak lumpur dan bebatuan, sehingga akan menjadi resiko yang tinggi untuk FOD. Kemungkinan Argentina akan mengambil Mirage 2000 sama seperti tetangganya Brazil. Dan keputusan tersebut belum diambil hingga saat ini.


Austria - Österreichische LuftstreitkräFTE

Lockheed telah mengusulkan F-16 C/D ke Austrian air division yang sedang membutuhkan penggantian yang mendesak untuk mengganti pesawat Draken sebagai interceptor. F-16 bahkan telah dicat dengan roundel Austria, hanya untuk menunjukan betapa indahnya pesawat tersebut. Austria juga mempertimbangkan Saab JAS-39 Gripen, Dassault Mirage 2000-5, Boeing/MDD F/A-18C/D, Eurofighter Typhoon dan versi ekspor MiG-29. Dan Rafale tidak masuk dalam pertimbangan mereka.

Setelah pembicaraan dengan seluruh produsen, Austria memutuskan untuk membeli 18 unit Eurofighter Typhoon Fighter untuk memperbaharui angkatan udara mereka. Setelah banjir besar yang melanda negara tersebut pada tahun 2002, keputusan tersbut pun ditunda, tetapi pada tahun 2003, proyek tersebut diumumkan dan diteruskan.


Brazil - Força Aérea Brasileira

Brazil sedang mencari batch pertama untuk akuisisi 12-24 unit pesawat fighter untuk menggantikan armada Mirage III mereka yang telah tua. Upaya tersebut pun ditunda pada bulan Januari 2003, tetapi diteruskan kembali pada bulan Oktober ditahun yang sama.

Brazil mempertimbangkan antara Lockheed-Martin F-16C/D, JAS-39 Gripen Swedia, SU 35 dan yang terakhir Dassault Mirage 2000BR. Yang terakhir ini akan bekerja sama dengan domestic aircraft manufacturer Embraer untuk mengambil kesempatan ini.

Pada bulan Februari 2005, pemerintah Brazil sekali lagi menggagalkan rencana tersebut.
Pada akhirnya Brazil mengambil 12 unit second-hand Mirage 2000 dari Prancis.


Canada - Canadian Forces Air Command

Photo from the Canadian DOD when they were considering to purchase the F-16. Canada chose the F-18 instead. Pictured is the YF-16 #72-1567 in the CCV colors, albeit without the two canards under the intake. Also note the BVR outfit with AIM-9 and AIM-7 missiles. [GD photo from Jon Somerville collection]


Diakhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, pemerintah Kanada mencari pengganti CF-104 dan CF-5 mereka, kompetisipun diadakan dengan judul 'The Canadian New Fighter Aircraft compition'. Evaluasi dalam kompetisi ini termasuk F-16, banyak dari negara NATO dan juga USAF yang telah membeli pesawat ini, dan itu berarti jika Kanada mengambil F-16 ini, maka standarisasi F-16 anggota NATO akan menjadi lebih besar.

Tawaran awal General Dynamics adalah 177 unit F-16, dan keputusan akhir harus dibuat antara F-16 dan F/A-18. Keputusan yang cukup aneh, sama seperti keputusan yang harus dibuat USAF antara YF-16 dan YF-17 (the F/A-18s predeseccor). Pada akhirnya pemerintah Kanada memutuskan untuk membeli 138 unit F/A-1, keputusan tersebut diambil karena terutama pesawat ini lebih besar dan mempunyai 2 engine yang memberikan survival rate yang lebih baik ketika terjadi engine failure/kerusakan engine (sebuah teori yang telah terbukti tidak cukup/tidak benar).


Czech Republic - Vzdusné síly Armády Ceské Republiky

Sejak bergabung dengan NATO pada tahun 1999, Czech Republic telah menyatakan niatnya untuk mengupdate pesawat tempurnya dengan pesawat barat yang lebih modern. Pemerintah Ceko memutuskan untuk membeli hingga 14 unit pesawat second-hand.

Pada tahun 2001, keputusan telah dibuat untuk membeli hingga 24 unit JAS-39 Gripen. Namun pada tahun 2002, banjir besar telah menghancur bagian negara tersebut dan keputusan tersebut pun terpaksa dibatalkan.

Namun, pada akhir tahun 2003, pemerintah Ceko akhirnya mengumumkan bahwa pemenang dalam kompetisi fighter ini adalah JAS-39 Gripen Swedia. Dengan keputusan tersebut, pemerintah Ceko menekankan komitmennya untuk pesawat itu. Keputusan ini diambil setelah SAAB menyetujui offset hingga 140%.


Hungary - Magyar Légierö

Setelah diundang pada bulan Juli 1997 untuk bergabung di first round of alliance expansion yang akan membawa Poland dan Czech Republic juga. Hongaria menyatakan akan memulai tender hingga $1 B untuk akuisisi 30 unit pesawat baru untuk menggatikan armada Mig-21 yang telah tua sekaligus untuk membuktikan keanggotaan NATOnya dan sebagai persyaratan ke anggotaanya.

Pesawat Rusia berada dalam kesempatan yang sangat sedikit dalam kompetisi ini. Karena Hongaria ingin bergabung dengan NATO melalui program PfP (Partnership for Peace) dan akuisisi peralatan barat akan mempercepat keinginan negara tersebut. Angkatan udara mempertimbangkan Rafale, Gripen dan F-16, dan menikmati demonstrasi semua pesawat tersebut. Tahun 1997, Salon du Bourget melihat pertempuran sengit yang terjadi antara wakil-wakil dari perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan pesanan ini. Kebanyakan pelanggan potensial Eropa timur mengharapkan adanya peningkatan lapangan pekerjaan, transfer teknologi dan pesanan akan adanya kompensasi untuk pesawat fighter mereka. Karena ini tidak terjadi, maka pesanan tersebut ditunda hingga tahun milenium.

Tetapi ketika pembicara NATO dimulai pada bulan September 1997, Mentri Luar Negri Laszlo Kovacs mengatakan bahwa negaranya mungkin akan menunda untuk memperbaharui armada pesawat tempur mereka.

Pada bulan September 1997, Mentri Pertahanan Hongaria mengumumkan bahwa negaranya tidak sanggup memenuhi persyaratan NATO untuk pertahanan udaranya (secara lebih spesific pilot pesawat tempur harus terbang 180-200 jam pertahun) kecuali mendapat pesawat tempur baru. Sedangkan pilot Hongaria hanya menerbangkan pesawat MiG-29 dan MiG-21 selama 50 sampai 60 jam pertahun.

Pada bulan Oktober 1998, Hongaria secara resmi mengumumkan bahwa mereka tidak mampu membeli pesawat tempur baru, dan Hongaria juga mengumumkan bahwa mereka tidak mempunyai dana untuk akuisisi pesawat tempur baru. Pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang kerja pesawat Mig-29, menyewa pesawat atau membeli light aircraft seperti L-159.

Pada tanggal 10 September 2001, pemerintah Hongaria akhirnya memutuskan untuk menyewa 14 unit JAS-39A/B Gripen dari angkatan udara Swedia. Perjanjian sewa selama 10 tahun pun ditanda tangani pada tanggal 20 Desember 2001, setelah pemilihan umum parlemen pada bulan April 2002. Pemerintah baru menginginkan versi upgrade pesawat Gripen. Pada tanggal 3 Februari 2003, perjanjian sewa selama 10 tahun diubah ke 12 unit single-seat JAS-39 C dan 2 unit twin-seat JAS-39 D Gripen ditambah dengan komitmen untuk membeli pesawat ini setelah masa sewa telah habis.


Iran - Imperial Iranian Air Force

Artist impression of how the Iranian F-16s would have looked, if they would have been delivered. You can clearly see the shape of the early YF-16 design. (GD impression)


Pelanggan asing pertama diluar 4 negara penggagas program F-16 NATO adalah Iran. Sebagai bagian dari rencana Shah untuk memoderenisasi Imperial Iranian Air Force. Iran menanda tangani letter of intent pada tanggal 27 Oktober 1976 untuk 160 unit F-16, dengan kemungkinan akuisisi 140 unit tambahan untuk batch selanjutnya. Namun revolusi Iran tahun 1979 yang mengakibatkan penggulingan Shah dan bangkitnya rezim fundamentalis islam yang saat ini memerintah negara tersebut, menyebabkan pesanan tersebut dibatalkan. Sayangnya salah satu efek dari pembatalan pesanan tersebut unit cost F-16 tersebut menigkat tajam. Namun pada akhirnya pesawat F-16 Iran tersebut dijual ke Israel.

Part dan maintenance equipment telah tiba di Iran pada awal tahun 1978, dan ground personnel telah diberikan pelatihan (Ground support equipment akhirnya dijual ke Pakistan).


New Zealand - Royal New Zealand Air Force

A RNZAF delegation went to the Boneyard at Davis-Monthan AFB, Arizona, to inspect the 28 airframes. (RNZAF photo)
Pemerintah Selandia Baru mengumumkan pada tanggal 1 Desember 1998, bahwa mereka akan lease-buy 28 unit F-16 Pakistan yang telah disimpan dalam storage di AMARC (Aircraft Maintenance and Regeneration Center) di Davis-Monthan AFB, yang juga dikenal dengan (desert) Bone yard. Viper harus menggantikan 19 unit penuaan pesawat Selandia Baru subsonic A-4K Skyhawk strike. Pesawat tersebut diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan bahwa pesawat tersebut berada dalam kondisi yang prima.
Pesawat ini disimpan di AMARC pada tahun 1990 sebagai akibat langsung dari embargo persenjataan ke Pakistan, pesawat ini tidak boleh terbang selama 5 tahun. Selama waktu tersebut 85 % sistem bahan bakar pesawat tersebut diawetkan dengan JP-9, dan pesawat memiliki jatah masing-masing 45 hari sekali untuk dihidupkan mesinnya. Hal tersebut mengakibatkan situasi yang aneh yang mana sebagian pesawat tersebut memiliki mesin runtime yang lebih daripada airtime, terakhir hanya 6 jam. Angka ini ada waktu airtime yang rendah, ditambah fakta bahwa pesawat ini adalah pesawat F-16 A/B yang paling modern yang pernah dibuat. Hal itulah yang menjadi alasan utama mengapa Selandia Baru memutuskan untuk membeli second-hand F-16 tersebut.

One airframe (#95627) was selected for closer inspection (RNZAF photo)

Minoritas pemerintah Selandia Baru menyatakan akan membuat penghematan dalam skala besar dengan menyewa pesawat. Sewa tersebut selama 10 tahun untuk F-16A/B Block 15 OCU dengan biaya sekitar NZ $200 M ($105 M). sewa ini menghemat NZ $431M untuk membeli pesawat baru diabad selanjutnya. Pemerintah memilih untuk kesepakatan lease-buy F-16 dengan pembayaran lebih dari 10 tahun dan pengiriman dimulai dalam 30 bulan.

Pakistan awalnya telah membayar Lockheed-Martin untuk pesawat supersonic fighters ditahun 1990, namun kongres menghalangi pengiriman pesawat tersebut karena khawatir akan pengembangan kapasitas nuklir dari negara tersebut.

Pada tahun 2002, pemerintah yang baru terpilih memutuskan untuk meninggalkan rencana untuk mengganti A-4K dengan F-16 Pakistan. Alasan pembatalan tersebut adalah bahwa air combat force tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah baru tersebut. Oeh karena itu kekuatan pesawat tempur dibubarkan sepenuhnya.

Jika pesawat tersebut diserahkan, maka pesawat tersebut dioperasikan oleh skuadron 75 di Ohakea dan No. 2 Squadron, yang merupakan detasemen yang berbasis di Nowra, NSW di Australia menyediakan pelatihan air attack untuk angkatan laut Australia (RNZAF mendapat bayaran dari Australia untuk melakukan tugas ini).


South Africa - Suid-Afrikaanse Lugmag 

Rumor mengatakan bahwa benignly meminta harga murah untuk akuisisi second-hand F-16.
Pada tahun 1999, Afrika Selatan tampaknya mengekspresikan prefensi yang pasti untuk 28 unit JAS-39 Gripen dengan opsi 20 unit tambahan. Pemerintah Afrika Selatan telah menanda tangani perjanjian untuk pembeliah pesawat Gripen yang akan dikirimkan diakhir tahun 2003.


Spain - Ejército del Aire

RNlAF F-16B block 1 #J-260 was sent to Spain between October 20th and 27th, 1979 to conduct some flight tests for the Spanish Air Force. They opted for the F/A-18 afterwards. [Photo by Falconniek]

Kembali pada tahun 1979, pemerintah Spanyol menguji F-16 di Torrejon AB untuk mengevaluasi pengganti pesawat mereka yang tua. 1 unit F-16B (#J-260) Belanda dikirim ke Spanyol untuk tujuan ini. Pemerintah Spanyol akhirnya memilih F/A-18 sebgai gantinya.

Pada tahun 1995, USAF menawarkan Ejercito del Aire forty ex-USAF F-16A untuk membantu mengisi gap sampai kedatangan Eurofighter Typhoon, yang tidak diharapkan kedatangannya sekarang, sampai awal tahun 2005.

Pemerintah Amerika menawarkan 50 unit F-16 untuk melengkapi kembali 21st wing (Moron Roosters), yang akan memesiunkan F-5 pada tahun 1992, dan menggunakan C-101 advanced trainer sebagai solusi sementara.

Pemerintah Spanyol walau bagaimanapun tidak menerima tawaran ini untuk membeli 24 unit second-hand (US Navy-surplus) F-18. Angkatan udara Spanyol telah mengoperasikan F-18, dan mengoperasikan pesawat tempur baru akan jauh lebih mahal dan rumit.




36. Potential Customers


Federation of Bosnia and Herzegovina - Federal Air Force 

28 unit F-16 A/B Pakistan disimpan di AMARC, bahkan mungkin dapat disumbangkan ke Air Force of the Federation of Bosnia dan Herzegovina, sebagai bagian dari program 'Train & Equip' yang dipimpin US. Karena Paistan telah mengambil bagian dari program ini (training Bosnian Army Anti-tank missile teams), maka ini adalah sebuah solusi yang bisa memuaskan kedua belah pihak yang telah menjalani sengketa yang panjang.

Pada bulan Juni 1998, rencana menemukan jalan buntu, karena program 'Train & Equip' ditangguhkan karena ada beberapa persoalan yang membingungkan tentang Federal Army insignia.

Jika rencana tersebut dilanjutkan, maka angkatan udara akan membangun airbase baru untuk rumah F-16 baru mereka diawal abad menjadi 2 skuadron. Jika F-16 Pakistan tidak dapat diperoleh, maka angkatan udara akan mencari beberapa unit second-hand F-16 A, dan berharap bahwa memiliki cukup dana untuk mengupgrade pesawat tersebut, setidaknya sebagiannya saja dengan standar MLU (modifikasi ini kurang lebih diperlukan mengingat fakta bahwa negara-negara tetangga telah memsang MiG-29 pada pertahan udara mereka).

Angkatan udara juga mempertimbangkan F-16 Belanda, tetapi tampaknya 1 skuadron F-16 A ex Belandan akan pergi ke Slovenian Air Force (belum dikonfirmasi).

Tahun-tahun terakhir tidak ada berita tentang kemungkinan akuisisi F-16 Federation of Bosnia dan Herzegovina. F-16 Pakistan telah digunakan oleh USAF dan US Navy, surplus F-16 Eropa dan USAF masih tersedia di market.


Bulgaria - Bulgarski Voenno Vzdushni Sili 

Ditahun 2005, pemerintah Bulgaria mencari mati-matian untuk menggantikan armada Mig-21/23 mereka yang sudah menua, perencanaan untuk akuisisi pesawat baru dan bekas telah didiskusikan. Lockheed-Martin menawarkan brandnew F-16C/D Block 50 sementara pembicaraan informatif dengan pemerintah Belgia untuk pembelian second-hand F-16 dengan upgrade MLU juga terjadi, tidak ada informasi lebih yang tersedia saat ini.


Croatia - Hrvatsko Ratno Zrakoplovstvo 

Rumor mengatakan bahwa Kroasia sedang mencari pengganti MiG-21 yang telah menua dengan pesawat tempur modern. Pada akhir tahun 1990-an, beberapa aviano yang didasarkan pada F-16C USAF melakukan serangkaian demonstrasi penerbangan di Kroasia untuk mendukung akan adanya pembelian F-16 ke negara tersebut, dan belum ada berita yang lebih lanjut tentang ini.


Ecuador - Fuerza Aérea Ecuatoriana 

Ekoador berharap dapat mendapatkan hingga 50 unit pesawat baru untuk menyesuaikan pembelian terakhir MiG-29 Peru dari Belarus. Pemimpin Ekuador telah bertemu dengan pejabat US untuk kemungkinan akuisisi F-16 Lockheed-Martin atau Boeing F/A-18, karena keuangan negara tersebut sangat miskin, hampir tidak mungkin mereka akan membeli pesawat canggih seperti F-16, apalagi untuk armada 50.


India - Bharatiya Vayu Sena
Pada tahun 2005, pemerintah India memulai tender untuk akuisisi 126 unit multirole fighter, informasi pun diminta tentang Mig-29M2, F-16C/D, F/A-18, JAS-39 dan Rafale. Keputusan belum dibuat sampai akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007.

Lockheed telah menyatakan bahwa jika kesepakatan $12 B disetujui, maka sebagian besar pesawat akan dibangun di Indian state-owned HAL company. Ini berarti bahwa India akan menjadi negara ke 6 dimana Viper akan dibangun (setelah US, Belgia, Belanda, Turki, dan Korea Selatan).


Philippines - Hukbong Himpapawid ng Pilipinas 

Washington menawarkan untuk menjual 26 unit F-16 ke Filipina, yang mana inventory mereka saat ini sekitar 15 unit F-5 A/B ditahun 1960-an. Pesawat tempur lainnya adalah 18 unit Aermacchi S.211 trainer/light attack dan 3 unit OV-10 A Bronco COIN. Filipina akan mengakuisisi F-16 ini untuk memperkuat klaimnya atas pulau Spratly. Washington awalnya menawarkan F-16 yang dibeli oleh Pakistan, tetapi kemudian diembargo. Namun, karena krisis mata uang di Asia, rencana tersebut dibatalkan.


Romania - Fortele Aeriene ale Romaniei 

Pada akhir tahun 2005, rumor mengatakan bahwa Romania bernegoisasi dengan Israel untuk akuisisi second-hand F-16A/B. Dengan diperkenalkannya F-16I di IDFAF, pesawat ini berada dalam market. Pesawat akan menerima extensive upgrade (bahkan termasuk upgrade ACE), dan overhaul di Israel bekerja sama dengan Romanian aircraft factory.

Pada tahun 2006, dilaporkan juga bahwa Romania memnita akuisisi scond-hand F-16 Belgia, dan berita lanjutannya belum dirilis.

Pada bulan Mei 2008, Pentagon memberitahu kongres akan kemungkinan penjualan 48 unit F-16 sebagai bagian dari kesepakatan dengan nilai $4.5 B. Yaitu 2 lusin F-16C/D Block 50/52 dan 2 lusin lainnya refurbished surplus F-16C/D Block 25 USAF. Sejak saat itu tidak ada berita lebih lanjut tentang kesepakatan ini.

Pada bulan Maret 2010, pemerintah Romania memutuskan untuk memilih kesepakatan yang kedua saja, yaitu 24 unit second-hand F-16 USAF. Keputusan ini dipicu oleh situasi keuangan Romania yang sulit dan fakta bahwa keputusan tersebut diambil untuk menggantikan armada Mig-21 yang sudah menua.


Saudi Arabia - Al Quwwat al Jawwiya as SA'udiya 

Pada bulan Februari 1997, Arab Saudi mengumumkan akan mempertimbangkan untuk membeli 70-100 unit F-16 untuk menggantikan armada F-15 yang sudah menua. Total biaya pesanan tersebut berada disikitaran $ 5-6 B.

Menurut Prince Bandar Bin Sultan, Duta besar Arab Saudi untuk US, tidak ada keputusan akhir yang telah dibuat. Mengningat kecenderungan Saudi untuk menghubungkan kontrak militer ke politik. Keputusan ini juga bisa tertunda sampai tahun 1999 atau awal tahun 2000 untuk mencapai dampak maksimal politik dalam pemilihan presiden selanjutnya di US.

Saudi juga ingin memperoleh AIM-120 AMRAAM. Keinginan utama Saudi adalah untuk mengakuisisi F-16 Block 60.

Sampai sekarang, tidak ada kemungkinan untuk pembelian F-16 ke kerajaan Timur Tengah tersebut, karena ketegangan situasi politik antara US dan Saudi, maka penjualan senjata tersebut tidak akan terjadi hingga beberapa bulan mendatang.


Slovenia - Slovensko Vojasko Letalstvo 

Ada kemungkinan kecil bahwa Slovenia akan membeli 10 sampai 12 unit F-16 dalam waktu yang tidak terlalu lama. Slovenia menjadi rumah untuk 4 unit Aviano Block 40 pada tanggal 29 Agustus 1997 (2 unit F-16C dan 2 unit F-16D). Selama itu, pilot Slovenia (diantaranya Commander-in-Chief) diundang untuk naik dikursi belakang disalah satu F-16 D ini. Kunjungan ini tidak resmi, dan sejauh ini belum ada pengumuman resmi yang telah dibuat.

Pada pertengahan tahun 1998, mungkin salah satu skuadron F-16 A ex-Belanda akan pergi Slovenian Air Force. Hingga kini, tidak ada yang terjadi.

Slovenia juga ditawarkan Kfir dan JAS-39 sebagai alternatif.



Sumber: www.f-16.net
Artikel ini merupakan sumbangan dari Formiler Kaskus, agan Penjarah.
Terima kasih Bro! :)

Kamis, 22 Maret 2012

"Cutaway" M1 Abrams


Artikel ini adalah artikel selingan, "Cutaway" M1 Abrams MBT. Dulu ada seorang Formiler Kaskus yang request "cutaway" MBT. Saya sudah berusaha cari, by googling, tapi saya belum berhasil menemukannya. Setelah sekian lama, saya malah menemukannya di sebuah toko buku ternama di sebelah kantor. Sebuah buku tentang M1 Abrams yang cukup murah (karena pada saat itu pas obral hehehe) dan cukup banyak ilustrasi "Cutaway"-nya.

Buku ini karya Steve Parker yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai tahun 2009, Seri "Kendaraan Tempur", berjudul "M1 Abrams, Tank Perang Utama". Saya hanya akan tampilkan ilustrasi-ilustrasi cutawaynya saja, berikut ini:


Bagian-Bagian M1 Abrams:

  1. Meriam Utama
  2. Ruang Kemudi
  3. Turret
  4. Roda Rantai dan Suspensi
  5. Blok ERA
  6. Pembidik Utama Komandan Tank
  7. Mesin
  8. Pelontar Granat Asap
  9. Penyimpanan Amunisi
  10. Sensor Crosswind
  11. Senapan Mesin M2 Browning 12,7mm
  12. Pembidik Utama Gunner
  13. Perisai Keras
  14. Senapan Mesin Koaksial



Mesin

  1. Saluran Udara Masuk; udara disedot ke dalam mesin oleh kipas depan yang besar.
  2. Bilah Turbin; turbin utama memiliki bilah miring. Gas panas dari bahan bakar menyembur melewatinya sehingga bilah berputar
  3. Unit Pendingin; dua unit pendingin besar berfungsi agar awak tidak kepanasan akibat temperatur tinggi mesin
  4. Saluran Gas Buang; gas buang dari turbin sangat panas sehingga orang harus menjaga jarak.
  5. Kompresor; kipas kompresor menekan udara masuk dengan tekanan sangat tinggi


Roda dan Suspensi


  1. Roda Depan; roda depan membantu mengarahkan roda rantai bergerak memutar hingga menapak tanah. 
  2. Roda Rantai: roda rantai T-158 memiliki sambungan karet dengan pasak dan konektor baja. Jika ada sambungan yang rusak, dapat dilepas dan diganti.
  3. Roda Tengah; M1 Abrams memiliki tujuh roda tengah. Roda nomor 1,2 dan 7 merupakan suspensi utama.
  4. Suspensi; suspensi memungkinkan roda tengah bergerak ke atas dan ke bawah sekitar 15 inci (38cm). M1 Abrams dapat melewati halangan vertikal setinggi 3,5 kaki (1 meter).
  5. Roda Penggerak; hanya ada dua roda penggerak tunggal (satu pada tiap sisi) yang terhubung dan digerakkan oleh mesin.



Ruang Kemudi

  1. Panel Utama; sebuah DID (Driver Integrated Display), menunjukkan kecepatan, indikator bahan bakar, temperatur mesin dan bantuan navigasi.
  2. Batang Kemudi dan Batang Transmisi; dengan memutar batang kemudi dapat memperlambat roda penggerak pada satu sisi sehingga mengurangi kecepatan roda rantai dan menarik tank berputar ke sisi tersebut. Tank memiliki transmisi dengan empat kecepatan maju dan dua kecepatan mundur.


Awak Turret

  1. Pengisi Amunisi; penembak menginstruksikan tipe dan peluru apa yang akan dipakai kepada pengisi amunisi. Terdapat dua rak yang berisi sekitar 17 peluru. Tiap peluru harus dapat dipasang dalam waktu 7 detik.
  2. Komandan; komandan dapat memantau sistem tank, sensor panas, peta navigasi, dan komunikasi radio dari tempat duduknya. Seperti pengemudi, sang komandan juga memakai periskop untuk melihat ke luar.
  3. Penembak; penembak mengarahkan dan menembakkan senjata dan senapan mesin koaksial yang lebih kecil. Tuas kontrol yang disebut "cadilac" itu mempunyai pemicu dan tombol untuk mengaktifkan laser.
  4. Senapan Mesin Koaksial
  5. Ruang Amunisi



Persenjataan Utama


Ukuran Laras M256 sepanjang 17 kaki (5,2m) dan berat 1,4 ton. Keseluruhan berat rakitan senjata lebih dari 4 ton
  1. Turret
  2. Peluru yang siap ditembakkan
  3. Ruang Peluru
  4. Unit Pengangkat Meriam
  5. Ekstraktor Asap (Fume Extractor)
  6. Hihihihi... salah edit gambar
  7. Peluru Sabot
  8. Laras Bagian Dalam
  9. Peluru HEAT
  10. Selongsong Peluru Sabot
  11. Cangkang Penetrator
  12. Penetrator



Sumber: 
Parker, Steve. 2009. Seri Buku Kendaraan Tempur: M1 Abrams, Tank Perang Utama. Tiga Serangkai

F-16 Users, Bag. 3


21. Thailand
KongTup Arkard Thai
Royal Thai Air Force – RTAF


Introduction

Royal Thai Air Force memesan total 54 unit F-16 A/B Fighting Falcon, dan menerima 7 unit F-16 A/B dari sumbangan Singapura sebagai ganti untuk menggunakan fasilitas pelatihan RSAF di Thailand.


Inventory

Peace Naresuan I

 F-16A block 15OCU #40310 milik RTAF, bagian dari program Peace Naresuan II


Pada bulan April 1985, pemerintah Thailand membuat penawaran ke pemerintah Amerika untuk membeli 12 unit F-16 A, pada saat tersebut F-16/79 adalah satu-satunya versi yang diijinkan oleh pemerintah US unutk Thailand. Namun pada bulan Juli 1987, Thailand memberikan persetujuan dan terus maju untuk membeli F100-powered F-16, dan surat perjanjian pun ditanda tangani pada bulan Desember 1987 untuk pembelian 8 unit F-16 A dan 4 unit F-16 B dibawah program Peace Naresuan I Foreign Military Sales. Thailand menerima penyerahan F-16 A pertama dalam ceremonial di Fort Worth. Semua F-16 tersebut adalah varian Block 15 OCU.


Peace Naresuan II

Bersamaan dengan penanda tanganan kontrak yang pertama, TAF sudah berusaha menambahkan 6 unit lainnya untuk inventorynya. Pada akhir tahun 1980-an pemerintah Thailand menanda tangani kontrak untuk membeli 6 unit F-16 A dibawah kontrak Peace Naresuan II, pesawat ini juga versi OCU.


Peace Naresuan III


Pada bulan September 1995, Thailand menerima pesawat pertama dari batch ke 2 18 unit F-16 A/B Block 15 OCU, 12 unit A-model dan 6 unit B-model. Pesawat tersebut digunakan untuk membangun skuadron F-16 ke 2 yang berbasis di Thailand, 6 unit terakhir dari F-16 tersebut dikirim ke Thailand pada bulan Februari 1996. Even ini menandai berakhirnya semua produksi F-16 A/B Block 15 yang lebih dari 15 tahun masa produksi dan telah diproduksi sebanyak 983 unit, sehingga Block ini adalah Block terbesar yang pernah diproduksi.


Peace Naresuan IV

F-16A ADF #10216 milik RTAF , terlihat di Pangkalan Udara Davis-Monthan pada 2003, merupakan salah satu pesawat yang dibeli Thailan di bawah program Peace Naresuan I.

Pada bulan Maret 1999, US mengumumkan siap menjual F-16 ke Thailand. Pada bulan Mei 2001, US memesan 8 unit F/A-18 yang dipesan oleh Thailand, karena negara tersebut kekurangan biaya untuk menyelesaikan kontrak ini setelah Baht plunged pada bulan Juli 1997.
Presiden Bill Clinton telah mengatakan pada Thai Premier Chuan Leekpai pada bulan Maret 2001 bahwa US telah siap mengambil alih kontrak Fighter tahun 1996 dan membatasi kewajiban pemerintah Thailand $74.5 M yang telah dibayar, keputusan tersebut membuat ringan beban Thailand yang harus membayar $317 M atas pesananya atau membayar biaya pemutusan kontrak sampai $250 M, uang muka dapat digunakan untuk melunasi second hand F-16.
Pada tanggal 14 Juli 2000, pemerintah Thailand memutuskan untuk membeli 16 unit F-16 (15 unit A dan 1unit B dalam versi ADF) untuk membangun skuadron F-16 yang ke 3, pesawat ini dikirimkan pada bulan Agustus dan Oktober 2003, juga 2 unit Block 10 OCU yang dibeli untuk reklamasi spare part.


Donasi Singapura

Pada tanggal 18 November 2004, diumumkan bahwa Thailand menerima 7 unit F-16 A/B (3 unit Alpha model dan 4 unit Bravo model) yang tersisa dari RSAF. Semuanya diserahkan pada bulan Januari 2005, alih-alih standar pembelian antara 2 pemerintah, airframe yang disumbangkan dari RSAF untuk TAF adalah sebagai imbalan karena RSAF dapat berlatih di Thai air base Udon Thani beberapa hari setiap tahunnya. Kesepakatan ini menandai hubungan baik kedua negara ASEAN.


Pesanan Masa Depan

Pada bulan Juli 2005, Commander-in-Chief of the RTAF mengumumkan bahwa angkatan udara sedang mencari new fighter untuk menggantikan penuaan armada F-5 dan OV-10, karena RTAF telah memiliki sejumlah F-16, maka F-16 akan menjadi pesaing utama dalam tender new fighter ini. Akhirnya pemerintah Thailand memilih untuk membeli Swedish JAS-39 Gripen sebagai new fighter mereka untuk pengenalan pada tahun 2011.






Modifications and Armament

Armament

Sedikit yang diketahui tentang inventory persenjataan F-16 RTAF. Standard air-to-air armament nya adalah AIM-9 Sidewinder. Pada tahun 1995, RTAF mengakuisisi sejumlah missile Python 3 yang diikuti dengan AIM-120 AMRAAM pada tahun 2003. Dalam role air-to-ground persenjataan standar mereka terdiri dari Mk. 82 dan Mk. 84 bomb yang dapat dilengkapi dengan missile AGM-65.


Altis II / Rubis targetting/navigation pods

F-16 Thailang memiliki kemampuan precision attack day and night Altis II targeting pod dan Rubis navigation pod yang diperkenalkan pada awal tahun 1990-an. Pod ini digunakan berhubungan dengan GBU-10 an GBU-12 precision guided munitions.


MLU

Pada bulan Oktober 2010, pemerintah Thailand memutuskan untuk memeberikan 18 unit airframe yang operasional dalam skuadron 403 ke MLU. Airframe ini adalah airframe termuda yang berada di inventory Thailand dan secara efektif berakhirnya produksi Block 15 (tahun 1996). Kontrak tersebut bernilai $700 M dan mencakup selama 3 tahun dimulai dari tahun 2011. Hal ini akan memperpanjang kehidupan pesawat sampai tahun 2025.


22. The Netherlands
Koninklijke Luchtmacht
Royal Netherlands Air Force – RnlAF


Introduction

Royal Netherlands Air Force membeli 213 unit F-16 A/B, Belanda adalah salah satu dari 4 angkatan udara Eropa yang berpartisipasi, dan salah satu dari 5 negara yang membangun F-16 secara lokal, reduksi kekuatan udara akan berkurang menjadi 108 unit dan semuanya di upgrade ke standar MLU. Beberapa pesawat surplus dijual ke Yordania dan Chile.


Inventory

Initial Order

F-16A block 15 #J-192 milik Belanda mengudara dari Keflavik, Iceland. Pesawat ini merupakan bagian dari batch kedua F-16 yang dipesan oleh RNlAF.


Belanda adalah salah satu pelanggan awal F-6 dari NATO, bersama dengan Belgia, Denmark, dan Norwegia. Pesanan awal Belanda adalah 102 unit example (80 unit single-seat F-16A dan 22 unit two-seat F-16B) yang mana di rakit di Fokker. Line ini pertama kali dibuka untuk bisnis pada bulan April 1978, dan merupakan final assembly line F-16 kedua Eropa, sedangkan SABCA di Belgia adalah yang pertama. F-16 pertama kalu yang dibangun oleh Belanda lepas landas pada tanggal 3 Mei 1979, dengan tes pilot Henk Temmen. Pengiriman awal F-16 A/B ke Klu pada bulan Juni 1979.


Follow-On Order

Pada bulan Maret 1980, Belanda mengumumkan rencana (akhirnya disetujui parlemen Belanda pada bulan Desember 1983) untuk membeli 111 unit pesawat (97 unit F-16A dan 14 unit F-16B). Dan dengan ini inventory pesawat F-16 Belanda menjadi 213 unit, 177 unit A model dan 36 unit B model. F-16 yang terakhir keluar dari line produksi Fokker's Schiphol plant pada tanggal 27 Februari 1992 #J-021 (#89-0021), dan 213 unit example yang terakhit telah dikirim ke Klu.


Fleet Reduction

Pada tahun 2003, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengurangi kekuatan F-16 nya sebesar 25 % dari tahun 2004 dan seterusnya, Belanda akan menyediakan 108 unit F-16 untuk NATO, dengan 90 unit yang tersedia untuk operational deployments. Sebanyak 30 unit F-16 akan dijual, namun kerugian akan pengurangan yang semakin meningkat akan dapat mengurangi jumlah ini.
Pada tanggal 21 November 2005, Yordania menanda tangani LOI untuk membeli 3 unit F-16 Belanda dan semuanya two-seaters. Pesawat tersebut #J-650, #J-653 dan #J-654 akan dikirim pada tahun 2009, semua pesawat ini telah dimodifikasi melalui MLU. 3 unit two-seaters dipesan kembali pada tahun 2007.
Pada bulan Desember 2005, pemerintah Chile menanda tangani kontrak dengan Belanda untuk memasok 18 unit F-16 Belanda (11 unit Alpha model dan 7 unit Bravo model). Semua pesawat ini akan membentuk skuadron baru selain pengiriman F-16 Block 50. Pesanan yang banyak terjadi pada bulan Mei 2008 untuk dikirimkan pada tahun 2010. 18 unit F-16, semuanya A-model dan akan melengkapi skuadron baru di Chile.



Modifications and Armament


Armament

Dalam role interception, F-16 Klu dilengkapi dengan AIM-9N, -9L, dan -9M Sidewinder AAM. Missile AIM-120 AMRAAM digunakan untuk longer-range interceptions. Semua unit F-16 memiliki Mk82/84 bomb dan cluster weapon.

Pada tahun 1997, RNLAF dianugerahi Hughes Missile Systems Company a contract untuk 36 missile AGM-65G, detasemen RNLAF di Italia menyewa missile AGM-65D dari USAF sambil menunggu pengiriman AGM-65G.

Skuadron 312 telah memiliki komitmen tactical nuclear yang dilaksanakan dengan tanpa nuclear weapon yang disediakan US.

RNLAF juga mengakuisisi LGBs (GBU-24, GBU-10, GBU-12, CBU-87), dan akan mengakuisisi AIM-9X dan JDAM.


F-16(R) and Recce Pods

F-16B #J-368 milik RNLAF dari squadron 311, membawa MARS reconnaissance pod pada station tengah, dan sebuah inert AIM-9 pada station nomor.

Pada tahun 1983, F-16 dari skuadron 306 mengambil alih Oldelft Orpheus camera pod yang sebelumnya dibawa oleh RF-104G Starfighter. Skuadron 306 dipilih karena ditunjuk sebagai recce unit. 18 unit F-16 A yang telah dimodifikasi untuk mengakomodasi Orpheus pod di centerline station, dan dilengkapi dengan radar altimeter dan control box untuk Oldelft Orpheus pod. Modifikasi F-16 tersebut disebut F-16 A (R). F-16 A (R) pertama kali diterbangkan pada tanggal 27 Jnuari 1983. Orpheus pod berisi kamera dan peralatan IR line-scanne.

Pada tahun 2002,skuadron 306 kehilangan role recce, dan diganti dengan skuadron 313 F-16 Theatre Operational Conversion unit. Role recce sekarang ditugaskan ke 3 skuadron frontline (311, 315 dan 322) karena semua pesawat MLU secara teknis mampu membawa recce pod, tidak ada modifikasi khusus yang digunakan. RNLAF saati ini menggunakan Medium Altitude Reconnaissance System (MARS). MARS menggunakan Reccon Optical camera yang dipasang pada standard Per Udsen Modular Recconaissance pod. Penerbangan operasional pertama dengan MARS pod terjadi pada tanggal 6 Juni 2000, oleh 2 unit F-16AM skuadron 315 (#J-136 and #J-145), meskipun pod tersebut telah mengalami pengujian sejak tahun 1997.


Mid-life Update

Semua F-16 A/B yang operasional di Belanda pergi melalui Mid-Life Update (MLU) pada tahun 2003, Multinational Operational Test dan Evaluation center untuk F-16A/B Mid-Life Update didirikan di air base/pangkalan udara Leeuwarden pada tahun 1997, sebagai bagian dari pemotongan pertahanan skala bertahap. Jumlah F-16 Klu yang menjalani MLU berkurang dari 170 unit menjadi 138 unit pada pertengahan tahun 1993.


Other

Angkatan udara telah membeli sejumlah LANTIRN targeting systems, dan juga telah menyepakati pembelian Joint Helmet-mounted Cueing System. RNLAF telah membeli 108 ALQ-131 pod untuk digunakan pada F-16 nya. ALQ-131 pod sudah diupgrade ke Block-2 configuration. Dalam kombinasi dengan Lantirn targeting pod, 60 example GEC/MARCONI navigation pod telah diakuisisi. Namun saat ini sangat jarang dilakukan oleh F-16 Belanda. Pada tahun 2006 pesanan juga ditempatkan untuk 8 Elbit Reccelite pod dan Litening AT pod dan akan diserahkan pada tahun 2008.



Operational Service



Joint Falcon / Allied Force
Italy, 1999


Pada tahun 1992, tepat setelah dimulainya perang mulai runtuhnya Yogoslavia, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengirimkan F-16 ke Italia untuk menyupport multi-national UN force yang ditempatkan di Kroasia dan Bosnia-Herzegovina. Belanda ingin melakukan hal ini bekerja sama dengan angkatan udara Belgia untuk mengurangi biaya operasional. Pada awalnya pemerintah Belgia sangat enggan untuk melakukannya, karena major defense restructure terjadi pada saat yang sama. Setelah 4 tahun lamanya dan banyaknya negoisasi, pemerintah Belgia memutuskan untuk menyetujuinya.

Ahirnya, pada tahun 1996, Belgia dan Belanda menanda tangani perjanjian DATF (Deplayable Air Task Force). Hal ini membuat penyebaran Fighter dan juga pesawat angkut militer secara bersama-sama. Tepat setelah penanda tanganan perjanjian ini, BAF bergabung dengan RNLAF di Villafranca AFB di Italia dalam operasi yang disebut dengan 'Joint Falcon'. Dalam tahap pertama jumlah F-16 Belanda terbatas pada 8 unit, tetapi dengan semakin meningkatnya ketegangan kawasan, jumlah tersebut meningkat menjadi 20 unit selama operasi 'Allied Force' pada tahun 1999. Tepat sebelum konflik dimulai pada bulan Maret, pesawat MLU pertama dikirim ke Italia yang sangat memperluas kemungkinan DATF tersebut. Operasi tersebut berakhir pada tahun 2001.

Pada tanggal 24 Maret 1999, F-16 Belanda (#J-063) dari DATF Belgia-Belanda berbasis di Amendola AFB di Italia selatan, melihat Mig-29 Serbia muncul diradar, pilot tidak ragu-ragu untuk menembakkan missile AIM-120 ke target, setelah beberapa detik kemudian, kill telah dikonfirmasi, dan kill tersebut adalah kill pertama Belanda setelah perang Dunia II dan kill tersebut adalah kenyataan.
Pada tanggal 4 April 1999, F-16 Belanda terlibat ground target dengan AGM-65G, menandai pertama kalinya missile ini ditembakkan dalam kemarahan RNLAF.


Enduring Freedom
Manas AB, Kyrgyzstan, 2002

Pada tahun 2002, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengirim F-16 ke Afghanistan untuk mnyupport operasi 'Enduring Freedom'. Pesawat mereka ditempatkan di Manas AFB di Kyrgyzstan bersama dengan pesawat Denmark dan Norwegia, operasi tersebut terjadi pada bulan Oktober 2002 sampai bulan Oktober 2003. Semua negara EPAF selin Belgia telah terbang bersama-sama dalam operasi ini.

RNLAF kembali ke Manas AB dengan 8 unit F-16 pada tanggal 10 September 2004, penyebaran tersebut untuk memberikan bantuan kepada NATO-led ISAF force selama pemilihan preseiden Afghanistan. Pesawat kembali ke Belanda pada tanggal 19 November 2004, dan dengan demikian berakhirlah penyebaran pendek ini.


Baltic Republics Air Police
Lithuania, 2004

Dalam suksesi Belgia, Denmark dan Norwegia. Belanda mengirimkan 4 unit F-16 untuk patroli udara di 3 negara Baltic republics - Latvia, Lithuania dan Estonia dari tanggal 1 April sampai tanggal 30 Juni 2005, mereka memberikan perlindungan udara terhadap negara-negara Baltic, bersamaan dengan penyebaran ini, Belanda juga mengirimkan 4 unit F-16 ke Manas AB untuk menyupport ISAF force. Penyebaran ini untuk periode awal 6 bulan tapi bisa diperpanjang. 4 jet akan digantikan dengan jumlah yang sama dari angkaran udara Belgia di akhir tahun. Mereka sekali lagi akan membentuk DATF dibawah joint command.




23. Turkey
Turk Hava Kuvvetleri
Turkish Air Force – TUAF


Introduction

Turkish Air Force memiliki total 270 unit F-16 C/D dalam inventory mereka, semuanya Block 30/40/50. Turki adalah salah satu dari 5 negara yang memproduksi F-16 secara lokal.


Inventory

Peace Onyx I

F-16C Block 30B pertama yang dikirim ke AU Turki (dan dibuat oleh Lockheed Forth Worth), #86-0066, terbang diatas Masjid  Aya Sofia di Istanbul.

Pada bulan September 1983, pemerintah Turki mengumumkan rencana untuk membeli 132 unit F-16C dan 24 unit F-16D dibawah program Peace Onyx I, 8 unit pesawat pesanan pertama haru dibangun di Fort Worth, tetapi 148 unit sisanya harus dirakit di Turki di TUSAS Aerospace Industries (TAI) di Akinci (sebelumnya Mürted). TUSAS adalah singkatan dari Turkiye Ucak Sanayii AS, atau Turkish Aircraft Industries, yang merupakan perusahaan yang dimiliki bersama oleh pemegang saham yang dimiliki oleh Turki dan Amerika, menurut ketentuan Peace Onyx I, TAI tidak boleh menjual pesawatnya ke angkatan udara manapun, termasuk THK. Akibatnya F-16 yang dibangun di Akinci harus dikirimkan pertama kali ke USAF yang kemudian ternyata mereka langsung ke THK. Dalam prakteknya F-16 yang dibangun secara lokal masing-masing harus diterbangkan ke NAS Sigonella (atau pangkalan US lainnya yang dekat dengan Turki) dimana akan dilakukan touch-and-go (wajib, pesawat harus menyentuh tanah US) dan kemudian terbang kembali ke Turki.

Turk Hava Kuvvetleri(THK, atau Turkish Air Force) menerima 2 unit pertama F-16 (semuanya dibangun oleh LM 30 unit F-16C #86-0066 dan #86-0067) sebagai assembly kit dibulan Maret 1987, dan Turki secara resmi menerima F-16 D pertama dalam ceremonial di Fort Worth pada bulan Juli 1987. F-16 C/D pertama Turki tiba di Murted AB pada bulan Oktober 1987, diikuti dengan penerbangan pertama Turkish-built F-16C (#86-0068) pada tanggal 20 Oktober 1987, dimulai dengan pesawat ke 44 (USAF serial number #88-0033), semua F-16 THK dari batch pertama yang diproduksi ke standar Block 40. Produksi pesanan Peace Onyx I berakhir dengan F-16C Block 40 #93-0014.

TAI juga telah mendapatkan kontrak untuk membangun wing, fuselages, dan aft fuselages untuk F-16F-16. Mereka juga telah mendapatkan kontrak untuk membangun 40 unit F-16 C/D Block 40 Egyptian Air Force dibawah program Peace Vector IV (tentu saja akan dikirim melalui USAF).


Peace Onyx II


Pada bulan Maret 1992, tindak lanjut atas pesanan untuk 2 batch F-16 C/D Block 50 (68 unit C dan 12 unit D), ditempatkan dibawah program Peace Onyx II FMS. Dana dari 40 unit pesawat pertama akan dipenuhi terutama oleh Arab Saudi, Kwait, dan Emirate. Peace Onyx II dimulai dengan produksi F-16 Block 50 serial number #93-0657. Program ini bernilai $3.5 B. TEI (Turkish Engine Industries) akan mensuplai 96 F129 IPE engine, ASELSAN akan memproduksi 100 LN93-RLG. Pesawat Peace Onyx II akan dikirimkan dari tahun 1996 sampai 11997.


Peace Onyx III

F-16C block 50 #94-0077 dan #94-0078 milik  TUAF pada misi CAP, dipersenjatai dengan dua AIM-120. Pesawat-pesawat ini dikirim sebagai bagian dari perjanjian Peace Onyx III.

Selama tahun 1990-an, batch kedua 40 unit F-16 C/D tambahan telah dipesan, pesawat ini bertujuan untuk penggantian pergeseran. Kabarnya F-15 dan F-18 juga akan menggantikan F-16 yang hilang, meskipun tidak pernah berhasil karena pertimbangan logistik. Pesawat Peace Onyx III akan dikirim antara tahun 1998 dan 1999.


Peace Onyx IV


Pada tahun 2006, ada rumor yang mengatakan bahwa penjualan F-16 baru ke Turki sudah dekat. Namun Turki memiliki perbedaan pendapat dengan pemerintah US dan Lockheed atas kesepakatan tersebut. Pemerintah US menginginkan larangan Cyprus fly-over dikenakan pada pesawat dan Lockheed tidak akan mengirimkan pesawat 2010-2011 yang diharapkan.

Pada bulan Mei 2007, kesepakatan akhirnya dicapai dan permasalahan dengan US dapat dipecahkan begitu juga dengan jadwal pengiriman. Hal ini dicapai dengan memberikan licence building pesawat di pabrik TUSAS di Turki, begitu juga dengan F-16 yang lain yang akan dibangun terutama di Turki. Kompromi pesanan 30 unit F-16 dan peralatan yang terkait untuk menutup kasus attrition dan stop-gap measure. Sampai akhirnya datang F-35 dari tahun 2015 sampai seterusnya.




Modifications and Armament

Block 40 Modifications

Pesawat Block 40 Peace Onyx I dilengkapi dengan GPS navigation system (LN-39 INS license-built oleh ASELSAN), APG-68 (V) radar, automatic terrain-following radar, digital flight controls, more efficient chaff and flare dispensers, dan kemampuan untuk membawa AIM-7 dan AIM-120 radar-guided BVR missiles. Pesawat Block 40 ini juga cocok dengan LANTIRN low-level night navigation dan attack system, dan didukung dengan engine General Electric F110-GE-100 yang dibangun dibawah lisensi oleh TAI Engines di Eskisehir di tahun 1994. TAI memulai program modifikasi Falcon-Up pesawat Peace Onyx I, terutama terdiri dari peningkatan struktural.

Block 50 Modifications


Block 50 machines dilengkapi dengan APG-68(V5) radar, a secure-voice communication system, new radar warning receivers, dan sanggup membawa dan meluncurkan AGM-88 HARM anti-radiation missile. Pengenalan Block 50 memberikan F-16 THK kemampuan true SEAD.


Common Configuration Implementation Program (CCIP)


Pada bulan April 2005, pemerintah Turki menanda tangani LOA untuk mengupgrade 217 unit F-16 (38 unit Block 30, 104 unit Block 40, 76 unit Block 50) dengan nilai kontrak $3.9 B jika semua opsi tersebut dilaksanakan. Upgrade F-16 Turki terdiri dari APG-68 (V) 9 multimode radar (saat ini sedang diinstal pada F-16 Block 50/52), color cockpit displays and recorders, new core avionics processors, Joint Helmet-Mounted Cueing System, Link 16 data link, advanced interrogator/transponder, integrated precision navigation, a unique electronic warfare system, dan sesuai dengansejumlah new weapons dan targeting systems. Upgrade F-16 ini akan menggunakan hardwere dan softwere.


Armament

THK telah mengakuisisi sejumlah state-of-the art weapon systems untuk F-16 nya, termasuk AGM-65A/B Maverick TV-guided missiles dan AIM-120 AMRAAM missiles. Pada tanggal 9 Oktober 1997, Departemen Pertahanan US mengumumkan kemungkinan penjualan kepada pemerintah Turki untuk 138 AIM-120 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM), 120 LAU-129A/A launchers, containers, spare and repair parts, dan elemen logistik dan support lainnya. Perkiraan biaya adalah $62 M.
TUAF baru-baru ini membeli POPEYE attack missiles dari Israel untuk digunakan baik pada F-16 atau F-4 E yang diupgrade oleh Israel.

Bersamaan dengan penanda tanganan kontrak CCIP pada bulan April 2005, sejumlah new weapon system akan diinstal di Turkish viper, termasuk AGM-84H (SLAM-ER), AIM-120C, AGM-154A/B, AIM-9X dan CBU-103/105. Beberapa weapon system selanjutnya akan diintegrasikan di F-16 mission software, termasuk IRIS-T, Python 5, Derby dan Penguin.


Navigation and Targeting Pods

F-16C Block 40 #90-0020 milik TuAF dari 161 Filo, deilengkapi dengan AN/AAQ-13 dan AN/AAQ-14 LANTIRN pods, di landasan pacu pangkalan udara Florennes selama latihan TLP.

Bandirma yang berbasis pada F-16 Block 40 dijadwalkan akan menerima AN/AAQ-13 navigation dan AN/AAQ-14 targeting pod of the LANTIRN system. F-16 ini adalah yang pertama menggunakan LANTIRN pods diluar USAF. 161 Filo menerima LANTIRN-equipped F-16 C Block 40 pertama kali pada bulan Februari 1994, 7 unit F-16 telah menerima LANTIRN yang dibangun secara lokal, dan 161 Filo F-16 sepenuhnya dilengkapi dengan LANTIRN pada akhir tahun 1996. Sebanyak 158 unit pesawat telah menerima sistem LANTIRN.

Pesawat Block 50 Peace Onyx II telah memiliki kemampuan untuk menembakkan AGM-88 HARM. Batch untuk missile AGM-88 telah dikirimkan ke Turki untuk pesawat Block 50 nya.

ECM Equipment

Pesawat Peace Onyx I awalnya dilengkapi dengan ALQ-178(V)3 Rapport III ECM systems. 160 passive dan 122 active kit telah diinstal. F-16 Peace Onyx III pertama Turki akan dilengkapi dengan Loral ALQ-178 (V) 5 Rapport III ECM system. Sistem ini juga kemudian diinstal pada pesawat Peace Onyx I & II.
ALQ-131 countermeasures pod dilaporkan berada dalam pelayanan, tetapi THK menolak konfirmasi tentang ini.


Operational Service

Allied Force
Aviano AB, Italy

Turki telah menyiapkan 18 unit F-16 untuk mengkampanyekan aliansi melawan Serbia – 11 unit ditempatkan dipangkalan NATO, Aviano, Italia dan 7 unit lainnya ditempatkan di home. Semua pesawat dilengkapi dengan laser-guided bomb LANTIRN night-vision system. F-16 Turki telah membom target di Yogoslavia, dengan tajam membuat keterlibatan mereka dalam perang udara/air war. Jet Turki sebelumnya telah berpatroli diwilayah udara Balkan memberlikan perlindungan untuk attacking planes. Selama kampanye ini, F-16 Turki menciptakan rekor world CAP patroli selama 9 jam 22 menit diatas Balkan theatre. Normal CAP mission terakhir antara 3 dan 4 jam.


PKK campaigns
Turkey

F-16 Turki sering digunakan dalam konflik PKK, kebanyakan pesawat tersebut memberikan perlindungan dari udara bagi pasukan darat.


Greek/Turkish incidents
Aegean Sea

Selama bertahun-tahun, F-16 Turki sering telibat pertarungan dengan pesawat Yunani terhadap wilayang yang disengketakan Aegean Sea. Banyak rumor mengatakan bahwa pesawat tertembak jatuh dikedua sisi perbatasan. Kami sedang bekerja dalam sebuah laporan yang jauh lebih akurat dalam peristiwa ini.


NB :

1. F-16 C/D Block 30/40 Peace Onyx I telah memiliki ALQ-178 (v) 3 Rapport III ECM. Semua F-16 C/D Block 50 tidak memiliki EW suite, pesawat tersebut akan menerima ALQ-178(v)5+ Rapport III, BAE Systems North America, mungkin sampai tahun 2012. Hanya F-16C/D Block 50 yang akan menerima spesifikasi ECM suite.
Baru-baru ini hanya AGM-154A/C dan AIM-9X yang telah disetujui, adapun rest weapon systems, kontrak CCIP mengatakan bahwa softwere tertentu akan diinstal jika THK ingin mengakuisisi weapon dimasa mendatang.

2. Popeye
F-16 TAF tidak mengakuisisi Popeye-1 dan Popeye-2 , karena Popeye-1 secara teknis tidak dapat dibawa oleh F-16 karena beratnya, tetapi telah digunakan di modernised F-4E 2020 Terminator a/c sejak tahun 2001. Namun Popeye-2 telah di elevasi untuk F-16 dan F-4 E di tahun 2020, akan tetapi tidak pernah dipilih maupun dibeli. Sebaliknya TAF memutuskan untuk membeli AGM-84K SLAM-ER untuk convensionally armed stand-off deep pentration missile requirement ditahun 2005.

3. Peace Onyx III & IV
Batch kedua Block 40 dan Block 50 Peace Onyx-III, akan dimasukkan kedalam "PEACE ONYX-II". Oleh karena itu proyek Pecae Onyx-II mencakup 40 + 40 = 80 unit Block 50.
Program PEACE ONYX-III resmi mewakili CCIP+ upgrade armada 211 yang terdiri dari Block 30/40/50 (37 unit Block 30, 101 unit Block 40, 73 unit Block 50) yang akan diupgrade melalui program konfigurasi CCIP USAF. Kesepakatan awalnya mencakuo 218 unit A/C diakhir tahun 2004, tetapi setelah itu 7 unit dari jumlah tersebut telah jatuh. Program akan dimulai pada pertengahan tahun 2007, dan akan selesai di tahun 2016. IOC untuk pesawat F-16 lock 50 di tahun 2012.
Program PEACE ONYX-IV meliputi perakitan 30 unit Block 50 (16 unit C dan 14 unit D). pengiriman dijadwalkan tahun 2011-2012. F-16 PEACE ONYX-IV akan memiliki CFTs, indigenous LGB, GPS/INS stand-off weapons, AN/ALQ-178[V]5+ SPEWS-III ECMs, Sniper (mungkin) dan AselPod NTPs, dan avionik US lainnya dan weapon sepenuhnya sama dengan program CCIP PEACE ONYX-IV.

CCIP Program :
Block 30 akan diupgrade secara terbatas, yaitu dengan tidak adanya peningkatan radar dan hanya cocok seperti role OCU. Block 40 dan Block 50 akan sepenuhnya di tingkatkan dan akan digabungkan dengan beberapa avionik dan persenjataan yang dibuat secara lokal.

Sistem berikut ini yang dipesan/ dijamin melalui FMS dan Turkish SSM :
127 AIM-9X, 200 JHMCS, 200 AN/AVS-9, 213 AIFF, 205 Link-16, 50 CBU-105, 54 AGM-154A-1, 50 AGM-154C, 50 AGM-84K, 20 AselPod, Tubitak Paveway-IIT LGBs and new GPS/INS kits, 60 AN/ALQ-178V[5]+ SPEWS-II for B50s (akan direvisi ke 53+).

Sistem berikut ini dijamin melalui DSCA/persetujuan kongres dan menunggu pesanan FMS dan tender pengadaan Turkish SSM :
180 AN/APG-68[V]9 (menjadi berkurang max. 174), 105 AIM-9X, 200 GBU-31, 200 GBU-38, 50 CBU-103, 4+2 LOROP-IR Pod, 2 SAR Pod, 16+4 Escort Jammer Pod.
Sistem berikut ini telah dicatat melalui DSCA dan LLIs telah dipesan, menunggu evaluasi akhir dan pesanan FMS :
AIM-120C-5/7/D, AGM-88B3/C/D, AGM-84L, HTS(E) or HTS R7, Second batch of AGM-154A-1/C,.

Setelah berada dibawah sistem evaluasi :
EGBU-10/12, AGM-65G2/H/J/K/X upgrade, Long Shot kits, JASSM.

Sistem berikut ini telah dicatat pada DSCA untuk evaluasi untuk membeli :
Iris-T, Python-V, Derby, Spice, Penguin 3.
Pengadaan bersama F-4E/F-16 terintegrasi dengan 22 Litening-III juga dibatalkan, Turkish Aselpod (dan mungkin lebih lanjut untuk pengadaan Sniper atau Litening-III untuk F-16 Block 50) mulai beroperasi untuk F-16 Block 40. Rencana sementara untuk upgrade LANTIRN ke LANTIRN-ER masih dalam tahap evaluasi.
Dengan program PEACE ONYX-III, Block 40 dapat melakukan Stand-off Strike, CAS, Anti-tank, Tactical Reconnaissance dan role Maritime Attack, begitu juga dengan Block 50 akan dapat melakukan complete SEAD/DEAD sama seperti pesawat generasi 5 BVR air interception.

4. Peace Onyx III & IV (Update)
Peace Onyx III & IV
Program Peace Onyx III secara resmi mewakili CCIP+ upgrade/moderenisasi seluruh armada dengan jumlah total 210 unit F-16 Block 30/40/50 (37 unit Block 30, 101 unit Block 40 dan 72 unit Block 50) akan diupgrade dengan konfigurasi program CCIP USAF. Kesepakatan awal mencakup 218 unit A/C diakhir tahun 2004, tetapi setelah itu 8 unit dari jumlah tersebut telah jatuh. Program dimulai pada pertengahan tahun 2007 dan akan selesai pada akhir tahun 2016. IOC untuk pesawat Block 50 direncanakan untuk tahun 2012.
Program PEACE ONYX-IV mencakup perakitan secara lokal 30 unit Block 50 (16 unit C dan 14 unit D), pengiriman dijadwalkan tahun 2011-2012. F-16 PEACE ONYX-IV akan memiliki CFT, indigenous LGB, GPS/INS stand-off weapons, AIDEWS ECMs, 30 Sniper NTPs, 30 LANTIRN-ER NNPs dan avionik US lainnya dan weapon seluruhnya sama dengan program CCIP PEACE ONYX-III. Block 50 akan dikirimkan ke skuadron 141 dan 142 yang berada di Ankara Akinci.

CCIP Program:
Block 30 akan diupgrade secara terbatas, yaitu dengan tidak adanya peningkatan radar dan hanya cocok seperti role OCU. Block 40 dan Block 50 akan sepenuhnya di tingkatkan dan akan digabungkan dengan beberapa avionik dan persenjataan yang dibuat secara lokal.

Sistem berikut ini yang dipesan/ dijamin melalui FMS dan Turkish SSM :
127 AIM-9X, 105 AIM-9X (Batch-II), 107 AIM-120C7, 200 JHMCS, 200 AN/AVS-9, 213 AIFF, 205 Link-16, 50 CBU-105, 54 AGM-154A-1, 50 AGM-154C, 48 AGM-84K, 4+16 AselPod, Tubitak Paveway-IIT LGBs, Tubitak SAGE SOM A/B1/B2/C 180-km Stand-Off Missile (ING/GPS+TFR and IIR+ATA for B1 to C). B2 has HE Penetrator. C will be navalised version with RF Datalink, Tubitak SAGE NEB-2000 LGB (PW-II/IIT) or GPS (HGK) Penetration Bomb, 60 AN/ALQ-178V[5]+ SPEWS-II for B50s (To be revised to 53+), 200 AN/APG-68[V]9 (173 plus some spares), 200 GBU-31 JDAM, 200 GBU-38 JDAM, 5 Elbit Condor-II LOROP-IR Pod (PRESS), 2 Elta EL/M-2060P SAR Pod (SARENS).
HGK-1000/500, Dual Mod HGK, Next Generation tri-mod ASM, EO-guided bomb kits, unpowered SOM version, SOM-ER and Atmaca air-to-sea missile mungkin dalam tahap pengembangan.

Sistem berikut ini dicatatkan melalui DSCA dan LLIs yang dipesan dan menunggu evaluasi akhir pesanan FMS :
AGM-88B3/C/D, AGM-84L, HTS(E) or HTS R7, Second batch of AGM-154C1.
Dengan program Peace Onyx III Block 40 dapat melakukan Stand-off Strike, CAS, Anti-tank, Tactical Reconnaissance dan role Maritime Attack, begitu juga dengan Block 50 akan dapat melakukan complete SEAD/DEAD sama seperti pesawat generasi 5 BVR air interception.




24. United Arab Emirates
Al Imarat al Arabiyah al Muttahidah
United Arab Emirates Air Force - UAEAF


Introduction


F-16F block 60 pertama milik UAEAF. Perhatikan Conformal Fuel Tanks, Internal FLIR housing, dan sejumlah bulges untuk RWRs.

United Arab Emirates Air Force memesan total 80 unit F-16 E/F Block 60, dan menjadi pelanggan pertama untuk versi F-16 Fighting Falcon yang paling canggih ini. UAEAF juga mengakuisisi AIM-120 AMRAAM, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, Laser Guided Bombs, dan amunisi sophisticatd lainnya untuk F-16 mereka.


History

Pada bulan September 1996, pemerintah United Arab Emirate diberitahu bahwa F-16 Lockheed Martin dan Rafale yang diproduksi oleh French Dassault company, telah dipilih sebagai kandidat terakhir dalam mempertimbangkan new fighter UAEAF. F-15 McDonnell Douglas secara resmi telah dikeluarkan dari kompetisi.

Lockheed Martin telah menawarkan berbagai konfigurasi F-16 untuk dipertimbangkan selama proses evaluasi fighter UAE. Konfigurasi yang ditunjukkan pada saat itu adalah konfigurasi Block 60 dan menggabungkan conformal fuel tank F-16 ES dan internally mounted FLIR. Karena Block 60 ini hanya ditawarkan ke UAE (sebagai F-16U (tidak secara resmi)), semua biaya pengembangan telah dibayar oleh UAE. UAE mengaitkan dengan adanya ketersediaan pesanan AIM-120 AMRAAM.

Pada tanggal 22 November 1997, UAE menyatakan persyaratan offset yang menguntungkan untuk kesepakatan ini.


Inventory

Initial Order

Pada tanggal 12 Maret 1998, pemerintah UAE mengumumkan bahwa mereka telah memilih F-16 Block 60 Lockheed Martin sebagai pesawat tempur canggihnya. Program tersebut termasuk 80 unit pesawat (55 unit C dan 25 unit D). Pesanan ini akan mengamankan 30.000 pekerjaan US. Kesepakatan tersebut akan membuat UAE menjadi key player dipasar senjata untuk tahun-tahun mendatang, jika perkembangan penjualan senjata dunia tidak maju. – pos yang diselenggarakan Arab Saudi selama bertahun-tahun.

F-16F Block 60 #3001 milik UAE lepas landas pada penerbangan pertamanya dari  Ft. Worth., pada 6 Desember 2003.

Karena pengumuman kesepakatan telah dibuat sebelum waktunya oleh pejabat US, selama minggu pertama bulan Desember 1998, tim militer UAE yang berpangkat tinggi mengunjungi Amerika Serikat untuk membahas perbedaan teknis yang bernilai $7 B. kesepakatan tersebut terhalang dalam beberapa bulan terakhir yang mana Abu Dhabi menginginkan kontrol penuh atas source code F-16 Block 60 dan sistem senjatanya.

Meskipun Abu Dhabi kayak minyak, perlahan-lahan muncul sebagai salah satu importer senjata terbesar didunia, belum secara resmi mengatakan akan mencari alternatif lain jika persyaratan tidak terpenuhi,tetapi telah dibuka kembali pembicaraan dengan kompetisi yang kalah pada bulan Mei lalu oleh F-16 Block 60. Petugas pengadaan senjata UAE Chief-of-Staff General Sheikh Mohammad bin Zaid al-Nahayan, pergi ke Amerika Serikat pada akhir bulan Oktober untuk mengalihkan kesepatan tersebut, tetapi kunjungannya tertunda karena ada perbedaan presepsi. Sebaliknya, UAE lagi mendekati Dassault Aviation, yang mungkin akan menarik Rafale. Penundaan program F-16 sekali lagi telah menghidupkan kembali pendukung Eurofighter.

Pada akhirnya UAE dan US mencapai kesepakatan, dan kesepakatan untuk 80 unit pesawat tersebut telah ditanda tangani.

Pada tanggal 6 Desember 2003, F-16 Block 60 UAEAF melakukan penerbangan perdananya dari Fort Worth facility Lockheed, dengan chief test pilot Steve Barter. Sebutan F-16 E/F menerima major structural, avionic dan propulsion enhancements (perangkat tambahan propulasi) di hampir semu versi baru Fighting Falcon.

UAE akan mengambil pengiriman pertama F-16 E/F pada tahun 2004. Gulf federation mulai meningkatkan pangkalan angkatan udara tahun lalu untuk menghadapi pengiriman F-16 E/F Block 60. Pilot UAE dan personilnya akan dilatih di Tucson, AZ. Sejumalah pesawat Block 60 akan berbasis di Holloman AFB untuk pengujian lebih lanjut.



Modifications and Armament


Armament

UAE membeli $2 B persenjataan pesawat canggih untuk F-16 nya, termasuk 491 AIM-120B AMRAAM Missiles, 267 AIM-9M Sidewinder, 163 AGM-88 Harm, 1,163 AGM-65D/G Maverick, 52 AGM-84 Harpoon, laser guided bombs, 20mm ammunition dan persenjataan lainnya.



25. United States of America
Air Combat Command - ACC
[Tactical Air Command - TAC]


Introduction

F-16C block 50 #94044, dari 20th FW di Pangkalan Angkatan Udara Shaw, is one of the last F-16s delivered to the USAF and is used in the SEAD role


United States Air Force sangat tidak mengherankan jika mereka adalah operator terbesar untuk F-16 ini, dengan lebih dari 2000 unit airframe yang telah dikirimkan. USAF inilah yang mendorong dari belakang kompetisi Light-weight Fighter dan juga mendorong modifikasi dan peningkatan untuk F-16. USAF juga memiliki (telah memiliki) versi Block yang paling banyak dalam inventory mereka, dari mulai YF-16 beralih ke Block 1 sampai ke Block 52 dan juga Block 60.


History

Program F-16 USAF dapat ditelusuri kembali dengan Advanced Day Fighter requirement. Advanced Day Fighter requirement meminta desain yang simpel dalam clas 25.000-pound dan memiliki thrust-to-weight ratio dan wing loading yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja MiG-21, setidaknya 25%. Advanced Day Fighter telah melengkapi heavier F-X fighter. Munculnya MiG-25 Foxbat dengan 2.8 Mach ditahun 1967 telah membuat khawatir analisis Departemen Pertahanan dan program high-performance F-X menjadi prioritas utama USAF (akhirnya menghasilkan F-15 Eagle McDonnell Douglas). Akibatnya program Advanced Day Fighter untuk sementara ditunda.

Pada ahir tahun 1960-an Maj. John Boyd mengangkat kembali program Advanced Day Fighter dan dikembangkan menjadi desain 25.000-pound yang disebut dengan F-XX. F-XX didedikasikan untuk air superiority dengan daya tahan yang tinggi, minimal electronic, dan tidak menggunakan long-range missile. USAF menentang program F-XX, karena banyak para pejabat tinggi beranggapan bahwa program tersebut dapat mematikan program F-X. Namun Pentagon memutuskan untuk melanjutkan program tersebut dengan tingkat yang rendah karena ada program F-X (yaitu F-15). Program ditunda dan mendapat kesulitan perkembangan yang serius.


Inventory

Prototypes and Full Scale Development aircraft

Purwarupa USAF YF-16A pertama (#01567) dalam skema kamuflase purwarupa standar.  YF-16 didesain untuk memenuhi spesifikasi ACF; sebuah fighter siang hari simple, tanpa radar, dan dipersenjatai hanya dengan misil jarak-dekat.


YF-16 dirancang untuk memenuhi spesifikasi ACF : simple day fighter, tanpa radar dan hanya bersenjatakan short-range missile. Pada bulan Januri 1971, wakil Mentri Pertahan David A. Packard mengeluarkan permintaan proposal untuk program Light Weight Fighter (LWF), yang memiiki high thrust-to-weight ratio, berat kotor kurang dari 20.000 pound dan memiliki kemampuan manuver yang tinggi. 5 produsen mengajukan proposal untuk menanggapi RfP ini (Boeing, Northrop, General Dynamics, Ling-Temco-Vought, and Lockheed). General Dynamics Model 401-16B dan Northrop P-600 dipilih untuk pengembangan lebih lanjut pada tanggal 13 April 1972, dan kontrak untuk 2 unit YF-16 (#72-1567 and #72-1568) dan 2 unit YF-17 telah diberikan. Karena LWF masih dianggap sebagai ancaman F-15, Departemen Pertahanan mengganti namanya dengan program Air Combat Fighter (ACF).

F-16 USAF yang pertama adalah sebuah prototype YF-16 (#72-1567), dikirim ke Edwards AFB pada tanggal 8 Januri 1974. Pada bulan Oktober 1974, Mentri Pertahanan James R. Schlesinger mengumumkan bahwa Pentagon sedang mempertimbangkan produksi pemenang kontes ACF untuk memenuhi USAF, US Navy, dan persyaratan ekspor. Persyaratan secara tegas menyerukan adanya multirole fighter, sehingga produk ACF harus dilengkapi dengan radar untuk memberikan pesawat tersebut kemampuan BVR secara terbatas. Persyaratan multirole ACF juga harus dibedakan dari F-15 Eagle yang murni air superiority role, untuk mengurangi kekhawatiran USAF akan adanya pengalihan program F-15.

Pada tanggal 13 Januari 1975, seketaris angkatan udara John McLucas mengumumkan bahwa YF-16 telah dipilih sebagai pemenang kontes ACF. Angkatan udara kemudian menempatkan kontrak untuk 15 unit FSD (Full-Scale Development) airframe, jumlah tersebut kemudian dikurangi menjadi 8 unit (6 unit F-16 A/FSD dan 2 unit F-16B/FSD). F-16A/FSD yang pertama (#50745), diterbangkan pada tanggal 8 Desember 1976.


Production Aircraft


F-16B block 1 #78082 adalah salah satu pesawat F-16 pertama yang dikirim ke USAF. Pesawat ini terlihat setelah kedatangannya di Pangkalan Angkatan Udara Hill. Perhatikan telltale black radome pada model block 1.

Awal tahun 1975, USAF mengumumkan akan membeli 650 unit F-16 multi-role fighter. Waktu pengumuman memang tidak kebetulan, karena 4 negara Eropa sedang mempertimbangkan F-16 sebagai pengganti F-104 Starfighter mereka dan mereka menginginkan komitmen USAF yang kuat sebelum mereka membuat keputusan. Pada saat yang sama USAF mengumumkan bahwa pesanan tersebut diperbanyak sampai 1.400 unit F-16.

Pada bulan Agustus 1975, General Dynamics' Fort Worth mulai memproduksi F-16, setelah adanya perbaikan besar fasilitas produksi. Produksi F-16 A berbeda dengan YF-16 dalam hal panjangnya fuselage sampai 13 inchi untuk mengakomodasi fuel/bahan bakar yang lebih banyak dan radar Westinghouse APG-66. Area wing meningkat 20 kaki persegi dan horizontal stabilizer juga membesar, tambahan underwing hardpoint juga dipasang, sehingga jumlah total hardpoint sampai 9.

Pada tahun 1977, USAF mengumumkan akan membeli kembali 783 unit F-16 A/B yang akan masuk kedalam layanan sebagai pesawat fighter-bomber, pesanan yang besar (dan pesanan selanjutnya)menyebar ditahun-tahun berikutnya, dan F-16 yang dipesan USAF dan telah dikirimkan ke USAF hampir disetiap tahun fiskal. Secara total 2230 unit F-16 telah dipesan oleh USAF, pesanan USAF (terutama pesanan awal) bukan untuk Block tertentu. Ketika General Dynamics memulai produksi Block baru, mereka akan mengirimkannya ke USAF. Pada akhir tahun 1990-an USAF memperpanjang pesanan produksi. Satu-satunya alasan pesanan tersebut adalah untuk menjada line production Fort Worth. Pada saat tersebut line akan selesai sampai tahun 1999.

Produksi F-16 yang pertama adalah F-16A Block 1 #78001, yang telah diterima oleh USAF pada tanggal 17 Agustus 1978, airframe F-16 dikirimkan secara terus menerus ditahun- tahun berikutnya. Secara total 768 unit F-16 telah dikirimkan ke USAF (43 unit Block 1, 73 unit Block 5, 213 unit Block 10 dan 457 unit Block 15). 2 unit F-16 A Belanda dibangun oleh Fokker di Belanda dan 3 unit oleh SABCA di Belgia. Produksi F-16 A/B untuk USAF berakhir pada musim dingin tahun 1984/1985.

Produksi F-16 C/D Block 25 pertama dimulai pada tahun 1984, dengan example pertama yang dikirimkan ke USAF pada bulan Juli. Pada tahun 1990, sekitar 1500 unit F-16 telah dikirimkan, dan produksi beralih ke Block 40/42, pada tahun 1992 produksi beralih ke Block 50/52. Secara keseluruhan 1.444 unit F-16 C/D (244 unit Block 25, 407 unit Block 30, 62 unit Block 32, 266 unit Block 40, 196 unit Block 42, 216 unit Block 50 dan 53 unit Block 52). Pengiriman dijadwalkan berlanjut sampai tahun 2004, dengan pesawat terakhir yang dikirimkan adalah F-16 C/D Block 50.

F-16 USAF dioperasikan sebagian besar oleh command, termasuk Air Combat Command (ACC, sebelumnya Tactical Air Command atau TAC), Air National Guard (ANG), United States Air Forces Europe (USAFE), Pacific Air Forces (PACAF), Air Force Reserve Command (AFRC, sebelumnya AFRES), Air Education dan Training Command (AETC), dan Air Force Materiel Command (AFMC). F-16 adalah salah satu jenis pesawat pertama yang dikirimkan langsung ke unit command yang banyak (ACC, PACAF, USAFE, dan bahkan ANG). Namun selama bertahun-tahun, F-16 yang tersedia telah dialihkan sedikit banyak diantara para unit command yang berbeda, seperti model lama F-16 dialihkan dari unit active ke unit Guard dan unit Reserve.


Air Combat Command/Tactical Air Command Inventory


Tactical Air Command adalah command pertama USAF yang menerima F-16. Pada tanggal 6 Januari 1979, 388th Tactical Fighter Wing di Hill AFB menerima F-16 A yang pertama. Salah satu wing skuadron, 4th TFS 'Fightin' Fujins', adalah skuadron USAF yang pertama yang telah berhasil melakukan Initial Operational Capability (IOC) pada tanggal 12 November 1980. Pada bulan Maret 1981, 4th TFS mengambil 12 unit F-16 ke Norwegia untuk penyebaran selama sebulan, menandai penyebaran pertama F-16 USAF diluar negri.

Pada musim semi tahun 1982, 345 unit F-16 berada dalam layanan unit TAC.
Sebagian besar Block 25 dan 30/32 telah dialihkan ke unit AFRC dan unit ANG, dan armada ACC sekarang terdiri dari Block 40/42 dan 50/52.

USAF Delivery Total

USAF Inventory Total, silakan lihat di www.f-16.net, karena terlalu panjang jika dimasukkan di sini :)


Modifications and Armament

Armament

USAF menugaskan Block yang berbeda-beda untuk misi tertentu. Secara umum F-16 Block 25 dan Block 30/32 digunakan dalam role Air Defense, Block 40/42 dalam role Air Support/Ground Attack dengan LANTIRN, dan Block 50/52 dalam role SEAD dengan HTS. Namun ini tidak berarati bahwa Block 50 tidak cocok untuk air defense, atau Block 30 tidak bisa menembakkan HARM. Semua F-16 C/D telah menerima beberapa upgrade softwere yang sama dan dapat menggunakan sistem senjata yang sama. Sebagai contohnya Block 30 dapar dilihat dapat membawa missile HARM.

F-16CJ Block 52D dari Shaw AFB, dikonfigurasi untuk misi SEAD : wingtip AIM-120 AMRAAM, AIM-9M Sidewinder di station 2 dan 8, dan AGM-88 HARM anti-radiation missile di station 3 dan 7. Catata : AN/ASQ-213 Harm Targetting System pod berada di starboard intake station. F-16 USAF Air Combat Command digunakan dalam berbagai role, mulai dari air superiority sampai SEAD. Akibatnya F-16 USAF dapat dilengkapi dengan berbagai weapon dan store. F-16 operasional unit ACC menggunakan jenis senjata berikut ini :

Standar persenjataan air-to-air untuk F-16 USAF adalah AIM-9L/M Sidewinder dan AIM-120 AMRAAM. Ditahun 1996, peningkatan AIM-120C telah ditambahkan ke inventory. AIM-120C memiliki bagian guidance/bimbingan, warhead/hulu ledak, dan propulsi, yang ditingkatkan, dan dapat dengan mudah dikenali dengan clipped wing/sayapnya yang terpotong. Modifikasi CCIP Block 40/42/50/52 juga memperkenalkan AIM-9X off-boresight missile, yang digunakan dalam kombinasi dengan Joint Helmet-Mounted Cueing System (JHMCS).

F-16CJ Block 50D from Shaw AFB, configured for the SEAD mission: wingtip AIM-120 AMRAAMs, AIM-9M Sidewinders on stations 2 and 8, and AGM-88 HARM anti-radiation missile on 3 and 7. Note the AN/ASQ-213 Harm Targetting System pod on the starboard intake station.

F-16 Air Combat Command menggunakan missile AGM-88 HARM untuk role SEAD atau 'Wild Weasel'. Misi ini dilakukan oleh Block 50/52 yang dilengkapi dengan chin-mounted AN/ASQ-213 HARM Targeting System (HTS). Missile AGM-45 Shrike tidak lagi digunakan oleh USAF, meskipun F-16 'Wild Weasel' mampu menggunakannya.

Dalam misi air-to-ground, F-16 USAF menggunakan berbagai macam free-fall bomb, termasuk seri Mk.80 unguided free-fall bomb dan cluster bomb. Dalam katagori guided weapon, F-16 USAF menggunakan Laser Guided Bomb dikombinasikan dengan LANTIRN pod dan missile AGM-65 Maverick, F16 juga menggunakan GBU-15 electro-optic guided bombs (EOGB). Belum lama ini GBU-31 JDAM GPS-guided bomb telah ditambahkan ke inventory, F16 saat ini sedang di sertifikasi untuk advanced weapon seperti Joint Stand-Off Weapon (JSOW) glide bomb, Wind Corrected Munitions Dispenser (WCMD) inertially-guided cluster bomb, dan Joint Air To Surface Standoff Missile (JASSM) cruise missile.

Dalam role anti-ship, F-16 USAF menggunakan AGM-84 Harpoon. Harpoon ini tidak lagi digunakan oleh F-16 USAF aka tetapi AGM-64 Maverick lah yang digunakan untuk melawan small surface vessels.
F-16 USAF juga dapat membawa Durandal anti-runway munition, meskipun tampaknya tidak menjadi widespread practice (praktik secara luas). Tentu saja F-16 USAF juga dapat membawa berbagai unguided munition, seperti practice bomb, rocket pod, napalm canisters/ tabung napalm, dan lain-lain.


Electronic Counter Measures

F-16 USAF Air Combat Command membawa AN/ALQ-131 and AN/ALQ-184 ECM pod. Block 30/32/40/42 dilengkapi dengan AN/ALR-74 internal radar warning receiver (RWR), yang menggantikan AN/ALR-69. Block 50/52 dilenkapi dengan AN/ALR-56M threat warning receiver (peringatan penerima ancaman) yang lebih canggih, karena itu pesawat tersebut dapat digunakan dalam role SEAD. Block 40 dilengkapi dengan AN/AAR-57 Common Missile Warning System (CMWS) untuk role CAS. F-16 USAF dipersenjatai dengan AN/ALE-40 chaff/flare dispenser, yang telah diganti dengan AN/ALE-47 dalam model yang terbaru.


Navigation and Targeting pods

USAF Air Combat Command menggunakan LANTIRN navigation dan targeting pod pada F-16. Block 50/52 yang terbang dengan misi SEAD dilengkapi dengan AN/ASQ-213 HARM Targeting System (HTS).


Common Configuration Implementation Program

Mulai tahun 1998, Block 40/42/50/52 sedang diupgrade dibawah program Common Configuration Implementation Program (CCIP). Modifikasi ini menggabungkan sejumlah sistem yang awalnya dirancang untuk program MLU Eropa ke armada F-16 Block 40/42/50/52 yang ada. Konfigurasi sistem CCIP adalah sebagai berikut : Modular Mission Computer, Color Multifunction Display Set, Common Data Entry Electronics Unit, Electronic Horizontal Situation Indicator, Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS), Link 16 Multifunction Information Distribution System (MIDS) dan Low Volume Terminal dengan TACAN. Modifikasi ini akan memiliki biaya yang efesien, modifikasi ini juga akan meningkatkan fleksibilitas armada yang ada.


Operational Service

Deployments

USAF telah aktif diseluruh dunia sejak perang dunia II. Secara umum, tidak lama setelah jenis new fighter mencapai IOC diunit, telah dikerahkan diluar negri. Kasus ini juga sama dengan F-16, dari awal tahun 1980-an F-16 telah dikerahkan keluar negri, baik untuk permanent Forward Operating Bases di Europa dan Asia, maupun latihan. Dalam 15 tahun terakhir, F-16 telah berpartisipasi dalam 3 kampanye utama. Pertama pada tahun 1990-1991 dalam operasi 'Desert Storm', kedua ditahun 1999 dalam operasi 'Allied Force' dan yang terakhir ditahun 2003 selama operai 'Iraqi Freedom'. Selain kampanye tersebut, F-16 telah berpartisipasi dalam kampanye minor campaign dan operasi peacekeeping. Mereka akan terus melakukannya pada dekade berikutnya, karena hanya F-16 yang menjadi workhorse dimasa mendatang. Beban ini telah disebarkan ke semua command USAF yang mengoperasikan F-16. Unit ACC dan ANG menyediakan sebagian besar pesawat dan personil, dan AFRC, USAFE dan PACAF ikut berkontribusi juga.


Desert Storm
Iraq


F-16 telah digunakan dalam perang Persian Gulf ditahun 1991 dengan jumlah yang lebih besar daripada fighter lainnya, yaitu 249 unit F-16 A dan C. US ANG memiliki 2 unit F-16 A yang telah terbang, sementara yang lainnya F-16 C USAF. F-16 yang banyak dikirim dalam perang Gulf were adalah F-16 Block 40. Namun, karena LANTIRN targeting pod masih kurang mencukupi dan karena F-15E force memiliki prioritas yang lebih tinggi, hanya 72 unit F-16 saja yang digunakan selama Desert Storm yang dilengkapi dengan LANTIRN pod (kebanyakan pesawat tersebut hanya membawa navigation pod). Tanpa targeting pod, 3 skuadron Block 40 tidak dapat menjatuhkan laser guided bomb. Sebagian besar F-16 force terbang pada siang hari.

Operasi Desert Storm dimulai pada tanggal 17 Januari 1991, dengan serangan udara yang terkoordinasi melawan Iraq. F-16 memainkan peran utamanya dalam air campaign, melakukan 25 % dari semua serbuan dan menyerang berbagai target termasuk target fixed, sistem radar dan kendaraan. Jenis senjata yang digunakan selama Desert Storm adalah Mk.84 bomb dan Mk.82 bomb, CBU-52 dan CBU-58 cluster munition, CBU-87 Combined Effects Munitions, dan AIM-65 Maverick air-to-ground missile. Sebagain besar Maverick yang digunakan dalam Gulf War adalah versi AGM-65D infrared yang terbukti ideal dalam kondisi padang pasir yang kering. Beberapa AGM-65A/B television-guided Maverick juga digunakan.
Kill rate Maverick diklaim menjadi sekitar 80%, tetapi biaya yang tinggi yang terbatas hanya untuk target yang bernilai tinggi seperti tank. Pada awal Desert Storm, diperkirakan bahwa F-16 mungkin dapat menemukan perlawan air-to-air yang signifikan, sehingga pesawat-pesawat tersebut membawa 4 missile AIM-9 Sidewinder, satu pada setiap wing tip dan satu ditempelkan pada masing-masing wing station, karena ancaman air-to-air Iraq berkurang, beban sidewinder dikurangi menjadi hanya 2 pada setiap wingtip.
Karena angkatan udara telah tersingkir selama beberapa hari peperangan, F-16 tidak pernah mendapat kesempatan untuk bertempur dengan Fighter Iraq. Dan tidak ada kill yang dicetak oleh F-16 selama Desert Storm. Semua pesawat fixed-wing yang jatuh dalam pertempuran air-to-air ditembak jatuh oleh F-15C Eagle.


Operation Northern Watch and Operation Southern Watch

Setelah Desert Storm, larangan didirikan diatas Iraq pada bulan April 1991 dan dinamakan dengan operasi Southern Watch. Zona larangan terbang adalah wilayah udara dibawah 32nd parallel. Pada saat yang sama operasi Southern Watch dimulai operasi Provide Comfort (menyediakan keamanan) dimulai di utara. Ini adalah upaya untuk melidungi suku Kurdi yang dibantai oleh pasukan Saddam dan tidak di ijinkan masuk ke Turki. Ketika operasi Provide Comfort berakhir, dinamakan kembali dengan operasi Northern Watch yang dimulai pada tanggal 1 Januri 1997. Semua wilayah udara 36th parallel Iraq ini tidak boleh ada yang terbang, semua area larangan terbang ini dipatroli secara bergilir oleh USAF dan angkatan udara PBB. Operasi Northern dan Southern Watch yang paling ekstrem pada angkatan udara terjadi pada tahun 1990-an, dimana unit reguler ditempatkan selama beberapa tahun, jauh dari teman dan sanak saudara. Tidak hanya karena larangan zona terbang di Iraq, tetapi juga karena kejadian di Bosnia yang membuatakan kekuatan USAF.


Operation Allied Force
Balkan

Bahkan melebihi operasi Desert Storm, operasi Allied Force didominasi oleh F-16. Kali ini tidak hanya F-16 USAF saja yang berpartisipasi, tetapi juga F-16 angkatan udara Eropa. Berbagai macam misi diterbangkan dengan F-16, termasuk CAP, strike, reconnaissance, SEAD, dan lain-lain. Operasi dimulai pukul 19:00 pada tanggal 29 Maret 199, dan berlangsung sampai tanggal 10 juni.

Operasi ini adalah operasi pertama penyebaran F-16 SEAD dalam skala besar. Dalam operasi Desert Storm pesawat-pesawat tersebut tidak siap melakukan operasi ini dan dilakukan oleh F-4G Phantoms. Selama operasi ini tekhnologi baru juga diuji secara real-time.


Operation Enduring Freedom/Noble Eagle
USA


Operasi Noble Eagle adalah akibat dari serangan langsung terhadap Amerika pada tanggal 11 September 2001, khawatir ada serangan selanjutnya, terutama pembajakan pesawat terbang, pilot pesawat tempur Amerika dapat menembak jatuh pesawat tersebut yang dibajak kedepannya terutama diatas langit New York City dan Washington DC dimana 2 Fighter disimpan dalam penerbangan selama 24 jam sehari.
Operasi Noble Eagle adalah role defensif terhadap serang terhadap Amerika. Serangan melawan siapa yang menyerang dibalik semua itu disebut operasi Enduring Freedom. Menyerang Afghanistan adalah bukan sesuatu yang mudah, karena pada kenyataanya Taliban dilatih oleh US untuk melawan Uni Soviet. Afghanistan adalah negata yang sangat miskin dan perang gerirya dengan teknologi yang rendah memberikan Rusia kerugian ditahun 1980-an, dan pasukan Amerika saat ini menemuka diri mereka menghadapi Vietnam yang lain. Sebuah pendekatan yang berbeda harus diperlukan, special force merekrut pasukan di Afghanistan untuk membantu mereka menghadapi Taliban. Perang ini sebagian besar menjadi perang darat, sehingga F-16 sebagian besar berada dalam role close-air-support. Awalnya, beberapa F-16 yang bertugas dalam role aerial cover, kini berubah menjadi pesawat bombing karena tidak ada ancaman udara dari Taliban. Operasi Enduring Freedom sukses.


Operation Iraqi Freedom

Pada tahun 1991, F-16 memainkan peran utamanya dalam operasi ini, banyak pelajaran yang dipelajari oleh USAF dari F-16 selama operasi ini. Operasi dimulai dengan air campaign, ditargetkan untuk menghancurkan kekuatan pertahanan Iraq atau apapun yang tersisa dari mereka. Taktik cukup mirip dengan yang dugunakan selama operasi Desert Storm ditahun 1991. Beberapa senjata diuji, salah satunya adalah AGM-154 JSOW. Sebelum keluar kejalur produksi. Semua unit command berada di Arab untuk memberikan perlindungan udara untuk operasi militer yang sedang berlangsung disana, dan kali ini berada di Iraq.



26. United States of America
Air Education and Training Command – AETC


Introduction

Air Education and Training Command menyediakan fasilitas pelatihan dan mayoritas pesawatnya adalah F-16 USAF, unit F-16 AETC yang utama berbasis di Luke AFB, Arizona. Unit ini menyediakan pelatihan bagi setiap pilot F-16 USAF.


Inventory

AETC Inventory

Awalnya, Hill AFB dipilih untuk menjadi tuan rumah fasilitas pelatihan F-16, baik untuk USAF maupun pelanggan asing, beberapa tahun setelah pengenalan F-16, tugas pelatihan perlahan-ahan mulai beralih ke Luke AFB, sejak awal tahun 1990-an. Luke AFB menjadi fasilitas pelatihan utama dengan menyediakan 8 skuadron.

Foreign Air Forces

Luke AFB juga menjadi tuan rumah bagi sejumlah detasemen (semi-) permanent angkatan udara asing, detasemen ini memberikan pelatihan bagi pilot F-16 dari air force masing-masing. Bekerja sama erat dengan instruktur USAF, dan mendapat keuntungan dari fasilitas pelatihan di Luke. Detasemen yang lebih permanent lebih sering disebut sebagai dedicated USAF squadron. Negara pertama yang melakukannya adalah Singapura. Pada awal tahun 199-an RSAF didasarkan dengan sejumlah pesawat ex-Thunderbird di Luke AFB untuk tujuan pelatihan. Sejak saat itu, RSAF mempertahankan detasemenet pertahanan di Luke yang menggunakan 425th FS "Black Widows" detasement ini dilengkapi dengan F-16 Block 52. Negara ke 2 yang menerima pelatihan pilot adalah Taiwan, sejumlah pesawat F-16 Block 20 Taiwan dikirim ke 21st FS "Gamblers" di Luke AFB untuk tujuan ini. Pelanggan internasional lainya dilatih di fasilitas Air National Guard di Tucson. Singapura juga memelihara sebuah detasement dengan ACC 27th FW di Cannon AFB, New Mexico.

Setelah berakhirnya perang dingin, fasilitas pelatihan F-16 AETC sebagian besar tidah terpengaruh, 4 unit telah dibubarkan 11th FS dan 312th FS at Luke AFB, TFTS 'Falcons' di MacDill AFB, dan 396th TTG di Sheppard AFB.




27. United States of America
Air Force Materiel Command – AFMC


Introduction

Air Force Materiel Command mamainkan tugas penting dalam pengujian new weapon system pada pesawat USAF, termasuk F-16.


History

Karena sifatnya yang fleksibilitas, F-16 sering dipilih sebagai test platform untuk berbagai program uji. Unit AFMC menerima F-16 untuk tujuan pengujian dari saat memasuki layanan dengan USAF. Unit didasarkan pada 3 airbase (Edwards, Eglin dan Hill).


Inventory

Test Aircraft

F-16D block 40 #90836 milik USAF dari 46th Test Wing di Pangkalan Angkatan Udara Aglin, dipersenjatai dengan sebuah AGM-142 standoff weapon


Unit-unit yang berbeda memiliki F-16 yang berbeda pula dalam pelayanannya. Sebagian besar armada udara udara terdiri dari pesawat A/B model yang lebih tua yang melakukan misi photo-chase di Edwards AFB. Unit-unit lainnya dilengkapi dengan C/D model yang lebih canggih yang dapat melakukan integrasi weapon dan uji verifikasi. Sejumlah Block 40 dan Block 50 berada dalam pelayanan tugas ini.

46th TW di Eglin AFB tugas utamanya adalah pengujian integrasi weapon, verifikasi uji coba new weapon dikembangkan dan dilakukan disini, begitu juga advanced release test. Bagian dari wing ini adalah Ogden Logistics Center yang berbasis di Hill AFB. Unit ini memiliki uji verifikasi percobaan (trial verification test) yang sedikit untuk perform, tetapi melakukan pemulihan pada pesawat yang rusak yang dipilih sebelumnya. Kedua, Ogden ALC juga melakukan complete overhaul pesawat yang telah disimpan (stored) di AMARC facility, yang akan diperbaharui (refurbished) oleh Ogden center sebelum dikirimkan ke pemilik barunya. F-16 Portugal, Yordania, dan Thailand telah melewati rantai perbaikan di Ogden (Ogden overhaul chain). ALC tidak hanya menyediakan fasilitas overhaul, tetapi juga menyediakan complete update pada pesawat yang telah ada – terutama untuk pelanggan asing yang membeli second-hand F-16. Unit subordinate lain 46th TW, 412th TW, berbasis di Edwards AFB di California. Unit ini melakukan ujicoba verifikasi senjata. Selain tugas tersebut, unit ini bertanggung jawab untuk photo-chase of other test program. Untuk tujuan ini pesawat dicat dengan tanda visibilitas tinggi (high visibility marking). Baru-baru ini unit Edwards menerima 14 unit ex- F-16 A/B Pakistan untuk menggantikan pesawat mereka yang lebih tua.


Modifications and Armament


Wiring for weapons trials


USAF F-16B, #78080, in the typical Edwards high-viz testing livery

Semua F-16 yang melakukan weapons trial are wired as test birds. Untuk setiap tes, pesawat dapat diubah untuk membawa new weapon system. Pesawat terus dimodifikasi agar sesuai dengan serangkaian uji coba saat ini. Hasilnya adalah pesawat ini tidak bisa lagi diidentifikasi sebagai model Block tertentu. Untuk dvanced flight testing, F-16 VISTA biasanya digunakan untuk menyediakan expanded flight envelope.




28. United States of America
Air Force Reserve Command - AFRC
[Air Force Reserve - AFRES]


Introduction

Armada USAF Air Force Reserve Command terdiri dari F-16 Block 25 dan Block 30/32. Meskipun nama "Reserve" AFRC berpartisipasi dalam combat deployment. F-16 biasanya dikerahkan ke zona konflik.


History

Pada bulan Maret 1982, USAF mengumumkan bahwa Air Force Reserve akan diberikan F-16A/B Fighting Falcon, hal tesebut merupakan kebijakan yang normal : hingga saat itu inventory Air Force Reserve selalu terdiri dari pesawat-pesawat tua yang diwariskan oleh unit aktif. Pada awal tahun 1980-an, baik Air Force Reserve dan Air National Guard mulai mengambil sebuah tanggung jawab besar di USAF. Awalnya reserve unit dimaksudkan untuk melakukan transportasi udara, tetapi dari tahun 1980-an dan seterusnya AFRes diasumsikan sebagai beberapa role, termasuk combat, medical evacuation, search dan rescue, dan bahkan strategic bombing. Untuk mencapai misi ini dan agar dapat mencukupi perlengkapan active force, reserve unit diberikan jenis pesawat dan persenjataan terbaru.

USAF Air Force Reserve 93rd FS Commanding Officer's F-16C block 30 #86323 carrying 2x AMRAAM, 2x Sidewinder, 2x GBU-12, and Litening pod.


Inventory

USAF Air Force Reserve Command Inventory

AFRes unit mulai menerima F-16 A/B dipertengahan tahun 1980-an. Pada bulan Januari 1984, 419th Tactical Fighter Wing yang berbasis di Hill AFB di Utah menjadi Air Force Reserve unit pertama untuk mengambil pengiriman F-16. F-16A/B Block 1, 5, dan 10 diwariskan dari 388th TFW (yang berbasis juga di Hill), menggantikan F-105 Thunderchief fighter bomber. Kemudian, AFRes menerima F-16 Block 25 dan Block 30/32 yang lebih canggih.

Setelah jatuhnya tembok Berlin, AFRes unit menderita karean restruksisasi USAF, alasannya karena sifat dasar AFRes. Command ini didirikan untuk memberikan backup force untuk USAF reguler disaat kritis. Bahaya akan adanya konflik besar menghilang setelah menghilangnya perang dingin, oleh karena itu tidak ada lagi alasan untuk memelihara extensive unit reserve force. Pada saat yang sama ANG command menjadi kontributor utama terhadap keamanan nasional, membentuk komunitas F-16 terbesar di USAF. Dengan adanya penyediaan pesawat dari ANG selama Desert Storm tahun 1991, menjadikan kenyataan akan adanya US reserve force. Akhirnya AFRes (sekarang berganti nama menjadi Air Force Reserve Command) kehilangan setengah unit F-16 nya. Unit di Tinker AFB, Wright-Patterson AFB, Bergstrom AFB dan New Orleans NAS ditutup, dengan unit yang tersisa hanya di Fort Worth NAS, Hill AFB, Homestead ARS dan Luke AFB.

Sebuah skuadron baru di USAFRes ditambahkan pada tanggal 3 Maret 2000, jika skuadron tempur 301 diaktifkan. Unit ini memiliki sejarah di perang dunia II dengan pilot USAF, Tuskegee. Saat unit diaktifkan kembali pada bulan Maret 2000, patch yang digunakan adalah desain yang sama yang digunakan lebih dari 50 tahun sebelumnya. skuadron tempur 301 adalah skuadron unik dalam komunitas Reserve F-16 yang tidak memiliki pesawat sendiri, sebaliknya 301 menggunakan pesawat yang berada di Luke AFB. Skuadron tempur 301 diciptakan karena berkeinginan untuk memelihara pilot yang berpengalaman sebagai sebagai instruktur. Pilot dalam Reserve unit digunakan untuk melengkapi unit aktif di Luke AFB tapi hanya paruh waktu saja. Pilot ini bagian dari Reserve Instructor Pilot Association dan biasanya bekerja 8 hari sebulan dengan sekitar 7 kali penerbangan, akan tetapi diusahakan agar mempertahankan 60 kali penerbangan setiap tahun (5 kali sebulan). Karena role unit aktif dan unit ini adalah joint role dengan Air Education and Training Command. 301 ini memang jatuh dibawah 57th FW dan 944th FW commands. 944th FW menyediakan administrasi seperti pembiayaan, dan perekrutan, sebagai contoh, unit ini sangat sukses dan terus berkembang dengan pilot, skuadron, dan pesawat yang lebih banyak.


Modifications and Armament

Armament

USAF Air Force Reserve 93rd FS Commanding Officer's F-16C block 30 #86323 carrying 2x Amraam, 2x Sidewinder, 2x LGB, Litening targeting pod, and ECM pod.


Saat ini, semua F-16 AFRC dilengkapi dengan F-16 Block 25 dan Block 30/32. Block 25 melakukan misi utama yaitu air-to-air mission, AFRes diwariskan misi ini oleh ANG ketika F-16 ADF mereka keluar dari layanan. Block 30/32 umumnya melakukan misi air-to-ground. Selama beberapa tahun terakhir, layanan ini menjadi lebih fleksibel dalam misinya, karena diperkenalkannya Litening targeting pod. Pod ini disertifikasi untuk digunakan di Block 30/32, Litening pod merupakan turunan sistem LANTIRN yang terkenal yang dikembangkan oleh Lockheed-Martin Co. Litening pod memberikan F-16 AFRC kemampuan all-weather day and night fighting capability.


Operational Service

Deployments

F-16 Air Force Reserve berpartisipasi dalam operasi Provide Comfort ditahun 1991.
Setelah semuanya Air Force Reserve missed out di Desert Storm, beberapa unit dibesarkan untuk mengambil peran ONW/OSW. Setelah 9/11, F-16 Air Force Reserves ditempatkan dalam role air defense selama operasi Noble Eagle.

Semua Reserves sibuk dalam operasi Enduring Freedom. Bahkan semua unit F-16 Reserve (kecuali 301) 93rd FS, 302nd FS, 457th FS dan 466th FS berada pada regular scheduled expeditionary detail selama 90 hari untuk OSW saat perhatian beubah menuju Afghanistan. Letnan Kolonel Mike Brill, seorang pilot Reserve dengan lebih dari 5000 jam penerbangan F-16 mengambil misi penerbangan 466th FS di Afghanistan. 302nd FS kemudian membantu operasi Iraqi Freedom.



29. United States of America
Air National Guard – ANG


Introduction

Air National Guard bukan hanya operator terbesar F-16 di US, bahkan di seluruh dunia. Unit ini sebagai backs up untuk USAF reguler dalam operasi diluar negri dan memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan pertahanan wilayah US.


Inventory

USAF F-16C from the 192nd FW/149th FS with a TARS reconnaissance pod on the centerline hardpoint, and Pylon Integrated Dispenser system on the number 7 station. The Virginia ANG unit was the first F-16 unit to achieve IOC on the Theater Airborne Reconnaissance System


ANG Inventory

USAF F-16C from the 192nd FW/149th FS with a TARS reconnaissance pod on the centerline hardpoint, and Pylon Integrated Dispenser system on the number 7 station. The Virginia ANG unit was the first F-16 unit to achieve IOC on the Theater Airborne Reconnaissance System

Pada bulan Maret 1992, USAF mengumumkan bahwa unit Air National Guard akan diberikan F-16 A.B. tujuannya adalah agar Air National Guard dapat mengambil tanggung jawab yang lebih banyak di USAF. Sampai saat ini, unit ANG dibawah wewenang Gubernur negara bagian (tapi dapt dimobilisasi atau dipanggil untuk tugas oleh presiden atau kongres). ANG selalu dianggap sebagai second-string, mereka digunakan untuk menerima pesawat out-of-date yang diwariskan oleh mereka dari USAF command. Tujuan dari inisiatif baru ini adalah agar dapat merubah ANG menjadi kekuatan tempur yang kredibel dengan memasok pesawat dan perlenkapan state-of-the art agar dapat melakukan tugas unir active.

Pada bulan Juli 1983, Tactical Fighter Group of the South Carolina ANG adalah unit Guard pertama yang menerima F-16 yang menggantikan pesawat LTV A-7D dalam role fighter-attack. Dari tahun 1986 dan seterusnya unit ANG air defense memulai transisi ke F-16. 162nd TFG dari Arizona dioperasikan sebagai training unit untuk pilot F-16 air defense ANG. 158th TFG Vermont ANG adalah yang pertama mengoperasikan F-16 dalam role air defense menggantikan F-4D Phantom dipertengahan tahun 1986. Salah satu tugas utama mereka adalah interception dan shadowing pesawat Soviet yang terbang dekat dengan teoriti mereka.


F-16ADF


F-16B #81817, here armed with Sidewinders and Sparrows, was the testbed for the ADF program

Salah satu tanggung jawab Air National Guard adalah pertahanan udara Amerika Serikat yang sebelumnya ditugaskan ke USAF Air Defense Command (sekarang sudah tidak berfungsi lagi). Awalnya, F-106A Delta Dart interceptor dialihkan dari USAF ADC ke ANG. Dipertengahan tahun 1980-an USAF mengevaluasi F-16 Fighting Falcon General Dynamic dan Northrop F-20 Tigershark sebagai pengganti F-106. Pada bulan Oktober 1986, keputusan dibuat untuk mengadopsi modifikasi F-16 yang disebut dengan F-16 ADF (Air Defense Fighter), yang mampu meluncurkan Sparrow semi-active radar homing BVR missile. F-16 dipiih terutama karena jumlah tersedianya yang cukup banyak dan dengan mudah dimodifikasi untuk membawa persenjataan yang diperlukan. Keputusan USAF untuk mengadopsi F-16 untuk ADF adalah alasan kunci untuk membatalkan program F-20.

Sebanyak 271unit F-16A/B airframe dikonfigurasi ke ADF di Ogden Air Logistics Center di Utah. Modifikasi tersebut termasuk penginstalan HF radio dan meningkatkan radar APG-66 yang sesuai dengan AIM-7 Sparrow dan AIM-120 AMRAAM radar-guided missile. Spotlight yang mirip dengan yang ada dipesawat Denmark dan Norwegia harud diinstal di port side of the nose agar dapat membantu identification of nighttime intruders (identifikasi penyusup dimalam hari). Pesawat ADF yang pertama kali dibangun adalah F-16 A/B Block 15 dan telah dikirimkan pada awal tahun 1989, dan program ini diteruskan sampai tahun 1991. Skuadron 114th Tactical Fighter Training Oregon Air National Guard adalah unit pertama yang menerima pesawat ADF, dan diikuti oleh skuadron 94th Fighter Interceptor California ANG. F-16 Florida ANG menembakkan secara langsung missile AIM-7 untuk pertama kalinya dalam tes di Tyndall AFB di Florida pada bulan Juni 1991.

Pada awal tahun 1980-an, lebih dari 800 unit F-16A/B/C/D dioperasikan oleh Air National Guard. Namun dipertengahan tahun 1990-an, bahaya akan penyerangan pesawat musuh berkurang diwilayah US dan USAF menginginkan untuk menghentikan pesawat fighter interceptor mereka, setelah berakhirnya perang dingin. Banyak F-16 ANG ditarik dari layanan dan ditempatkan dalam storage/penyimpanan. F-16 A/B yang disimpan pertama disimpan di Davis-Monthan AFB di Arizona selama tahun 1993, dimulai dengan 3 unit pesawat 38th FS New York ANG, dan diikuti oleh 17 example dari 160th FS Alabama ANG.


Modifications and Armament

Armament
 
F-16 ADF Air National Guard mampu membawa missile AIM-7 Sparrow selain missile AIM-9 Sidewinder. Sparrow telah digantikan oleh AIM-120 AMRAAM pada F-16 baru mereka.
F-16 ANG juga menggunakan standar persenjataan USAF seperti AGM-88 HARM dan GBU-31 JDAM.


F-16s for Close Air Support

Pada bulan November 1988, mulai menggantikan 74th TFW of the New York ANG mulai menggantikan pesawat A-10A Thunderbolt II dengan pesawat F-16 A/B, dan menjadi unit pertama yang mengoperasikan F-16 dalam role close air support. F-16 mereka dilengkapi dengan 30mm GPU-8/A anti-armor gun pod yang dibawa di centerline pylon. Pesawat tersebut dikerahkan ke Persian Gulf selama Desert Storm, tetapi pesawat tersebut menggunakan gun pod hanya sekali selama perang ini. Konfigurasi khusus ini dihapuskan setelah berakhirnya gulf war.


F-16s for Tactical Reconnaissance

Sejumlah skuaron Guard menggunakan F-16 dalam role tactical reconnaissance. F-16 mereka telah dimodifikasi untuk menerima TARS pod (Theater Airborne Reconnaissance System).


Modifications and Upgrades

Saat ini beberapa unit Guard masil dilengkapi dengan F-16 A/B Block 15 dan pesawat ADF. Namun dilengkapi juga dengan Block yang lebih baru yaitu Block 25, Block 30/32 dan juga Block 40/42. Block 40/42 sedang diupgrade dengan perangkat tambahan CCIP (Common Configuration Implementation Program). Modifikasi ini menggabungkan sejumlah sistem yang awalnya dirancang untuk program MLU Eropa ke armada USAF yang ada yaitu Block 40/42/50/52. Program ini dimulai pada tahun 1998. Konfigurasi CCIP mencakup sistem berikut : Modular Mission Computer, Color Multifunction Display Set, Common Data Entry Electronics Unit, Electronic Horizontal Situation Indicator, Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS), Link 16 Multifunction Information Distribution System (MIDS) dan Low Volume Terminal dengan TACAN. Modifikasi ini akan dapat menghemat biaya dan penghematan stock, dan akan meningkatkan fleksibilitas armada.


Operational Service

Deployments

F-16 Air National Guard berpartisipasi dalam operasi Southern Watch, operasi Northern Watch, operasi Enduring Freedom, operasi Iraqi Freedom, dan operasi Noble Eagle.



30. United States of America
United States Air Forces in Europe – USAFE


Introduction

USAFE adalah command pertama setelah ACC yang menerima F-16 untuk memperkuat pertahanan terhadap Warsaw Pact. USAFE menjadi kontingen F-26 terbesar diluar US. Setelah perang dingin, kekuatannya berkurang dan tinggal 2 base saja yang mengoperasikan F-16 Spangdahlem dan Aviano.


Inventory

USAF F-16A block 15's #80563 and #80574 from Hahn's 10th TFS carrying AN/ALQ-131 pods and practice bomb dispensers. August 30th, 1982.


USAFE Inventory

Tak lama setelah USAF melengkapi unit PACAF dengan F-16, unit Eropa mulai menerima new Fighting Falcon. Unit USAFE pertama, 50th TFW di Hahn AB di Jerman, menggantikan F-4E Phantom dengan F-16 Block 15 dibulan Juli 1982. Skuadron 50th TFW's 313rd Tactical Fighter mencapai kemampuan Initial Operational Capability pada bulan Desember 1982, dan segera diikuti oleh 496th dan 10th TFS, dan selanjutnya 86th TFW di Ramstein AB dan 52nd TFW di Spangdahlem AB yang berada di Jerman, 401st TFW di Torrejon di Spanyol mulai menerima F-16 Block 15 pada tahun 1983.

F-16 C pertama kali dikirim ke USAF pada pertengahan tahun 1980-an. Pesawat 86th TFW diubah ke F-16 C Block 30 pada bulan Desember 1985. Dengan diperkenalkannya F-16 C/D, secara bertahap akan menggantikan F-4E dalam role ground attack. F-16 52nd TFW dikombinasikan dengan F-4G dalam role Wild Weasel, dan beroperasi sebagai hunter/killer pair. Pengenalan kemampuan LANTIRN pada pesawat, mendapatkan ijin USAFE untuk melakukan operasi pada malam hari.

Setelah perang dingin berakhir, unit Eropa memotong kekuatannya dengan drastis. Dari semua USAF command, USAFE adalah yang paling kena dampak akan pengurangan kekuatannya. Penghematan akan dimulai pada tahun 1991 setelah operasi Desert Storm. Pada saat itu kebanyakan unit sedang dikonversi dari F-16 C/D ke F-16 C/D yang lebih canggih yaitu Block 40/50, misalnya Hahn AB menerima F-16 Block 40. Setahun kemudian semua aktifitas di pangkalan berhenti. Secara total, USAFE kehilangan 3 sampai 5 unit aktif, dan hanya 31st Wing di Aviano (yang mana sebenarnyare-activation401st TFW yang dinonaktifkan) dan 52nd FW di Spangdahlem.


Modifications and Armament


Sure Strike

Pada tahun 1995, 38 unit F-16 C/D Block 40 31st Fighter Wing USAFE yang berbasis di Aviano AB, Italia dilengkapi dengan Sure Strike. Pake ini dilengkapi dengan Night Vision Goggles (NVG) dan Improved Data Modem (IDM), memberikan kemampuan pada pesawat untuk bereaksi dengan cepat untuk misi CAS diBosnia. IDM (sekarang standar Block 50/52 dan pesawat MLU) memungkinkan pesawat untuk menerima latitude/lintang, longitude/bujur dan elevation of a target direct (elevasi target langsung) dari FAC (Forward Air Controller) di darat. Sistem kemudian memasukkan data ke dalam weapon system computer dan menampilkannya sebagai waypoint/titik arah pada HUD. Seluruhnya terdiri dari off-the shelf components, hanya butuh 13 minggu untuk melakukan Sure Strike. Karena keberhasilan program, USAF memutuskan untuk menyertakan softwere Sure Strike di Block 40 untuk close air support update dibulan Juni 1998.


Common Configuration Implementation Program

Four USAF F-16CJ block 50/52 aircraft (#90813 at the front) from the 22nd Expeditionary Fighter Squadron 'Stingers' originally from Spangdahlem AB, and the 157th EFS 'Swamp Foxes' South Carolina ANG, await takeoff clearance at a forward deployed location prior to a combat mission in support of Operation Iraqi Freedom.

Unit-unit USAFE dilengkapi dengan Block 40/42 dan Block 50/52. Pesawat ini akan diupgrade dengan CCIP (Common Configuration Implementation Program) sama seperti teman-teman mereka di Amerika. Modifikasi ini menggabungkan sejumlah sistem yang awalnya dirancang untuk program MLU Eropa menjadi ke armada Block 40/42/50/52 USAF yang ada. Program ini dimulai pada tahun 1998, konfigurasi CCIP sebagai berikut : Modular Mission Computer, Color Multifunction Display Set, Common Data Entry Electronics Unit, Electronic Horizontal Situation Indicator, Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS), Link 16 Multifunction Information Distribution System (MIDS) dan Low Volume Terminal dengan TACAN. Modifikasi ini akan menghemat biaya melalui common type certification dan menghemat stock yang ada. Ini akan meningkatkan fleksibilitas armada yang ada.


Operational Service

Deployments

F-16 USAFE berpartisipasi hampir disetiap penyebaran tempur USAF kecuali operasi Noble Eagle. Yaitu Desert Storm, Desert Shield, operasi Southern Watch, operasi Northern Watch, dan operasi Iraqi Freedom.



Sumber: www.f-16.net
Artikel ini merupakan sumbangan dari Formiler Kaskus, agan Penjarah.
Terima kasih Bro! :)